BAB I
PENDAHULUAN
B. TUJUAN PEDOMAN
1. Tujuan umum
Tercapainya kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat
kesehatan yang optimal, kesehatan anak untuk menjamin proses tumbuh
kembang optimal yang merupakan landasan bagi peningkatan kualitas
manusia seutuhnya.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan derajat kesehatan anak
b. Memperbaiki sistem kesehatan
c. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan bayi dan anak balita.
d. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat
e. Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus
balita sakit
f. Menilai, mengklasifikasi dan mengetahui resiko dari penyakit yang
timbul
g. Sebagai pedoman kerja bagi petugas dalam pelayanan balita sakit
C. SASARAN
Sasaran kegiatan yaitu Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) dan
MTBM adalah :
1. Visi :
2. MISI :
3. TATA NILAI
“PRIMA”
I : Inovatif
M : Mengutamakan pelanggan
• Tersedia alat pelindung diri bagi petugas ( masker, sarung tangan, baju
Lab. )
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
1. Penanggung jawab MTBS adalah seorang dokter umum yang bertanggung jawab
kepada Kepala Puskesmas
Penanggung jawab MTBS memiliki uraian tugas seperti :
a. Mengkoordinasi kegiatan MTBS
b. Melakukan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, mengendalian dan
evaluasi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi MTBS
c. Mengadakan komunikasi dengan tenaga klinis yang lain
d. Memastikan kegiatan MTBS berjalan sesuai dengan standart yang sudah
ditetapkan
e. Memastikan dan menyiapkan peralatan di ruang MTBS
f. Mengeambangkan kemampuan SDM poli MTBS sehingga berperan aktif
terwujudnya pelayanan MTBS yang baik.
g. Mengatur, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan kerja perawat dan
Bidan.
2. Perawat
Memiliki uraian tugas sebagai berikut :
a. Menyiapkan ruangan ruang MTBS sebelum dan sesudah pelayanan
b. Memanggil pasien balita Sakit
c. Memastikan data balita yang masuk ruang MTBS sesuai urutan
d. Menimbang BB dan mengukur TB balita
e. Menganamnese balita sakit
f. Meregister balita sakit yang masuk ke ruang MTBS
g. Memberikan data laporan bulanan secara berkala
3. Bidan
Memiliki uraian tugas sebagai berikut :
a. Menyiapkan ruangan ruang MTBS sebelum dan sesudah pelayanan
b. Memanggil pasien
c. Memastikan data pasien yang masuk ruang MTBS
d. Meregister pasien yang masuk ke ruang MTBS
e. Memberikan edukasi kepada ibu dan balita sakit
f. Memberikan data laporan bulanan secara berkala.
Berikut ini kualifikasi SDM dan realisasi tenaga MTBS yang ada di
UPTD Puskesmas DTP Pulomerak
Kegiatan Kualifikasi SDM Realisasi
Pelayanan kesehatan Pendidikan minimal DIII Dibantu oleh tenaga medis
MTBS dibidang kesehatan serta dan paramedis latar
- Dalam gedung dokter belakang pendidikan
- Luar gedung
Dokter, pendidikan DIII
keperawatan dan DIII
Kebidanan
B. DISITRIBUSI KETENAGAAN
C. JADWAL KEGIATAN
A. Kegiatan 2019
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
N
1. Pelayanan x x x x x x x x x x x x
pengobatan
pasien Balita usia
0 -5 tahun di poli
MTBS
2. x x x x x x x x x x x x
Konseling Ibu
3. Kerjasama dan x x x x x x x x x x x x
berkoordinasi
dengan Tenaga
Medis dan
Paramedis
Jam Pelayanan
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. DENAH RUANG
Wastafel
Bed pasien Pojok oralit
Meja
dokter
Meja timbangan
dan registrasi
Pintu
Masuk
Stetoskop
Termometer
StopWatch, Jam Tangan
Pemeriksaana Balita Sakit Formulir MTBS dan MTBB
Lampu Senter
Penyuluhan Kesehatan - Buku Panduan MTBS dan MTBM
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS)
A. Lingkup Kesehatan
1. Pelayanan MTBS dan MTBM dalam gedung:
Pelayanan bayi dan balita ( MTBM, MTBS )
Penilaian, klasifikasi dan pengobatan bayi muda umur 0 hari – 2 bulan
Penilaian, klasifikasi dan pengobatan balita umur 2 bulan – 5 tahun
Tindakan dan pengobatan
Masalah dan pemecahan dan tindak lanjut
2. Pelayanan MTBM di luar Gedung :
Pelayanan Bayi usia 0 – 2 bulan (Sehat dan Sakit) di Posyandu.
B. Metode
Dalam upaya mencapai tujuan di bidang kesehatan Balita diperlukan peran
petugas kesehatan dan fasilitator, dimana petugas kesehatan memberikan
pelayanan dan fasilitator bertanggungjawab dalam mengkomunikasikan inovasi
dibidang kesehatan kepada masyarakat. Metode yang digunakan adalah:
1. Pendataan Balita
2. Wawancara / anamnesa
3. Pemeriksaan
4. Penatalaksanaan kasus
5. Pencatatan dan pelaporan
C. Langkah Kegiatan
1. Kegiatan dalam gedung
a. Wawancara / anamnesa
b. Pemeriksaan
BAB V
LOGISTIK
Beberapa yang perlu diperhatikan sebelum menerapkan MTBS MTBM adalah
penyiapan obat, alat, formuler MTBS MTBM. Penyiapan Logistik ini perlu kita
rencanakan,karena bila tidak disiapkan dengan baik akan mengganggu kelancaran dalam
penerapan MTBS MTBM.
Keperluan logistic di Ruang MTBS meliputi bahan medis habis pakai yang ada di
instalasi Puskesmas DTP Pulomerak
1) Alur permintaan bahan medis dan Obat
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN
Keselamatan pasien (patient safety) di Unit Pelayanan ruang MTBS adalah
suatu sistem dimana membuat asuhan pasien balita sakit lebih aman. Sistem
tersebut meliputi: Assesment resiko, identifikasi dan pengelolaan hal yang
berhubungan dengan resiko pasien balita sakit, pelaporan dan analisis incident,
kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistem tersebut diharapkan dapat
mencegah balita sakit, oleh akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan.
Keselamatan balita sakit sudah menjadi tuntutan masyarakat dan
berdasarkan atas latar belakang itulah maka pelaksanaan program keselamatan
pasien di Puskesmas DTP Pulomerak, salah satunya di Unit MTBS perlu dilakukan
untuk dapat melakukan mutu pelayanan terutama didalam melaksanakan
keselamatan balita sakit sangat di perlukan suatu pedoman yang jelas sehingga
angka kejadian KTD dapat dicegah sedini mungkin
TARGET INDIKATOR
SASARAN KESELAMATAN PASIEN
B. Manfaat
Dapat meningkatkan mutu pelayanan yang berkualitas dan citra yang baik bagi
unit pelayanan MTBS
Agar seluruh personil unit pelayanan MTBS memahami tentang tanggung
jawab dan rasa nilai kemanusiaan terhadap keselamatan pasien
Dapat meningkatkan kepercayaan antara petugas unit pelayanan MTBS dan
Balita Sakit terhadap tindakan yang dilakukan
Mengurangi terjadinya KTD di unit pelayanan MTBS
Solusi keselamatan balita sakit di Unit Pelayanan MTBS
1. Pastikan identifikasi balita sakit
2. Komunikasi secara benar saat akan merujuk balita sakit keunit lain
3. Pastikan pemberian resep dengan benar sesuai dengan identitas dan diagnose
balita
4. Hindari kesalahan indentitas balita satu dengan yang lain
5. Tingkatkan kebersihan tangan (hand hygiene) untuk pencegahan infeksi
nosocomial
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ruang MTBS merupakan bagian
dari pengelolaan ruang MTBS secara keseluruhan. Tenaga pelayanan kesehatan
umum di Indonesia mempunyai kewajiban untuk selalu memenuhi salah satu kriteria
standart pelayanan kedokteran umum di Indonesia, yaitu melaksanakan Kesehatan
Keselamatan Kerja (K3).
Prosedur tentang pelaksanaaan Kesehatan Keselamatan Kerja harus
dilaksanakan dalam pelayanan kesehatan umum di Puskesmas. Dokter umum sebagai
penanggung jawab pelayanan umum di Ruang MTBS harus dapat memastikan
seluruh tenaga pelayanan yang bekerja di lingkungannya mempunyai pengetahuan
tentang Kesehatan Keselamatan Kerja.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Agar upaya peningkatan mutu di ruang MTBS Puskesmas DTP Pulomerak
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien maka diperlukan adanya kesatuan bahasa
adanya kesatuan bahasa tentang konsep dasar upaya peningkatan mutu pelayanan.
A. Mutu Pelayanan
1) Pengertian mutu
a. Mutu adalah tingkat kesempurnaan suatu produk atau jasa
b. Mutu adalah expertise, atau keahlian dan keterikatan (komitmen) yang
selalu dicurahkan pada pekerjaan
c. Mutu adalah kepatuhan terhadap standart
d. Mutu adalah kegiatan tanpa salah dalam melakukan pekerjaan
2) Pihak yang berkepentingan dengan mutu
a. Konsumen/pasien
b. Pembayar/asuransi
c. Karyawan
d. Masyakat
e. Pemerintah
f. Ikatan Profesi
3) Dimensi Mutu
a. Keprofesian
b. Efisiensi
c. Keamanan pasien
d. Kepuasan pasien
e. Aspek social budaya
4) Mutu terkait dengan input, proses dan output
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan dapat diukur dengan menggunakan
tiga variable, yaitu:
a. Input adalah segala daya yang diperlukan untuk melakukan pelayanan
kesehatan seperti : tenaga, dana, obat, fasilitas, peralatan, bahan, tehnologi,
organisasi dll. Pelayanan kesehatan yang bermutu membutuhkan
dukungan input yang bermutu pula.
b. Proses adalah interaksi professional antara pemberi pelayanan dan
konsumen (pasien/masyarakat)
c. Output adalah hasil pelayanan kesehatan, merupakan perubahan yang
terjadi pada konsumen (pasien/masyarakat) termasuk kepuasan dari
konsumen tersebut.
BAB IX
PENUTUP
Pedoman ini sebagai acuan bagi karyawan puskesmas terkait dalam pelaksanaan
dan pembinaan pelayanan Manajemen Terpadu Balita Sakit dengan tetap memperhatikan
prinsip proses pembelajaran dan manfaat
Keberhasilan kegiatan MTBS dan MTBM tergantung pada komitmen yang kuat
dari semua pihak, baik dari karyawan puskesmas maupun pihak terkait lainnya, dalam
upaya percepatan menurunkan Angka Kematian bayi melalui peranserta aktif masyarakat
dalam bidang kesehatan.
Penanggung Jawab MTBS
UPTD Puskesmas DTP Pulomerak