Anda di halaman 1dari 29

Konsep Dasar

Keperawatan
Perioperatif

Laela Syahara. Luluk Afrilia. Nabilla Aulya. Nita Zahrani


Apa itu Perioperatif?
Perioperatif berasal dari gabungan 3 kata, yaitu pre-operatif,
intra-operatif, dan post-operatif. Keperawatan perioperatif
merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan
keragaman fungsi keperawatan yang berkaitan dengan
pengalaman pembedahan pasien. Keperawatan perioperatif
diartikan sebagai suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktik keperawatan di kamar bedah yang langsung diberikan
kepada pasien. Keperawatan perioperatif berpedoman pada
standar keperawatan dilandasi oleh etika keperawatan dalam
lingkup tanggung jawab keperawatan.
Keperawatan Operatif Ada 3
Tahap
1. TAHAP PRAOPERASI
Merupakan tahapan awal yang menentukan kesuksesan tindakan
pembedahan secara keseluruhan. Kesalahan yang terjadi pada
tahapan ini akan berakibat fatal pada tahapan berikutnya. Bagi
perawat, tahap ini dimulai pada saat pasien diserahterimakan di
kamar operasi dan berakhir pada saat pasien dipindahkan ke
meja operasi. Persiapan pembedahan dapat dibagi menjadi 2
bagian, yang meliputi persiapan psikologi, baik pasien maupun
keluarga dan persiapan fisiologi (khusus pasien).
Keperawatan Operatif Ada 3
Tahap

A. Persiapan Psikologi
Ada kalanya pasien dan keluarga yang akan menjalani operasi
emosinya tidak stabil. Hal ini dapat disebabkan karena takut
sakit, hasil operasi tidak memuaskan, dan keadaan sosial
ekonomi dari keluarga pasien. Hal tersebut dapat diatasi
dengan memberikan penyuluhan untuk mengurangi kecemasan
pasien.
Keperawatan Operatif Ada 3
Tahap
B. Persiapan Fisiologis
Persiapan fisiologi mencakup beberapa hal, yaitu sebagai
berikut:
1. Diet (puasa) pada operasi dengan anestesi umum 8 jam
menjelang operasi pasien tidak diperbolehkan makan 4 jam
sebelum operasi pasien tidak diperbolehkan minum pada
operasi dengan anestesi lokal atau spinal anestesi makanan
ringan diperbolehkan tujuannya agar tidak aspirasi pada saat
pembedahan mengotori meja operasi dan mengganggu jalannya
operasi.
Keperawatan Operatif Ada 3
Tahap
2. Persiapan perut pemberian leuknol atau lavement sebelum
operasi dilakukan pada bedah saluran pencernaan atau pelvis
daerah periferal. Tujuannya mencegah cidera kolon, mencegah
konstipasi, dan mencegah infeksi.
3 Persiapan kulit daerah yang akan dioperasi harus bebas dari
rambut.
4. Hasil pemeriksaan hasil laboratorium foto rontgen, ECG, USG
dan lain-lain
5. Persetujuan operasi atau Informed Consent, izin tertulis dari
pasien atau keluarga harus tersedia.
Keperawatan Operatif Ada 3
Tahap
2. TAHAP INTRAOPERASI
Tahap intra operasi dimulai ketika pasien dipindahkan ke meja
operasi dan berakhir ketika pasien dipindahkan ke ruang
pemulihan aktivitas di ruang operasi difokuskan untuk
perbaikan, koreksi, atau menghilangkan masalah-masalah fisik
yang mengganggu pasien tanpa mengesampingkan psikologis
pasien dibutuhkan kerjasama yang sinergis antar anggota tim
operasi yang disesuaikan dengan peran dan tanggung jawab
masing-masing.
Keperawatan Operatif Ada 3
Tahap
Pada fase ini, lingkup aktivitas keperawatan mencakup
pemasangan IV cath, pemberian medikasi intravena, melakukan
pemantauan kondisi fisiologis menyeluruh sepanjang prosedur
pembedahan dan menjaga keselamatan pasien. pada fase ini,
lingkup aktivitas keperawatan mencakup pemasangan IV cat
pemberian medikasi intravena, melakukan pemantauan kondisi
fisiologis menyeluruh sepanjang prosedur pembedahan dan
menjaga keselamatan pasien.
Keperawatan Operatif Ada 3
Tahap
Faktor yang penting untuk diperhatikan dalam pengaturan posisi
pasien adalah letak bagian tubuh yang akan dioperasi, umur dan
ukuran tubuh pasien, tipe anestesi yang digunakan, sakit yang
mungkin dirasakan oleh pasien bila ada pergerakan titik prinsip-
prinsip dalam pengaturan posisi pasien adalah atur posisi pasien
dalam posisi yang nyaman dan sedapat mungkin jaga privasi
pasien, Buka area yang akan dibedah dan kakinya ditutup
dengan duk.
Keperawatan Operatif Ada 3
Tahap
Anggota tim asuhan pasien intro operasi biasanya dibagi dalam
dua bagian titik berdasarkan kategori kecil terdiri atas anggota
steril dan tidak steril. Anggota steril terdiri atas ahli bedah
utama atau operator, asisten ahli bedah, scrub nursel perawat
instrumen, anggota tim yang tidak steril terdiri atas ahli atau
pelaksanaan anestesi, perawat sirkulasi, dan anggota lain
(teknisi yang mengoperasikan alat-alat pemantau yang rumit).
Keperawatan Operatif Ada 3
Tahap
3. TAHAP PASCA OPERASI
Keperawatan pasca operasi adalah tahap terakhir dari keperawatan
perioperatif. Selama tahap tersebut, proses keperawatan diarahkan
pada upaya untuk menstabilkan kondisi pasien titik bagi penderita
perioperatif perawatan pasca operasi dimulai sejak pasien dipindahkan
ke ruang pemulihan inap atau ruang intensif.
Tahap pasca operasi meliputi beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut
a. Pemindahan pasien dari kamar operasi ke unit perawatan pasca
anestesi recovery room. Pemindahan ini memerlukan pertimbangan
khusus diantaranya letak insisi bedah, perubahan vaskuler dan
pemajanan titik b perawatan pos anestesi di ruang pemulihan atau unit
perawatan pasca anestesi.
Keperawatan Operatif Ada 3
Tahap
Setelah selesai tindakan pembedahan, pasien harus dirawat sementara
di ruang pulih sadar recovery room atau unit perawatan pasca anestesi
sampai kondisi pasien stabil, tidak mengalami komplikasi operasi dan
memenuhi syarat untuk dipindahkan ke ruang perawatan bangsal
perawatan.
TATA LAKSANA GIZI PADA
PERIOPERATIF
Sebelum tindakan pembedahan pada pasien, biasanya dianjurkan untuk
berpuasa dalam kurun waktu beberapa jam. Tindakan tersebut memiliki
tujuan tertentu yaitu agar proses pembedahan berlangsung dengan lancar.

1. Permasalahan Gizi pada Perioperatif


Proses pembedahan dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu tahap pra bedah
berencana, tahapan pembedahan, dan tahapan pasca pembedahan.
A. Prabedah Berencana
penerapan puasa lebih dari 24 jam akan menyebabkan proses katabolic
yang menghabiskan cadangan glikogen hati dan otot serta glukoneogenesis
sehingga perlu dilakukan penatalaksanaan nutrisi yang adekuat demi
menunjang keberhasilan pembedahan
B. Pembedahan
Pada proses ini terjadi proses penyembuhan luka sehingga terjadi
metabolisme akibat reaksi endokrin yang kompleks. Hal tersebut
menyebabkan perlunya penatalaksanaan nutrisi yang ada kuat
C. Pasca bedah
Penatalaksanaan gizi disesuaikan dengan berat ringannya pembedahan,
kondisi pasien para bedah, dan pengaruh pembedahan terhadap
kemampuan pasien untuk mencerna dan mengabsorbsi zat-zat gizi.
2. TATA LAKSANA DIET PRABEDAH

Tatalaksana pada diet para bedah dilakukan tergantung pada


kondisi umum pasien, status gizi, gula darah, tekanan darah,
ritme jantung, denyut nadi, fungsi ginjal, dan suhu tubuh pasien.
Jika sifat operasinya mendadak maka sebelum pembedahan
tidak diberikan diet tertentu. Jika operasi yang dilakukan adalah
operasi elektrik atau operasi berencana maka diet diberikan
berdasarkan jenis pembedahannya agar proses pembedahan
berlangsung sebagaimana mestinya
Tatalaksana diet pada jenis bedah yang berbeda maka diet yang diberikan juga
berbeda contohnya pada bedah minor dan bedah Mayor
a. Bedah minor
bedah minor tidak membutuhkan diet khusus, pasien dianjurkan untuk berpuasa 4
sampai 5 jam sebelum pembedahan titik adapun pasien yang akan menjalani bedah
minor pada sistem ternak menjalani diet sisa rendah titik
B. Bedah Mayor
pasien bedah Mayor diberikan diet netral sisa rendah selama 2 sampai 3 hari titik
pemberian makanan terakhir pada jam pra bedah besar dilakukan 12-18 jam
sebelum pembedahan sedangkan minum terakhir delapan jam sebelumnya.
Sifat operasi terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
A segera dalam keadaan darurat atau cito sehingga pasien tidak sempat diberi diet
para bedah titik.
b. berencana atau elektif sehingga pasien disiapkan dengan pemberian diet para
bedah sesuai status gizi dan macam pembedahan.
Selain jenis dan sifat operasi yang berbeda, perawat juga harus mengetahui
penyakit yang diderita pasien
3. TATA LAKSANA DIET PASCABEDAH
Tatalaksana diet pasca bedah disesuaikan dengan macam pembedahan dan jenis penyakit
yang diderita oleh pasien titik beberapa macam diet pasca bedah yang dilakukan adalah
sebagai berikut.

A . Diet pasca bedah 1


diet ini diberikan kepada pasien setelah pasien sadar dan rasa mual hilang serta terdapat
tanda-tanda usus mulai bekerja titik diet ini juga dapat diberikan sesudah 6 jam operasi
kecil atau besar. Makanan yang diberikan dapat berupa air putih, teh manis, atau makanan
cair jernih.
B. Diet pasta bedah 2
diet pasca bedah 2 diberikan kepada pasien bedah saluran cerna sebagai perpindahan dari
diet pasca bedah titik sebaiknya, diet pasca bedah dua diberikan sesingkat mungkin berupa
makanan cair kental dapat berupa kaldu, sirop, sari buah, subkoma susu, dan puding rata-
rata 8 sampai 10 kali sehari selama pasien tidak tidur
3. TATA LAKSANA DIET PASCABEDAH

C. Diet pasca bedah 3


Diet ini diberikan kepada pasien pasca bedah saluran cerna atau sebagai perpindahan
diet pasca bedah 2. Makanan yang diberikan berupa makanan saringan yang ditambah
susu dan biskuit. Cairan yang diberikan hendaknya tidak melebihi 2000 ML 1 har
D. Diet pasca bedah 4
Diet pasca bedah empat diberikan pada pasien pasca bedah kecil setelah diet pasca
bedah satu dan pada pasien pasca bedah besar setelah diet pasca bedah empat.
Makanan yang diberikan berupa makanan lunak yang dibagi 3 kali makanan lengkap atau
makanan pokok serta satu atau dua kali selingan. Diet yang diberikan baik pada pra dan
pasca dilakukan untuk mengupayakan status gizi pasien kembali normal, mempercepat
proses penyembuhan, dan meningkatkan daya tahan tubuh pasien. Syarat diet yang
dilakukan adalah makanan mengandung cukup energi, protein, lemak, dan zat gizi
C. PENYUSUNAN DIET PASIEN PENYAKIT
PERIOPERATIF

Perioperatif merupakan pasien dengan tindakan pembedahan. Pada tindakan pembedahan


terdapat tahap prabedah dan pascabedah. Prabedah atay prooperasi merupakan masa
sebelum dilakukannya tindakan pembedahan yang dimulai sejak ditentukan persiapan
pembedahan dan berakhir sampai pasien berada di meja bedah. Pascabedah disebut juga
pascaoperasi yang merupakan masa setelah dilakukannya pembedahan yang dimulai sejak
pasien memasuki ruang pemulihan hingga berakhir sampai evaluasi selanjutnya.

1. Tujuan Diet Pasien Perioperatif


Tujuan diet prabedah untuk mengusahakan agar status gizi pasien dalan kondisi optimal pada
saat pembedahan sehingga terdapat cadangan makanan untuk mengatasi stres dan
penyembuhan luka.
C. PENYUSUNAN DIET PASIEN PENYAKIT
PERIOPERATIF
Guna meningkatkan laju penyembuhan dan meningkatkan daya tubuh pasien,dapat di
lakukan uoaya-upaya berikut.
A. Memberikan kebutuhan dasar berupa cairan,energi,dan protein
B. Mengganti kehilangan protein,glikogen,zat besi,dan zat gizi lain.
C. Memperbaiki ketidakseimbangan elektrolit dan cairan

2. Syarat Diet Pasien Operatif

Syarat diet pada tahapan pra bedah dan pasca bedah berbeda. Berikut
dijelaskan syarat diet pada berat badan dan pasca bedah
a. Syarat Diet Prabedah
1. Energi
Ketentuan diet energi pasien prabedah
A.bagi pasien dengan status gizi kurang diberikan sebanyak 40-45 kkal/kg BB
B. Bagi pasien yang status gizi lebih diberikan sebanyak 10-25% dibawah kebutuhab energi normal
C. Bagi pasien yang status gizinya baik diberikan sesuai dengan kebutuhan energi normal yang di tambah
dengan faktor stres sebesar 15% dari angka metabolisme basal
D. Bagi pasien dengan penyakit tertentu,energi diberikan sesuau dengan penyakitnya.

2. Protein
Kebutuhan protein bagi pasien prabedah
A. Pasien dengan status gizi kurang,anemia,albumin rendah diberikan protein tinggi 1,5-2,0g/kg BB
B. Pasien sengan status gizi baik atau kegemukan diberikan protein normal 0,8-1 g/kg BB
C. Pasien dengan penyakit tertentu diberikan sesuai dengan kondisi penyakit dan kebutuhannya
D. Lemak diberikan 15-25% dari kebutuban energi total
E. Karbohidrat diberikan sesuai kondisi penyakit yang dideritanya karbohidrat yang cukup adalah sebagai
sisa dari kebutuhan energi total untuk menghindari hipermetabolisme
F. Vitamin B,C,dan K dapat ditambahkan pula dalam bentuk
suplemen,mineral juga perlu di tambahkan dalam bentuk cairan
atau suplemen.
G. Mineral cukup,bahkan jika perlu ditambahkan dalam bentuk
suplemen
H. Pola diet yang diberikan hendaknya menu yang memiliki
kadar zat sisa rendah sehingga mudah dilakukan pembersihan
saluran cerna sehingga tidak menggangu proses membedahan,
contohnya buang air besar atau buang air kecil di meja operasi
b. Syarat Diet Pascabedah
B. Syarat diet pascabedah
Ketika menyusun diet pascabedah disarankan pola-pola penyusunan sebagai berikut.
1.mengandung cukup energi,protein,lemak,dan zat gizi
2. Bentuk makanan disesuaikan dengan kemampuan memcerna penderita yang berarti
disesuaikan dengan jenis penyakitnya.
3. Menghindari makanan dengan rasa yang tajam.
4. Makanan disajikan dengan suhu rendah atau suhu ruangan
5. Porsi makan di bagi sesuai dengan kemampuan dn kebiasaan pasie
6. Pada proses pasca bedah makanan yang diberikan sebaiknya bertahap mulai dari
bentuk cair, saring, lunak, dan makanan biasa. Tergantung dengan kondisi pasien seperti
berikut.
a. Pascabedah kecil, diusahakan normal atau kembali seperti biasa
b. Pascabedah besar, makanan diberikan disesuaikan dengan kemampuan pasien untuk
menerima nya.
3. DIET PASCABEDAH LEWAT PIPA LAMBUNG DAN PIPA
JEJENUM
Diet pascabedah lewat pipa lambung adalah pemberian
makanan bagi pasien dalam keadaan khusus seperti koma,
terbakar, gangguan psikis, dimana makanan harus diberikan
lewat pipa lambung atau eternal atau nasi gastric tube
(NGT). Diet pascabedah lewat pipa jejenum adalah
pemberian makanan bagi pasien yang tidak dapat menerima
makanan melalui Oral atau pipa lambung. Makanan
langsung diberikan menggunakan pipa jejenum atau
jejenum feeding fistula (JFF).
3. EVALUASI PRABEDAH DAN PASCABEDAH

A. Evaluasi prabedah
1. Rencana tindakan
Untuk mengatasi adanya rasa lemas dan takut
2. Persiapan diet
Pasien yang akan menjalani operasi
tentunya membutuhkan persiapan khusus dalam pengaturan
dietnya.
3. EVALUASI PRABEDAH DAN PASCABEDAH

B. Evaluasi pascabedah
1. Rencana tindakan
A. Meningkatkan proses penyembuhan luka untuk mengurangi rasa
nyeri
B. Mempertahankan respirasi dengan cara melatih pasien bernafas
pascabedah
C. Mempertahankan sirkulasi dengan melatih pasien untuk tidak
duduk lama dan meninggikan kaki agar peredaran darah lancar
D. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit
E. Mempertahankan eliminasi
F. Mempertahankan aktivitas
G. Mengurangi kecemasan
3. EVALUASI PRABEDAH DAN PASCABEDAH

2. Evaluasi tindakan
evaluasi terhadap permasalahan pasca bedah dapat
dinilai dari adanya kemampuan dalam mempertahankan
status kesehatan hal tersebut seperti adanya proses
penyembuhan luka, sistem respirasi yang sempurna sistem
sirkulasi, keseimbangan cairan dan elektrolit, sistem
eliminasi, aktivitas, serta tidak ditemukan tanda
kecemasan lanjutan.
5. PENANGANAN
PASCAOPERASI
Pasien yang telah selesai diperiksa hendaknya tetap didampingi
hingga pasien sadar sehingga jalan pernapasannya tetap bebas.
Pasien akan ditempatkan dalam ruang pemulihan. Setelah pasien
sadar, pasien akan mengeluhkan rasa sakit pascabedah. Rasa sakit
tersebut dapat menghilang dalam beberapa hari.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mempercepat proses
penyembuhan dan pemulihan pasien pascaoperasi adalah sebagai
berikut.

a. Makan makanan bergizi. Misalnya, nasi, lauk pauk, sayur, susu, dan
buah.
b. Konsumsi makanan berprotein tinggi seperti daging, ayam, ikan,
telur, dan sejenisnya.
c. Minum sedikitnya 8-10 gelas per hari.
d. Usahakan cukup istirahat.
e Mobilisasi bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa.
f. Mandi seperti biasa, yaitu dua kali dalam sehari.
g. Kontrol secara teratur untuk evaluasi luka operasi dan pemeriksaan
kondisi tubuh
h. Minum obat sesuai anjuran dokter.

Anda mungkin juga menyukai