Anda di halaman 1dari 45

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI RIAU

NOMOR : Kpts. 394/2024

TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH
DAERAH PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS, SEKOLAH MENENGAH
KEJURUAN, DAN SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI DAN SWASTA
PROVINSI RIAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI RIAU,

Menimbang: a. bahwa untuk melengkapi kebutuhan operasional Sekolah


yang belum terpenuhi, dan untuk melaksanakan
ketentuan Pasal 43 ayat (5) Peraturan Daerah Provinsi
Riau Nomor 5 Tahun 2018 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan;
b. bahwa dalam rangka penambahan cakupan, volume,
subkegiatan, dan/atau kegiatan lainnya yang tidak
menjadi cakupan oleh DAK Non Fisik untuk mendukung
Wajib Belajar 12 Tahun di Provinsi Riau sebagaimana
yang telah ditetapkan melalui Peraturan Gubernur Nomor
26 Tahun 2023 tentang Wajib Belajar pada Satuan
Pendidikan Menengah dan Satuan Pendidikan Khusus
agar dapat menjamin akses masyarakat atas pelayanan
pendidikan yang mencukupi, merata dan terjangkau;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan b perlu menetapkan
Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau
Tentang Petunjuk Teknis Pemberian Bantuan Operasional
Sekolah Daerah Pada Sekolah Menengah Atas, Sekolah
Menengah Kejuruan, dan Sekolah Luar Biasa Negeri dan
Swasta;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negera Republik Indonesia Nomor 430);Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,
SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5578), sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6573);
2. Undang-undang Nomor 9 Tahun 2022 tentang Provinsi
Riau (Lembaran Negera Republik Indonesia Tahun 2022
Nomor 162, Tambahan lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6808);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 91, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4864) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun 2022 tentang Perubahan atas Perubahan
Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 2008 tentang
Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 121, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6793);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan, Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 23, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5105) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66
Tahun 2010 tentang Perubahan atas Perubahan
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5157);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 87, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6676) sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 4
Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 14, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6762);
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020
tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
1781);

KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,


SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
8. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Nomor 63 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis
Pengelolaan dana Bantuan Operasional Satuan
Pendidikan Tahun 2022 (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2022 Nomor 1342), Sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Nomor 63 Tahun 2023
tentang perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 63 Tahun 2022
Tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana Bantuan
Operasinal Satuan Pendidikan (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2023 Nomor 1045)
9. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Nomor 47 Tahun 2023 Tentang Standar
Pengelolaan Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor
596);
10. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 5 Tahun 2018
tentang Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Daerah
Provinsi Riau Tahun 2018 Nomor 5);
11. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 9 Tahun 2022
tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi Riau Tahun Anggaran 2023 (Lembaran Daerah
Provinsi Riau Tahun 2022 Nomor 9);
12. Peraturan Gubernur Riau Nomor 1 Tahun 2024 tentang
penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Provinsi Riau Tahun Anggaran 2024 (Berita Daerah
Provinsi Riau Tahun 2024 Nomor 1);
13. Surat Perintah Tugas Gubernur Riau Nomor: Kpts.
7785/XII/2023 tanggal 29 Desember 2023 tentang
Penunjukan Tengku Fauzan Tambusai, S.STP sebagai
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PETUNJUK TEKNIS PEMBERIAN BANTUAN OPERASIONAL


SEKOLAH DAERAH PADA SEKOLAH MENENGAH ATAS,
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN, DAN SEKOLAH LUAR
BIASA NEGERI DAN SWASTA PROVINSI RIAU

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Petunjuk Teknis ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah Provinsi adalah Daerah Provinsi Riau.

KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,


SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
2. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Gubernur sebagai
unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang
memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah Provinsi.
3. Gubernur adalah Gubernur Riau.
4. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendidikan Provinsi
Riau.
5. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara, yang diselenggarakan di Provinsi
Riau.
6. Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan
yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal,
nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis
pendidikan dalam hal ini terdiri dari Satuan Pendidikan
Menengah dan Satuan Pendidikan Khusus di Provinsi
Riau.
7. Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang berusaha
mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran
yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.
8. Satuan Pendidikan Menengah yang selanjutnya disebut
Satdikmen adalah jenjang pendidikan pada jalur
pendidikan formal yang merupakan lanjutan pendidikan
dasar, berbentuk sekolah menengah atas, sekolah
menengah kejuruan, dan atau bentuk lain yang sederajat.
9. Satuan Pendidikan Khusus yang selanjutnya disebut
Satdiksus adalah pendidikan bagi peserta didik yang
memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses
pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, mental,
sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa.
10. Sekolah Menengah Atas, yang selanjutnya disingkat SMA,
adalah salah satu bentuk Satuan Pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang
pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs,
atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil
belajar yang diakui sama/setara SMP atau MTs.
11. Sekolah Menengah Kejuruan, yang selanjutnya disingkat
SMK, adalah salah satu bentuk Satuan Pendidikan formal
yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada
jenjang Pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP,

KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,


SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari
hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.
12. Sekolah Luar Biasa yang selanjutnya disingkat SLB
adalah salah satu bentuk Sekolah khusus yang
terintegrasi pada jalur formal untuk jenjang pendidikan
dasar sampai dengan pendidikan menengah dalam satu
manajemen pengelolaan.
13. Dana Bantuan Operasional Sekolah Daerah selanjutnya
disebut Dana BOSDA adalah dana yang berasal dari APBD
Provinsi untuk mendukung biaya operasional
nonpersonalia bagi Satuan Pendidikan.
14. Pengelolaan Dana BOSDA adalah keseluruhan kegiatan
yang meliputi perencanaan dan penganggaran Dana
BOSDA, pelaksanaan Dana BOSDA, penatausahaan Dana
BOSDA, pelaporan Dana BOSDA, pertanggungjawaban
Dana BOSDA dan pengawasan Dana BOSDA.
15. Dana Bantuan Operasional Sekolah Daerah Reguler yang
selanjutnya disebut Dana BOSDA Reguler adalah Dana
Bantuan Operasional Sekolah untuk membantu dan/atau
melengkapi kebutuhan operasional non personalia pada
SMA, SMK, SLB Negeri dan Swasta yang berasal dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi.
16. Dana Bantuan Operasional Sekolah Daerah Afirmasi
selanjutnya disebut Dana BOSDA Afirmasi adalah Dana
Bantuan Operasional Sekolah untuk membantu dan/atau
melengkapi kebutuhan operasional non personalia Satuan
Pendidikan Menengah Negeri yang menyelenggarakan
Layanan Pendidikan Khusus serta untuk membantu
dan/atau melengkapi kebutuhan operasional non
personalia siswa tidak mampu yang bersekolah pada
Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan Pendidikan
Khusus Swasta yang berasal dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Provinsi.
17. Pendidikan Layanan Khusus adalah Satuan Pendidikan
Menengah yang menyelenggarakan layanan pendidikan
inklusi dan sekolah terbuka.
18. Hibah adalah pemberian uang/barang atau jasa dari
pemerintah daerah kepada pemerintah atau pemerintah
daerah lainnya, perusahaan daerah, masyarakat dan
organisasi kemasyarakatan, yang secara spesifik telah
ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib dan tidak
mengikat, serta tidak secara terus menerus yang
bertujuan untuk menunjang penyelenggaraan urusan
Pemerintah Daerah kecuali ditentukan lain sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
19. Data Pokok Pendidikan yang selanjutnya disebut
DAPODIK adalah suatu sistem pendataan yang dikelola
KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,
SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang
memuat Data Sekolah, peserta didik, pendidik dan tenaga
kependidikan, dan substansi pendidikan yang datanya
bersumber dari Sekolah yang terus menerus diperbaharui
secara online.
20. Nomor Pokok Sekolah Nasional yang selanjutnya disingkat
dengan NPSN adalah kode pengenal sekolah di Indonesia
yang bersifat unik yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat
melalui kementerian yang menyelenggarakan urusan
pemerintah di bidang pendidikan.
21. Rapor Pendidikan adalah laporan hasil evaluasi layanan
pendidikan sebagai penyempurnaan dari Rapor Mutu
yang disusun oleh instrumen dan proses evaluasi yang
berfokus pada hasil belajar peserta didik.
22. Rekening Sekolah adalah rekening yang digunakan
Satuan Pendidikan untuk penerima Dana BOSDA.
23. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah Dana BOSDA
yang selanjutnya disebut RKAS Dana BOSDA adalah
dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi
program dan kegiatan sekolah dalam 1 tahun anggaran
yang dibiayai dari sumber Dana APBD Provinsi.
24. Penanggungjawab Dana BOSDA adalah Kepala Satdikmen
dan Satdiksus Negeri dan Swasta yang bertanggung jawab
dalam Pengelolaan Dana BOSDA sesuai dengan
kewenangannya.
25. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut
Pegawai ASN adalah pegawai negeri sipil dan pegawai
pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh
pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam
suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara
lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
26. Bendahara Khusus Pengelolaan Dana BOSDA selanjutnya
disebut Bendahara Dana BOSDA adalah Pegawai ASN
yang ditunjuk menerima, menyimpan, membayarkan,
menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang
untuk keperluan belanja Dana BOSDA pada Satdikmen
dan Satdiksus Negeri.
27. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang
selanjutnya disingkat APBD adalah Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah Provinsi Riau.
28. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah
pejabat pemegang kewenangan pengguna anggaran untuk
melaksanakan tugas pokok dan fungsi SKPD yang
dipimpinnya.

KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,


SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
29. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD yang selanjutnya
disingkat PPK-SKPD adalah pejabat yang melaksanakan
fungsi tata usaha keuangan pada SKPD.
30. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat
Daerah yang selanjutnya disingkat DPA-SKPD adalah
dokumen yang memuat pendapatan dan belanja setiap
SKPD yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan
anggaran oleh PA.
31. Naskah Perjanjian Hibah Daerah yang selanjutnya
disingkat NPHD adalah naskah perjanjian hibah yang
bersumber dari Dana BOSDA antara Pemerintah Daerah
dengan penerima hibah.
32. Satuan Biaya adalah besaran nominal yang ditetapkan
sebagai penghitung alokasi anggaran yang diterima
masing masing Satuan Pendidikan dikali jumlah peserta
didik.
33. Satuan biaya pokok lembaga adalah besaran nominal
yang ditetapkan berdasarkan rentang jumlah peserta
didik bagi Satuan Pendidikan Negeri dengan jumlah
peserta didik maksimal 200 orang.
34. Sisa Lebih Penghitungan Anggaran Tahun Sebelumnya
yang selanjutnya disingkat SiLPA adalah selisih lebih
realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama 1
(satu) periode anggaran.
35. Data Terpadu Kesejahteraan Sosial yang selanjutnya
disingkat DTKS adalah data induk yang berisi data
pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial, penerima
bantuan dan pemberdayaan sosial, serta potensi dan
sumber kesejahteraan sosial.
36. Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan ekstrim
yang selanjutnya disingkat dengan P3KE adalah
kumpulan informasi dan data keluarga serta individu
anggota keluarga hasil pemutakhiran basis Data keluarga
Indonesia.
37. Pengelolaan Keuangan Sekolah adalah keseluruhan
kegiatan meliputi perencanaan, pelaksanaan,
penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan
pengawasan keuangan sekolah.
38. Penatausahaan Keuangan Sekolah adalah kegiatan
menerima, mencatat, menyimpan, mendokumentasikan,
menyetor, membayar, dan mempertanggungjawabkan
keuangan sekolah.
39. Peserta Didik Tidak Mampu adalah peserta didik berasal
dari keluarga miskin yakni suatu kondisi dimana fisik
masyarakat yang tidak memiliki akses ke prasarana dan
sarana dasar lingkungan yang memadai dengan kualitas
perumahan dan permukiman yang jauh di bawah standar
KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,
SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
kelayakan serta mata pencaharian yang tidak menentu
yang mencakup seluruh multi dimensi yaitu dimensi
politik, dimensi social, dimensi lingkungan, dimensi
ekonomi dan dimensi asset.
40. Surat Keterangan Tidak Mampu yang selanjutnya
disingkat dengan SKTM adalah surat yang dikeluarkan
pihak Kepala Desa/Kelurahan yang dapat dipergunakan
untuk keperluan keringanan biaya pelayanan tertentu
mengajukan bantuan tertentu dan lain sebagainya.
41. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Multak yang
selanjutnya disingkat SPTJM adalah surat yang
dikeluarkan oleh Kepala Satuan Pendidikan yang
menyatakan bertanggunjawab secara formil dan materiil
atas seluruh penerimaan dan pengeluaran Dana BOSDA.

Pasal 2
Pengelolaan Dana BOSDA dilakukan berdasarkan prinsip:
1. fleksibel yaitu penggunaan dana BOSDA dapat digunakan
dan dikelola sesuai kebutuhan;
2. efektif yaitu penggunan dana BOSDA dapat memberikan
hasil, pengaruh dan berdaya guna dalam peningkatan
mutu dan kualitas sesuai dengan tujuan pendidikan;
3. efisien yaitu penggunaan dana BOSDA dapat
meningkatkan mutu dan kualitas belajar peserta didik
dengan biaya seminimal mungkin dengan hasil yang
optimal;
4. akuntabel yaitu penggunaan dana BOSDA dapat
dipertanggungjawabkan secara keseluruhan berdasarkan
pertimbangan yang logis sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
5. transparan yaitu penggunaan dana BOSDA dapat dikelola
secara terbuka dan mengakomodir aspirasi pemangku
kepentingan sesuai kebutuhan Satuan Pendidikan; dan
6. tanggungjawab yaitu Kepala Sekolah selaku
penanggungjawab dapat mengelola Dana Bosda dengan
penuh tanggung jawab secara formil dan materiil.

BAB II
TUJUAN, SASARAN PENERIMA DAN ALOKASI

Pasal 3
Tujuan
a) Tujuan umum yaitu untuk meningkatkan layanan
pendidikan pada SMA, SMK, dan SLB egeri di Daerah
Provinsi Riau.
b) Tujuan khusus yaitu untuk:
a. menyediakan pendanaan Pendidikan sebagai
KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,
SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
pengganti Iuran Bulanan Peserta Didik (IBPD) pada
SMA, SMK, dan SLB Negeri;
b. membiayai biaya operasi non personalia sekolah
sebagai pendamping dana BOSP;
c. mencegah putus sekolah;
d. meningkatkan kualitas proses pembelajaran di
sekolah; dan
e. membebaskan biaya pendidikan lainnya untuk
peserta didik yang berasal dari keluarga tidak mampu
yang terdaftar pada DTKS atau P3KE, atau data yang
ditetapkan oleh Menteri Penyelenggaraan Urusan
Pemerintah di Bidang Sosial, dan atau memiliki SKTM.

Pasal 4
(1) Satuan Pendidikan penerima Dana BOSDA meliputi:
a. SMA Negeri dan Swasta;
b. SMK Negeri dan Swasta; dan
c. SLB Negeri dan Swasta.
(2) Dana BOSDA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
atas:
a. Dana BOSDA Reguler; dan
b. Dana BOSDA Afirmasi.
(3) Satuan Pendidikan Penerima dana BOSDA Reguler
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a terdiri dari:
a. SMA, SMK, dan SLB Negeri; dan
b. SMA, SMK, dan SLB Swasta.
(4) Satuan Pendidikan Penerima dana BOSDA Afirmasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b terdiri dari:
a. SMA Swasta;
b. SMK Swasta;
c. SLB Swasta; dan
d. Satuan Pendidikan Negeri penyelenggara layanan
pendidikan inklusi dan sekolah terbuka.
(5) Penerima Dana BOSDA sebagaimana dimaksud dalam
ayat (3) harus memenuhi persyaratan:
a. memiliki NPSN yang terdata pada Aplikasi Dapodik;
b. telah mengisi dan melakukan pemutakhiran data
pada Aplikasi Dapodik sesuai kondisi riil di Satuan
Pendidikan paling lambat tanggal 31 Agustus 2 tahun
sebelum Tahun Anggaran berkenaan;
c. memiliki izin untuk menyelenggarakan pendidikan
bagi Satuan Pendidikan yang diselenggarakan oleh
masyarakat yang terdata pada Aplikasi Dapodik;
d. memiliki Rekening Satuan Pendidikan atas nama
Satuan Pendidikan;
e. bukan merupakan Satuan Pendidikan kerjasama; dan
f. bukan merupakan Satuan Pendidikan yang dikelola
KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,
SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
Kementerian/Lembaga lain.
(6) Penerima Dana BOSDA sebagaimana dimaksud dalam
ayat (4) huruf a, huruf b dan huruf c harus memenuhi
persyaratan:
a. memiliki NPSN yang terdata pada Aplikasi Dapodik;
b. telah mengisi dan melakukan pemutakhiran data
pada Aplikasi Dapodik sesuai kondisi riil di Satuan
Pendidikan paling lambat tanggal 31 Agustus 1 tahun
sebelum tahun anggaran berkenaan;
c) memiliki izin untuk menyelenggarakan pendidikan
bagi Satuan Pendidikan yang diselenggarakan oleh
Masyarakat yang terdata pada Aplikasi Dapodik;
d) membebaskan pembayaran Iuran Bulanan Peserta
Didik (IBPD);
e) memiliki Rekening Satuan Pendidikan atas nama
Satuan Pendidikan;
f) bukan merupakan Satuan Pendidikan kerjasama;
g) bukan merupakan Satuan Pendidikan yang dikelola
Kementerian/Lembaga lain; dan
(7) Satuan Pendidikan Negeri penyelenggara Pendidikan
Khusus (Afirmasi) sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
huruf d yakni layanan pendidikan inklusi dan sekolah
terbuka untuk memfasilitasi pelaksanaan kegiatannya
dapat menggunakan Dana BOSDA Reguler.
(8) Satuan Pendidikan sebagaimana yang dimaksud pada
ayat (6) adalah Satuan Pendidikan Swasta yang menerima
peserta didik baru tidak mampu dan/ atau peserta didik
baru berasal dari SMA dan SMK Negeri yang tidak
tertampung pada saat pelaksanaan Penerimaan Peserta
Didik Baru (PPDB) melalui Jalur Afirmasi SMA dan SMK
Swasta yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidkan Provinsi
Riau dengan persyaratan terdaftar pada DTKS atau P3KE
atau data yang ditetapkan oleh Menteri Penyelenggaraan
Urusan Pemerintah di Bidang Sosial, dan/ atau memiliki
SKTM.
(9) Peserta didik yang diterima dengan menggunakan
persyaratan SKTM maka peserta didik yang bersangkutan
wajib mendaftarkan dirinya pada DTKS di Dinas Sosial
Kabupaten/Kota masing-masing paling lambat 6 bulan
setelah diterima.
(10) Jika dalam hal peserta didik tidak terdaftar pada DTKS
sebagaima yang dimaksud ayat (9), maka peserta didik
tersebut tidak dihitung sebagai alokasi penerima BOSDA
Afirmasi di Satuan Pendidikan pada tahun berikutnya.
(11) Penerima Dana BOSDA berkewajiban diantaranya:
a. menyusun RKAS;
b. memiliki rekening bank pemerintah khusus BOSDA
KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,
SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
atas nama Satuan Pendidikan; dan
c. menggunakan Dana BOSDA sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan.

Pasal 5
Besaran Alokasi Dana
Besaran alokasi Dana BOSDA pada Satuan Pendidikan
penerima terdiri atas:
a. besaran alokasi Dana BOSDA Reguler; dan
b. besaran alokasi Dana BOSDA Afirmasi bagi penerima
peserta didik tidak mampu.

Pasal 6
(1) Besaran alokasi Dana BOSDA Reguler sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf a dihitung berdasarkan
besaran satuan biaya BOSDA Reguler dikali dengan
jumlah Peserta Didik.
(2) Peserta Didik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan Peserta Didik yang memiliki NISN pada
Satuan Pendidikan penerima Dana BOSDA Reguler
berdasarkan data cut off pada Aplikasi Dapodik 31
Agustus 2 tahun sebelum tahun anggaran berkenaan.
(3) Penghitungan nominal alokasi Dana BOSDA Reguler
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) adalah sebagai
berikut:
a. Satuan Pendidikan Negeri dengan jumlah peserta didik
sampai dengan 200 orang, maka penghitungan dana
BOSDA berdasarkan jumlah pokok per lembaga
ditambah Satuan Biaya per peserta didik, seperti
rincian di bawah ini:
1) Uang Pokok Lembaga
Jumlah Pokok Per Lembaga untuk Satuan
Pendidikan Negeri yang peserta didiknya tidak lebih
dari 200 orang, dihitung berdasarkan range dengan
rincian sebagai berikut:
a) Jumlah peserta didik maksimal 50 orang, uang
pokok Lembaga Rp.120.000.000 (seratus dua
puluh juta rupiah) per Satuan Pendidikan;
b) Jumlah peserta didik 51 s.d 100 orang, uang
pokok lembaga Rp.115.000.000 (seratus lima
belas juta rupiah) per Satuan Pendidikan;
c) Jumlah peserta didik 101 s.d 200 orang, uang
pokok lembaga Rp.100.000.000 (seratus juta
rupiah) per Satuan Pendidikan; dan
d) Jumlah peserta didik lebih dari 200 orang, tidak
mendapatkan uang pokok lembaga.
2) Satuan Biaya per peserta didik
KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,
SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
Penghitungan satuan biaya BOSDA dihitung yaitu:
a) SMA adalah jumlah peserta didik dikali
Rp.1.500.000 (satu juta lima ratus ribu rupiah);
b) SMK adalah jumlah peserta didik dikali
Rp.1.600.000 (satu juta enam ratus ribu
rupiah); dan
c) SLB adalah jumlah peserta didik dikali
Rp.1.400.000 (satu juta empat ratus ribu
rupiah).
3) total Alokasi dana BOSDA masing-masing Satuan
Pendidikan Negeri yang jumlah peserta didiknya
maksimal 200 orang adalah jumlah dari total kedua
alokasi yakni, jumlah pokok per lembaga ditambah
alokasi jumlah peserta didik dikali Satuan Biaya.
4) untuk Satuan Pendidikan Swasta, penghitungan
alokasi Dana BOSDA Reguler adalah jumlah peserta
didik dikali Rp.400.000 (empat ratus ribu rupiah).
b. dalam hal terdapat perubahan status Satuan
Pendidikan dari Swasta ke Negeri sebelum Rancangan
Akhir Rencana Kerja Pemerintah Daerah 1 tahun
sebelum tahun berkenaan, maka perhitungan
pengalokasian anggaran mengikuti seperti yang
tertulis pada ayat (3) huruf a.
(4) Dalam hal terdapat Pembangunan Unit Sekolah Baru
(USB) Satuan Pendidikan Negeri 1 tahun sebelum tahun
berkenaan, maka perhitungan Dana BOSDA Reguler
berdasarkan data cut off pada Aplikasi Dapodik 31
Agustus 1 tahun sebelum tahun anggaran berkenaan
mengikuti seperti yang tertulis pada ayat (3) huruf a.
(5) Besaran alokasi Dana BOSDA Afirmasi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 5 huruf b dihitung berdasarkan
besaran satuan biaya BOSDA Afirmasi dikali dengan
jumlah peserta didik yang telah memenuhi syarat
berdasarkan permohonan Satdikmen dan Satdiksus
Swasta dan dianggarkan mengikuti waktu dan tahapan
proses penyusunan dan penetapan APBD dan/atau
mengikuti waktu dan tahapan proses penyusunan dan
penetapan Perubahan APBD, dengan rincian sebagari
berikut:
a. SMA adalah Rp.1.500.000 (satu juta lima ratus ribu
rupiah);
b. SMK adalah Rp.1.600.000 (satu juta enam ratus ribu
rupiah); dan
c. SLB adalah Rp.1.400.000 (satu juta empat ratus ribu
rupiah).

Pasal 7
KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,
SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
Penetapan Alokasi
Penetapan Satuan Pendidikan penerima dan besaran alokasi
pada masing-masing Satuan Pendidikan sebagaimana yang
dimaksud pada Pasal 6 ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Daerah dan menjadi dasar perencanaan dan penganggaran
dana BOSDA di Satuan Pendidikan.

BAB III
PENGGUNAAN DAN LARANGAN DANA BOSDA

Pasal 8
(1) Satuan Pendidikan penerima Dana BOSDA dapat
digunakan untuk pembiayaan kegiatan Satuan
Pendidikan sesuai dengan RKAS yang telah disusun.
(2) Pembiayaan kegiatan Satuan Pendidikan sesuai dengan
RKAS sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1) disusun
berdasarkan kebutuhan rill dengan menggunakan kode
rekening belanja Dana BOSDA sebagai berikut:
a. 5.1.02.01.01.0024 Belanja Alat/Bahan untuk
Kegiatan Kantor-Alat Tulis Kantor;
b. 5.1.02.01.01.0025 Belanja Alat/Bahan untuk
Kegiatan Kantor-Kertas dan Cover;
c. 5.1.02.01.01.0026 Belanja Alat/Bahan untuk
Kegiatan Kantor-Bahan Cetak dan Penggandaan;
d. 5.1.02.01.01.0036 Belanja Alat/Bahan untuk
Kegiatan Kantor-Alat/ Bahan untuk Kegiatan Kantor
Lainnya;
e. 5.1.02.01.01.0055 Belanja Makanan dan Minuman
pada Fasilitas Pelayanan Urusan Pendidikan;
f. 5.1.02.02.01.0003 Honorarium Narasumber atau
Pembahas, Moderator, Pembawa Acara, dan Panitia;
g. 5.1.02.02.01.0013 Belanja Jasa Tenaga Pendidikan/
Honorarium Guru;
h. 5.1.02.02.01.0016 Belanja Jasa Tenaga Penanganan
Prasarana dan Sarana Umum/Upah Tukang;
i. 5.1.02.02.01.0026 Belanja Jasa Tenaga Administrasi;
j. 5.1.02.02.01.0029 Belanja Jasa Tenaga Ahli;
k. 5.1.02.02.01.0061 Belanja Tagihan Listrik;
l. 5.1.02.02.01.0063 Belanja Kawat/Faksimili/Internet/
TV Berlangganan;
m. 5.1.02.02.01.0065 Belanja Penambahan Daya;
n. 5.1.02.02.01.0066 Belanja Registrasi/Keanggotaan;
o. 5.1.02.02.04.0036 Belanja Sewa Kendaraan Bermotor
Penumpang;
KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,
SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
p. 5.1.02.02.12.0001 Belanja Kursus Singkat/Pelatihan;
q. 5.1.02.03.02.0117 Belanja Pemeliharaan Alat
Kantor dan Rumah Tangga-Alat Kantor-Alat Kantor
Lainnya;
r. 5.1.02.03.03.0036 Belanja Pemeliharaan Bangunan
Gedung-Bangunan Gedung Tempat Kerja-Taman;
s. 5.1.02.04.01.0003 Belanja Perjalanan Dinas Dalam
Kota / Dalam Daerah;
t. 5.1.02.02.02.0006 Belanja Iuran Jaminan Kecelakaan
Kerja Bagi Non ASN; dan
u. 5.1.02.02.01.0067 Belanja Pembayaran Pajak, Bea,
dan Perizinan.

Pasal 9
Komponen Penggunaan Dana BOSDA
(1) Dana BOSDA digunakan untuk membiayai operasional
penyelenggaraan pendidikan pada Satuan Pendidikan
sesuai dengan komponen penggunaan Dana BOSDA.
(2) Komponen penggunaan Dana BOSDA sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. Dalam rangka Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB),
meliputi:
1) penggandaan formulir dan publikasi atau
pengumuman penerimaan peserta didik baru, dan
biaya layanan penerimaan peserta didik baru
dalam jaringan.
2) biaya kegiatan orientasi peserta didik baru yang
bersifat akademik dan pengenalan lingkungan
sekolah tanpa kekerasan.
3) penentuan peminatan bagi sekolah yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah dan tes
bakat skolastik atau tes potensi akademik bagi
sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat.
4) kegiatan lainnya dalam rangka pelaksanaan
penerimaan Peserta Didik baru yang relevan.
5) Pembiayaan kegiatan sebagaimana tercantum
pada point 1) s.d point 4), merupakan kegiatan
yang belum dianggarkan dari sumber dana
lainnya.
b. Pembiayaan Pengembangan Perpustakaan yaitu:
Penyediaan atau pencetakan modul dan perangkat
ajar, pembiayaan pengembangan minat bakat peserta
didik dan atau pembiayaan lain yang relevan dalam
rangka pengembangan perpustakaan yang belum
dianggarkan dari sumber dana lainnya kecuali
KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,
SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
pembiayaan untuk belanja modal.
c. Pembiayaan pelaksanaan Pembelajaran dan
ekstrakurikuler yaitu:
1) kegiatan pembelajaran meliputi:
a) penyediaan bahan pendukung pembelajaran;
b) pembelajaran remedial, pembelajaran
pengayaan, dan persiapan ujian;
c) pengembangan kegiatan literasi;
d) pelaksanaan pendidikan karakter dan
penumbuhan budi pekerti, termasuk
pencegahan dan penanganan intoleransi dan
kekerasan di lingkungan Satuan Pendidikan;
e) pengembangan pembelajaran berbasis proyek;
f) kegiatan pembelajaran lain yang relevan dalam
rangka menunjang proses pembelajaran; dan
g) Pembiayaan kegiatan sebagaimana tercantum
pada huruf a) s.d f), merupakan kegiatan yang
belum dianggarkan dari sumber dana lainnya.
2) kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran meliputi:
a) penyelenggaraan ekstrakurikuler yang sesuai
dengan kebutuhan sekolah dalam
pengembangan diri dan bakat anak, termasuk
pembiayaan lomba di sekolah;
b) pembiayaan kegiatan/lomba akademik dan
non akademik yang diselenggarakan oleh
lembaga resmi pada tingkat Satuan
Pendidikan, Daerah dan Nasional secara patut
dan wajar;
c) pembiayaan lain yang relevan dalam rangka
menunjang operasional kegiatan
ekstrakurikuler; dan
d) pembiayaan kegiatan sebagaimana tercantum
pada huruf a) s.d c), merupakan kegiatan yang
belum dianggarkan dari sumber dana lainnya.
d. Pembiayaan kegiatan asesmen dan evaluasi
pembelajaran yaitu:
1) penyelenggaraan ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, ulangan
kenaikan kelas, Asesmen Nasional Berbasis
Komputer, dan/atau asesmen lainnya termasuk
penyediaan laporan hasil ulangan/ujian/asesmen.
2) pembiayaan lain yang relevan untuk kegiatan
asesmen dan evaluasi pembelajaran di sekolah.
3) pembiayaan kegiatan sebagaimana tercantum
pada huruf 1) s.d huruf 2), merupakan kegiatan
yang belum dianggarkan dari sumber dana lain.
e. Pelaksanaan administrasi kegiatan sekolah meliputi
KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,
SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
pembiayaan untuk:
1) pembiayaan pengelolaan dan operasional rutin
sekolah baik dalam rangka pembelajaran tatap
muka dan/atau pembelajaran jarak jauh.
2) pengembangan pemenuhan hak dan perlindungan
anak di Satuan Pendidikan, pengembangan
sekolah sehat, sekolah aman, sekolah ramah anak,
sekolah inklusi, sekolah adiwiyata dan sejenisnya.
3) penunjang kegiatan administrasi sekolah yang
bersifat rutin yang bukan menjadi barang
inventaris/aset sekolah (belanja modal).
4) pembiayaan konsumsi yang melekat kepada
kegiatan yang memiliki output.
5) pembiayaan penangganan/penanggulangan benc
ana/ pandemi yang ditetapkan oleh pemerintah.
6) pembiayaan lainnya yang dalam rangka
pemenuhan administrasi kegiatan sekolah.
7) pembiayaaan untuk pembayaran pajak kendaraan
yang merupakan barang inventaris Satuan
Pendidikan.
8) penyusunan perencanaan, pelaksanaan
pengawasan, pelaksanaan evaluasi, dan
penyusunan tata tertib Satuan Pendidikan dalam
rangka penguatan tatakelola Satuan Pendidikan;
dan/ atau pembiayaan lain yang relevan.
9) pembiayaan kegiatan sebagaimana tercantum
pada angka 1) s.d angka 7), merupakan kegiatan
yang belum dianggarkan dari sumber dana
lainnya.
f. Pembiayaan pengembangan profesi Pendidik dan
Tenaga Kependidikan meliputi:
1) pengembangan/Peningkatan Kompetensi Pendidik
dan Tenaga Kependidikan.
2) pengembangan inovasi terkait dengan konten
pembelajaran dan metode pembelajaran.
3) pembiayaan lain yang relevan dalam rangka
pengembangan profesi guru dan tenaga
kependidikan.
4) pembiayaan kegiatan sebagaimana tercantum
pada angka 1) s.d angka 3), merupakan kegiatan
yang belum dianggarkan dari sumber dana
lainnya.
g. Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah yang
meliputi pembiayaan untuk:
1) pemeliharaan dan/atau perbaikan kerusakan
ringan komponen non struktural bangunan
sekolah seperti:
KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,
SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
a) penutup atap;
b) penutup plafond;
c) kelistrikan;
d) pintu dan jendela dan aksesoris lainnya;
e) pengecatan; dan
f) penutup lantai.
2) pemeliharaan dan/atau perbaikan meubiler jika
meja dan atau kursi yang ada sudah tidak
berfungsi.
3) pemeliharaan dan/atau perbaikan toilet sekolah,
tempat cuci tangan, saluran air kotor dan sanitasi
lainnya.
4) pemeliharaan dan/atau perbaikan sumber air
bersih dan instalasi air.
5) pemeliharaan dan/atau perbaikan komputer,
printer, laptop, proyektor, dan/atau pendingin
ruangan.
6) pemeliharaan dan/atau perbaikan taman dan
fasilitas sekolah lainnya.
7) pembiayaan lain yang relevan dalam rangka
Pemeliharaan dan/atau perbaikan sarana dan
prasarana sekolah.
8) pembiayaan kegiatan sebagaimana tercantum
pada angka 1) s.d angka 7), merupakan kegiatan
yang belum dianggarkan dari sumber dana
lainnya.
h. Pembiayaan langganan daya dan jasa meliputi
pembiayaan untuk:
1) pembiayaan dalam rangka pembayaran daya
dan/atau jasa yang mendukung operasional
sekolah meliputi; pembayaran langganan rutin
listrik, air, telepon, internet.
2) pembiayaan lain yang relevan pembiayaan
langganan daya dan jasa.
3) pembiayaan kegiatan sebagaimana tercantum
pada angka 1) dan angka 2), merupakan kegiatan
yang belum dianggarkan dari sumber dana
lainnya.
i. Penyelenggaraan kegiatan peningkatan kompetensi
keahlian SMK dan SLB meliputi pembiayaan untuk:
1) penyelenggaraan praktik kerja industri atau
lapangan bagi Peserta Didik SMK atau SLB;
2) kegiatan pemagangan guru di industri untuk
masing-masing kompetensi keahlian yang
dilaksanakan dalam bentuk:
a) pelatihan kerja di industri;
b) magang di industri untuk menghasilkan uji
KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,
SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
mutu produk atau jasa dalam merealisasikan
kesepakatan teaching factory;
c) magang di industri untuk menghasilkan bahan
baku teaching factory;
d) mengikuti magang di industri dengan tujuan
untuk kerjasama dalam rangka memperoleh
lisensi;
e) mengikuti pelatihan mendapatkan sertifikasi
dari industri atau lembaga sertifikasi; dan
f) mengikuti magang kerja untuk menjalin kerja
sama dengan industri.
3) pengembangan kerja sama industri dalam rangka
peningkatan kompetensi keahlian di SMK atau
SLB.
4) biaya lain yang relevan dalam peningkatan
kompetensi keahlian pembiayaan kegiatan
sebagaimana tercantum pada angka 1) s.d angka
3), merupakan kegiatan yang belum dianggarkan
dari sumber dana lainnya.
j. Penyelenggaraan kegiatan dalam mendukung
keterserapan lulusan SMK dan SLB meliputi
pembiayaan untuk:
1) penyelenggaraan bursa kerja khusus SMK atau
SLB untuk pengembangan kerjasama, verifikasi,
dan/atau evaluasi ke industri.
2) pemantauan kebekerjaan lulusan (tracer study)
SMK atau SLB.
3) pembiayaan lain yang relevan dalam rangka
menunjang penyelenggaraan kegiatan yang dapat
mendukung keterserapan lulusan.
4) pembiayaan kegiatan sebagaimana tercantum
pada angka 1) s.d angka 3), merupakan kegiatan
yang belum dianggarkan dari sumber dana
lainnya.

k. Pembayaran honorarium:
1) pembayaran honorarium diberikan kepada
pendidik dan tenaga kependidikan pada Satuan
Pendidikan Negeri dan Swasta dengan
persyaratan:
1. berstatus bukan aparatur sipil negara.
2. penugasan oleh Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Riau bagi Satuan Pendidikan Negeri.
3. penugasan oleh ketua yayasan bagi Satuan
Pendidikan Swasta.
2) pengangkatan honorer tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan pada Satuan Pendidikan Negeri dan
KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,
SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
Satuan Pendidikan Swasta hanya untuk
memenuhi standar pelayanan minimal.
3) besaran honorarium yang dibayarkan
sebagaimana yang dimaksud pada point 1) adalah
sebesar maksimal Rp.2.500.000 (dua juta lima
ratus ribu rupiah).
4) untuk memberikan jaminan kepada GTK, pada
Satuan Pendidikan dapat menganggarkan belanja
iuran jaminan kecelakaan kerja bagi Non ASN yang
ada pada masing-masing Satuan Pendidikan.
l. Penggunaan Dana BOSDA sebagaimana dimaksud
pada pasal ayat (2) juga dapat digunakan untuk
pendidika dan tenaga kependidikan bagi Satdikmen
Negeri penyelenggara sekolah terbuka yaitu:
1) honor guru pamong.
2) honor pengelola sekolah terbuka.
3) penugasan guru pamong dan pengelola sekolah
terbuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Provinsi
Riau.
4) transportasi guru bina.
5) biaya relevan lainnya untuk mendukung
operasioanal penyelenggaraan.
m. Penggunaan dana BOSDA bagi Satdikmen Negeri dan
Swasta penyelenggara pendidikan inklusi dapat
digunakan untuk:
1) honorium guru pembimbing khusus.
2) penugasan guru pembimbing khusus oleh Kepala
Dinas Pendidikan Provinsi Riau.
3) transportasi guru pembimbing khusus.
4) pembelian perlengkapan/peralatan pendukung
pelaksanaan program inklusi yang bukan belanja
modal.
5) biaya relevan lainnya untuk mendukung
operasioanal penyelenggaraan.

Pasal 10
Semua pembiayaan kegiatan yang menggunakan dana BOSDA
sebagaimana dimaksud pada pasal 9 ayat (2) disesuaikan
dengan kode rekening dan uraian belanja yang tersedia pada
juknis dan Standar Biaya sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.

KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,


SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
Pasal 11
Larangan Penggunaan Dana BOSDA
(1) Dana BOSDA Satuan Pendidikan tidak diperkenankan
untuk membiayai kegiatan berikut:
a. membiayai kegiatan yang telah dibiayai secara penuh
oleh sumber Dana BOS Reguler dan/ atau sumber
dana lainnya;
b. pembayaran honorarium kegiatan yang merupakan
tugas dan fungsi;
c. melakukan transfer Dana BOSDA ke rekening pribadi
atau lainnya untuk kepentingan selain penggunaan
dana;
d. membeli atau menyewa aplikasi atau perangkat lunak
lainnya yang berhubungan dengan pelaporan dana
BOSP, BOSDA dan PPDB;
e. membungakan untuk kepentingan pribadi;
f. meminjamkan kepada pihak lain;
g. membiayai kegiatan dengan mekanisme iuran kecuali
iuran jaminan kecelakaan kerja bagi Non ASN;
h. membayar bonus dan transportasi rutin untuk guru;
i. membeli pakaian/seragam/sepatu/alat tulis bagi
guru/peserta didik;
j. digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat dan
membangun gedung/ruangan baru;
k. membeli Lembar Kerja Peserta didik (LKS), serta
bahan/peralatan yang tidak mendukung proses
pembelajaran;
l. bimbingan belajar/les yang bersifat rutin; dan
m. membiayai kegiatan untuk mengikuti pelatihan,
sosialisasi dan pendampingan terkait kebijakan/
pengelolaan/ program BOS Reguler dan BOSDA yang
diselenggarakan oleh pihak lain selain Dinas
Pendidikan Provinsi Riau.

BAB IV
PENGELOLAAN DANA BOSDA

Bagian Kesatu
Pengelola

Pasal 12
(1) Pejabat Pengelola Keuangan Dana BOSDA pada
Satdikmen dan Satdiksus Negeri terdiri atas:
a. PPKD selaku BUD;
b. PA;
c. PPK SKPD;
d. Bendahara Pengeluaran SKPD;
KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,
SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
e. Penanggung Jawab; dan
f. Bendahara.
(2) Pejabat Pengelola Keuangan dana BOSDA pada Satuan
Pendidikan Swasta terdiri atas:
a. PPKD selaku BUD;
b. Kepala Dinas;
c. Penanggung Jawab; dan
d. Bendahara.
(3) Pejabat Pengelola Keuangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2), ditetapkan setiap tahun bersamaan
dengan penetapan PPKD yang mempunyai tugas dan
kewenangan sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 13
(1) Penanggungjawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
ayat (1) huruf e dijabat oleh Kepala Satdikmen dan
Satdiksus Negeri yang ditetapkan oleh Gubernur atas usul
Kepala Dinas melalui PPKD.
(2) Penanggungjawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
ayat (2) huruf c dijabat oleh Kepala Satdikmen dan
Satdiksus Swasta ditetapkan oleh keputusan pimpinan
yayasan.
(3) Bendahara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat
(1) huruf f pada Satdikmen dan Satdiksus egeri berasal
dari tenaga kependidikan dan/atau guru yang berasal dari
Pegawai ASN.
(4) Bendahara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat
(2) huruf d pada Satdikmen dan Satdiksus Swasta berasal
dari tenaga kependidikan dan/atau guru.

Bagian Kedua
Perencanaan dan Penganggaran

Pasal 14
(1) Berdasarkan besaran alokasi sebagaimana yang
dimaksud pada Pasal 7 Kepala Satuan Pendidikan Negeri
dan Swasta selaku penanggung jawab Dana BOSDA
menyusun RKAS sesuai petunjuk teknis Penggunaan
Dana BOSDA.
(2) Penyusunan RKAS Dana BOSDA sebagaimana pada ayat
(1) merupakan analisis dari hasil evaluasi diri masing-
masing sekolah yakni Rapor Pendidikan yang telah
dituangkan kedalam dokumen perencanaan Satuan
Pendidikan berupa rencana kerja jangka pendek dalam
kurun waktu 1 tahun dan rencana kerja jangka menengah
dalam kurun waktu 4 tahun.
KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,
SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
Pasal 15
(1) Permohonan hibah Dana BOSDA sebagaimana yang
dimaksud pada pasal 6 ayat (4) disampaikan kepada
Gubernur yang dibubuhi tanda tangan kepala sekolah
dan mengetahui ketua yayasan.
(2) Permohonan hibah sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disertai dengan proposal dengan format minimal memuat:
a. latar belakang;
b. maksud dan tujuan;
c. hasil yang diharapkan;
d. rincian rencana kegiatan dan anggaran biaya (RKAS);
e. jadwal kegiatan;
f. rencana penggunan;
g. nomor rekening BOSDA;
h. persyaratan administrasi lainnya; dan
i. penutup.
(3) Persyaratan administrasi lainnya sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf g meliputi:
a. surat pernyataan tanggungjawab;
b. Pakta Integritas
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Satuan Pendidikan;
d. surat keterangan domisili Satuan Pendidikan dari
Desa/Kelurahan setempat;
e. salinan/ fotokopi kartu tanda penduduk yang masih
berlaku atas nama ketua yayasan, kepala Satuan
Pendidikan dan bendahara BOSDA;
f. salinan rekening Dana BOSDA yang masih aktif atas
nama Satuan Pendidikan.
(4) Permohonan hibah disertai proposal diunggah ke aplikasi
yang disediakan oleh Dinas Pendidikan.
(5) Pengajuan hibah yang lulus verifikasi sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (1) dianggarkan dalam program,
kegiatan dan sub kegiatan pada RKA SKPD berdasarkan
RKAS.

Pasal 16
(1). RKAS Dana BOSDA, sebagaimana dimaksud pada pasal
15 ayat (4) paling sedikit memuat:
a. penerimaan dan belanja;
b. komponen penggunaan Dana BOSDA dalam program
dan kegiatan pada SNP;
c. standar satuan harga; dan
d. rencana penarikan Dana BOSDA setiap tahapan.

KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,


SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
(2). RKAS Dana BOSDA yang disusun sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (1) harus di input ke aplikasi yang
disediakan oleh pemerintah provinsi dan dilakukan
penelaahan oleh pejabat berwenang yang ditetapkan
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
(3) Format RKAS sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2)
tercantum dalam lampiran merupakan bagian yang tidak
terpisahkan.

Pasal 17
(1) Pejabat yang membidangi Satdikmen dan Satdiksus
melakukan penelaahan, verifikasi dan merekapitulasi
RKAS Dana BOSDA.
(2) Berdasarkan hasil rekapitulasi RKAS Dana BOSDA
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Dinas
menyusun RKA-SKPD.

Pasal 18
(1) RKA-SKPD sebagaimana dimaksud pada pasal 17 ayat (2)
bagi Satdikmen Negeri dan Satdiksus Negeri memuat
Rencana pendapatan, organisasi, akun, kelompok, jenis,
objek, rincian objek, dan sub rincian objek pendapatan
daerah.
(2) RKA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi
Satdikmen dan Satdiksus Negeri memuat rencana belanja
dana BOSDA yang diuraikan ke dalam program
pengelolaan pendidikan, kegiatan BOSDA untuk
pendidikan menengah dan/atau khusus dengan
kelompok belanja operasi yakni belanja Barang dan Jasa
sesuai kode rekening belanja.
(3) RKA-SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bagi
Satdikmen dan Satdiksus Swasta memuat rencana
belanja dana BOSDA yang diuraikan ke dalam program
pengelolaan pendidikan, kegiatan BOSDA untuk
pendidikan menengah dan/atau khusus dengan
kelompok belanja operasi yakni belanja hibah.

Pasal 19
(1). Belanja hibah sebagaimana yang dimaksud pada pasal 18
ayat (3) dituangkan dalam NPHD paling sedikit memuat
ketentuan mengenai:
a. pemberi dan penerima hibah;
b. tujuan pemberi hibah;
c. besar alokasi anggaran hibah yang akan diterima;
d. hak dan kewajiban;
e. tata cara penyaluran hibah; dan
f. tata cara pelaporan hibah.
KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,
SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
(2). Format NPHD sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam lampiran merupakan bagian yang tidak
terpisahkan.

Pasal 20
Penyusunan dan penetapan RKA-SKPD sebagaimana
dimaksud pada pasal 18 ayat (1) mengikuti tahapan dan jadwal
proses penyusunan dan penetapan APBD dan/atau perubahan
APBD.

Bagian Ketiga
Pelaksanaan dan Penyaluran

Pasal 21
Dalam rangka pelaksanaan anggaran Dana BOSDA yang telah
ditetapkan dalam APBD, Kepala Dinas menyusun rancangan
DPA-SKPD.

Pasal 22
(1) Kepala Dinas menyerahkan rancangan DPA-SKPD yang
telah disusun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
kepada PPKD untuk disahkan.
(2) DPA-SKPD yang telah disahkan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) menjadi dasar pelaksanaan kegiatan yang
bersumber dari Dana BOSDA.

Pasal 23
(1) Penyaluran Dana BOSDA dilakukan sebagai berikut:
a. penyaluran dilakukan dengan mekanisme LS; dan
b. penyaluran ditransfer dari rekening bendahara
pengeluaran SKPD ke rekening Satdikmen dan
Satdiksus Negeri dan Swasta dibagi dalam 2 tahap.
(2) Penyaluran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
Tahap I disalurkan sebanyak 50% dan Tahap II sebanyak
50% dan/atau disesuaikan dengan kemampuan
keuangan daerah.
(3) Penyaluran Tahap I sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b akan ditransfer apabila Satuan Pendidikan telah
menyampaikan laporan realisasi tahun sebelumnya dan
menyetorkan sisa dana BOSDA ke Kas Daerah, paling
lambat 31 Desember sebelum tahun anggaran berkenaan.
(4) Penyaluran Tahap II sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
akan ditransfer apabila Satuan Pendidikan telah
KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,
SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
menyampaikan laporan realisasi Tahap I minimal 50%
dari dana yang diterima.

Bagian Keempat
Pelaporan dan Pertanggungjawaban

Pasal 24
(1) Bendahara Satdikmen dan Satdiksus Negeri dan Swasta
melaksanakan pembayaran belanja Dana BOSDA, dengan
cara:
a. meneliti kelengkapan dokumen pembayaran yang
diterbitkan oleh Penanggungjawab Dana BOSDA,
beserta bukti transaksinya;
b. menguji kebenaran pengitungan tagihan yang
tercantum dalam dokumen pembayaran; dan
c. menguji ketersediaan dana yang bersangkutan.
(2) Bendahara bertanggungjawab atas pembayaran yang
dilaksanakannya.
(3) Penerimaan dan belanja yang bersumber dari Dana
BOSDA, dicatat oleh Bendahara pada buku kas umum
dan buku pembantu.

Pasal 25
(1) Buku pembantu sebagaimana dimaksud pada Pasal 24
ayat (3), meliputi buku pembantu kas, buku pembantu
bank, buku pembantu pajak, dan buku pembantu per
subrincian objek belanja.
(2) Buku kas umum dan buku pembantu sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), setiap akhir bulan dilakukan
penutupan buku.
(3) Format Pembukuan sebagaimana yang dimaksud pada
ayat (1) dan (2) tercantum dalam lampiran merupakan
bagian yang tidak terpisahkan.

Pasal 26
(1) Penutupan buku setiap akhir bulan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) ditandatangani oleh
Bendahara dan Penanggungjawab.
(2) Penutupan buku sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dengan melampirkan bukti belanja yang sah dan lengkap
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(3) Berdasarkan buku kas umum sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 25 ayat (2) Bendahara menyusun laporan
realisasi penerimaan dan belanja Dana BOSDA setiap
bulan kepada Kepala Satdikmen dan Satdiksus Negeri dan
Swasta.
KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,
SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
(4) Kepala Satdikmen dan Satdiksus Negeri dan Swasta, wajib
menyampaikan laporan rekapitulasi realisasi penggunaan
hibah Dana BOSDA setiap bulan kepada Kepala Dinas.
(5) Kepala Satdikmen dan Satdiksus Negeri dan Swasta
bertanggung jawab secara formil dan materiil atas laporan
realisasi penerimaan dan belanja Dana BOSDA pada
masing-masing Satuan Pendidikan.

Pasal 27
(1) Berdasarkan laporan realisasi penerimaan dan belanja
Dana BOSDA pada Satdikmen dan Satdiksus Negeri dan
Swasta sebagaimana dimaksud pada Pasal 26 ayat (5),
Bendahara Pengeluaran SKPD melakukan rekonsiliasi
atas penerimaan dan belanja Dana BOSDA dalam hal sisa
dana pada rekening dari masing-masing Satdikmen dan
Satdiksus Negeri dan Swasta melalui sistem aplikasi yang
disediakan oleh Dinas Pendidikan.
(2) Berdasarkan hasil rekonsiliasi laporan realisasi
penerimaan dan belanja Dana BOSDA Satdikmen dan
Dana BOSDA Satdiksus Negeri dan Swasta sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) Bendahara Pengeluaran SKPD
membuat rekapitulasi laporan penerimaan dan belanja
Dana BOSDA setiap bulan.
(3) Rekapitulasi laporan realisasi penerimaan dan belanja
Dana BOSDA setiap bulan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) disampaikan kepada PA melalui PPK-SKPD,
(4) Berdasarkan laporan realisasi sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (2) Satuan Pendidikan
menyampaikan laporan semester paling lambat :
a. Tahap 1 tanggal 30 Juni tahun berkenaan.
b. Tahap 2 tanggal 31 Desember tahun berkenaan
(5) Laporan realisasi per semester sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (3) disertai dengan SPTJM dan laporan
penggunaan Dana BOSDA sesuai SNP.
(6) Format SPTJM dan laporan realisasi penggunan
sebagaimana pada ayat (4) merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari lampiran keputusan ini.

Pasal 28
(1) PPK-SKPD melakukan verifikasi terhadap rekapitulasi
laporan realisasi penerimaan dan belanja Dana BOSDA
sebagaimana yang dimaksud pada pasal 27 ayat (3) dari
masing-masing Satdikmen dan Satdiksus.
(2) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan
untuk menguji:
a. penghitungan laporan realisasi penerimaan dan
belanja Dana BOSDA setiap bulan;
KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,
SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
b. kesesuaian belanja Dana BOSDA dengan RKAS, DPA
SKPD, dan informasi penerimaan Dana BOSDA; dan
c. kesesuaian surat pernyataan tanggung jawab mutlak
Dana BOSDA oleh Kepala Satdikmen dan Kepala
Satdiksus.
(3) Dalam hal jika hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) tidak terpenuhi, PPK-SKPD melalui Bendahara
Pengeluaran SKPD mengembalikan laporan rekapitulasi
realisasi penerimaan dan belanja Dana BOSDA untuk
diperbaiki dan/atau dilengkapi paling lama 5 hari kerja
setelah diterima.

Pasal 29
(1) Hasil verifikasi sebagaimana dimaksud pada pasal 28 ayat
(2), Bendahara Pengeluaran SKPD menyampaikan laporan
pertanggungjawaban secara administratif kepada PA dan
laporan pertanggungjawaban fungsional kepada BUD
secara periodik.
(2) Dalam hal jika terdapat Sisa Dana BOSDA Satdikmen dan
Satdiksus Negeri dan Swasta pada akhir tahun anggaran
dilaporkan kepada PPKD selaku BUD melalui Dinas dan
disetor ke rekening Kas Daerah oleh Satuan Pendidikan.

BAB V
SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN DANA BOSDA

Pasal 30
(1) Dalam rangka penyediaan informasi keuangan daerah
Dinas menerapkan Pengelolaan Dana BOSDA berbasis
elektronik.
(2) Pengelolaan Dana BOSDA berbasis elektronik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelola oleh Dinas.

BAB VI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 31
(1) Gubernur melakukan pembinaan dan pengawasan
Pengelolaan Dana BOSDA pada Satdikmen dan Satdiksus
Negeri dan Swasta.
(2) Agar pelaksanaan program BOSDA dapat terlaksana
secara efektif dan efisien, Kepala Dinas membentuk tim
KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,
SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
pelaksana dan pengawas dalam penyaluran dan
penggunaannya.
(3) Susunan keanggotaan dan uraian tugas tim pelaksana
dan pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
ditetapkan oleh Kepala Dinas.
(4) Pengawasan fungsional atas pengelolaan Dana BOSDA
dilakukan oleh Perangkat Daerah yang melaksanakan
fungsi pengawasan.

Pasal 32
(1) Dalam meningkatkan kapasitas pengelolaan Dana BOSDA
dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(2) Peningkatan kapasitas pengelolaan Dana BOSDA
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan dalam
bentuk sosialisasi, bimbingan teknis, workshop, dan
pendampingan.
(3) Pendanaan peningkatan kapasitas sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) bersumber dari APBD.

BAB VII
SANKSI

Pasal 33
(1) Kepala Satuan Pendidikan yang melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (4) akan
dikenakan sanksi administratif.
(2) Sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
minimal melaporkan 50% dari dana yang diterima setiap
tahap yakni berupa:
a. teguran tertulis; dan
b. penundaan dan/ atau pemberhentian penyaluran
Dana BOSDA.
(3) Teguran tertulis sebagaimana yang dimaksud pada ayat
(2) huruf a maksimal diberikan peringatan sebanyak 3 kali
untuk Laporan Tahap I dan sebanyak 2 kali untuk
Laporan Tahap II.
(4) Jika dalam hal Satuan Pendidikan tidak memenuhi
laporan sesuai ketentuan sebagimana yang dimaksud
pada ayat (3) huruf b maka akan diberikan sanksi berupa
penundaan dan/ atau penghentian penyaluran.
(5) Penundaan dan/ atau penghentian penyaluran
sebagaimana pada ayat (4) adalah sebagai berikut:
a. laporan Tahap I
1) jika laporan melalui sistem aplikasi dan dokumen
belum disampaikan paling lambat tanggal 31 Juli
maka penyaluran Dana BOSDA Tahap II
KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,
SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
disalurkan paling cepat tanggal 31 Agustus tahun
berkenaan.
2) jika laporan melalui sistem aplikasi dan dokumen
belum disampaikan paling lambat tanggal 31
Agustus maka penyaluran Dana BOSDA Tahap II
paling cepat disalurkan tanggal 30 September
tahun berkenaan.
3) jika laporan melalui sistem aplikasi dan dokumen
belum disampaikan paling lambat tanggal 30
September maka penyaluran Dana BOSDA Tahap
II disalurkan paling cepat tanggal 31 Oktober
tahun berkenaan.
4) jika laporan belum disampaikan paling lambat
sampai dengan tanggal 31 Oktober maka
penyaluran Dana BOSDA Tahap II disalurkan
paling cepat tanggal 30 November tahun
berkenaan.
5) dalam hal jika laporan Tahap I tidak disampaikan
sampai dengan batas waktu sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (5) huruf a poin 4) maka Dana
BOSDA Tahap II yang akan disalurkan hanya pada
kode kegiatan pembayaran honor Guru/ pendidik
dan Kegiatan Pembayaran Honor Tenaga
Administrasi serta pada kode rekening belanja
iuran jaminan/ asuransi.
b. laporan Tahap II
1) laporan realisasi belanja Tahap II paling lambat
disampaikan tanggal 31 Desember tahun
berkenaan melalui sistem aplikasi yang disediakan
oleh Dinas Pendidikan.
2) jika dalam hal tidak dilaporkan sampai dengan
paling lambat tanggal 31 Desember maka akan
menjadi sisa Dana BOSDA tahun berkenaan dan
harus disetorkan ke Kas Daerah paling lambat
pada tanggal tersebut.
3) laporan realisasi belanja Tahap II dalam bentuk
dokumen disampaikan kepada Kepala Dinas

KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,


SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
Tembusan disampaikan kepada Yth.:
1. Menteri Dalam Negeri di Jakarta;
2. Menteri Keuangan di Jakarta;
3. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi di Jakarta;
4. Gubernur Riau di Pekanbaru;
5. Sekretaris Daerah Provinsi Riau di Pekanbaru;
6. Inspektur Inspektorat Provinsi Riau di Pekanbaru;
7. Kepala Biro Hukum Setda Provinsi Riau di Pekanbaru;
8. Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Riau di
Pekanbaru; dan
9. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan
Pengembangan Provinsi Riau di Pekanbaru.

KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,


SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
Lampiran : Keputusan Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Riau
Nomor : Kpts. /2024
Tanggal :

A. Contoh Format Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS)

RENCANA KEGIATAN ANGGARAN SEKOLAH (RKAS)


DANA BOS DAERAH

Nama Sekolah :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Sumber Dana BOS :

Kode Rincian Penghitungan


Tahap
Kode Prog
No Uraian Harga Jumlah
Rekening dan Volume Satuan
Satuan I II
Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

………, ………. 20…


Mengetahui Menyetujui
Kepala SMA/SMK/SLB Bendahara Dana
Komite Sekolah
… BOSDA

Nama Nama
Nama
NIP NIP

KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,


SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
B. Contoh Format Laporan Realisasi

LAPORAN REALISASI DANA BOS


SATDIKMEN NEGERI PADA APBD PROVINSI RIAU
DANA BOS PADA SEKOLAH SMAN 10 MANDAU

Kepada
Yth. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau
Bersama ini kami laporkan realisasi atas penggunaan Dana BOS untuk
januari 2024 sebagai berikut :

Jumlah
Realisasi
Realisasi Realisasi
Jumlah s/d
Bulan Bulan Selisih/
No Uraian Anggaran Bulan
Ini s/d (Kurang)
(Rp) Lalu
(Rp.) Bulan
(Rp.)
Ini (Rp.)
1 2 3 4 5 6= 4+5 7=3-6
Penerimaan
BANTUAN
OPERASIONAL
SEKOLAH (BOS)
BOS Daerah
Jumlah
Penerimaan
Pengeluaran
1) Belanja Barang
dan Jasa
a. Rinci per kode
rekening belanja .

Jumlah
Pengeluaran

Laporan realisasi yang disampaikan telah sesuai dengan sasaran


penggunaan yang ditetapkan dengan peraturan perundang-undangan dan
telah didukung oleh kelengkapan dokumen yang sah sesuai ketentuan yang
berlaku dan bertanggung jawab atas kebenarannya.

Demikian laporan realisasi ini dibuat untuk digunakan sebagaimana


mestinya.
……………., ……………….. 20…
Kepala SMA/SMK/SBL …..

Nama
NIP

KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,


SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
C. Contoh Format Buku Kas Umum (BKU)

BUKU KAS UMUM


DANA BOS PADA SEKOLAH SMA/SMK/SLB….

Nama Sekolah :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :

Kode No.
No Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Rekening Bukti
1 2 3 4 5 6 7 8

Saldo BKU Sebesar :

Terdiri dari
Saldo Tunai :
Saldo Bank :

…………, …………. 20…


Menyetujui
Kepala SMA/SMK/SLB … Bendahara Dana BOSDA

Nama Nama
NIP NIP

KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,


SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
D. Contoh Format Buku Pembantu Kas

BUKU PEMBANTU KAS

Nama Sekolah :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :

Kode No.
No Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Bku Bukti
1 2 3 4 5 6 7 8

Saldo Bank sebesar :

…………, …………. 20…


Menyetujui
Kepala SMA/SMK/SLB … Bendahara Dana BOSDA

Nama Nama
NIP NIP

KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,


SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
E. Contoh Format Buku Pembantu Bank

BUKU PEMBANTU BANK

Nama Sekolah :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :

Kode No.
No Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Bku Bukti
1 2 3 4 5 6 7 8

Saldo Bank sebesar :

…………, …………. 20…


Menyetujui
Kepala SMA/SMK/SLB … Bendahara Dana BOSDA

Nama Nama
NIP NIP

KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,


SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
F. Contoh Format Buku Pembantu Pajak

BUKU PEMBANTU PAJAK

Nama Sekolah :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :

Kode No.
No Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo
Bku Bukti
1 2 3 4 5 6 7 8

Saldo sebesar :

…………, …………. 20…


Menyetujui
Kepala SMA/SMK/SLB … Bendahara Dana BOSDA

Nama Nama
NIP NIP

KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,


SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
G. Contoh Format Buku Pembantu Rincian Objek

BUKU PEMBANTU RINCIAN OBJEK

Nama Sekolah :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
Kode dan Nama Rekening :
Anggaran Belanja :

Kode
Tanggal Uraian Realisasi Jumlah Sisa Anggaran
Bku
1 2 3 4 5 6

…………, …………. 20…


Menyetujui
Kepala SMA/SMK/SLB … Bendahara Dana BOSDA

Nama Nama
NIP NIP

KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,


SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
H. Contoh Format NPH

Logo Sekolah

NASKAH PERJANJIAN HIBAH BOS DAERAH


ANTARA KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI RIAU
DENGAN
KEPALA ……………
KAB/ KOTA ………

Nomor : /NPH/BOSDA/ /20…


Nomor :

Yang bertanda tangan di bawah ini masing-masing, yaitu :


1. N a m a : …
NIP : …
Jabatan : Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, selaku Pengguna
Anggaran Tahun 2024
2. Alamat : Jalan Cut Nyak Dien No. 3 Pekanbaru

dalam jabatan dan kedudukan sebagaimana tersebut di atas, bertindak atas


nama Gubernur Riau, sebagai pemberi hibah Dana Bantuan Operasional
Sekolah Daerah (BOSDA) Tahun Anggaran 20… yang selanjutnya disebut PIHAK
PERTAMA;

3. N a m a : …
NIP : -
Jabatan : Kepala ………………
Alamat : …

dalam jabatan dan kedudukan sebagaimana tersebut di atas bertindak sebagai


penerima hibah Dana Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) Tahun
Anggaran 20…, yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA;

Keduabelah PIHAK menyepakati pemberian hibah Dana BOSDA Tahun


Anggaran 20…, dengan ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1
TUJUAN PEMBERIAN HIBAH BOSDA
Tujuan pemberian hibah Dana BOSDA adalah:
a. Meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di SMA/SMK/SLB* Swasta ;
b. Membantu dan meringankan biaya pendidikan bagi sekolah SMA/SMK/SLB
Swasta.

KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,


SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
Pasal 2
JUMLAH HIBAH BOSDA
PIHAK PERTAMA menyalurkan Dana BOSDA kepada (nama sekolah) sebesar Rp…(…
rupiah)

Pasal 3
HAK DAN KEWAJIBAN PEMBERI HIBAH
(1). PIHAK PERTAMA selaku pemberi hibah berhak Pemberi Hibah berhak menerima
laporan dan pertanggungjawaban atas penggunaan Dana BOSDA dari Penerima
Hibah;
(2). PIHAK PERTAMA selaku pemberi hibah berhak melaksanakan monitoring,
pengendalian dan pembinaan seta pengawasan atas penggunaan Dana BOSDA
yang telah diterima PIHAK KEDUA.

Pasal 4
HAK DAN KEWAJIBAN PENERIMA HIBAH
(1). PIHAK KEDUA selaku penerima hibah berhak menerima hibah Dana BOSDA dari
PIHAK PERTAMA selaku pemberi hibah setiap Semester penyaluran sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan;
(2). PIHAK KEDUA selaku penerima hibah berkewajiban:
a. menyusun dan menyampaikan RKAS Dana BOSDA;
b. melaksanakan dan bertanggungjawab secara formal dan materiil atas
penggunaan Dana BOSDA;
c. menyampaikan surat pernyataan tanggungjawab kepada Pemberi Hibah;
d. melaksanakan dan bertanggungjawab penuh atas penggunaan dana BOSDA;
e. menyampaikan laporan rekapitulasi realisasi Belanja Dana BOSDA setiap
Semester;
f. mengawasi pelaksanaan anggaran hibah Dana BOSDA yang menjadi
tanggungjawabnya; dan
g. menyimpan dokumen bukti-bukti pengeluaran yang lengkap dan sah sesuai
peraturan perundang-undangan.

Pasal 5
PENYALURAN
Penyaluran Dana BOSDA dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Pasal 6
TATA CARA PELAPORAN
(1) PIHAK KEDUA selaku penerima hibah melaporkan rekapitulasi realisasi
penggunaan Dana BOSDA setiap semester penyaluran.
(2) Pelaporan rekapitulasi realisasi Belanja Dana BOSDA setiap Semester penyaluran
sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan dokumen penyaluran Dana
BOSDA.
(3) Pelaporan Realisasi Belanja Dana BOSDA setiap Semester sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), paling lambat tanggal 5 (lima) bulan berikutnya.
(4) Berdasarkan laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), PIHAK KEDUA
melaporkan realisasi Belanja hibah Dana BOSDA kepada PIHAK PERTAMA.

KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,


SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
Pasal 7
LAIN – LAIN
(1) Hal-hal lain yang belum tercantum dalam NPHD Dana BOSDA ini dapat diatur lebih
lanjut dalam perubahan NPHD Dana BOSDA.
(2) NPHD Dana BOSDA ini dibuat paling sedikit rangkap 3 (tiga), lembar pertama dan
kedua masing-masing bermaterai cukup sehingga mempunyai kekuatan hukum
sama.
(3) Setiap Satuan Pendidikan mendapat salinan NPH BOSDA.

Ditetapkan di Pekanbaru
Pada Tanggal

PENERIMA HIBAH, PEMBERI HIBAH,


KEPALA ………………. KEPALA DINAS PENDIDIKAN
KAB/ KOTA …… PROVINSI RIAU

…………. ……………….
NIP. - NIP. -

KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,


SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
I. Contoh Format SPTJ

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK


Nomor : ………………..

1. Nama Satuan Pendidikan :


2. Kode Organisasi :
3. Nomor Tanggal DPA-SKPD :
4. Kegiatan Dana BOSDA :

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa bertanggung


jawab secara formal dan materiil atas kebenaran realisasi penerimaan dan
pengeluaran Dana BOSDA serta kebenaran penghitungan dan setoran
pajak yang telah dipungut atas penggunaan Dana BOSDA pada tahun
anggaran dengan rincian sebagai berikut :

A. Saldo Awal Dana Rp 0,00


B. Penerimaan Dana BOSDA
1. Tahap I Rp 0,00
2. Tahap II Rp 0,00
Jumlah Penerimaan Rp 0,00
C. Pengeluaran Dana BOSDA
1. Jumlah Belanja Pegawai Rp 0,00
2. Jenis Belanja Barang dan Jasa Rp 0,00
Jumlah Belanja Rp 0,00
D. Sisa Dana BOSDA (A+B-C)
1. Sisa Kas Tunai Rp 0,00 Rp 0,00
2. Sisa di Bank Rp 0,00

Bukti-bukti atas belanja tersebut pada huruf B disimpan pada Satuan


Pendidikan untuk kelengkapan administrasi dan keperluan sesuai
peraturan perundang-undangan. Apabila bukti-bukti tersebut tidak benar
yang mengakibatkan kerugian daerah, saya bertanggung jawab
sepenuhnya atas kerugian daerah dimaksud sesuai kewenangan saya
berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.

……………………., ………………. 20…


Kepala SMA/SMK/SLB*
…………………….

(Nama)
NIP

KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,


SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
J. Contoh Format Surat Permohonan Hibah

KOP SATUAN PENDIDIKAN

No : ……………………, ………….. 20…


Sifat :
Lamp : 1 (satu) berkas
Hal : Permohonan Dana BOSDA/Dana
BOSDA Afirmasi*

Yth. GUBERNUR RIAU


c.q Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Riau
di
Pekanbaru

Sehubungan dengan dengan upaya percepatan pembangunan dan


pelaksanaan tugas-tugas pemerintah Provinsi Riau di Kabupaten/Kota
………….. Kecamatan ………….. Kelurahan/ Desa …………… dan dalam
rangka menunjang kegiatan SMA/SMK/SLB* ………….., kami
mengharapkan kiranya dapat diberikan bantuan dalam bentuk hibah
berupa uang sehingga pelaksanaan tugas dan fungsi kami dapat berjalan
secara optimal dan berperan aktif dalam percepatan pembangunan
daerah dan pelaksanaan tugas di pemerintahan di daerah.
Hibah dimaksud akan dipergunakan untuk kegiatan di satuan
pendidikan yang bersifat operasional non personalia.
Berkaitan dengan hal tersebut, kami mengharapkan kiranya
berkenan untuk dapat membantu kami dalam bentuk pemberian hibah
berupa uang. Sebagai bahan pertimbangan Bapak terlampir kami
sampaikan proposal permohonan hibah dimaksud.
Demikian permohonan kami, atas perkenan dan bantuan Bapak
diucapkan terima kasih.

Hormat kami,

Mengetahui Pemohon
Ketua Yayasan……. Kepala SMA/SMK/SLB* ..

Nama (Nama)

KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,


SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
I. Contoh Format Daftar Peserta Didik Lampiran Permohonan Dana BOSDA/Dana BOSDA Afirmasi*

DAFTAR SISWA
TAHUN PELAJARAN …../…..
Kabupaten/Kota :
Satuan Pendidikan :

PENGHASILAN NOMOR
NAMA PEKERJAAN
ORANG HP/WA
NO NAMA NIK ALAMAT KECAMATAN KELURAHAN KELAS ORANG ORANG KETERANGAN
TUA/WALI YANG BISA
TUA/WALI TUA/WALI
PERBULAN DIHUBUNGI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1
2
3
Dst.

…………………….., …. ……. 20…

Kepala SMA/SMK/SLB* ………..

(Nama)
KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,
SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH
J. Contoh Format Pakta Intergritas Pengelola Dana BOSDA

PAKTA INTEGRITAS
PENGELOLA HIBAH DANA BOSDA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
1. Nama : .........................................................................
NIK. : .............................................................................
Alamat : .............................................................................
Jabatan : Kepala SMA/SMK/SLB* ……………………………….
Unit Kerja : SMA/SMK/SLB*………………………………….
2. Nama : .........................................................................
NIK. : .............................................................................
Alamat : .............................................................................
Jabatan : Bendahara BOSDA SMA/SMK/SLB*……………
Unit Kerja : SMA/SMK/SLB*………………………………….

Dalam rangka pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari dana hibah,


dengan ini menyatakan kami :
1. Tidak akan melakukan praktek Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme;
2. Akan melaporakan kepada pihak yang berwajib/ berwenang apabila
mengetahui ada indikasi Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) dalam
proses pelaksanaan kegiatan yang dibiayai dari dana hibah ini;

3. Akan menggunakan Hibah Daerah serta pelaksanaannya sesuai dengan


usulan proposal hibah dan Naskah Perjanjian Hibah Daeraah serta
pelaksanaannya akan mematuhi Peraturan Gubernur Riau Nomor 2
Tahun 2022 tentang Pedoman Belanja dan Bantuan Sosial yang
Bersumber dari APBD dan Peraturan perundang-undangan.

4. Apabila kami melanggar hal-hal yang telah saya nyatakan dalam Pakta
Integritas ini, saya bersedia dikenakan sanksi sesuai dengan Ketentuan
Peraturan perundang-undangan.………….., …… . 20…

Dibuat Oleh,

Kepala Sekolah ………. Bendahara,


Materai
10000
(Nama) (Nama)

KABID. KABID. KABID. KABID. KASUBBAG. KASUBBAG. KEUANGAN,


SMA SMK PKPLK GTK KEPEGAWAIAN PERLENGKAPAN DAN
DAN UMUM PENGELOLAAN BARANG MILIK
DAERAH

Anda mungkin juga menyukai