Anda di halaman 1dari 17

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Menurut data Depkes RI 2004 lebih kurang data anak didunia
meninggal setiap tahun,sebelum mencapai umur 5 tahun,dan lebih dari 70 %
kematian tersebut disebabkan karena pnemonia, diare, malaria, campak dan
gizi buruk. Kita juga menyaksikan setiap hari, bahwa berjuta juta orang tua
memeriksakan kesehatan anaknya yang sakit, baik kepuskesmas, pustu, bidan
desa, rumah sakit, dokter praktek swasta, atau bahkan kedukun.
Menurut Pedoman Penerapan Menejemen Terpadu Balita Sakit di
puskesmas Depkes RI (2004),banyak negara berkembang selama ini telah
menggunakan paket program intervensi secara terpisah untuk melakukan
perawatan pada anak balita sakit, demikian pula di indonesia. Petugas
puskesmas sudah berpengalaman dalam mengobati penyakit penyakit umum
menyerang anak, namun mereka masih menggunakan pengobatan malaria,
pedoman tata laksana ISPA, atau pedoman penanganan Diare padahal ada
beberapa penyakit yang saling berkaitan, misalnya diare berulang kali
menyebabkan gizi buruk, sehingga petugas puskesmas mengalami kesulitan
dalam menggabungkan berbagai pedoman yang terpisah pada saat menangani
anak yang menderita beberapa penyakit.
Kemudian pada tahun 1994 WHO bersama dengan UNICEF
mengembangkan suatu paket pegangan klasifikasi dan terapi komperhensif,
memadukan intervensi yang terpisah pisah tersebut menjadi suatu paket
terpadu, yaitu paket MTBS yang merupakan suatu pendekatan keterpaduan
dalam tata laksana balita sakit yang datang berobat kefasilitas rawat jalan
pelayanan kesehatan dasar yang meliputi upaya kuratif terhadap penyakit
pneumonia,diare,campak,malaria,infeksi telinga,malnutrisi dan upaya
promotif dan preventif yang meliputi imunisasi,pemberian vit A dan
konseling pemberian makan.

B. TUJUAN PEDOMAN

1. Tujuan umum
Tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat
kesehatan yang optimal, kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh
kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas
manusia seutuhnya.

Pedoman MTBS UPTD Puskesmas DTP Pulomerak


2

2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan derajat kesehatan anak
b. Memperbaiki sistem kesehatan
c. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan bayi dan anak balita.
d. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat
e. Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus
balita sakit
f. Menilai, mengklasifikasi dan mengetahui resiko dari penyakit yang
timbul
g. Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam pelayanan balita sakit
C. SASARAN
Sasaran kegiatan yaitu Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan
MTBM adalah :

1.Balita sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun ( MTBS )


2.Balita sakit umur 0 sampai 2 bulan ( MTBM )
D. RUANG LINGKUP
1. Pelayanan Puskesmas dalam gedung.
a. Pelayanan bayi dan balita ( MTBM, MTBS )
b. Penilaian, klasifikasi dan pengobatan bayi muda umur 0 hari – 2 bulan
( MTBS )
c. Penilaian, klasifikasi dan pengobatan bayi muda umur 2 bulan – 5
tahun ( MTBM )
d. Tindakan dan pengobatan
e. Masalah dan pemecahan dan tindak lanjut
E. BATASAN OPERASIONAL
Pelayanan manajemen Terpadu Balita Sakit merupakan upaya untuk
meningkatkan derajat kesehatan anak yang biasa dilakukan didalam fasilitas
kesehatan maupun diluar fasilitas kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimal.

F. VISI , MISI , DAN TATA NILAI

1. Visi :

Keinginan, harapan dan tujuan sebagaimana tertuang di dalam visi


kesehatan Kota Cilegon melalui Dinas Kesehatan Kota Cilegon yaitu “ Penggerak
Pembangunan Kesehatan Menuju Terwujudnya Masyarakat Cilegon Sehat, Peduli,
Mandiri dan Berkeadilan”

maka seluruh pelaku kesehatan bersama dengan masyarakat harus dapat


memahami dari visi tersebut. Untuk dapat mewujudkan visi tersebut Puskesmas
Kecamatan Pulomerak berusaha untuk dapat meningkatkan pengetahuan
masyarakat tentang pentingnya penggerakan pembangunan kesehatan. Visi
tersebut harus dapat mendukung visi Puskesmas Kecamatan Pulomerak yaitu

Pedoman MTBS UPTD Puskesmas DTP Pulomerak


3

“Menjadi Salah Satu Pusat Pelayanan yang Berkualitas Kota Cilegon


2021”

2. MISI :

Untuk merealisasikan visi Puskesmas DTP Pulomerak, maka ditetapkan misi,


yaitu :

1. Menerapkan setiap komitmen dalam memberikan Pelayanan

2. Meningkatkan kompetensi SDM UPT Puskesmas DTP Pulomerak

3. Meningkatkan manajemen pelayan di UPT Puskesmas DTP Pulomerak

4. Mempermudah akses pelayanan kepada masyarakat

5. Memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat secara mandiri.

3. TATA NILAI

“PRIMA”

P : Profesional dalam bekerja

• Kompetensi sesuai dengan jabatan yang dimiliki

• Bekerja sesuai SOP

R : Ramah pada pelanggan 3 S ( senyum, sapa salam )

• Ramah ( Senyum, sapa, salam )

I : Inovatif

• Mempunyai keinginan untuk meningkatkan keahliannya

M : Mengutamakan pelanggan

• Mengutamakan kepentingan pelanggan

• Segera / cepat dalam pelayanan

A : Aman dalam bekerja (APD)

• Tersedia alat pelindung diri bagi petugas ( masker, sarung tangan, baju
Lab. )

Pedoman MTBS UPTD Puskesmas DTP Pulomerak


4

G. LANDASAN HUKUM / ACUAN


1. Undang- Undang Nomor 36Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara
Repulik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063)
2. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 161/Menkes/Per/1/2010 tentang
Registrasi Tenaga Kesehatan
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementrian Kesehatan
4. Pemerintah Provinsi Banten Dinas Kesehatan , APBN ,Tahun 2016 , Tentang
Buku Bagan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. KUALIFIKASI SUMBER DAYA MANUSIA MTBS


Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi tenaga upaya Manajemen Terpadu
Balita Sakit ( MTBS) dan MTBM yang ada di Puskesmas DTP Pulomerak:

Pedoman MTBS UPTD Puskesmas DTP Pulomerak


5

1. Penanggung jawab MTBS adalah seorang dokter umum yang bertanggung jawab
kepada Kepala Puskesmas
Penanggung jawab MTBS memiliki uraian tugas seperti :
a. Mengkoordinasi kegiatan MTBS
b. Melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, mengendalian dan
evaluasi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi MTBS
c. Mengadakan komunikasi dengan tenaga klinis yang lain
d. Memastikan kegiatan MTBS berjalan sesuai dengan standart yang sudah
ditetapkan
e. Memastikan dan menyiapkan peralatan di ruang MTBS
f. Mengeambangkan kemampuan SDM poli MTBS sehingga berperan aktif
terwujudnya pelayanan MTBS yang baik.
g. Mengatur, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan kerja perawat dan
Bidan.
2. Perawat
Memiliki uraian tugas sebagai berikut :
a. Menyiapkan ruangan ruang MTBS sebelum dan sesudah pelayanan
b. Memanggil pasien balita Sakit
c. Memastikan data balita yang masuk ruang MTBS sesuai urutan
d. Menimbang BB dan mengukur TB balita
e. Menganamnese balita sakit
f. Meregister balita sakit yang masuk ke ruang MTBS
g. Memberikan data laporan bulanan secara berkala
3. Bidan
Memiliki uraian tugas sebagai berikut :
a. Menyiapkan ruangan ruang MTBS sebelum dan sesudah pelayanan
b. Memanggil pasien
c. Memastikan data pasien yang masuk ruang MTBS
d. Meregister pasien yang masuk ke ruang MTBS
e. Memberikan edukasi kepada ibu dan balita sakit
f. Memberikan data laporan bulanan secara berkala.
Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi tenaga MTBS yang ada di
UPTD Puskesmas DTP Pulomerak
Kegiatan Kualifikasi SDM Realisasi
Pelayanan kesehatan Pendidikan minimal DIII Dibantu oleh tenaga medis
MTBS dibidang kesehatan serta dan paramedis latar
- Dalam gedung dokter belakang pendidikan
- Luar gedung
Dokter, pendidikan DIII
keperawatan dan DIII
Kebidanan

Kegiatan dalam rangka perbaikan status kesehatan masyarakat yang menjadi


tanggung jawab puskesmas dilakukan oleh petugas kesehatan dengan latar
belakang pendidikan kedokteran maupun kebidanan/keperawatan.

Pedoman MTBS UPTD Puskesmas DTP Pulomerak


6

B. DISITRIBUSI KETENAGAAN

Penanggung jawab program Manajemen Terpadu Balita Sakit ( MTBS ) dan


MTBM serta belakang profesinya adalah:

NO NAMA KUALIFIKASI JABATAN


1 Dr.H. M.Arief Gunawan S1 Kedokteran dengan profesi Dokter

2 Nurlaela , Amd.Kep DIII KEPERAWATAN Perawat

3. Ermi Ibrahim , SST.Keb D4 KEBIDANAN Bidan

Kegiatan Penanggung jawab

Kegiatan pelayanan MTBS dalam Nurlaela , Amd.Kep


gedung

Kegiatan pelayanan MTBM luar Ermi Ibrahim , SST.Keb


gedung

C. JADWAL KEGIATAN

A. Kegiatan 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
N

1. Pelayanan x x x x x x x x x x x x
pengobatan
pasien Balita usia
0 -5 tahun di poli
MTBS

2. x x x x x x x x x x x x
Konseling Ibu

3. Kerjasama dan x x x x x x x x x x x x
berkoordinasi
dengan Tenaga

Pedoman MTBS UPTD Puskesmas DTP Pulomerak


7

Medis dan
Paramedis

Jam Pelayanan

a.Hari Senin - Kamis : 08.00 – 12.00 WIB


b.Hari Jumat : 08.00 – 11.00 WIB
c.Hari Sabtu : 08.00 - 12.00 WIB

BAB III
STANDAR FASILITAS

A. DENAH RUANG

Wastafel
Bed pasien Pojok oralit

Meja

dokter

Meja timbangan
dan registrasi

Pedoman MTBS UPTD Puskesmas DTP Pulomerak


8

Pintu
Masuk

Koordinasi pelaksanaan kegiatan pelayanan MTBS dilakukan oleh


penanggung jawab UKM dan UKP yang menempati ruang Pelayanan
Umum Poli I dari gedung Puskesmas. Pelaksanaan rapat koordinasi
dilakukan di aula Puskesmas DTP Pulomerak.
B. STANDAR FASILITAS

Untuk mendukung tercapainya tujuan kegiatan Manajemen Terpadu


Balita Sakit (MTBS) Puskesmas DTP Pulomerak memiliki fasilitas
penunjang sebagai berikut:

Kegiatan MTBSdan MTBM Sarana- prasarana


 Timbangan
 Alat tulis
 Buku Register Balita
Menimbang Balita Sakit  Microtoice/ pengukur tinggi badan

 Stetoskop
 Termometer
 StopWatch, Jam Tangan
Pemeriksaana Balita Sakit  Formulir MTBS dan MTBB
 Lampu Senter
Penyuluhan Kesehatan - Buku Panduan MTBS dan MTBM

Pedoman MTBS UPTD Puskesmas DTP Pulomerak


9

BAB IV

TATALAKSANA PELAYANAN
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS)
A. Lingkup Kesehatan
1. Pelayanan MTBS dan MTBM dalam gedung:
 Pelayanan bayi dan balita ( MTBM, MTBS )
 Penilaian, klasifikasi dan pengobatan bayi muda umur 0 hari – 2 bulan
 Penilaian, klasifikasi dan pengobatan balita umur 2 bulan – 5 tahun
 Tindakan dan pengobatan
 Masalah dan pemecahan dan tindak lanjut
2. Pelayanan MTBM di luar Gedung :
 Pelayanan Bayi usia 0 – 2 bulan (Sehat dan Sakit) di Posyandu.
B. Metode
Dalam upaya mencapai tujuan di bidang kesehatan Balita diperlukan peran
petugas kesehatan dan fasilitator, dimana petugas kesehatan memberikan
pelayanan dan fasilitator bertanggungjawab dalam mengkomunikasikan inovasi
dibidang kesehatan kepada masyarakat. Metode yang digunakan adalah:
1. Pendataan Balita
2. Wawancara / anamnesa
3. Pemeriksaan
4. Penatalaksanaan kasus
5. Pencatatan dan pelaporan
C. Langkah Kegiatan
1. Kegiatan dalam gedung
a. Wawancara / anamnesa
b. Pemeriksaan

Pedoman MTBS UPTD Puskesmas DTP Pulomerak


10

c. Pengisian Formulir MTBS /MTBM


d. Penatalaksanaan kasus
e. Pencatatan dan pelaporan
2. Kegiatan Luar gedung
a. Wawancara / anamnesa
b. Pemeriksaan
c. Pengisian Formulir MTBM
d. .Penatalaksanaan kasus
e.. Pencatatan dan pelaporan

BAB V
LOGISTIK
Beberapa yang perlu diperhatikan sebelum menerapkan MTBS MTBM adalah
penyiapan obat, alat, formuler MTBS MTBM. Penyiapan Logistik ini perlu kita
rencanakan,karena bila tidak disiapkan dengan baik akan mengganggu kelancaran dalam
penerapan MTBS MTBM.
Keperluan logistic di Ruang MTBS meliputi bahan medis habis pakai yang ada di
instalasi Puskesmas DTP Pulomerak
1) Alur permintaan bahan medis dan Obat

Ruang MTBS Pengadaan Bag. Pengadaan


mengajukan barang logistic farmasi
permintaan Obat
2) Perencanaan
dan BMHP Ruang MTBS
Pengadaan bahan medis Ruang MTBS harus mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
a. Tingkat persediaan di gudang obat Puskesmas ada dan tidaknya stok bahan
medis dan non medis
b. Perkiraan jumlah kebutuhan
Menghitung pemakaian bahan medis non medis setiap bulannya, untuk
memperkiraan kebutuhan dalam 1 tahun, melalui kartu stok yang ada
c. Waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan barang
Terhitung 30 hari setelah ada perintah kerja dari petugas mengadaan barang
3) Permintaan
Untuk permintaan bahan medis non medis dilakukan melalui LPLPO
Untuk bahan medis non medis yang buffer stoknya sudah mulai berkurang, segera
mengajukan ke petugas pengadaan, dengan menuliskan pada buku permintaan
barang
4) Penyimpanan
Stok bahan medis non medis kebutuhan MTBS ada di gudang obat
Untuk stok harian bahan medis non medis disimpan di ruang MTBS
5) Penggunaan
Disesuaikan dengan kebutuhan

Pedoman MTBS UPTD Puskesmas DTP Pulomerak


11

BAB VI
KESELAMATAN SASARAN
Keselamatan pasien (patient safety) di Unit Pelayanan ruang MTBS adalah
suatu sistem dimana membuat asuhan pasien balita sakit lebih aman. Sistem
tersebut meliputi: Assesment resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien balita sakit, pelaporan dan analisis incident,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistem tersebut diharapkan dapat
mencegah balita sakit, oleh akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
Keselamatan balita sakit sudah menjadi tuntutan masyarakat dan
berdasarkan atas latar belakang itulah maka pelaksanaan program keselamatan
pasien di Puskesmas DTP Pulomerak, salah satunya di Unit MTBS perlu dilakukan
untuk dapat melakukan mutu pelayanan terutama didalam melaksanakan
keselamatan balita sakit sangat di perlukan suatu pedoman yang jelas sehingga
angka kejadian KTD dapat dicegah sedini mungkin

TARGET INDIKATOR
SASARAN KESELAMATAN PASIEN

No Sasaran Keselamatan Pasien Indikator

1 Identifikasi Pasien Tidak terjadinya salah identifikasi


pasien ditempat pendaftaran

2 Komunikasi Efektif dalam pelayanan Komunikasi secara benar saat


akan merujuk pasien ke unit lain

3 Ketepatan dalam pemberian Obat Tidak terjadinya pemberian obat


salah orang

4 Ketepatan prosedur pelayanan tehnis Tingkat kepatuhan penerapan SOP

5 Pencegahan infeksi Kepatuhan terhadap prosedur cuci


tangan
Kepatuhan terhadap pemakaian
APD

6 Pasien jatuh Tidak terjadinya pasien jatuh


selama berada di Puskesmas

A. Tujuan Pedoman Keselamatan Balita Sakit

Pedoman MTBS UPTD Puskesmas DTP Pulomerak


12

1. Meningkatkan derajad kesehatan anak


2. Memperbaiki system kesehatan
3. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan bayi dan anak balita.
4. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat anak.
5. Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita
sakit
6. Menilai, mengklasifikasi dan mengetahui resiko dari penyakit yang timbul
7. Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam pelayanan balita sakit

B. Manfaat
 Dapat meningkatkan mutu pelayanan yang berkualitas dan citra yang baik bagi
unit pelayanan MTBS
 Agar seluruh personil unit pelayanan MTBS memahami tentang tanggung
jawab dan rasa nilai kemanusiaan terhadap keselamatan pasien
 Dapat meningkatkan kepercayaan antara petugas unit pelayanan MTBS dan
Balita Sakit terhadap tindakan yang dilakukan
 Mengurangi terjadinya KTD di unit pelayanan MTBS
Solusi keselamatan balita sakit di Unit Pelayanan MTBS
1. Pastikan identifikasi balita sakit
2. Komunikasi secara benar saat akan merujuk balita sakit keunit lain
3. Pastikan pemberian resep dengan benar sesuai dengan identitas dan diagnose
balita
4. Hindari kesalahan indentitas balita satu dengan yang lain
5. Tingkatkan kebersihan tangan (hand hygiene) untuk pencegahan infeksi
nosocomial

BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ruang MTBS merupakan bagian
dari pengelolaan ruang MTBS secara keseluruhan. Tenaga pelayanan kesehatan
umum di Indonesia mempunyai kewajiban untuk selalu memenuhi salah satu kriteria
standart pelayanan kedokteran umum di Indonesia, yaitu melaksanakan Kesehatan
Keselamatan Kerja (K3).
Prosedur tentang pelaksanaaan Kesehatan Keselamatan Kerja harus
dilaksanakan dalam pelayanan kesehatan umum di Puskesmas. Dokter umum sebagai
penanggung jawab pelayanan umum di Ruang MTBS harus dapat memastikan
seluruh tenaga pelayanan yang bekerja di lingkungannya mempunyai pengetahuan
tentang Kesehatan Keselamatan Kerja.

Pedoman MTBS UPTD Puskesmas DTP Pulomerak


13

Standar Kesehatan Keselamatan Kerja di Unit Pelayanan Ruang MTBS (K3)


kebijakan pelaksanaan dan programm kesehatan keselamatan kerja, standar pelayanan
(K3) di Unit Pelayanan Umum, standar sarana, program (K3) di Unit Pelayanan
Ruang MTBS, Pengelolaan jasa dan barang berbahaya bagi manusia (K3) di Unit
Pelayanan Umum, Pembina pengawasan, pencatatan, dan pengawasan.
Unit Pelayanan ruang MTBS Puskesmas DTP Pulomerak merupakan salah
satu Unit Pelayanan yang wajib melaksanakan (K3) yang bermanfaat baik bagi dokter
umum, perawat umum ,bidan, pengunjung/pengantar, pasien serta masyarakat sekitar.
1. Pelaksanan Pelayanan Kesehatan Keselamatan Kerja Unit Pelayanan ruang
MTBS
Setiap petugas unit ruang MTBS wajib melaksanakan pelayanan kesehatan kerja
seperti yang tercantum pada pasal 23 dalam undang-undang kesehatan tahun
1992:
Melaksanakan pendidikan pelayanan/pelatihan tentang kesehatan kerja dan
memberikan bantuan kepada pekerja di unit pelayanan ruang MTBS dalam
menyesuaikan diri baik fisik maupun mental terhadap pekerjaanya di perlukan
antara lain:
a. Informasi umum tentang unit pelayanan umum dan fasilitas atau sarana yang
terkait dengan (K3)
b. Informasi tentang resiko dan bahaya khusus di tempat kerjanya
c. SOP Kerja, SOP Peralatan, SOP Penggunaan Alat pelindung Diri dan
kewajibannya
d. Orientasi (K3) di tempat kerja

e. Melaksanakan pendidikan, pelatihan, atau promosi/penyuluhan kesehatan


kerja secara berkala dan berkesinambungan sesuai kebutuhan dalam rangka
menciptakan budaya (K3)
f. Meningkatkan kesehatan badan kondisi mental/rohani kemampuan fisik
petugas

Pedoman MTBS UPTD Puskesmas DTP Pulomerak


14

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Agar upaya peningkatan mutu di ruang MTBS Puskesmas DTP Pulomerak
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien maka diperlukan adanya kesatuan bahasa
adanya kesatuan bahasa tentang konsep dasar upaya peningkatan mutu pelayanan.
A. Mutu Pelayanan
1) Pengertian mutu
a. Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa
b. Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan (komitmen) yang
selalu dicurahkan pada pekerjaan
c. Mutu adalah kepatuhan terhadap standart
d. Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan
2) Pihak yang berkepentingan dengan mutu
a. Konsumen/pasien
b. Pembayar/asuransi
c. Karyawan
d. Masyakat
e. Pemerintah
f. Ikatan Profesi
3) Dimensi Mutu
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan pasien

Pedoman MTBS UPTD Puskesmas DTP Pulomerak


15

d. Kepuasan pasien
e. Aspek social budaya
4) Mutu terkait dengan input, proses dan output
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur dengan menggunakan
tiga variable, yaitu:
a. Input adalah segala daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan
kesehatan seperti : tenaga, dana, obat, fasilitas, peralatan, bahan, tehnologi,
organisasi dll. Pelayanan kesehatan yang bermutu membutuhkan
dukungan input yang bermutu pula.
b. Proses adalah interaksi professional antara pemberi pelayanan dan
konsumen (pasien/masyarakat)
c. Output adalah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan yang
terjadi pada konsumen (pasien/masyarakat) termasuk kepuasan dari
konsumen tersebut.

B. Upaya Peningkatan Mutu


Upaya peningkatan mutu pelayanan dilakukan melalui upaya
peningkatan mutu pelayanan puskesmas DTP Pulomerak secara efektif dan
efisien agar tercapai derajat kesehatan yang optimal. Upaya tersebut dilakukan
melalui :
a. Optimasi tenaga, sarana dan prasarana
b. Pemberian pelayanan sesuai standar profesi dan standar pelayanan yang
dilaksanakan secara menyeluruh dan terpadu sesuai dengan kebutuhan
pasien
c. Pemanfaatan tekhnologi tepat guna, hasil penelitian dan pengembangan
pelayanan kesehatan
Setiap petugas harus mempunyai kompetensi bidang profesinya,
sehingga mutu pelayanan dapat ditingkatkan, angka kesalahan tindakan dapat
diperkecil sesuai dengan target mutu ruang MTBS serta kepuasan pelanggan
selalu tepat ditingkatkan.
Pemantapan mutu di ruang MTBS Puskesmas DTP Pulomerak melalui
tahap preanalitik meliputi kegiatan mempersiapkan sebelum pelayanan,
menerima pasien. Tahap analitik meliputi kegiatan anamnesisi, pemeriksaan
keluhan utama, pemeberian resep. Tahap pasca analitik meliputi kegiatan
pencatatan hasil pemeriksaan, pelaporan hasil pemeriksaan ke dalam simpus/P-
care.

Pedoman MTBS UPTD Puskesmas DTP Pulomerak


16

BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas terkait dalam pelaksanaan
dan pembinaan pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit dengan tetap memperhatikan
prinsip proses pembelajaran dan manfaat
Keberhasilan kegiatan MTBS dan MTBM tergantung pada komitmen yang kuat
dari semua pihak, baik dari karyawan puskesmas maupun pihak terkait lainnya, dalam
upaya percepatan menurunkan Angka Kematian bayi melalui peranserta aktif masyarakat
dalam bidang kesehatan.
Penanggung Jawab MTBS
UPTD Puskesmas DTP Pulomerak

Pedoman MTBS UPTD Puskesmas DTP Pulomerak


17

Pedoman MTBS UPTD Puskesmas DTP Pulomerak

Anda mungkin juga menyukai