A. PENDAHULUAN
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan untuk Sekolah
Dasar yang ada di wilayah UPTD Puskesmas Babahrot Kecamatan Babahrot perlu
pula di perhatikan kualitas pembinaan peserta didik.Dalam pembinaan peserta didik
di laksanakan program terpadu,Trias UKS yaitu : Pendidikan Kesehatan, Pelayanan
kesehatan dan Pembinaan lingkungan sekolah sehat.
Program pelayanan kesehatan dalam rangka UKS telah mempunyai standart
dengan beberapa indikator.Pelatihan Dokter Kecil merupakan salah satu indikator
keberhasilan program.Pengertian“DokterKecil”adalah peserta didik yang memenuhi
kriteria dan telah dilatih untuk ikut melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan
peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga dan lingkungannya.
UPTD Puskesmas Babahrot membudayakan tata nilai PRIMA:
P : Profesional
Berkompeten dan mampu memberikan pelayanan kesehatan yang
terbaik
R : Ramah
Memiliki sikap 5 S (Salam, Sapa, Senyum, Sopan,
Santun, )
I : Inisiatif dan Inovatif
Mampu untuk bekerja mandiri dengan ide-ide kreatif dan memberikan
terobosan bagi peningkatan pelayanan kesehatan.
M : Malu
Malu bila tidak melaksanakan tugas dengan sebaik
baiknya
A : Akuntabel
Memberikan pelayanan sesuai dengan pedoman dan standart pelayanan
B. DASAR HUKUM
Sejak tahun 1984, pelaksanaan UKS di kukuhkan melalui Surat Keputusan
Bersama (SKB) 4 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri
Agama dan Menteri Dalam Negeri, dan kemudian di perbaharui pada tahun 2003
sesuai dengan perkembangan program, saat ini sedang di lakukan proses revisi
kedua terhadap SKB 4 Menteri tahun 2003 tersebut.
Dasar pelaksanaan UKS adalah Undang-Undang No.23 tahun 1992 tentang
kesehatan, pasal 45 ayat 1, yang kemudian di perbaharui melalui Undang- Undang
No.36 tahun 2009 tentang kesehatan, pasal 79 yang berbunyi : Kesehatan sekolah
diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat peserta didik dalam
lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik dapat belajar, tumbuh, dan
berkembang secara harmonis dan setinggi-tingginya menjadi sumberdaya manusia
yang berkualitas.
I S O M A
9 - Perawat
Materi P3K dan P3P 12.15 – 12.45
10
Materi Imunisasi 12.45 – 13.15 - PJ Imunisasi
11 Materi Gizi 13.15 – 13.45 - PJ Gizi
Ns. MAISURI,S.Kep
MASRITAWATI,S.Keb NIP. 19810719 201212 2
NIP. 19760304 200312 2003 001
KERANGKA ACUAN KEGIATAN
A. Pendahuluan
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat sehingga terwujud derajat kesehatan
yang optimal. Keberhasilan pembangunan kesehatan berperan penting dalam
meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM), di mana kesehatan indera
merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas SDM.
Kegiatan pelayanan kesehatan indera di laksanakan oleh puskesmas sebagai
sarana pelayanan kesehatan strata pertama dan balai kesehatan indera masyarakat
(BKIM) dan RSU sebagai sarana rujukan. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis
Dinas kesehatan Kabupaten / Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja dan mempunyai fungsi sebagai, 1)
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, 2) pusat pemberdayaan
masyarakat, 3) pusat pelayanan kesehatan strata pertama yang meliputi upaya
kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat (UKM).
B. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan
nasional. Indera sangat menentukan kualitas sumber daya manusia, karena 83%
informasi sehari hari masuknya melalui jalur penglihatan, melalui pendengaran 11%,
penciuman 3,5 %, peraba 1,5% dan pengecap 1,0 %.
Dalam rangka menurunkan angka kebutaan WHO merancangkan program
vision 2020 : the right to sight pada tanggal 30 september 1999, yang kemudian
ditindak lanjuti dengan pencanangan : the right to sight di Indonesia pada tanggal 15
pebruari 2000 oleh ibu Megawati Soekarno putri.Dalam sidang world health assembly
ke 59 di Geneva, mei 2006 dibahas diantaranya pemberantasan kebutaan yang
menjadi masalah dunia, dengan penyebab terbanyak adalah katarak dan trachom. Di
Indonesia xeroftalmia menjadi penyebab kebutaan yang disebabkan kekurangan
vitamin A.
Dalam rangka menurunkan prevalensi ketulian, Departemen kesehatan
menyusun kebijakan kebijakan di bidang Kesehatan Indera Pendengaranya itu
Rencana Strategi Penanggulangan Gangguan Pendengaran dan Ketulian dan
Pedoman Manajemen Kesehatan Indera tingkat propinsi dan kabupaten /
kota.Kegiatan diprioritaskan pada empat penyakit penyebab gangguan pendengaran
dan ketulian yaitu OMSK, Presbikusis, gangguan pendengaran akibat bising / noise
dan tuli kongenital.
Agar program kesehatan indera dapat dikelola baik dari aspek manejemen di
tingkat Puskesmas maupun aspek pelayanan kepada masyarakat yang mencakup
promotif, preventif, dan kuratif, rehabilitasi, maka diperlukan suatu pedoman
pelayanan kesehatan indera di puskesmas. Pedoman ini akan menjadi acuan bagi
petugas Puskesmas dalam pelaksanaan dan pengembangan program kesehatan
Indera di wilayah kerja Puskesmas
TUJUAN
1. Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan Indera masyarakat di wilayah kerja puskesmas
2. Tujuan Khusus :
a. Meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan petugas kesehatan dan kader.
b. Meningkatkan kesadaran, sikap dan prilaku masyarakat untuk memelihara
kesehatan dan menanggulangi gangguan indera
c. Meningkatkan jangkauan kesehatan indera.
d. Meningkatnya temuan kasus gangguan indera secara dini.
e. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan indera masyarakat.
F. Sumber Pendanaan
Kegiatan ini dibiayai dari sumber pendanaan BOK seperti tercantum dalam DPA
Puskesmas tanggal 2 Januari Tahun 2023
G. Indikator Keluaran
Indikator keluaran dari kegiatan ini adalah terlaksananya kegiatan deteksi dini
gangguan indera dengan baik, meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan Kesehatan
indera serta berkembangnya pemeriksaan gangguan penglihatan dan pendengaran
dengan kualitas yang baik secara berkesinambungan.
A. Pendahuluan
Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer adalah penerapan kesehatan
tradisional yang memanfaatkan ilmu biomedis dan biokultural dalam penjelasannya
serta manfaat dan keamanannya terbukti secara ilmiah. Pengobatan tradisional
merupakan salah satu upaya pengobatan dan/atau perawatan cara lain di luar ilmu
kedokteran dan/atau ilmu keperawatan, yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat
dalam mengatasi masalah kesehatan.
Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun temurun
berdasarkan resep nenek moyang, adat istiadat, kepercayaan atau kebiasaan
setempat. Menurut penelitian masa kini, obat-obatan tradisional memang bermanfaat
bagi kesehatan, dan kini digencarkan penggunaanya karena lebih mudah dijangkau
masyarakat, baik dalam soal harga maupun ketersediaanya.
B. Latar Belakang
Di era keterbukaan ini banyak bermunculan praktek pengobat tradisional
sebagai penyelenggara pengobatan alternatif kepada masyarakat. Untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan Pengobat Tradisional (BATTRA) dalam
memberikan pelayanan kepada masyarakat maka dilakukan monitoring evaluasi
kegiatan battra.
2. Tujuan Khusus
a. Membangun sistem Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer yang
bersinergi dan dapat berintegrasi dengan Pelayanan Kesehatan Konvensional di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
b. Memberikan pelindungan kepada masyarakat.
c. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan tradisional.
d. Memberikan kepastian hukum bagi pengguna dan pemberi pelayanan kesehatan
tradisional.
F. Sasaran
Sasaran Pelayanan Kesehatan Tradisional Komplementer adalah tempat-tempat
pengobatan tradisional dan masyarakat.
G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
2023
No Media
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sep Okt Nop Des
1. Pendataan
2. Penyuluhan
3. Pembinaan
A. Pendahuluan
Menurut sensus tahun 2010 jumlah lansia adalah 18,1 juta jiwa. Berdasarkan Riset
Kesehatan Dasar tahun 2007, lansia dengan kondisi sehat di Indonesia tidak sampai
2% dari total populasi lansia. Kebanyakan lansia menderita penyakit sendi,
hipertensi, katarak, stroke, jantung, gangguan mental emosional, dan diabetes. Dari
7 miliar penduduk dunia, 1 miliar diantaranya adalah penduduk lanjut usia (lansia).
Indonesia sendiri memiliki 24 juta jiwa lansia, yang paling banyak tersebar di 5
provinsi yaitu Yogyakarta, Jawa timur, Jawa tengah, Bali, dan Jawa barat.(Data
Badan Pusat Statistik ). Dengan banyaknya lansia di wilayah kerja Puskesmas
Sumpiuh II maka perlu peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di posyandu
lansia.
Pembinaan kesehatan lansia merupakan salah satu kegiatan yang harus terus
digalakkan untuk mewujudkan lansia sejahtera, bahagia dan berdaya guna bagi
kehidupan keluarga dan masyarakat sekitarnya. Hal ini merupakan suatu upaya
menghadapi peningkatan status dan derajat kesehatan rakyat Indonesia yang
memberikan dampak pada meningkatnya usia harapan hidup bangsa.
B. Latar Belakang
Lansia merupakan seorang dewasa sehat yang mengalami proses perubahan
menjadi seorang yang lemah dan rentan yang diakibatkan karena berkurangnya
sebagian besar cadangan sistem fisiologis dan meningkatnya kerentanan terhadap
berbagai penyakit dan kematian. Menurut data dari Biro Pusat Statistik (2012), di
Indonesia jumlah penduduk 60 tahun ke atas (lanjut usia) menurut kabupaten/kota
dan Keadaan Kesehatan sebesar 15.454.360 dengan keadaan kesehatan baik 39%,
keadaan keadaan kesehatan cukup sebesar 43% dan dengan keadaan kesehatan
kurang sebesar 18%.
Kemandirian pada lansia dinilai dari kemampuannya untuk melakukan aktivitas
seharihari. Menurut penelitian yang dilakukan tentang karakteristik lansia dengan
kemandirian aktivitas sehari-hari didapatkan bahwa kemandirian aktivitas sehari-
hari dipengaruhi oleh usia, tingkat pendidikan, status perkawinan, serta kondisi
kesehatan. Berdasarkan hal tersebut, faktor yang masih dapat dimodifikasi atau
dikontrol adalah kondisi kesehatan. Secara umum, semakin menua seseorang,
kondisi kesehatan juga akan mengalami penurunan.
Berdasarkan hasil Riskesdas (2013) diketahui bahwa prevalensi penyakit yang
sering diderita lansia adalah hipertensi, penyakit radang sendi, PPOK, kanker, dan
diabetes melitus. Berdasarkan Riskesdas (2013) terdapat sebesar 26,5% penduduk
Indonesia yang mengalami penyakit hipertensi sedangkan pada kelompok umur ≥60
terdapat sebesar 57,6% penduduk yang berusia lebih dari 60 mengalami hipertensi.
Kondisi kesehatan seorang lansia selain dipengaruhi oleh penyakit juga secara tidak
langsung dipengaruhi oleh hal lain seperti status gizi. Masalah gizi pada lansia perlu
menjadi perhatian khusus karena mempengaruhi status kesehatan dan mortalitas.
F. Sasaran
Seluruh lansia yang telah mengikuti kegiatan posyandu lansia di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Babahrot.
G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
Mengetahui :
Babahrot, 03 Januari 2023
Kepala UPTD Puskesmas Babahrot Koordinator PTM
a. Pendahuluan
Kemajuan suatu wilayah atau daerah dapat dilihat dari tiga indikator antara lain,
Kemajuan suatu wilayah atau daerah dapat dilihat dari tiga indikator antara lain,
pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Ketiga faktor tadi merupakan suatu upaya dalam
pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Ketiga faktor tadi merupakan suatu upaya dalam
rangka meningkatkan Indeks Pembangunan Masyarakat ( IPM ).
b. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Peraturan Undang-
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Peraturan Pemerintah Nomor 46
Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan dan Peraturan Pemerintah Nomor 46
Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan dan Peraturan menteri kesehatan
nomor 14 Tahun 2014 Tentang Pusat kesehatan Masyarakat, menteri kesehatan nomor
14
Tahun 2014 Tentang Pusat kesehatan Masyarakat, bahwa Puskesmas merupakan
salah
Upaya kesehatan olah raga adalah salah satu upaya kesehatan yang bertujuan
Upaya kesehatan olah raga adalah salah satu upaya kesehatan yang bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan jasmani melalui aktifitas fisik dan olah raga. untuk
meningkatkan derajat kesehatan jasmani melalui aktifitas fisik dan olah raga.
Berdasarkan kebijakan dasar Puskesmas tahun 2004, Program kesehatan olah raga
Berdasarkan kebijakan dasar Puskesmas tahun 2004, Program kesehatan olah raga
termasuk dalam upaya kesehatan pengembangan. Program kesehatan olah raga juga
Berdasarkan data tersebut diatas, upaya kesehatan olah raga di tingkat Puskesmas
mempunyai peran penting dalam mencegah dan menanggulangi keadaan tersebut.
Upaya kesehatan olah raga dapat dilakukan diberbagai institusi seperti Puskesmas,
BKOM,
Rumah Sakit, dan institusi kesehatan lainnya baik Pemerintah maupun swasta
Tujuan Umum :
1. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal dan mandiri
dengan memberikan pelayanan kesehatan yang sebaik-baiknya.
Tujuan Khusus :
Berikut ini adalah salah satu cara atau metode dalam melakukan aktivitas fisik,
diantaranya :
d. Aktivitas fisik dapat dimulai sejak usia muda hingga usia lanjut dan dapat
dilakukan setiap hari.
f. Sasaran
Sasaran kegiatan menunjukan hasil antara yang diperlukan untuk merealisir
tujuan tertentu. Adapun sasaran kegiatan kesehatan olahraga adalah :
1. Calon Jamaah Haji
Pemeriksaan Kebugaran Calon Jamaah Haji
2. Kelompok Lansia
Senam Lansia dan Pengukuran Kebugaran
3. Kelompok Ibu Hamil
Melaksanakan Senam Ibu Hamil dan Mengukur Kebugaran
4. Kelompok ASN
Melaksanakan Senam dan Pengukuran Kebugaran
5. Kelompok Anak Sekolah
Pengukuran Kebugaran Kesehatan Anak Sekolah
g. Jadwal Pelaksanaan
Mengetahui
Kepala UPTD Puskesmas Babahrot Babahrot, 12 Januari
2023
MASRITAWATI, S.Keb
NIP. 19760304 200312 2003 ZULFA
RESTU,A.Md.Kep
NIP.19820107 200604
2 025
KEGIATAN
USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH DASAR
(UKS / UKGSD)
SIKAT GIGI MASAL
UPTD PUSKESMAS BABAHROT KECAMATAN BABAHROT
TAHUN 2023
a. Pendahuluan
f. Sasaran
Guru UKS dan semua siswa sekolah TK dan SD
MASRITAWATI,S.Keb
NIP.19760304 200312 2003
MAINAR,A.Md.Kes
NIP. 19700405 199303 2 002
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
I. Pendahuluan
Pelayanan kesehatan gigi dan Mulut di Puskesmas terdiri dari
pelayanan di dalam gedung yaitu di ruang kesehatan gigi dan mulut dan
pelayanan luar gedung yaitu program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah
(UKGS) dan Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM). Masalah
kesehatan gigi yang paling banyak ditemukan adalah karies gigi, hal ini
terjadi karena kurangnya tingkat pengetahuan masyarakat terhadap
pentingnya kesehatan gigi dan mulut dari mulai bayi dalam kandungan
sampai tua (life sicie).
Program UKGM merupakan program kesehatan gigi dan mulut yang
di tujukan untuk masyarakat terutama pada kelompok rawan/resiko
tinggi, yang termasuk kelompok rawan tersebut adalah : Ibu Hamil,
Balita, Anak Pra Sekolah dan Lansia.
Pelaksanaan kegiatan program UKGM dilaksanakan sesuai visi
UPTD Puskesmas Babahrot yaitu terwujudnya masyarakat wilayah kerja
UPTD Puskesmas Babahrot yang sehat dan mandiri. Dengan
memberikan pelayanan yang cepat dan tepat sasaran sesuai dengan
tata nilai UPTD Puskesmas Babahrot yang telah ditetapkan yaitu
Komitmen Bersama, Amanah, Semangat, Inovatif dan Harmonis.
III. Tujuan
A. Tujuan Umum : Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
pentingnya kesehatan gigi dan mulut di masyarakat khususnya pada
kelompok rawan. B. Tujuan Khusus:
1. Meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada
ibu hamil 2. Meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan
mulut pada anak pra sekolah
3. Meningkatkan Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada lansia.
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Rujukan
Rujukan
Rujukan
No
Pelaksana
Kegiatan Lintas Lintas Sektor Ket
Program
Pokok Program Terkait
UKGM
Terkait
A Pemeriksaan Menyusun Program KIA Kader Sumber
Kesehatan rencana Menyusun 1. Mengkoordin Pembiayaan
Gigi dan kegiatan jadwal kegiatan ir Bumil untuk BOK KIA
Mulut Ibu koordinasi ada di periksa
Hamil dengan LP / LS pemeriksaan kesehatan
kes. gigi dan gigi dan
Menentukan
mulut bagi ibu mulut
tempat dan
hamil pada saat
waktu 2. Memantau
pelaksanaan
pelaksanaan kesehatan
Bumil
kegiatan gigi dan
Menyiapkan form n
VI. SASARAN
1. Anak Pra Sekolah
2. Anak Sekolah
3. Ibu Hamil
4. Masyarakat Lanjut Usia
2023
No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Ju Jul Ags Sep Okt N De
n o s
v
Pemeriksaan
Kesehatan
1 Gigi dan
mulut anak x
x
pra sekolah
Pemeriksaan
Kesehatan
Gigi dan
2 mulut anak x
x
sekolah
Pemeriksaan
Kesehatan
3 x x
Gigi dan x x
Mulut Ibu
Hamil
Pemeriksaan
Kesehatan
4 x x
Gigi dan
Mainar,A.Md.Kes
NIP. 19700405 199303 2 002
A. PENDAHULUAN
B. LATAR BELAKANG
C. TUJUAN
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
F. SASARAN
Prinsip Pos UKK ialah dari, oleh, untuk, untuk kelompok pekerja informal
masyarakat
Meningkatkan
kewaspadaan
pekerja terhadap
risiko dan bahaya
kerja
2 April, Mei Pendataan Adanya data yang Meningkatkan BOK
2023 kelompok valid tentang status kesehatan
kelompok pekerja
pekerja informal perempuan sehat dan gizi pekerja
masyarakat perempuan
khususnya Mencapai
perempuan, produktivitas
yakni : gerakan kerja yang
pekerja maksimal
perempuan Meningkatkan
sehat produktif ( kualitas generasi
penerus
GP2SP)
3 Jan–Des Membuat jadwal Tersusunnya kegiatan - Kegiatan dapat
2023 kegiatan
dilaksanakan
sesuai dengan
jadwal yang telah
dibuat
- Meningkatnya
cakupan
pembinaan
kelompok pekerja
KEGIATAN
USAHA KESEHATAN GIGI SEKOLAH DASAR
(UKS / UKGSD)
SIKAT GIGI MASAL
a. Pendahuluan
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan
secara keseluruhan. Kesehatan gigi juga merupakan salah satu kesehatan
komponen secara menyeluruh. Masalah kesehatan gigi dan mulut menjadi perhatian
yang sangat penting dalam pembangunan kesehatan yang salah satunya
disebabkan oleh rentannya kelompok anak usia sekolah paud/TK dan sekolah dasar
dari gangguan kesehatan gigi dan mulut karena pada usia tersebut akan terjadi
periode pergantian gigi susu ke gigi permanen, sehingga pada usia tersebut
merupakan masa terbaik untuk meletakaan landasan kokoh untuk terwujudnya
manuasia yang berkualitas.
Menurut Depkes, Usaha Kesehatan Gigi sekolah (UKGS) merupakan sarana
utama dalam rangka meingkatkan pengetahuan tentang kesehatan gigi dan mulut
pda anak usia sekolah TK/SD dengan kegiatan penyuluhan dan sikat gigi massal.
kegiatan sikat gigi massal ini merupakan kegiatan preventif yang dilakukan
di sekolah, dan diharapkan terjadi perubahan sikap dan prilaku pada anak sekolah
dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut.
b. Latar Belakang
Rentannya anak dalam usia sekolah dalam masalah kesehatan gigi dan mulut,
maka salah satu tindakan yang dapat dilkukan setelah promotif adalah tindakan
preventif yang meliputi sikat gigi massal dengan sikat gigi yang baik.
f. Sasaran
Guru UKS dan semua siswa sekolah TK dan SD
MASRITAWATI,S.Keb
Mainar ,A.Md.Kes
NIP.19760304 200312 2003
NIP. 19700405 199303 2 002
KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)
I. Pendahuluan
Pelayanan kesehatan gigi dan Mulut di Puskesmas terdiri dari
pelayanan di dalam gedung yaitu di ruang kesehatan gigi dan mulut dan
pelayanan luar gedung yaitu program Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)
dan Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat (UKGM). Masalah kesehatan gigi yang
paling banyak ditemukan adalah karies gigi, hal ini terjadi karena kurangnya
tingkat pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya kesehatan gigi dan
mulut dari mulai bayi dalam kandungan sampai tua (life sicie).
Program UKGM merupakan program kesehatan gigi dan mulut yang di
tujukan untuk masyarakat terutama pada kelompok rawan/resiko tinggi, yang
termasuk kelompok rawan tersebut adalah : Ibu Hamil, Balita, Anak Pra
Sekolah dan Lansia.
Pelaksanaan kegiatan program UKGM dilaksanakan sesuai visi UPTD
Puskesmas Babahrot yaitu terwujudnya masyarakat wilayah kerja UPTD
Puskesmas Babahrot yang sehat dan mandiri. Dengan memberikan
pelayanan yang cepat dan tepat sasaran sesuai dengan tata nilai UPTD
Puskesmas Babahrot yang telah ditetapkan yaitu Komitmen Bersama,
Amanah, Semangat, Inovatif dan Harmonis.
III. Tujuan
A. Tujuan Umum : Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
pentingnya kesehatan gigi dan mulut di masyarakat khususnya pada
kelompok rawan. B. Tujuan Khusus:
1. Meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada ibu
hamil 2. Meningkatkan pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada
anak pra sekolah
3. Meningkatkan Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut pada lansia.
IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN
Rujukan
Rujukan
Rujukan
No
Pelaksana
Kegiatan Lintas Lintas Sektor Ket
Program
Pokok Program Terkait
UKGM
Terkait
A Pemeriksaan Menyusun Program KIA Kader Sumber
Kesehatan rencana Menyusun 1. Mengkoordin Pembiayaan
Gigi dan kegiatan jadwal ir Bumil BOK KIA
Mulut Ibu koordinasi kegiatan ada untuk di
Hamil dengan LP / pemeriksaan periksa
form laporan
& rujukan
Menyiapkan
bahan
penyuluhan
Menyiapkan
alat
pemeriksaan
kes. gigi &
mulut
Mebuat
Laporan
Kegiatan
B Pemeriksaa Menyusun Program Gizi Kader Sumber
n rencana 1. Menyusun 1. Mengkoordinir Pembiayaa
Kesehatan n BOK Gizi
Kegiatan jadwal anak pra
Gigi dan Koordinasi kegiatan sekolah untuk
Mulut Anak dengan LP / ada di periksa
Pra LS pemeriksaa kesehatan gigi
Sekolah n kes. gigi dan mulut di
Menentukan
dan Mulut Posyandu
tempat dan
bagi Balita
waktu 2. Memantau
pada saat
Pelaksanaan kesehatan gigi
pelaksanaa
kegiatan dan mulut yang
n
Menyiapkan BGM dan Gizi
penimbanga
bahan Kurang
n Balita
penyuluhan
Posyandu
Menyiapkan
2. Menyusun
alat
jadwal
pemeriksaan
pemeriksaa
kes. Gigi &
n kes. Gigi
Mulut
& Mulut
Membuat
laporan pada anak
kegiatan yang BGM
dan Gizi
Kurang
C Pemeriksaa Menyusun Program Lansia Kader Sumber
n Rencana Pembiayaa
1. Menyusun 1. Mengkoordinir
n BOK
Kesehatan Kegiatan jadwal lansia untuk di
kegiatan ada periksa
Gigi dan Koordinasi pemeriksaan kesehatan
Mulut kes. gigi dan gigi dan mulut
dengan LP /
Lansia LS
Menentuka n Mulut bagi 2. Memantau
tempat dan lansia pada kesehatan gigi
waktu saat dan mulut
pelaksanaa pelaksanaan Lansia
n Kegiatan Posbindu
Menyiapkan Lansia
form laporan
&
Rujukan
Menyiapka n
bahan
penyuluha
n
Menyiapka
n alat
pemeriksaa
n kes. Gigi
& Mulut
Membuat
laporan
kegiatan
VI. SASARAN
1. Anak Pra Sekolah
2. Anak Sekolah
3. Ibu Hamil
4. Masyarakat Lanjut Usia
2023
No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov De
s
Pemeriksaan
Kesehatan
1 Gigi dan
mulut anak x x
pra sekolah
Pemeriksaan
Kesehatan
Gigi dan
2 mulut anak x x
sekolah
Pemeriksaan
Kesehatan
3 x x
Gigi dan x x
Mulut Ibu
Hamil
Pemeriksaan
Kesehatan
4 x x
Gigi dan
Mulut Lansia
MASRITAWATI,S.Keb Alfizar,A.Md.Keb
NIP.19760304 200312 2003 NIP.19880620 201705 2 001