Anda di halaman 1dari 48

MENGENAL TOKOH-TOKOH

PANITIA PERSIAPAN
KEMERDEKAAN INDONESIA (PPKI)

Oleh : Restu Gunawan

DIREKTORAT JENDERAL KEBUDA Y AAN


DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
PROYEK PENGEMBANGAN MEDIA KEBUDA Y AAN
2000
MENGENALTOKOH~OKOH

P ANITIA PERSIAP AN
KEMERDEKAAN INDONESIA (PPKI)

HAK CIPTA
Direktorat Jenderal Kebudayaan
Departemen Pendidikan Nasional

Penanggung Jawab
Dr. IG. Ngurah Anom
Wakil Penanggung Jawab
Dr. Abdurrahman

Penyusun
Restu Gunawan
Disain Grafis
Rn . Dian Ridwan

Penerbit
Proyek Pengembangan Media Kebudayaan
Direktorat Jenderal Kebudayaan
Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia
KATA PENGANTAR

Salah satu kegi atan Proyek Pengembangan Media Kebu-


dayaan Direktorat Jenderal Kebudayaan, Departemen
Pendidikan Nasional adalah penulisan booklet budaya.
Penulisan booklet budaya tersebut bertujuan menyediakan
bahan infonnasi tertuli s yang berguna bagi masyarakat.
Penerbitan Booklet Budaya ini kami sadari mutunya masih
jauh dari sempurna. Oleh sebab itu dengan segala
kerendahan hati kami mengharapkan kritik dan koreksi dari
pembaca demi perbaikan-perbaikan selanjutnya.
Pada kesempatan ini pula kami sampaikan rasa terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu proses
penyuntingan dan penataan sampai booklet ini dapat
diterbitkan.
Mudah-mudahan penerbitan booklet budaya ini dapat
bennanfaat.

Proyek Penge mbangan Med ia Kch udaya an


Direkt orat Jenderal Kebudayaan
Departemen Pendidik an Nasional

NIP. 131999345

Mengena/Tokoh-Tokoh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPK/) 111


DAFTAR ISi

l. Kata Pengantar .... ......... .. ............ .................. Ill


2. Daftar Isi .......... ... ......... .. ............ ................... v
"
.). Mengenal Tokoh-tokoh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia ... ..... .. .. .. ... ....... .... ... I
4. Ir. Soekarno, Ke tu a PPK.l ........... .. .... ...... .. .. .. 10
5. Moh. Hatta. Wakil PPK.l .. ... ................. ........ II
6. R. Soepomo, Anggota PPK.l .... ...... .. ........ ..... 13
7. Radjiman Wedioningrat, Anggota PPK.l .... .. 14
8. R.P. Soeroso Tjondronegoro, Anggota PPK.l 15
9. Soetardjo Kartohadikoesoemo, Angg. PPK.l 16
10. KH. A. Wachid Hasjim, Anggota PPK.l ....... 18
11. Ki Sagoes Hadikoesoemo, Anggota PPKI ... 19
12. R. Oto Iskandardinata, Anggota PPK.l ......... 21
13. Abdoel Kadir, anggota PPKi ........................ 22
14. GPH. Soejonomidjojo, Anggota PPKI .. .. .... . 23
15. BPH. Poerobojo, Anggota PPKI .. ........ ... .. ... 25
16. Yap Tj}Van Bing, Anggota PPKI .... .. ........ .... 25
17. Johannes Latuharhary, Anggota PPKI ......... 26
18. Ki Hajar Dewantoro, Anggota PPKl .......... .. 28
19. R. AAA Wiranata, Anggota PPKl ..... ...... ... .. 30
20. Ahmad Soebardjo, Anggota PPK.l .......... ..... . 31
21. Abdul Abbas, Anggota PPKl ....................... 32
22. M. Amir, Anggota PPK.l .............................. ""
.) .)

23. Anang Abdul Hamidhan, Anggota PPKl ..... 34


24. Moehammad Teuku Haji Hasan, Angg. PPKI 35
25. Pangeran Pettarani, Anggota PPKI .............. 36
26. I Gusti Ktut Pudja, Anggota PPKl ............... 37
27. GSSJ Ratulangie, Anggota PPKl ................. 38
28. Sayuti Melik, Anggota PPKl ........................ 39
29. Daftar Pustaka ............ ........ ....... ....... ....... .. ... 41

Mengena/Tokoh-Tokoh P;nitia Persiapan Kemerdekq_an Indonesia (PPKI) V


DAFTAR ISi

l. Kata Pengantar ......... .. ...... .. ........... ...... ... ...... lll


2. Daftar Isi .............. ......................... ...... .......... v
.,
). Mengenal Tokoh-tokoh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia ...............................
4. Ir. Soekarno, Ketua PPKl ............ .......... ....... 10
5. Moh. Hatta. Wakil PPKl .............................. 11
6. R. Soepomo, Anggota PPKl .................. ....... · 13
7. Radjiman Wedioningrat, Anggota PPKl ...... 14
8. R.P. Soeroso Tjondronegoro, Anggota PPKI 15
9. Soetardjo Kartohadikoesoemo, Angg. PPKI 16
l 0. KH. A. Wachid Hasjim, Anggota PPKI ....... 18
11. Ki Sagoes Hadikoesoemo, Anggota PPKI ... 19
12. R. Oto Iskandardinata, Anggota PPKI ......... 21
13. Abdoel Kadir, anggota PPKi ........................ 22
14. GPH. Soejonomidjojo, Anggota PPKI ......... 23
15. BPH. Poerobojo, Anggota PPKI .................. 25
16. Yap Tj)Van Bing, Anggota PPKI .................. 25
17. Johannes Latuharhary, Anggota PPKI ......... 26
18. Ki Hajar Dewantoro, Anggota PPKI ............ 28
19. R. AAA Wiranata, Anggota PPKI .. .............. 30
20. Ahmad Soebardjo, Anggota PPKI ................ 31
21. Abdul Abbas, Anggota PPKI ....................... 32
22. M. Amir, Anggota PPKI .............................. 33
23. Anang Abdul Hamidhan, Anggota PPKI ..... 34
24. Moehammad Teuku Haji Hasan, Angg. PPKI 35
25. Pangeran Pettarani, Anggota PPKI .............. 36
26. I Gusti Ktut Pudja, Anggota PPKI ............... 37
27. GSSJ Ratulangie, Anggota PPKI ................. 38
28. Sayuti Melik, Anggota PPKI ........................ 39
29. Daftar Pustaka .............................................. 41

Mengenal Tokoh-Tokoh Panitia Persiapan Kemerde_kq~n Indonesia (PPKI) V


MENGENAL TOKOH-TOKOH
PANITIA PERSIAPAN
KEMERDEKAAN INDONESIA (PPKI)

Sejarah perj ala na n ban gs a Indones ia dapat


dipahami melalui usaha-usaha mengerti sikap,
pandangan, pikiran yang menggambarkan cita-cita,
keinginan ataupun nuansa suasana hati tertentu ,
untuk dapat menggambarkan pikiran para pendiri
bangsa waktu itu. Dalam hubungan dengan
keinginan untuk mengetahui pikiran para pendiri
bangsa tersebut, maka akan dikemukakan dengan
cara menyajikan tokoh-tokoh yang terlibat dalam
pembentukan negara Indonesia merdeka, di-
samping akan dikemukakan perkembangan sejarah
dari pergumulan berbagai pikiran yang ada dan
berkembang dalam lapisan masyarakat, guna
menyambut cita-cita yang diperjuangkan secara
bersama ini.
Sehubungan dengan kondisi negara yang sedang
mengalami krisis integrasi bangsa, pengenalan
tokoh-tokoh Panitia Persiapan Kernerdekaan
Indonesia (PPKI) diharapkan dapat rnenjadikan
bahan perenungan bagi kita sernua, bahwa bangsa
Indonesia ini terjadi rnelalui suatu perjalanan
panjang dan penuh dengan perdebatan ideologis.
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)
atau Dokuritsu Junbi Linkai dibentuk pada tanggal
7 Agustus 1945. Panitia ini rnerupakan pengganti

Hengena/Tokoh· Tokoh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


dari Dokuritsu Junbi Cosakai (BPUPKI). Anggo-
ta PPKI dipilih oleh Jenderal Besar Terauci yang
merupakan penguasa Jepang di seluruh Asia
Tenggara. Para anggota PPKI diijinkan melakukan
kegiatannya menurut pendapat dan kesanggupan
bangsa Indonesia sendiri, tetapi kepada mereka
diwajibkan memperhatikan beberapa syarat
sebagai berikut : pertama , untuk mencapai
kemerdekaan, bangsa Indonesia harus ikut dalam
perang karena bangsa Indonesia harus menye-
rahkan tenaga sebesar-besarnya dan bersama-sama
dengan pemerintah Jepang dalam meneruskan
perjuangan untuk memperoleh kemenangan akhir
dalam perang Asia Timur Raya Kedua, negara In-
donesia merupakan anggota lingkungan kemak-
muran bersama Asia Timur Raya, sesuai dengan
cita-cita pemerintah Jepang dengan semangat
Hakkoicciu.
Perbedaan mendasar antara peran PPKI dengan
BPUPKI adalah bahwa BPUPKI berperan untuk
mengkaji dan menelaah, sedangkan peran PPKI
adalah untuk mengambil keputusan . Pendapat-
pendapat yang diajukan dalam BPUPKI meru-
pakan prasaran yang ditawarkan untuk dibahas dan
ditanggapi, oleh karena itu terbuka untuk diubah
oleh para anggota lainnya. Sifatnya masih
teoritikal. Didalamnya kita temukan elaborasi yang
mendalam tentang filsafat kenegaraan dan hak
warganegara serta penduduk. Pendalaman menge-
nai pembicaraan anggota dalam BPUPKI penting

2 Hengena/Tokoh-Tokoh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


untuk memahami latarbelakang pikiran para
pendiri negara. Scbaliknya, pendapat-pendapat
yang diajukan dalam PPKI merupakan negosiasi
dalam proses pengambi Ian keputusan selama
proses mendirikan negara, sehingga tidak banyak
lagi ditemukan elaborasi mengenai hal-hal yang
dibicarakan. Sifat pembicaraan bersifat final,
tinjauannya tidak lagi bersifat teoritikaL tetapi
sudah bercorak politis dan legal.
Anggota PPKI pada awalnya be1jumlah 21 orang
yang dipilih, dan tidak hanya wakil-wakil dari Jawa
yang secara struktural berada dibawah kekuasaan
tentara keenam belas, tetapi juga dari berbagai
pulau. Komposisi keanggotaan PPKI adalah 12
orang dari Jawa yaitu : Ir. Sukarno, Drs. Moh.
Hatta, dr. Radjiman Wediodiningrat, Oto Iskan-
dardinata, Wachid Hasjim, Ki Bagus Hadikusumo,
Surjohadimidjojo, Mr. Sutardjo Kartohadikusumo,
RP. Suroso, Prof. Dr. Soepomo, Abdul Kadir,
Purubojo. Wakil dari pulau Sumatera berjumlah 3
orang yaitu dr. Amir, Mr. Teuku Moh. Hasan dan
Mr. Abdul Abas. Wakil dari pulau Sulawesi 2
orang yaitu Dr. GSSJ. Ratulangie, Andi Pangeran.
Satu orang wakil dari Kalirnantan yaitu AA.
Hamidhan, satu orang wakil Sunda Kecil (Nusa
Tenggara) Mr. I Gusti Ketut Pudja, satu orang dari
Maluku, Mr. J. Latuharhary dan wakil dari
golongan Cina Drs. Yap Tjwan Bing.
Atas inisiatif dari Soekarno, tanpa sepengetahuan
pihak Jepang, anggota PPKI ditambah 6 orang lagi

Mengena/Tokoh-Tokoh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 3


yaitu Wiranatakusumah, Ki Hadjar Dewantoro,
Mr. Kasman Singodimedjo, Sayuti Melik, Mr. Iwa
Kusumasumantri dan Mr. Ahmad Subardjo.
Dengan demikian anggota PPKI berjumlah 27
orang.
Setelah panitia ini terbentuk , Jenderal Terauci
bersama tiga orang tokoh nasional yaitu Soekarno,
Moh. Hatta dan dr. Radjiman Wediodiningrat pada
tanggal 12 Agustus 1945 mengadakan pertemuan
di Dalat (Vietnam). Dalam pertemuan tersebut
Jenderal Besar Terauci menyampaikan kepada
ketiga tokoh tersebut bahwa pemerintahan
kemaharajaan telah memutuskan untuk mem-
berikan kemerdekaan kepada Indonesia. Untuk
melaksanakannya telah dibentuk PPKI. Pelak-
sanaannya dapat dilakukan segera setelah per-
siapan kemerdekaan selesai. Wilayah Indonesia
akan meliputi seluruh bekas wilayah Hindia
Belanda. Mungkin pelaksanaannya tidak dapat
sekaligus untuk seluruh wilayah Indonesia
melainkan bagian demi bagian sesuai kondisi
setempat.
Setelah sampai di Jakarta, ternyata J epang
menyerah kepada Sekutu pada tangga 14 Agustus
1945. Dengan peristiwa ini maka di lndonesia
te1jadi masa vacum o.fpower sehingga atas desakan
para pemuda pada tanggal 17 Agustus J945
Soekarno Hatta memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia, yang bunyinya :

4 1'1engena/ Tokoh- Tokoh Paniria Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPK/)


Proklamasi
Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan
Kemerdekaan Indonesia. ·
Hal-2 jang mengenai pemindahan kekuasaan
d.1.1 diselenggarakan dengan tjara seksama dan
dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.
Djakarta, 17-8-45
Wakil-2 bangsa Indonesia

Alenia pertama merupakan sara n Mr. Ahmad


Subardjo yang diambil dari rumusan Dokuritsi
Junbi Cosakai, sedangkan kalimat terakhir
sumbangan pikiran Drs. Moh. Hatta. Ia meng-
anggap kalimat pertama hanya merupakan
pernyataan dari kemauan bangsa untuk me-
nentukan nasibnya sendiri. Menurut pendapatnya,
perlu ditambahkan pernyataan mengenai peng-
alihan kekuasaan. Pendapat itu tertera dalam
rumusan kalimat terakhir dari naskah proklamasi
tersebut.
Setelah proklamasi, PPKI merencanakan meng-
adakan rapat pada tanggal 18 Agustus 1945, ini
merupakan rapat pertama sesudah proklamasi.
Sebelum dimulai rapat, Soekarno-Hatta meren-
canakan untuk menambah sembilan orang anggota
baru termasuk dari golongan pemuda antara lain
Sukarni, Chaim! Saleh dan Wikana tetapi setelah
berlangsung pembicaraan yang tidak memuaskan

Mengena/Tokoh-Tokoh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) S


antara Hatta dan Chairul Saleh, para pemuda
meninggalkan rapat itu . Para pemuda tetap
menganggap bahwa PPKI sebagai aparat buatan
Jepang.
Sebelum rapat dimulai, Soekarno Hatta meminta
Ki Bagus Hadikusumo, KH. Wachid Hasjim, Mr.
Kasman Singodimedjo dan Mr. Teuku Mohammad
Hassan untuk membahas masalah rancangan
pembukaan Undang-Undang Dasar yang dibuat
pada 22 ]uni 1945, khususnya mengenai kalimat
"Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya", karena
para pemeluk agama lain merasa keberatan atas
kalimat tersebut. Tentang hal ini sebenarnya telah
dibahas pada tanggal 11 Juli 1945 atas keberatan
Mr. Latuharhary pada rapat perancang Undang-
Undang Dasar, dari BPUPKI. Untuk membahas
masalah ini Moh. Hatta bersama dengan keempat
tokoh diatas masuk kedalam suatu ruangan untuk
bertukar pi kiran mengenai cara pemecahan
masalah tersebut. Dalarn waktu 15 menit dicapai
kata sepakat untuk menghilangkan kalimat
"dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi
pemel uk-pemel uknya", yang akan menjadi
rintangan bagi persatuan dan kesatuan bangsa In-
donesia, karena apabila masalah ini dibicarakan
dalam rapat pleno akan memakan waktu yang lama
dan berlarut-larut.
Rapat besar tanggal 18 Agustus 1945, dihadiri oleh
seluruh anggota PPKI berjumlah 27 orang

6 Hengena/Tokoh-Tokoh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


bertempat di Gedung Tyuuo sangi-in (sekarang
Gedung Dep. Luar Negeri) dengan acara penge-
sahan Undang-Undang Dasar. Rapat dimulai pada
pukul 11.30 dipimpin oleh Soekarno Hatta. Rapat
pertama ini berjalan lancar. Pembahasan rancangan
Pembukaan dan Undang-Undang Dasar yang telah
disiapkan BPUPKI berhasil dibahas dalam tempo
kurang dari 2 jam.
Setelah pembahasan mengenai Undang-Undang
Dasar selesai, Oto Iskandardinata mengusulkan
agar pemilihan presiden dan wakil presiden
dilakukan dengan aklamasi. Ia memajukan calon
Bung Karno sebagai Presiden dan Bung Hatta
sebagai Wakil Presiden. Atas usul ini semua yang
hadir menerima dan menyetujui secara aklamasi
sambil menyanyikan Lagu Indonesia Raya. Setelah
pemilihan presiden sidang dilanjutkan dengan
membahas tentang aturan peralihan dan aturan
tambahan.
Pada akhir sidang hari pertama tanggal 18 Agustus
1945 telah dicapai suatu kesepakatan 3 agenda
besar bangsa Indonesia yaitu pengesahan Pem-
bukaan UUD dan batang tubuhnya, pemilihan
Presiden dan wakil presiden dan pengesahan aturan
peralihan dan aturan tambahan UUD.
Sebelum rapat hari pertama ditutup, Soekarno
menunjuk sembilan orang anggota panitia kecil
untuk menyusun rancangan yang berisi hal-hal
yang mendesak yaitu pembagian wilayah negara,

Mengena/ Tokoh- Tokoh Paniria Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 7


kepolisian , tentara kebangsaan dan perekonomian.
Mereka adalah Oto Iskandardinata, Ahmad
Subardjo, Sajuti Melik, Mr. lwa Kusumasumantri ,
Wiranatakusumah, Dr. Amir, AA. Hamidhan , Dr.
GSSJ Ratulangie dan Mr. I Gusti Ketut Pudja.
Sidang selanjutnya adalah hari Minggu, tanggal
19 Agustu s 1945 dengan acara membahas hasil
kerja Panitia Kecil yang dipimpin oleh Oto
lskandardinata. Dari hasil sidang disepakati bahwa
pembagian wilayah atas delapan propinsi beserta
para calon gubernurnya yaitu Sutardjo Kar-
tohadikusumo untuk Jawa Barat, RP. Suroso untuk
Jawa Tengah. RMT A. Surjo untuk Jawa Timur,
Ir. Pangeran Moh. Noor untuk Borneo (Ka-
limantan), Dr. GSSJ. Ratulangie untuk Sulawesi,
Mr. J. Latuharhary untuk Maluku, Mr. I Gusti
Ketut Pudja untuk Sunda Kecil (Nusa Tenggara),
Mr. T. Mohammad Hasan untuk Sumatera dan dua
daerah istimewa yaitu Surakarta dan Yogyakarta.
Setelah masalah pemerintahan ini disetujui, sidang
dilanjutkan dengan membahas masalah pem-
bentukan Kementrian/Departemen. Setelah
melalui perdebatan sengit diantara anggota
akhirnya sidang menyetujui dibentuknya 12
Departemen dan l Menteri negara. Yaitu l. Depar-
temen Dalam Negeri, 2. Departemen Luar Negeri,
3 . Departemen Kehakiman , 4. Departemen
Keuangan, 5. Departemen Kemakmuran, 6. Depar-
temen Kesehatan, 7. Departemen Pengajaran,
Pendidikan dan Kebudayaan, 8. Departemen

8 Mengena!Tokoh-Tokoh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


Sosia1, 9. Departemen Pertahanan, 10. Departe-
men Penerangan, 11. Departemen Perhubungan,
12. Departemen Pekerjaan Umum.
Agenda berikutnya adalah tentang tentara
kebangsaan. U ntuk mempertahankan kedaulatan
negara maka segera dibentuk tentara kebangsaan
Indonesia, dan Heiho serta Peta segera dibubarkan .
Sehingga pada sidang PPKI tanggal 20 Agustus
disepakati dibentuk Badan Keamanan Rakyat.
Sidang keempat pada tanggal 22 Agustus 1945
membicarakan tentang Komite Nasional dan Partai
Nasional Indonesia. Komite nasional adalah
penjelmaan kebulatan tujuan dan cita-cita bangsa
Indonesia untuk menyelenggarakan kemerdekaan
Indonesia yang berdasarkan kedaulatan.
Setelah semua agenda besar tentang penye-
lenggaraan negara selesai dibahas dalam sidang
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia, maka
pada tanggal 29 Agustus 1945, PPKI dibubarkan.
Sebagai kelanjutan dari PPKI dibentuklah Komite
Nasional Indonesia Pusat yang mempunyai tugas
sebagai badan penasehat presiden dan tidak
mempunyai tugas membuat perundang-undangan .
KNIP berjumlah 135 orang yang dipilih oleh
Soekarno-Hatta.

Berikut ini disajikan biodata anggota PPKI yang


ikut terlibat dalam sidang-sidang PPKI :

Hengena/Tokoh-Tokoh Paniria Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 9


1. Ir. Soekarno (Ketua
PPKI, mewakili wilayah
Jawa).

Nama lengkapnya adalah Koesno Sosro Soekarno.


Ia dilahirkan di Surabaya tanggal 6 Juni 1901.
Ayahnya bernama Sukemi (orang Jawa) sedangkan
ibunya bernama Ida Ayu Nyoman Rai (orang Bali).
Soekarno menempuh pendidikan di Europeshe
Lagere School selesai tahun 1914, kemudian
melanjutkan ke HBS selesai tahun I 92 J, dan
masuk di THS di Bandung selesai tahun 1927.
Semasa di THS ia bersama dengan teman-
temannya mendirikan Studie Club dan kemudian
berlanjutnya dengan mendirikan Partai Nasional
Indonesia.
Soekarno merupakan seorang anggota BPUPKI
yang sangat vokal, dalam mengemukakan pan-
dangan-pandangannya, begitu juga pada waktu
menjadi anggota PPKI. Dalam persidangan
BPUPKI, Soekarno mengusulkan Pancasila
sebagai landasan filosofis dari tugas-tugas nasional
dan Republik yang akan datang. Prinsip Pancasila

l0 Mengena/Tokoh-Tokoh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


merupakan suatu susunan yang diharapkan akan
merangkul semua aliran yang berbeda-beda dalam
nasionalisme Indonesia dan memungkinkan
terjadinya persatuan yang menjadi obsesinya
selama ini.
Beliau meninggal pada tahun 1970 beberapa hari
setelah ulang tahunnya yang ke-69 dan di-
makamkan di Blitar, Jawa Timur, bersebelahan
dengan makam kedua orang tuanya.

2. Moh. Hatta (Wakil


Ketua PPKI, mewakili
wilayah Jawa).

Tokoh ini dilahirkan di Bukittinggi, tanggal 12


Agustus 1902 dari pasangan Siti Soleha dengan
She Abdurrahman. Nama asli Moh. Hatta adalah
Mohammad Athar. Sejak berusia tujuh bulan ia
sudah tidak berayah, ayanya meninggal tahun
1903.
Proses pendidikan diawali pada Europe Lagere
School pada tahun 1916, kemudian melanjutkan

/"1engena/Tokoh- Tokoh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) II


di MULO di Kota Padang, selesai tahun 1919.
Kemudian melanjutkan pendidikan di Batavia pada
Prins Hendrik School. Setelah lulus melanjutkan
ke Belanda pada Nederlan~sch Hendelschooge-
school di Rotterdam yang diselesaikan tahun 1932.
Aktivitas politik dimulai sejak duduk dibangku
MULO dengan mendirikan Jong Sumatranen Bond
tahun ,1918. Hal ini dilanjutkan ketika di Belanda
dengan mendirikan lndoneshe V ereneging yang
berubah namanya menjadi Perhimpoenan Indone-
sia.
Pada masa pendudukan Jepang, ia termasuk
anggota BPUPKI dan berperan besar dalam
persidangan badan tersebut. la kemukakan
pandangannya yang realistis tentang wilayah In-
donesia merdeka. Ia mengemukakan pula tentang
demokrasi ekonomi dan keuangan. Begitu pada
waktu menjabat sebagai wakil ketua PPKI. Ia
berhasil mendapatkan rumusan yang dapat
diterima semua kalangan tentang beberapa kata
dalam pembukaan UUD.
Beliau meninggal pada tahun 1980 dalam usia 78
tahun. Ia dimakamkan di Taman Pemakaman
Umum Tanah Kusir, Jakarta Selatan.

12 t1engena/Tokoh-Tokoh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPK/)


3. R. Soepomo (Anggota
PPKI, wakil dari Jawa).

Tokoh ini lahir pada tanggal 22 januari 1903 di


Sukoharjo, sebuah kota kecil sebelah selatan kota
Solo. Ia adalah putera Raden Tumenggung
Wignyodipoero. Pendidikan diawali dengan
bersekolah di Europeesche Lagere School tamat
tahun 1917. Kemudian melanjutkan pendidikannya
di MULO Solo dan setelah lulus melanjutkan
pendidikan di Sekolah Hukum (Rechtschool) di
Jakarta pada tahun 1923. Pada tahun 1924 beliau
melanjutkan pendidikannya di Universiteit Leiden,
selesai tahun 1927.
Keterlibatan dalam dunia politik dimulai sejak
zaman pergerakan nasional. Sebagai anggota
BPUPKI dan PPKI banyak gagasan yang di-
lontarkan. Dalam sidang pertama tersebut antara
lain disampaikan pendapatnya tentang Teori
Negara secara yuridis, politik, dan sosiologis,
tentang syarat-syarat berdirinya sebuah negara,
apakah setelah Indonesia berdiri nantinya
berbentuk eenhedsttaat atau bond staat atau Dunia

/1engena/Tokoh-Tokoh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 13


statebond. Ia juga mengusulkan agar politik
pembangunan disesuaikan dengan struktur sosial
masyarakat Indonesia yang nyata pada saat
sekarang, yaitu disesuaikan dengan panggilan
zaman. Ia juga mengusulkan agar Indonesia
didasarkan atas ali ran pi ki ran negara yang
integralistik, negara yang bersatu dengan seluruh
rakyatnya, yang mengatasi seluruh golongan dalam
lapangan apapun juga. Dalam pidatonya di depan
sidang BPUPKI beliau juga rnengajukan pokok-
pokok pikirannya tentang Pancasila.
Ahli hukum tatanegara ini wafat pada 12 Desember
1958, karena serangan jantung dan dimakamkan
di pernakaman keluarga Y osoroto, Solo.

4. Radjiman Wediodi-
ningrat (Anggota PPKI,
wakil dari Jawa).

Tokoh ini dilahirkan pada 21 April 1879 di


Lempuyangan, Yogyakarta, ayahnya bernama
Sutodrono sedangkan ibunya seorang keturunan
Gorontalo.

14 /'1engena/ Tokoh-Tokoh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


Pendidikannya diawali di Europese Legere School
(ELS) Yogyakarta selesai tahun 1893. Selanjutnya
ia menjadi mahasiswa STOVIA di Jakarta,
selanjutnya pada tahun 1910 ia belajar di Univer-
sitas Amsterdam, dan mengambil spesialisasi
penyakit wanita dan bedah di Berlin, Jerman tahun
191 1.
Keterlibatan dalam dunia politik diawali ketika
Boedi Oetomo berdiri, ia menjadi salah seorang
pengurus besar. Ia juga menjadi pengurus
Volksraad.
Beliau merupakan tokoh yang sangat demokratis
dan selalu menghargai pandangan dan pemikiran
orang lain. Hal ini tampak pada saat mengikuti
sidang-sidang BPUPKJ maupun PPKI.

5. R.P. Soeroso Tjon-


dronegoro.

Tokoh ini dilahirkan pada 3 November 1895 di


Porong (Sidoardjo) Jawa Timur. Ia menempuh
pendidikan di Eerstee Volkschool dan Kweek-
school di Probolinggo.

!1engena/Tokoh-Tokoh Panicia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) lS


politik diawali sejak menjadi anggota Boedi
Oetomo dan menjadi anggota Serikat lsJam. Pada
masa pendudukan Jepang, Soeroso menjadi ketua
Poetera daerah Malang dan juga Tjhuo Sangi-in.
Sebagai anggota BPUPKI maupun PPKl Soeroso
tampil sebagai pemimpin sidang yang cakap.
Kehadirannya di badan ini cukup mampu menahan
diri, sehinga pikiran-pikirannya dapat diterima oleh
sidang.
Beliau juga dikenal sebagai tokoh koperasi
pegawai negeri, untuk itulah beliau termasuk tokoh
yang berperan dalam pendirian rumah sakit
Fatmawati Jakarta Selatan.

6. Soetardjo Kartoha-
dikoesoemo (Anggota
PPKI, wakil dari Jawa).

Tokoh ini dilahirkan pada 22 Oktober 1890 di


Kunduran, BJora, Jawa Tengah. Ayahnya bernama
Mas Kartoredjo, ihunya Mas Ayu Kartoredjo .
Pendidikan diawali dengan ~emasuki Europeeshe
Lagere School, kemudian dilanjutkan ke OSVIA

I6 /'1engena/Tokoh-Tokoh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPK!)


di Magelang. Dilanjutkan dengan sekolah Bestuur
School selesai tahun 1921.
Keterlibatan dalam dunia politik dimulai sejak
muda , sebagai ketua Boedi Oetomo cabang
Magelang. Sejak tahun 1931 ia diangkat sebagai
anggota Volksraad. Sebagai anggota dan badan
pekerja Volksraad , Soetardjo banyak menge-
mukakan pandangannya terutama untuk mem-
perbaiki kehidupan rakyat Hindia Belanda, bahkan
menuntut kemerdekaan secara bertahap semacam
commonwealth seperti yang dikemukakan dalam
Petisi Soetardjo tanggal l 5 Juli 1936.
Pada waktu rnenjadi anggota BPUPKI dan PPKI,
ia masuk dalam kelompok Urusan Keuangan dan
Perekonomian. Dalam rapat besar 11 Juli 1945,
Soetardjo berbicara dan mengusulkan bahwa kalau
Indonesia rnerdeka, Malaya, Papua hendaknya
dimasukkan dalam wilayah daerah Inbdonesia.
Menurut Soetardjo kernerdekaan itu yang penting
adalah kemerdekaan bath in. Han ya itulah yang bisa
menjadi pokok untuk menyusun negara yang
merdeka. Setelah proklamasi, pengabdian Soe-
tardjo diteruskan diberbagai lembaga, antara Jain
menjadi gubernur Jawa Barat, Ketua DPA dan
anggota DPR.
Tokoh petisi Soetardjo ini wafat dalam usia 86
tahun pada tanggal 20 Desember 1976 di Jakarta,
setelah menderita sakit sekitar 10 hari, dan
jenazahnya dirnakamkan di Astana Bibis Luhur,
Surakarta.

Mengena/Tokoh-Tokoh Panir:ia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPK/) 17


7. KH. A. Wachid
Hasjim (Anggota PPKI,
wakil dari Jawa).

Tokoh ini dilahirkan pada 1 Juni 1914 di


Tebuireng, Jawa Timur. Ia adalah anak kelima dari
pasangan Kiai Haji Hasjim Asy'ari dan Nafiqah.
Pendidikan diawali dengan menjadi santri pada
pesantren yang didirikan oleh orang tuanya KH.
Hasjim Asy'ari di pesantren Tebuireng. Setelah
dirasa cukup ilmu ia melanjutkan pendidikan di
Mekkah pada tahun 1932. Sekembalinya dari
Mekkah atas kepandaiannya ia bisa mengadakan
pembaruan terhadap sistem kurikulum pesantren.
Dikatakan bahwa pesantren adalah gabungan
pendidikan dan latihan agama, praktek dan
pengabdian amal ibadah.
Berbagai pergerakan politik diikuti oleh Wachid
Hasjim diantaranya bergabung dalam Gabungan
Politik Indonesia dan juga bergabung dalam MIAI
tahun 1937.
Diberbagai sidang BPUPKI dan kemudian PPKI,
KH. Wachid Hasjim bersama-sarna para pendiri

]8 Mengena/Tokoh-Tokoh Paniria Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


negara lainnya menyumbangkan pikiran dan
tenaganya demi terciptanya dasar bagi masa depan
kehidupan Indonesia merdeka. Karya dan peng-
abdiannya untuk bangsa serta negara tidak
diragukan lagi terutama dalam penyusunan dan
perubahan rancangan UUD, yaitu ketika tercapai
kompromi bersejarah antara golongan nasionalis
dengan golongan agama yang terjadi dalam sidang
BPUPKI bulan Juli 1945 maupun saat pengesahan
UUD 1945 tanggal l 8 Agustus 1945.
Menjelang akhir hayatnya, beliau mencurahkan
waktunya sebagai ketua umum Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama. Berkaitan dengan posisinya
sebagai ketua umum Nahdlatul Ulama di Su-
medang, ia mengalami kecelakaan di daerah
Cimindi. Setelah dirawat di RS. Boromeus,
Bandung, akhirnya KH. Wachid Hasjim me-
ninggal dunia pada 19 April 1953 dalam usia 38
tahun.

8. Ki Ba goes
Hadikoesoemo
(Anggota PPKI, wakil
dari Jawa).

Mengena/Tokoh-Tokoh Panicia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 19


Tohoh ini dilahirkan di Kampung Kauman ,
Yogyakarta pada 24 November 1890. Ayahnya
bernama Raden Kaji Kurah Hasjim. Nama kecil
Ki Bagoes Hadikoesoemo adalah Raden Dayat
atau Hidayat.
Pendidikan Ki Bagoes Hadikoesoemo hanya
sampai pada sekolah rakyat, namun beliau ahli
dalam bahasa Jawa yang dipelajari dari Raden
Ngabehi Sosrosugondo. Beliau terlibat aktif dalam
organisasi Muhammadiyah, yang diketuai oleh
KH. Ahmad Dahlan pada waktu itu. Pada masa
Jepang beliau masuk dalam Pusat Tenaga Rakyat
(Putera).
Sebagai anggota BPUPKI ia mewakili golongan
Islam. Pikirannya yang cemerlang antara lain,
menganjurkan supaya pemerintah tidak usah
mencampuri agama. Itu lebih baik daripada
setengah-setengah, yang akan menimbulkan salah
pengertian serta pertentangan di kemudian hari.
Sehingga negara betul-betul netral dalam persoalan
agama. Dalam sidang PPKI beliau demi persatuan
Indonesia bersedia menerima usulan Moh. Hatta,
tentang tujuh kata dalam Pembukaan UUD. Pada
masa perjuangan ia ikut membentuk pasukan
Sabilillah Hiszbullah.
Tokoh besar ini meninggal pada 3 September 1954,
dimakamkan di Kuncen, Y ogyakarta, disamping
makarn KH. Fachroeddin.

20 /1engena/Tokoh-Tokoh Panit:ia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPK/)


9. R. Oto Iskandar-
dinata (Anggota PPKI,
wakil dari Jawa).

Tokoh ini dilahirkan pada 31 Maret 1897, di


Bojongsoang, Dayeuhkolot, Bandung. Ia adalah
putera dari Nataatrnadja dan ibunya Siti Hadijah.
Pendidikan diawali dari HIS Bandung, kernudian
melanjutkan di Kweekschool Onderbouw. Setelah
tamat ia melanjutkan pendidikan di Hogere
Kweekschool di Purwokerto.
Dunia politik diawali ketika terlibat dalam
perkumpulan Boedi Oetomo cabang Bandung.
Selain itu pada 1914 ia mendirikan Pagoejoeban
Pasoendan. Pada pertengahan tahun 1931 ia rnasuk
sebagai anggota volksraad mewakili Pagoejoeban
Pasoendan.
Sebagai anggota BPUPKI banyak rnasukan yang
diberikan terutama dalam pernbahasan tentang
wilayah Indonesia setelah rnerdeka. Begitu juga
dalam PPKI ia terlibat banyak dalam merurnuskan
pasal-pasal UUD.. Sumbangan terbesarnya adalah
usulnya tentang pemilihan presiden dan wakil

/'1engena/Tokoh-Tokoh Panicia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 21


presiden yang disetujui secara bulat oleh semua
anggota. Selain itu ia juga aktif dalam membuat
rancangan tentang urusan rakyat, pemerintah
daerah, kepolisian dan tentara kebangsaan.
Mengenai akhir hayat tokoh ini dapat dikatakan
sangat tragis, Pada bulan Desember 1945,
terdengar berita bahwa ia telah dibunuh di Pantai
Mauk, Banten Selatan 20 Desember 1945 ,
sedangkan jenazahnya tidak diketemukan. Siapa
dalang dibalik pembunuhan R. Oto lskandardinata
setelah diajukan ke pengadilan tidak berhasil
diungkap.

10. Abdoel Kadir


(Anggota PPKI , wakil
dari Jawa).

Tokoh ini dilahirkan pada 6 Juni 1906 di Binjai,


Sumatera Utara sebagai anak keempat dari enam
bersaudara keluarga Dokter Raden Taruno-
mihardjo.
Pendidikan formal diawali dari Europesche Lagere
School Sukabumi lulus tahun I 920. setelah itu

22 Mengena/Tokoh-Tokoh Panicia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


melanjutkan ke Hogere Burger School, setelah itu
pindah ke OS VIA di Serang, lulus tahun 1927.
Pada masa Jepang ia masuk PETA, dan karena
pengalamannya dibidang kerniliteran maka Abdoel
kadir ditunjuk anggota BPUPKI dan juga PPKI.
Dalam PPKI ia ditugaskan oleh Presiden Soekamo,
bersama-sama dengan Oto Iskadardinata dan Mr.
Kasman Singodimedjo, terutama dalam mem-
persiapkan pembentukan kepolisian dan ke-
militeran. Tugas mereka akhirnya diserahkan
kepada sidang PPKI pada 22 Agustus 1945, se-
hingga terbentuklah Badan Keamanan Rakyat.
Setelah Indonesia merdeka banyak jabatan yang
diembannya, dari tugas militer sampai tugas
diplomasi. Tugas diplomasi terakhir adalah sebagai
duta besar Indonesia untuk Mesir tahun 1950,
untuk India tahun 1958 menggantikan LN. Palar.
Tokoh ini meninggal tanggal 21 Januari 1961 di
Jakarta setelah dirawat di rumah sakit militer.

11. GPH. Soerjoha-


midjojo (Anggota PPKI,
wakil dari Jawa).

/'1engena/Tokoh-Tokoh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 23


Pada waktu kecil beliau bemama Gusti Raden Mas
Soediro, dilahirkan pada 13' Oktober 1905 di
Surakarta. Ayahnya adalah Sunan Paku Buwono
ke X, ibunya Raden Ayu Pradaparukmi.
Pendidikan diawali dengan masuk sekolah taman
kanak-kanak khusus bagi putra-putri raja. Setelah
itu masuk Europese Lagere School (ELS) yang
berhasil ditamatkan pada tahun 1920. Setelah itu
melanjutkan ke MULO Solo.
Bidang politik diawali pada tahun 1924 ketika
menjadi Ketua Jong Java, selanjutnya juga aktif
dalam Boedi Oetomo. Karena perhatiannya yang
besar pada perekonomian, sosial dan kebudayaan
maka ia diangkat sebagai anggota BPUPKI.
Dalam persidangan BPUPKI ia masuk dalam
kelompok perumus bersama dengan Mr. Soepomo.
Ia ikut bersuara terutama dalam pembahasan
tentang wilayah dan bentuk negara. Ia meminta
agar hal tentang wilayah dimasukkan dalam UUD
negara, terutama tentang keistimewaan sesuatu
wilayah tertentu. Ia juga menekankan pentingnya
masalah kebudayaan dan bahasa daerah.
Keaktifannya tidak hanya terbatas pada BPUPKI
tetapi juga ketika menjadi anggota PPKI, banyak
usulan yang dilontarkannya terutama tentang
militer.
Setelah merdeka ia aktif dalam TKR dan juga
organisasi sosial dan olah raga. Beliau wafat pada
tahun 1974 di Surakarta.

24 Mengena/Tokoh-Tokoh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


12. BPH. Poerobojo
(Anggota PPKI, wakil
dari Jawa).

Tokoh ini dilahirkan pada 25 Juli 1906 di


Y ogyakarta. Ia menempuh pendidikan di ELS
kemudian HBS V. Selanjutnya ia belajar di
Sekolah Tinggi Teknik di Delft, Belanda.
Sejak tahun 1934 ia menjadi pembesar kewe-
danaan pada kesultanan Y ogyakarta.
Dalam sidang BPUPKI, dan PPKI beliau aktif
dalam pembicaraan tentang rancangan Undang-
Undang Dasar.

13. Yap Tjwan Bing


(Anggota PPKI, wakil
dari Tionghoa).

Mengena/Tokoh-Tokoh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 25


Tokoh ini dilahirkan pada 31Oktober1910 di Solo.
Pendidikan diawali dari HIS lulus tahun 1927,
kernudian dilanjutkan di MULO lulus tahun 1930,
setelah itu masuk AMS Y ogyakarta lulus tahun
1933. Setelah itu ia melanjutkan studinya di
Universiteit van Amsterdarnjurusan Faimasi, lulus
tahun 1941.
Dalarn gerakan pemuda ia rnewakili golongan
peranakan Cina. Beliau ditunjuk oleh Jepang
sebagai wakil dari golongan Cina untuk BPUPKI
rnaupun PPKI. Dalarn badan ini ikut rnenghadiri
pengesahan UUD.

14. Johannes Latuhar-


hary (Anggota PPKI ,
wakil dari Maluku).

Tokoh ini dilahirkan di Kota Saparua pada 6 Juli


1900. ayahnya bernarna Yan Latuharhary dan
ibunya Josefin.
Ia rnernulai pendidikan sekolahnya di Saparuasche
School dirnana ayahnya rnengajar. Selanjutnya ia
pindah ke Ambon dan rnasuk pada Eerste

26 Mengena/Tokoh-Tokoh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


Europesche Lageer School sampai tahun 1917.
Dengan bermodalkan pendidikan ini, Yohannes
pergi ke Jakarta. di Jakarta ia memasuki HBS,
tamat tahun 1923. Setelah itu ia berangkat ke
Negeri Belanda masuk di Universitas Leiden pada
Fakultas Hukum. Setelah selesai ia pulang pada
tahun 1927, kemudian diangkat sebagai hakim di
Surabaya.
Dunia politik mulai dikenal sejak di Surabaya,
dengan terlibat pada Serikat Ambon. Ide persauan
dan kemerdekaan bangsa Indonesia menjadi topik
pembicaraan dalam diskusi yang diadakan
organisasi ini. Setelah terlibat dalam Serikat Am-
bon, Latuharhary juga aktif sebagai pengurus
Parindra. Menjelang kemerdekaan, ia dipilih
sebagai anggota BPUPKI.
Gagasan Latuharhary untuk mendirikan negara In-
donesia diungkapkan dalam harian Asia Raya 9
Mei 1945 dengan judul "Empat batoe Pengalas
Penting Oentoek Gedoeng Negara Indonesia".
Keempat itu adalah persatuan rakyat Indonesia,
nimah tangga desa, perguruan, dan agama.
Dalam sidang BPUPKI maupun PPKI banyak
masukan yang diberikannya terutama tentang
bentuk negara. Ia mengusulkan bentuk negara
bondstaat, sedangkan dalam mukadimah, ia sangat
gigih menentang tujuh kata dalam sila ketu-
hananan, · sebagai usaha untuk menghindari
perpecahan diantara bangsa Indonesia dikemudian

Mengena/Tokoh-Tokoh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 27


hari. Dalarn sidang PPKI beliau selalu hadir dan
memberikan masukan , dengan komprominya.
Akhirnya Moh. Hatta berhasil menyelesaikan
masalah tujuh kata dalam sila Ketuhanan Yang
Maha Esa.
Mr. Latuharhary kemudian diangkat menjadi
gubernur Maluku. Pada akhir 1954 ia ditarik
kembali ke Jakarta. Pada perrnulaan November
1959 tokoh perjuangan dari Maluku ini wafat dan
dirnakamkan di Taman Makam Pahlawan Ka-
libata.

15. Ki Hajar Dewan-


toro (Anggota tambahan
PPKI).

Tokoh ini dilahirkan pada 2 Mei 1889 di Y og-


yakarta. Ia merupakan cicit dari Sri Paku Alam III
dari Yogyakarta. Waktu lahir ia bemarna Raden
Mas Soewardi Soeryaningrat.
Masa pendidikan diawali pada sekolah dasar
Belanda di Kampung Bintaran Yogyakarta dan
tamat pada tahun 1904. Kernudian ia melanjutkan

28 Hengena!Tokoh-Tokoh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


sekolah guru di K weekschool tetapi tidak tamat.
Setelah itu melanjutkan di STOVIA. Akibat
tulisan-tulisannya yang sangat kritis terhadap
Belanda, maka ia diasingkan ke negeri Belanda.
Selama di negeri Belanda telah mengubah cara
berpikir Ki Hajar, yaitu bahwa untuk mem-
perjuangkan hak dan martabat bangsa Indonesia
tidak hanya dikejar melalui politik tetapi dapat
melalui dunia pendidikan. Pendidikan adalah salah
satu unsur dari kebudayaan. Semakin tinggi
pendidikan seseorang semakin berkembang pola
pemikiran seseorang dalam menanggapi per-
masalahan yang dihadapinya.
Pada awal 1919 Ki Hajar pulang ke Indonesia
dengan cita-cita mendirikan sekolah, dimana
akhirnya beliau mendirikan Taman Siswa di
Y ogyakarta.
Ketika BPUPKI dibentuk, Ki Hajar masuk dalam
badan tersebut. Pada setiap sidang beliau banyak
mengemukakan pikirannya tentang dasar-dasar
negara. Dalam sidang PPKI, ia juga menge-
mukakan pendapatnya tentang susunan pe-
merintahan, dan juga pandangannya tentang
kedudukan organisasi pelaksana pendidikan dalam
susunan pemerintahan nasional.
Dalam melihat dunia pendidikan pada masa
kabinet parlementer yang sering jatuh bangun ,
beliau menyatakan kekecewaannya, karena hal ini
akan menyulitkan kementrian pendidikan dan
pengajaran memegang suatu pola tertentu dalam

/'1engena/Tokoh-Tokoh Paniria Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPK!) 29


pengembanganny a . Ki Hajar Dewantoro
rneninggal pada 26 april 1959, dimakarnkan di
Y ogyakarta.

16. R. AAA Wiranata-


koesoemah (anggota
tarnbahan PPKI).

Tokoh ini dilahirkan di Bandung pada 8 Agustus


1888. Pendidikan diawali dengan menempuh
pendidikan di ELS, selesai tahun 190 I. Kemudian
melanjutkan di OSVIA dan HBS , selesai tahun
1910. Pada tahun 1918 ia diangkat sebagai bupati
Bandung. Pada rnasa volksraad ia menjadi anggota
badan ini.
Sebelurn proklarnasi , Wiranatakoesoernah juga
aktif dalarn BPUPKI. Dalam sidang badan
tersebut , ia selaku anggota mengernukakan
pendapatnya tentang anggaran dasar negara Indo-
nesia rnerdeka. Ia rnenyerahkan bahan-bahan rapat
tersebut kepada panitia. Dalam sidang PPKI,
Wiranatakusurna rnenginginkan ketegasan pem-
bagian susunan wilayah negara. Ia juga meng-

30 Hengena!Tokoh-Tokoh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPK/)


usu I kan perubahan kata-kata tertentu dalam
sumpah jabatan presiden.
Setelah kemerdekaan ia menjabat sebagai menteri
dalam negeri dalam kabinet Soekamo-Hatta dan
juga ketua DPA. Iajuga menolak negara Pasundan-
nya Suriakartalegawa.

17. Ahmad Soebardjo


(anggota tambahan
PPKI)

Tokoh ini dilahirkan di Teluk Jambi, Krawang, 23


Maret 1896. Ia dilahirkan dari keluarga Teuku
Yusuf dan ibunya bernama Wardinah.
Pendidikan diawali dari ELS di Batavia, setelah
itu melanjutkan di HBS tamat tahun 1917. Dunia
politik mulai dikenalnya sejak ikut aktif dalam Tri
Kora Dharmo pada tahun 1919. Setelah itu
melanjutkan pendidikan di negeri Belanda.
Kembali ke Indonesia pada tahun 1934, bekerja
sebagai pengacara dan pembantu pada kantor
hukum Mr. Sastromoeljono di Semarang kemudian
pindah ke Surabaya.

t1engena/Tokoh- Tokoh Panicia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 3I


Pada saat BPUPKI dibentuk ia juga aktif dalam
setiap sidangnya, banyak masukan yang di-
berikannya. Ia masuk dalam Panitia Sembilan.
Dalam sidang PPKI sebagai kelanjutan dari
BPUPKI masukan yang diberikannya antara lain
ketika pembahasan tentang Bab XVI pasal 37
tentang tata cara mengubah UUD. la mengusulkan
rnengenai jumlah minimal suara yang dapat
memutuskan apakah suatu UUD dapat diubah atau
tidak. Ia mengusulkan agar tata cara mengubah
UUD harus didasarkan pada suara terbanyak ,
namun usulan ini ditolak oleh sidang. Ia juga
masuk dalam panitia kecil yang membahas ten tang
jumlah departemen yang ada setelah Indonesia
merdeka. Tokoh ini meninggal pada tahun 1970.

18. Abdul Abbas


Anggota PPKI (Utusan
Sumatera).

Tokoh ini dilahirkan di Diskie, Sumatera Utara


pada 11 Agustus 1906. Pendidikan beliau adalah
Rechthoge School tahun 1938 di Jakarta. Ia
menjadi anggota Tyuuoo Sangi-in Sumatera. Pada

32 /'1engena/Tokoh-Tokoh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


masa sidang PPKI sebagai utu san dari Surnatera
selal u ikut terlibat dan hadir dalam sidang-s idang
yang diselenggarakan. Beliau juga hadir pada
waktu penyusunan naskah proklarnasi dan
pengesahan UUD. Setelah rnerdeka beliau
diangkat sebagai residen pertama Larnpung.

19. M. Amir (Anggota


PPKI utu sa n dari
Su rnatera).

Tokoh ini lahir di Talawi , Surnatera Barat pada 27


Januari 1900. Pe ndidikan diawali dengan rnasuk
di ELS pada tahun 1914, setelah tamat dilanjutkan
di MULO tarnat 1918, setelah itu rnelanjutkan ke
STOVIA sarnpai tahun 1924. Untuk rnernperdalam
ilmunya beliau m e lanjutkan se kolah ke
Geneeskundige Hoogeschool , Utrecht, Belanda
lulus tahun 1928.
Setelah lulus , kembali ke Jakarta dan menjadi
dokter pernerintah Belanda, kernudian pindah ke
Medan dan Tanjungpura. Kegiatan dalam bidang
politik ikut terlibat dalam Parindra.

!1engena!Tokoh-Tokoh Panicia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 33


Sebagai utusan Surnatera, beliau hadir pada saat
penyusunan naskah proklarnasi dan pengesahan
UUD.

20. Anang Abdul


Hamidhan (Utusan
Kalimantan) .

Tokoh ini lahir di rantau Kalimantan Selatan pada


25 Pebruari 1909. Pendidikan diawali pada sekolah
Melayu, HIS kemudian dilanjutkan di ELS
Samarinda dan pada tahun 1926 melanjutkan di
MULO.
Pekerjaan sebagai wartawan Bintang Timoer sejak
tahun 1927, kemudian wartawan Bendahara
Borneo, Soeara Kalirnantan dan terakhir aktif di
Borneo Shirnbun.
Pada masa pergerakan, karena tulisannya yang
kritis, ia sering ditangkap Belanda dan dimasukkan
ke Penjara. Pada tahun 1930 dimasukkan ke
Penjara Cipinang karena rnengecam sistem pajak
lelang di Banjarmasin. Pada tahun 1933 dihukum
selama enarn minggu karena menyiarkan skandal

34 Hengena/ Tokoh- Tokoh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


sex yang dilakukan oleh opsir Belanda di sebuah
kapal. Pada tahun 1939 dihukum selama 6 bulan
karena Soeara Kalimantan dijadikan sengketa.
Sebagai anggota PPKI beliau menghadiri pe-
nyusunan naskah proklamasi dan hadir dalam
pengesahan UUD.

21. Moehammad Teu-


ku Haji Hasan (anggota
PPKI utusan Sumatera)

Tokoh ini dilahirkan pada 4 April 1906 di Pidie,


Aceh. Pendidikan diawali pada sekolah Agama dan
sekolah rakyat. Setelah itu dilanjutkan pada ELS,
dan KWS (Koningen Wilhelmina School/Sekolah
Teknik Menengah), setelah itu dilanjutkan sekolah
di AMS di Jakarta. Selanjutnya melanjutkan
pendidikannya di Leiden.
Karir dibidang politik tidak begitu banyak namun,
setelah merdeka beliau menjadi Gubernur
Sumatera yang pertama. Sebagai anggota PPKI
ikut hadir dalam pengesahan UUD pada 18
Agustus 1945.

/'1engena/Tokoh-Tokoh Paniria Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 35


22. Pangeran Andi
Pangeran Pettarani
(anggota PPKI utusan
Sulawesi)

Tokoh ini dilahirkan di Gowa, Sulawesi Selatan,


pada 14 April 1903. Ia adalah putera Andi
Mappanyuki. Pendidikan diawali pada sekolah
Standard School (Tweede Inlandsche School) pada
tahun 1913-1919. Setelah masuk OSVIA antara
tahun 1919-1925 . Pekerjaan diawali sebagai
ambtenaar ter beschikking tahun 1925-1927 .
Kemudian sebagai Hoofdbestuur asisten Bone
kemudian ke Takalar. Selanjutnya sebagai Kepala
Distrik Bontonompo, sekretaris pribadi Raja Bone
dan Sekretaris Swapradja Bone, selanjutnya
sebagai kepala Onder afdeling Bone.
Sebagai anggota PPKI beliau ikut hadir dalam
penyusunan teks proklamasi dan pada waktu
pengesahan UUD.

36 Hengena!Tokoh-Tokoh Panit:ia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


23. I Gusti Ktut Pudja
(wakil dari Sunda Kecil
dalam PPKl).

Tokoh ini dilahirkan di Singaraja (Bali) pada 19


Mei 1908. Pendidikan di awali di HIS Singaraja
selesai tahun 1922, kemudian dilanjutkan di
MULO Malang sampai tahun 1926. Setelah itu
melanjutkan pendidikan di AMS Bandung sampai
tahun 1929 dan selanjutnya ke Rechts
Hoogeschool pada tahun 1934. Pekerjaan diawali
sebagai voluntir di kantor Residen Bali dan
Lombok, kemudian tahun 1936 sebagai Raad van
Kerta (Pengadilan khusus) di Bali. Beliau sebagai
utusan dari Sunda Kecil dalam PPKI ikut
menghadiri pembahasan dan pengesahan UUD.
Selanjutnya setelah pembahasan tentang pem-
bagian wilayah selesai, beliau ditugasi menjadi
gubemur untuk wilayah Sunda Kecil.

Hengena!Tokoh-Tokoh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 37


24. GSSJ Ratulangie
(Anggota PPKI waki I
dari Sulawesi).

Tokoh ini dilahirkan di Tondano Minahasa, pada


5 Nopember 1890. Pendidikan diawali pada
sekolah ELS selanjutnya ke KWS pada tahun 1908.
Setelah itu melanjutkan pendidikan ke Amsterdam
Belanda. Selama di Belanda ikut terlibat dalam
pendirian Indonesische Vereniging yang kemudian
berubah menjadi Perhimpoenan Indonesia. Selama
masa perjuangan aktif dalam mendidik putera
Sulawesi untuk berjuang bersama dalam mengusir
penjajah. Pada masa perjuangan beliau banyak
membantu para tokoh pejuang yang diasingkan di
Digul. GSSJ Ratulangie merupakan teman diskusi
bagi tokoh-tokoh yang ditawan di Digul. Setelah
masa Jepang ikut terlibat dalam Poetera. Sebagai
utusan dari Sulawesi beliau ikut hadir dan aktif
dalam pembahasan UUD.

38 Mengena/Tokoh-Tokoh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI)


25. Sayuti Melik
(anggota tambahan
PPKI)

Tokoh ini lahir di desa Kadilobo, Rejondani,


Sleman, Yogyakarta, pada 25 Nopember 1908.
Ayahnya bernama Abdul Muin seorang bekel dan
ibunya bernama Sumilah. Jenjang pendidikan
diawali dari sekolah Ongko Loro setelah itu
melanjutkan studi di Sekolah Guru di Solo, hampir
berijazah. Pada tahun 1924 ditangkap Belanda
karena kegiatan politik dan kemudian dikeluarkan
dari sekolah guru. Setelah itu ia lebih belajar sendiri
dengan semboyan "berjuang samhil belajar".
Sebagai pejuang sebagian hidupnya dihabiskan di
penjara, baik semasa Belanda maupun masa
Jepang. Bahkan sampai Indonesia merdeka. Ini
semua berkaitan dengan politik pada masa itu. Pada
tahun L924 ia ditangkap karena kegiatan politik di
Sekolah Guru di Solo kemudian di penjara di
Ambarawa, tahun 1926 ditangkap Belanda karena
dianggap membantu PKI kemudian diasingkan ke
Digul, pada tahun 1936 ditangkap Polisi rahasia
Inggris, dipenjara di Singapura, tahun 1939

/'1engena/Tokoh-Tokoh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 39


ditangkap karena pers delict. Pada masa ke-
merdekaan beliau sering juga ditangkap oleh
musuh-musuh politiknya karena dianggap sebagai
tokoh yang berbahaya. Beliau merupakan tokoh
yang mengetik konsep proklamasi dari Soekarno.
Sebagai anggota PPKI beliau hadir dalam rapat
menjelang proklamasi, selain itu juga hadir dalam
pengesahan UUD. Selanjutnya beliau ditunjuk
sebagai anggota KNIP. Pada masa setelah
kemerdekaanjuga aktif dalam MPR maupun DPR.

..'.1-0 Mengena/Tokoh-Tokoh Paniria Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPK/)


Daftar Pustaka
Arief Priyadi; Wawancara Dengan Sayuti Melik,
Jakarta:CSIS, 1986.
Sekretariat Negara; Risalah Sidang BPUPKI dan
PPKI 28 Mei 1945-22 Agustus 1945 ,
Jakarta:Sekneg, 1998.
MPB Manus, dkk, Tokoh-Tokoh Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
I dan II, Jakarta:Depdikbud, 1993.
Anhar Gonggong dkk, Sejarah Nasional Indone-
sia VI Republik lndoneia; dari Proklamasi sampai
Demokrasi Terpimpin, Jakarta: Depdikbud, 1993.

Mengena/Tokoh-Tokoh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 4l

Anda mungkin juga menyukai