Anda di halaman 1dari 2

KOREK

Dinginnya malam disertai rintikan air hujan tengah memenuhi seluruh


kota. Malam ini bulan dan bintang tidak datang menampakkan dirinya.
Lena tengah berdiam diri di kamarnya sambil menyelimuti diri karena
dinginnya angin malam. Sudah sekitar satu tahun Lena tinggal di kamar
tersebut, kamar kos lebih tepatnya. Sebagai anak muda Lena seharusnya
menghabiskan malam minggu nya dengan nongkrong dengan teman
sebayanya, tapi karena teman dekat nya sedang pulang kampung, malam
ini Lena lebih memilih untuk tetap di kamarnya sambil menyelimuti diri dan
memainkan handphone nya. Semua teman kos Lena sedang pergi keluar,
Lena tahu karena dia melihat semua lampu kamar milik temannya mati
dan hanya lampu miliknya yang tetap hidup. Hujan makin lama makin
deras disertai petir yang saling menyambar. Duarr!!! Suara petir yang
sangat keras menyambar disertai dengan padamnya lampu di kamar
Lena. Seluruh rumah warga juga terlihat gelap. Petir itu menyebabkan
pemadaman listrik.Keadaan sekitar sekarang benar-benar gelap.

" Yahh padam". Gerutu Lena

Suasana malam yang dingin disertai hujan yang deras, petir petir yang
sedang menyambar dan lampu yang padam memang sedikit
menyeramkan, apalagi kamar kos Lena yang letaknya berada di ujung
kanan tangga dan di kiri nya adalah lorong kamar yang gelap makin
menambah kesan seram nya. Sekarang hanya Lena satu satunya orang
yang sedang berada di kosan yang gelap gulita itu. Karena bosan Lena
beranjak dari tempat tidurnya dia membuka pintu kamarnya lalu
mengambil sebatang rokok. Cetak! Cetak!. Lena mulai mengisap batang
rokok yang terbakar itu di dekat pintu.

" Fyuhhh dingin banget! "

Tek. Tek. Tek. Suara langkah kaki terdengar mendekat dari ujung kiri
lorong. Aneh pikir Lena, bukankah hanya dirinya yang sekarang ada di
kosannya. Suara itu makin mendekat. sampai di depan pintu kamar Lena
yang tengah terbuka. Siluet sosok seorang perempuan nampak berhenti
di depan pintu kamar Lena yang gelap. Lena tak dapat melihat sosok
tersebut dengan jelas karena gelapnya lampu yang tengah mati.

" Eh.. Ren ya? udah pulang ya, Habis dari mana?"

Sosok itu diam tak bergeming, tak mengucapkan sepatah kata apapun.
Tangan nya seperti sedang meminta sesuatu.

" Hah apaan Ren..? Ooh mau minjem korek. Bilang dong."

Lena merogoh sakunya dan memberikan koreknya. Sosok itu menerima


korek tersebut lalu berjongkok dan mulai menyalakan korek nya. Cetak!!!
Setelah sosok itu menyalakan korek, Lena sedikit bisa melihat wajah nya.
Deg!! Lena terperanjat kaget, tersadar ternyata sosok itu bukan Ren
temannya. Sosok tersebut seorang perempuan. Wajah nya tampak
hancur dipenuhi darah, sedangkan mata kanannya menggelantung dan
pipinya robek sampai giginya terlihat. Lena dan sosok itu hanya berjarak
sekitar satu meter. Degup jantung Lena mulai tak beraturan saking cepat
nya, Lena benar-benar ketakutan dan kaget. Dengan cepat Lena mundur
dari sosok tersebut. Namun, pandangan Lena terpaku pada sosok
tersebut tak bisa lepas. Sosok tersebut masih memandang Lena dengan
lekat, masih dengan korek yang menyala ditangannya. Samar samar dari
cahaya korek Lena masih bisa melihat wajah hancur sosok itu.

" Apa..? Kamu mau muka mu hancur seperti ini !"

Sosok tersebut berdiri. Dia masih menyalakan korek ditangannya. Duak!!


Duarr!! Sosok itu melemparkan koreknya sampai meledak ke arah Lena.
Dia kemudian berjalan menuju lorong kamar yang gelap lantas
menghilang begitu saja.

Anda mungkin juga menyukai