Anda di halaman 1dari 6

Cara Kerja Sistem Pengisian Konvensional

Wiring Diagarm (skema) dibawah ini merupakan rangkaian dari sistem pengisian
konvensional. Skema berikut dibagi menjadi dua bagian butama yaitu sisi kanan
merupakan regulator, dan sisi kiri merupakan alternatornya.

Ada juga kompon


komponen en lain yang turut berperan
berpe ran dalam chargi
charging
ng system (sistem
(siste m
peng
pengis
isia
ian)
n) ininii ya
yait
itu
u ba
bater
terai
ai,, fu
fusi
sible
ble lin
link,
k, fuse
fuse,, ch
char
arge
ge wa
warn
rnin
ing
g lam
lamp
p (la
(lamp
mpuu
pengisian), load (beban).

Altern ator terdir


Alternator terdirii dari beber
beberapa
apa kompon
komponenen sepert
sepertii kumpa
kumpatan
tan stato
statorr ( stator coil)
coil),,
kump
ku mpar
aran
an ro
roto
torr (r
(rot
otor
or co
coil)
il),, en
enam
am bubuah
ah di
diod
oda
a yayang
ng di
diran
rangk
gkai
ai de
deng
ngan
an sisist
stem
em
jembatan,
jemba tan, dan termi
terminal
nal alter
alternator
nator (E, F, N, dan B). Baca : Komponen-komponen
Alternator
Altern ator Sistem
S istem Pengis
Pengisian
ian

Cara kerja sistem pengisian


Pada bagian regulator, terdapat beberapa bagian yaitu voltage regulator, voltage
relay, kontak poin, resistor, dan terminal -terminal regulator (Ig, N, F, E, L, dan B).
Semua
Sem ua kom
kompon
ponen
en dal
dalam
am alte
alternat
rnator
or dan reg
regula
ulator
tor dih
dihubu
ubungk
ngkanan sat
satu
u sam
samaa lain
sehingga membentuk rangkaian sistem pengisian.

Cara kerja dari sistem pengisian dengan regulator tipe konvensional terbagi menjadi
empat bagian, yaitu pada saat kunci kontak ON mesin belum hidup, mesin hidup
putaran lambat, putaran sedang, dan putaran tinggi. Berikut dijelaskan cara kerja

sistem pengisian tipe konvensional.


Cara Kerja Sistem Pengisian Kunci Kontak On Mesin Mati

Cara kerja sistem pengisian kunci kontak on mesin mati


Untuk mem
Untuk memuda
udahka
hkann maka untuntuk
uk kom
kompon
ponen
en bat
batera
erai,
i, fus
fusible
ible link
link,, kun
kunci
ci kon
kontak
tak,,
charge warning lamp, fuse, saya singkat menjadi :B, FL, KK, CWL, F. Dan juga :
Rotor Coil (RC), Stator Coil (SC). Resistro (R).

1. Setelah kunci kontak


kontak diputar
diputar ke posisi
posisi ON, maka arus
arus akan
akan mengalir
mengalir
dari baterai ke Fusible link,
link, ke kunci kontak ke fuse ke Charge Warning Lamp ke
terminal L regulator ke P0 ke P1 ke massa. Akibatnya lampu pengisian menyala.
Pada gambar diatas aliran arusnya berwarna merah. Keterangan : Maaf kunci
kontak jadi tidak kelihatan akibat tertutup warna merah.
2. Pada saat yang sama, arus dari baterai juga mengalir ke FL ke KK ke fuse ke
terminal IG regulator ke PL1 ke PL0 ke terminal F regulator ke F alternator ke
slipring, ke rotor coil, ke slip ring kemudian ke massa. Akibatnya pada kumparan
rotor timbul medan magnet.

Cara Kerja Sistem Pengisian Mesin Hidup Putaran Lambat


1. Setelah mesin hidup,
hidup, alternator
alternator khusunya
khusunya pada
pada stator
stator coil akan
akan menghasilkan
menghasilkan
arus listrik.
2. Arus yang dihasilk
dihasilkan
an ini
ini dari
dari terminal
terminal N alternator
alternator akan mengalir menuju
terminal N alternator ke N regulator , ke kumparan voltage relay, ke massa.
Akibatnya
Akibatny a pada voltage
voltage relay
relay terjadi
terjadi kemagnetan,
kemagnetan, sehingga
sehingga terminal P0
P0 akan
tertarik dan menempel dengan P2. Yang mana arus yang ke lampu pengisian
(cwl) tidak mendapatkan massa, ini akan membuat lampunya mati.
3. Output
Output dari
dari stato
statorr coil
coil ini disal
disalurka
urkan
n ke dioda (rectifier) dan disearahkan menjadi
arus searah (DC) kemudian mengalir ke terminal B alternator kemudian ke
baterai. Maka pada baterai/aki terjadi pengisian.
4. Arus dari
dari terminal B alternator
alternator juga mengalir ke
ke B regulator
regulator ke P2 ke P0
P0 ke
kumparan voltage regulator ke massa. Akibatnya timbul kemagnetan pada
voltage regulator.

5. Karena putaran
putaran masih
masih rendah,
rendah, tegangan
tegangan output
output alternator
alternator cenderung
cenderung rendah,
dan kemagnetan pada kumparan voltage regulatornya pun juga masih lemah,
akibatnya tidak mampu menarik PL0 dan tetap menempel ke PL1 (karena
adanya pegas pada Pl 0).
6. Pada saat
saat ini arus
arus yang besar
besar mengalir
mengalir dari Ig , ke Pl1,
Pl1, ke Pl0,
Pl0, ke F regulator,
regulator, ke
F alternator ke RC ke massa, maka arus yang mengalir ke RC besar dan medan
magnet pada RC kuat. Jadi, meskipun putaran lambat, output alternator tetap
cukup untuk mengisi baterai karena medan magnet pada RC kuat. Ouput
tegangan ini berkisar antara 13,8 sampai 14,8 Volt.

Cara Kerja Sistem Pengisian Mesin Hidup Putaran Sedang


Cara kerja sistem pengisian putaran sedang

1. Ketika putaran
putaran mesin
mesin dinaikan
dinaikan menjadi
menjadi putaran
putaran sedang,
sedang, maka teganga
tegangan n output
alternator di terminal B akan naik juga dan arusnya mengalir ke B reg ulator ke
P2 ke P0 ke kumparan voltage regulator, ke massa.
2. Akibatny
Akibatnya,
a, kemagnetan
kemagnetan pada voltage
voltage regulato
regulatorr menjadi
menjadi semakin
semakin kuat dan
mampu menarik PL0 tetapi belum cukup kuat sehingga PL0 ini akan lepas dari
PL1 dan posisinya mengambang.
3. Akibatnya,
Akibatnya, arus dari
dari B alternator
alternator mengalir
mengalir ke
ke IG regulator
regulator ke resistor
resistor/tahanan
/tahanan ke
F regulator ke F alternator ke RC ke massa. Karena arus melewati resistor, maka
arus tersebut akan lebih kecil akibatnya kemagnetan pada rotor coil melemah.
4. Meskipun kemagne
kemagnetan
tan pada
pada RC melemah, namun putaran
putaran mesin naik
naik ke
putaran sedang (putaran alternator semakin cepat) sehingga output alternator
tetap cukup untuk mengisi baterai (tegangan antara 13,8 sampai 14,8 volt).

Baca : Sistem Pengisian (Charging System)

Cara Kerja Sistem Pengisian Mesin Hidup Putaran Tinggi


Cara kerja sistem pengisian putara tinggi
1. Kemudian jika putaran
putaran dinaikan
dinaikan lagi menjadi putaran
putaran tinggi,
tinggi, maka
maka tegangan
tegangan
output pada terminal B alternator akan cenderung makin tinggi. Bila tegangan
tersebut melebihi 14,8 volt, maka kemagnetan pada kumparan voltage regulator
semakin kuat yang mana akan mampu menarik PL0 dan akan membuat
menempel dengan PL2.
2. Karena PL0
PL0 menempel
menempel dengan
dengan PL2, maka aliran
aliran arus akan
akan berbeda,
berbeda, yakni
yakni arus
yang berasal dari terminal IG regulator akan mengalir ke R ke PL0 ke PL2
kemudian ke massa (tidak mengalir ke RC). Hal ini menyebabkan medan magnet
pada Rotor coil tidak ada.
3. Karena pada RCRC tidak terjadi kemagneta
kemagnetan,
n, maka output teganga
tegangann pada
alternatornya pun akan turun. Bila tegangan output kurang dari tegangan standar
(13,8 – 14,8 V) maka kemagnetan pada voltage regulator akan melemah lagi,
sehingga PL0 akan lepas lagi dari PL2.
4. Arus dari
dari IG regulator
regulator ke R kembali
kembali mengalir
mengalir lagi ke RC ke massa,
massa, sehingga
sehingga
medan magnet pada RC kembali menguat sehingga tegangan output alternator
naik lagi.
5. Bila tegangan
tegangan di B naik lagi
lagi dan melebihi
melebihi 14,8
14,8 volt, maka
maka prosesnya
prosesnya berulang
berulang ke
ke
proses seperti di atas secara berulang-ulang dan Pl0 lepas dan menempel
dengan Pl2 secara periodik sehingga output alternator tetap stabil.

Berdasarkan car
cara
a ker
kerja
ja si
sistem
stem pen
pengi
gisia
sian
n kon
konven
vensio
sioanl
anl di at
atas
as,, maka
maka dadapa
patt
disimpulkan bahwa terjadinya tegangan output alternator dipengaruhi oleh tiga hal
penting, yaitu :

1. Adan
Adanya
ya medan
medan magnet
magnet yang
yang dihasilka
dihasilkan
n oleh rotor
rotor coil.
coil.
2. Adanya kumparan di sekitar
sekitar medan magnet, yaitu stator coil.
3. Adanya pemotong
pemotongan an medan
medan magnet oleh kumparan.
kumparan. Pemoton
Pemotongan
gan medan
medan
magnet ini terjadi karena adanya putaran poros alternator yang menyebabkan
rotor coil berputar dan medan magnet yang ada padanya juga berputar
memotong kumparan pada stator coil.

Anda mungkin juga menyukai