Anda di halaman 1dari 38

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI RIAU

NOMOR : Kpts.
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH
DAERAH TAHUN 2023
KEPALA DINAS PENDIDIKAN PROVINSI RIAU
Menimbang : a. bahwa untuk mendukung pelaksanaan
pendidikan menengah rintisan wajib belajar
12 (dua belas) tahun yang layak, bermutu,
ramah anak dan bebas punggutan, perlu
mengalokasikan bantuan biaya pendidikan
sesuai dengan kemampuan keuangan
Daerah melalui program/kegiatan BOSDA
bagi Satuan Pendidikan SMA/SMK/SLB
pada APBD Provinsi Riau;
b. bahwa untuk mendukung pengelolaan dana
BOSDA secara efektif, efisien, akuntabel,
transparan dan tepat sasaran, perlu
menyusun petunjuk teknis pengelolaan
BOSDA;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b
perlu menetapkan Keputusan Kepala Dinas
Pendidikan Provinsi Riau tentang Petunjuk
Teknis BOSDA Tahun Anggaran 2023.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78,
Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587),
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
3. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2022 tentang
Provinsi Riau (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2022 Nomor 162, Tambahan lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6808)
-1-
4. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008
tentang Pendanaan Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 91,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4864);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 tahun 2010
tentang Penyelenggaraan Pendidikan, Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 23,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5105) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 tahun 2010
tentang Perubahan atas Perubahan Peraturan
Pemerintah Nomor 17 tahun 2010 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5157);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 12 tahun 2019
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2021
tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 87,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6676) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2022 tentang
Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 57
Tahun 2021 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2022 Nomor 14, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6762):
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun
2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 2036) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun
2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor
157);
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun
2020 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan
Keuangan Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 1781);
10. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset
dan Teknologi Nomor 9 Tahun 2022 tentang
Evaluasi Sistem Pendidikan oleh Pusat dan Daerah
terhadap PAUD, Pendidikan Dasar, Pendidikan

-2-
Menengah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2022 Nomor 308);
11. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
dan Teknologi Nomor 63 Tahun 2022 Tentang
Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana Bantuan
Operasional Satuan Pendidikan Tahun 2023 (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor
1342);
12. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 5 Tahun
2018 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
(Lembaran Daerah Provinsi Riau Tahun 2018
Nomor 5);
13. Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 9 Tahun
2022 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah Provinsi Riau Tahun Anggaran 2023
(Lembaran Daerah Provinsi Riau Tahun 2022
Nomor 9);
14. Peraturan Gubernur Riau Nomor 53 Tahun 2022
tentang penjabaran Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah Provinsi Riau Tahun Anggaran 2023
(Berita Daerah Provinsi Riau Tahun 2022 Nomor
53);
MEMUTUSKAN
Menetapkan : Peraturan Kepala Dinas tentang Petunjuk Teknis
Bantuan Operasional Sekolah Daerah Tahun
2023
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Petunjuk Teknis ini yang dimaksud dengan:
1. Pemerintah Daerah Provinsi adalah gubernur
Riau, dan perangkat daerah sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan daerah di
Provinsi Riau.
2. Gubernur adalah Gubernur Riau.
3. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang
selanjutnya disingkat SKPKD adalah perangkat
daerah pada Pemerintah Daerah selaku
pengguna anggaran/pengguna barang, yang
juga melaksanakan pengelolaan keuangan
daerah.
4. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang
selanjutnya disingkat SKPD adalah Dinas
Pendidikan Provinsi yang melaksanakan
urusan pendidikan pada Provinsi Riau;
5. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pendidikan
-3-
Provinsi Riau.
6. Dana Bantuan Operasional Sekolah Daerah
yang selanjutnya disingkat Dana BOSDA
adalah dana Bantuan Operasional Sekolah
berasal dari APBD Provinsi yang dialokasikan
bagi Satuan Pendidikan Menengah dan Satuan
Pendidikan Khusus untuk membantu
dan/atau melengkapi kebutuhan operasional
peserta Didik.
7. Data Pokok Pendidikan yang selanjutnya
disebut DAPODIK adalah suatu sistem
pendataan yang dikelola oleh Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan yang memuat
Data Sekolah, peserta didik, pendidik dan
tenaga kependidikan, dan substansi
pendidikan yang datanya bersumber dari
Sekolah yang terus menerus diperbaharui
secara online.
8. Nomor Pokok Sekolah Nasional yang selanjuat
disebut dengan NPSN adalah kode pengenal
sekolah di Indonesia yang bersifat unik yang
ditetapkan oleh Pusat Data dan Statistik
Pendidikan Kebudayaan (PDSPK).
9. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
yang selanjutnya disingkat APBD adalah
rencana keuangan tahunan pemerintahan
daerah yang dibahas dan disetujui bersama
oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah, dan ditetapkan dengan
peraturan daerah.
10. Rapor Pendidikan adalah laporan hasil evaluasi
layanan pendidikan sebagai penyempurnaan
dari Rapor Mutu yang disusun oleh instrumen
dan proses evaluasi yang berfokus pada hasil
belajar peserta didik.
11. Hibah adalah pemberian uang/barang atau
jasa dari pemerintah daerah kepada
pemerintah atau pemerintah daerah lainnya,
perusahaan daerah, masyarakat dan organisasi
kemasyarakatan, yang secara spesifik telah
ditetapkan peruntukannya, bersifat tidak wajib
dan tidak mengikat, serta tidak secara terus
menerus yang bertujuan untuk menunjang
penyelenggaraan urusan pemerintah daerah.
12. Rekening Sekolah adalah rekening yang
digunakan Satuan Pendidikan untuk penerima
Dana BOSDA.

-4-
13. Pengelolaan Dana BOSDA adalah keseluruhan
kegiatan yang meliputi perencanaan dan
penganggaran Dana BOSDA, pelaksanaan
Dana BOSDA, penatausahaan Dana BOSDA,
pelaporan Dana BOSDA, pertanggungjawaban
Dana BOSDA dan pengawasan Dana BOSDA.
14. Satuan Pendidikan adalah Kelompok layanan
Pendidikan yang menyelenggarakan Pendidikan
pada jalur Formal, Nonformal dan Informal
pada setiap jenjang dan Jenis Pendidikan
dalam hal ini terdiri dari SMA, SMK dan SLB.
15. Sekolah Menengah Atas, yang selanjutnya
disingkat SMA, adalah salah satu bentuk
satuan Pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan umum pada
jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan
dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat
atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui
sama/setara SMP atau MTs.
16. Sekolah Menengah Kejuruan, yang selanjutnya
disingkat SMK, adalah salah satu bentuk
satuan pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada
jenjang Pendidikan menengah sebagai lanjutan
dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat
atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui
sama atau setara SMP atau MTs.
17. Sekolah Luar Biasa yang selanjutnya disebut
SLB adalah salah satu bentuk Sekolah khusus
yang terintegrasi pada jalur formal untuk
jenjang pendidikan dasar sampai dengan
pendidikan menengah dalam satu manajemen
pengelolaan.
18. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, konselor, tutor,
instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang
sesuai dengan kekhususannya, serta
berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan.
19. Tenaga Kependidikan adalah anggota
masyarakat yang mengabdikan dan diangkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan
selain tenaga pendidik.
20. Peserta Didik adalah anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan potensi diri melalui
proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,
jenjang dan jenis pendidikan tertentu.

-5-
21. Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah Dana
BOSDA yang selanjutnya disingkat RKAS Dana
BOSDA adalah dokumen perencanaan dan
penganggaran yang berisi program dan
kegiatan sekolah yang dibiayai dari sumber
Dana APBD.
22. Rencana Kerja dan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat
RKA-SKPD adalah dokumen perencanaan dan
penganggaran yang berisi program dan
kegiatan SKPD serta anggaran yang diperlukan
untuk melaksanakannya.
23. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat
PA adalah pejabat pemegang kewenangan
pengguna anggaran untuk melaksanakan
tugas pokok dan fungsi SKPD yang
dipimpinnya.
24. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah
Provinsi Riau yang sclanjutnya disingkat
BPKAD adalah Perangkat Daerah yang
mempunyai tugas sebagai Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah dan bertindak sebagai
satuan kerja pengelola keuangan dan aset
daerah.
25. Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD yang
selanjutnya disingkat PPK-SKPD adalah
pejabat yang melaksanakan fungsi tata usaha
keuangan pada SKPD;
26. Tenaga Honorer adalah pendidik dan tenaga
kependidikan di Satuan Pendidikan yang
diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
atau pejabat lain (bagi Satuan Pendidikan
negeri) atau diangkat oleh pihak yayasan (bagi
Satuan Pendidikan swasta).
27. Tempat Kegiatan Belajar (TKB) adalah sebuah
tempat memadai yang digunakan untuk
kegiatan belajar secara kelompok atau kelas,
dapat berupa Sekolah, Mushola, Balai Desa
atau tempat lainnya.
28. Guru Pamong adalah pembimbing belajar
mandiri siswa yang terdiri dari anggota
masyarakat yang peduli akan Pendidikan dan
diangkat oleh pejabat yang berwenang.
29. Pengelola TKB adalah orang yang ditugaskan
oleh pejabat yang berwenang untuk mengelola
TKB agar berjalan sebagaimana mestinya.
30. Bendahara Khusus Pengelolaan Dana BOSDA
yang selanjutnya disebut Bendahara Dana
BOSDA adalah PNS yang ditunjuk oleh
-6-
gubernur yang menerima, menyimpan,
membayarkan, menatausahakan, dan
mempertanggungjawabkan uang untuk
keperluan belanja Dana BOSDA pada Satuan
pendidikan.
31. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja
Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat
DPA- SKPD adalah dokumen yang memuat
pendapatan dan belanja setiap SKPD yang
digunakan sebagai dasar pelaksanaan
anggaran oleh PA.
32. Naskah Perjanjian Hibah Daerah yang
selanjutnya disingkat NPHD adalah naskah
perjanjian hibah yang bersumber dari Dana
BOSDA antara Pemerintah Daerah dengan
penerima hibah.
Pasal 2
Prinsip Pemberian Dana BOSDA
Dana BOSDA dapat dikelola berdasarkan prinsip-
prinsip sebagai berikut:
1. Fleksibel yaitu penggunaan Dana BOSDA
dapat digunakan dan dikelola sesuai
kebutuhan;
2. Efektif yaitu penggunan dana BOSDA dapat
memberikan hasil, pengaruh dan berdaya guna
dalam peningkatan mutu dan kualitas sesuai
dengan tujuan pendidikan;
3. Efisien yaitu penggunaan dana BOSDA dapat
meningkatkan mutu dan kualitas belajar siswa
dengan biaya seminimal mungkin dengan hasil
yang optimal;
4. Akuntabel yaitu penggunaan dana BOSDA dapat
dipertanggungjawabkan secara keseluruhan
berdasarkan pertimbangan yang logis sesuai
ketentuan peraturan perundang undangan; dan
5. Transparan yaitu penggunaan dana BOSDA
dapat dikelola secara terbuka dan
mengakomodir aspirasi pemangku kepentingan
sesuai kebutuhan Satuan Pendidikan.
BAB II
TUJUAN, SASARAN PENERIMA DAN ALOKASI
Pasal 3
Tujuan
Program pemberian Dana BOSDA secara umum
bertujuan untuk membantu pembiayaan pelaksanaan
Pendidikan yang bermutu pada Satuan Pendidikan
-7-
Menengah dan Satuan Pendidikan Khusus di Provinsi
Riau, sedangkan secara khusus pemberian Dana
BOSDA bertujuan untuk:
1. Sebagai rintisan program wajib belajar 12
tahun;
2. Mendukung percepatan program wajib belajar
12 tahun;
3. Meningkatkan akses dan kualitas Pendidikan di
jenjang SMA/SMK/SLB Negeri dan Swasta;
4. Membebaskan pungutan bagi siswa
SMA/SMK/SLB Negeri;
5. Membantu dan meringankan biaya bagi Siswa
Kurang Mampu SMA/SMK/SLB Swasta;
6. Relevansi untuk menghadapi tantangan
perubahan kehidupan Nasional, dan Global.
Pasal 4
Sasaran Penerima dan Penetapan Alokasi
(1) Satuan Pendidikan penerima bantuan BOSDA
meliputi:
a. SMA Negeri/swasta;
b. SMK Negeri/swasta;
c. SLB Negeri/swasta.
(2) Satuan Pendidikan Penerima Dana BOSDA
sebagaimana dima ksud pada ayat (1) harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. memiliki NPSN yang terdata pada Dapodik;
b. melakukan pemutakhiran data di dapodik
sesuai kondisi riil di Satuan Pendidikan;
c. memiliki izin untuk menyelenggarakan
pendidikan bagi Satuan Pendidikan yang
diselenggarakan oleh masyarakat yang
terdata pada dapodik;
d. bukan merupakan Satuan Pendidikan
kerjasama; dan
e. bukan merupakan Satuan Pendidikan yang
bukan dikelola Kementerian/Lembaga lain.
(3) Perhitungan rencana alokasi dana BOSDA pada
masing- masing Satuan Pendidikan Penerima
berdasarkan data cut off pada dapodik 31
Agustus n-2 tahun anggaran berkenaan;
(4) Perhitungan nominal alokasi dana BOSDA
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3)
bagi SMA, SMK, SLB adalah sebagai berikut:
a. SMA/SMK/SLB Negeri dengan jumlah siswa
sampai dengan 200 siswa, maka perhitungan
dana BOSDA berdasarkan jumlah pokok per
lembaga dan unit cost per siswa, seperti
-8-
rincian di bawah ini:
1) Uang Pokok Lembaga
Jumlah Pokok Per Lembaga Untuk Satuan
Pendidikan Negeri yang siswanya tidak
lebih dari 200 orang, dihitung
berdasarkan Range dengan rincian
sebagai berikut:
a) Jumlah siswa maksimal 50 uang
pokok lembaga Rp.120.000.000,00
(seratus dua puluh juta rupiah) per
satuan pendidikan (SMA/SMK/SLB);
b) Jumlah siswa 51 s.d 100 uang pokok
lembaga Rp.115.000.000,00 (seratus
lima belas juta rupiah) per satuan
pendidikan (SMA/SMK/SLB);
c) Jumlah siswa 101 s.d 200 uang
pokok lembaga Rp.100.000.000,00
(seratus juta rupiah) per satuan
pendidikan (SMA/SMK/SLB); dan
d) Jumlah siswa lebih dari 200 tidak
mendapatkan uang pokok lembaga.
2) Unit cost per siswa
Perhitungan unit cost BOSDA dihitung
yaitu;
a) SMA; jumlah siswa dikali
Rp.1.500.000,00
b) SMK; jumlah siswa dikali
Rp.1.600.000,00
c) SLB; jumlah siswa dikali
Rp.1.400.000,00
3) Total Alokasi Dana BOSDA masing-
masing Satuan Pendidikan
SLB/SMA/SMK Negeri yang jumlah
siswanya sampai 200 siswa adalah
jumlah dari total kedua alokasi jumlah
pokok per lembaga ditambah alokasi
jumlah siswa.
b. Untuk Satuan Pendidikan swasta,
perhitungan alokasi dana BOSDA didasarkan
pada jumlah siswa, dengan perhitungan
sebagai berikut;
1) SMA; jumlah siswa dikali Rp.400.000,00
2) SMK; jumlah siswa dikali Rp.400.000,00
3) SLB; jumlah siswa dikali Rp.400.000,00

-9-
Pasal 5
Penetapan alokasi
(1) Penetapan Satuan Pendidikan penerima dan
besaran alokasi pada masing-masing Satuan
Pendidikan sebagaimana yang dimaksud pada
Pasal 4 ayat (3) dan (4) ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Daerah dan menjadi dasar
perencanaan dan penganggaran dana BOSDA
di Satuan Pendidikan;
(2) Perencanaan dan penganggaran dana BOSDA di
masing-masing Satuan Pendidikan sebagaimana
yang dimaksud pada ayat (1) dianggarkan pada
APBD Provinsi dalam DPA Sub Kegiatan
Peningkatan Kapasitas Pengelolaan Dana BOS
SMA/SMK/SLB.
(3) Hibah bagi Satuan Pendidikan Swasta
dituangkan dalam NPHD paling sedikit memuat
ketentuan mengenai:
a. pemberi dan penerima hibah;
b. tujuan pemberi hibah;
c. besar alokasi anggaran hibah yang akan
diterima;
d. hak dan kewajiban;
e. tata cara penyaluran hibah;
f. tata cara pelaporan hibah.
(4) Format NPHD sebagaimana yang dimaksud pada
ayat (3) tercantum dalam lampiran merupakan
bagian yang tidak terpisahkan.
BAB III
PENGGUNAAN DAN LARANGAN DANA BOSDA
Pasal 6
(1) Penggunaan Dana BOSDA terdiri dari 23 (Dua
puluh tiga) rekening belanja operasional yaitu:

No Kode Rekening Uraian

1 5.1.02.01.01.0024 Belanja Alat/Bahan untuk


Kegiatan Kantor-Alat Tulis
Kantor
2 5.1.02.01.01.0025 Belanja Alat/Bahan untuk
Kegiatan Kantor-Kertas dan
Cover
3 5.1.02.01.01.0026 Belanja Alat/Bahan untuk
Kegiatan Kantor- Bahan Cetak
dan Penggandaan
4 5.1.02.01.01.0036 Belanja Alat/Bahan untuk
Kegiatan Kantor-Alat/Bahan
- 10 -
No Kode Rekening Uraian
untuk Kegiatan Kantor Lainnya
5 5.1.02.01.01.0055 Belanja Makanan dan
Minuman pada Fasilitas
Pelayanan Urusan Pendidikan
6 5.1.02.02.01.0003 Honorarium Narasumber atau
Pembahas, Moderator,
Pembawa Acara, dan Panitia
7 5.1.02.02.01.0013 Belanja Jasa Tenaga
Pendidikan / Honorarium Guru
8 5.1.02.02.01.0016 Belanja Jasa Tenaga
Penanganan Prasarana dan
Sarana Umum / Upah Tukang
9 5.1.02.02.01.0026 Belanja Jasa Tenaga
Administrasi
10 5.1.02.02.01.0029 Belanja Jasa Tenaga Ahli
11 5.1.02.02.01.0030 Belanja Jasa Tenaga
Kebersihan
12 5.1.02.02.01.0031 Belanja Jasa Tenaga Keamanan
13 5.1.02.02.01.0061 Belanja Tagihan Listrik
14 5.1.02.02.01.0063 Belanja
Kawat/Faksimili/Internet/TV
Berlangganan
15 5.1.02.02.01.0065 Belanja Penambahan Daya
16 5.1.02.02.01.0066 Belanja Registrasi/Keanggotaan
17 5.1.02.02.01.0067 Belanja Pembayaran Pajak,
Bea, dan Perizinan
18 5.1.02.02.04.0036 Belanja Sewa Kendaraan
Bermotor Penumpang
19 5.1.02.02.12.0001 Belanja Kursus Singkat/
Pelatihan
20 5.1.02.03.02.0117 Belanja Pemeliharaan Alat
Kantor dan Rumah Tangga-Alat
Kantor-Alat Kantor Lainnya
21 5.1.02.03.03.0036 Belanja Pemeliharaan
Bangunan Gedung-Bangunan
Gedung Tempat Kerja-Taman
22 5.1.02.04.01.0001 Belanja Perjalanan Dinas Biasa
/ Luar Daerah
23 5.1.02.04.01.0003 Belanja Perjalanan Dinas
Dalam Kota / Dalam Daerah

(2) Satuan Pendidikan menyusun kegiatan dan


pembiayaan belanja operasional sebagaimana
yang dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan
rekening Belanja Operasional yang tersedia
berdasarkan kebutuhan riil Satuan Pendidikan.

Pasal 7
- 11 -
Uraian Penggunaan Dana BOSDA
(1) Komponen pembiayaan Penggunaan Dana
BOSDA sebagaimana yang dimaksud pada
pasal 6 ayat (1) dengan uraian kegiatan sebagai
berikut:
a. Dalam rangka Penerimaan Peserta Didik
baru meliputi;
1) penggandaan formulir dan publikasi atau
pengumuman penerimaan peserta didik baru,
dan biaya layanan penerimaan peserta didik
baru dalam jaringan;
2) biaya kegiatan orientasi siswa baru yang bersifat
akademik dan pengenalan lingkungan sekolah
tanpa kekerasan;
3) penentuan peminatan bagi sekolah yang
diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah dan tes
bakat skolastik atau tes potensi akademik bagi
sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat;
4) kegiatan lainnya dalam rangka pelaksanaan
penerimaan Peserta Didik baru yang relevan;
5) Pembiayaan kegiatan sebagaimana tercantum
pada point 1) s.d point 4), merupakan kegiatan
yang belum dianggarkan dari sumber dana
lainnya secara wajar.
b. Pembiayaan Pengembangan Perpustakaan
yaitu: Penyediaan atau pencetakan modul
dan perangkat ajar, pembiayaan
pengembangan minat bakat peserta didik
dan atau pembiayaan lain yang relevan
dalam rangka pengembangan perpustakaan
yang belum dianggarkan dari sumber dana
lainnya kecuali pembiayaan untuk belanja
aset.
c. Pembiayaan pelaksanaan Pembelajaran dan
ekstrakurikuler yaitu:
1) kegiatan pembelajaran meliputi:
a) penyediaan bahan pendukung pembelajaran;
b) pembelajaran remedial, pembelajaran
pengayaan, dan persiapan ujian;
c) pengembangan kegiatan literasi;
d) pelaksanaan pendidikan karakter dan
penumbuhan budi pekerti, termasuk
pencegahan dan penanganan intoleransi dan
kekerasan di lingkungan Satuan Pendidikan;
e) pengembangan pembelajaran berbasis
proyek;
f) kegiatan pembelajaran lain yang relevan
dalam rangka menunjang proses
- 12 -
pembelajaran;
g) Pembiayaan kegiatan sebagaimana
tercantum pada huruf a) s.d f), merupakan
kegiatan yang belum dianggarkan dari
sumber dana lainnya.
2) kegiatan ekstrakurikuler pembelajaran meliputi:
a) penyelenggaraan ekstrakurikuler yang
sesuai dengan kebutuhan sekolah, termasuk
pembiayaan lomba di sekolah;
b) pembiayaan kegiatan/lomba akademik
dan non akademik yang
diselenggarakan oleh lembaga resmi
pada tingkat Satuan Pendidikan,
Daerah dan Nasional secara patut dan
wajar;
c) pembiayaan lain yang relevan dalam rangka
menunjang operasional kegiatan
ekstrakurikuler;
d) Pembiayaan kegiatan sebagaimana
tercantum pada huruf a) s.d c), merupakan
kegiatan yang belum dianggarkan dari
sumber dana lainnya.
d. Pembiayaan kegiatan asesmen dan evaluasi
pembelajaran yaitu:
1) penyelenggaraan ulangan harian, ulangan
tengah semester, ulangan akhir semester,
ulangan kenaikan kelas, asesmen nasional
berbasis komputer, dan/atau asesmen lainnya
termasuk penyediaan laporan hasil
ulangan/ujian/asesmen;
2) pembiayaan lain yang relevan untuk kegiatan
asesmen dan evaluasi pembelajaran di sekolah;
dan/atau
3) Pembiayaan kegiatan sebagaimana tercantum
pada huruf 1) s.d huruf 2), merupakan kegiatan
yang belum dianggarkan dari sumber dana
lainnya secara wajar.
e. Pelaksanaan administrasi kegiatan sekolah
meliputi pembiayaan untuk:
1) Pembiayaan pengelolaan dan operasional rutin
sekolah baik dalam rangka pembelajaran tatap
muka dan/atau pembelajaran jarak jauh;
2) Pengembangan pemenuhan hak dan
perlindungan anak di satuan
pendidikan, pengembangan sekolah
sehat, sekolah aman, sekolah ramah
anak, sekolah inklusi, sekolah adiwiyata
- 13 -
dan sejenisnya;
3) Penunjang kegiatan administrasi sekolah yang
bersifat rutin yang bukan menjadi barang
inventaris/aset sekolah (belanja modal);
4) Pembiayaan konsumsi yang melekat kepada
kegiatan yang memiliki output;
5) Pembiayaan penangganan/ penanggulangan
bencana/ pandemi yang ditetapkan oleh
pemerintah;
6) pembiayaan lainnya yang dalam rangka
pemenuhan administrasi kegiatan sekolah;
7) pembiayaaan untuk pembayaran pajak
kendaraan yang merupakan barang inventaris
satuan pendidikan;
8) Penyusunan perencanaan, pelaksanaan
pengawasan, pelaksanaan evaluasi, dan
penyusunan tata tertib satuan Pendidikan dalam
rangka penguatan tatakelola satuan Pendidikan;
dan/ atau pembiayaan lain yang relevan.
9) pembiayaan kegiatan sebagaimana tercantum
pada angka 1) s.d angka 8), merupakan kegiatan
yang belum dianggarkan dari sumber dana
lainnya secara wajar.
f. pembiayaan pengembangan profesi
Pendidik dan Tenaga Kependidikan meliputi:
1) Pengembangan/ Peningkatan
Kompetensi Pendidik dan Tenaga
Kependidikan;
2) pengembangan inovasi terkait dengan
konten pembelajaran dan metode
pembelajaran;
3) pembiayaan lain yang relevan dalam
rangka pengembangan profesi guru dan
tenaga kependidikan;
4) pembiayaan kegiatan sebagaimana tercantum
pada angka 1) s.d angka 3), merupakan
kegiatan yang belum dianggarkan dari sumber
dana lainnya secara wajar.
g. Pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah
yang meliputi pembiayaan untuk:
1) Pemeliharaan dan/atau perbaikan kerusakan
ringan komponen non struktural bangunan
sekolah seperti;
a) penutup atap;
b) penutup plafond;
c) kelistrikan;
d) pintu dan jendela dan aksesoris
lainnya;
- 14 -
e) pengecatan; dan/atau
f) penutup lantai.
2) pemeliharaan dan/atau perbaikan meubiler jika
meja dan atau kursi yang ada sudah tidak
berfungsi;
3) pemeliharaan dan/ atau perbaikan toilet
sekolah, tempat cuci tangan, saluran air kotor
dan sanitasi lainnya;
4) pemeliharaan dan/atau perbaikan sumber air
bersih dan instalasi air;
5) pemeliharaan dan/atau perbaikan komputer,
printer, laptop, proyektor, dan/atau pendingin
ruangan;
6) pemeliharaan dan/atau perbaikan taman dan
fasilitas sekolah lainnya;
7) pembiayaan lain yang relevan dalam rangka
Pemeliharaan dan/atau perbaikan sarana dan
prasarana sekolah;
8) pembiayaan kegiatan sebagaimana tercantum
pada angka 1) s.d angka 7), merupakan kegiatan
yang belum dianggarkan dari sumber dana
lainnya
h. Pembiayaan langganan daya dan jasa meliputi
pembiayaan untuk:
1) pembiayaan dalam rangka pembayaran daya
dan/atau jasa yang mendukung operasional
sekolah meliputi; pembayaran langganan rutin
listrik, air, telepon, internet;
2) Pembiayaan lain yang relevan pembiayaan
langganan daya dan jasa lain yang relevan;
3) Pembiayaan kegiatan sebagaimana tercantum
pada angka 1) dan angka 2), merupakan
kegiatan yang belum dianggarkan dari sumber
dana lainnya secara wajar.
i. Penyelenggaraan kegiatan peningkatan
kompetensi keahlian SMK dan SLB meliputi
pembiayaan untuk:
1) penyelenggaraan praktik kerja industri atau
lapangan bagi Peserta Didik SMK atau SLB,
termasuk perjalanan dinas pembimbing mencari
tempat praktek, bimbingan, atau pemantauan
Peserta Didik praktek;
2) Kegiatan pemagangan guru di industri untuk
masing-masing kompetensi keahlian yang
dilaksanakan dalam bentuk:
a) pelatihan kerja di industri;
b) magang di industri untuk menghasilkan uji

- 15 -
mutu produk atau jasa dalam merealisasi
kesepakatan teaching factory;
c) magang di industri untuk menghasilkan
bahan baku teaching factory;
d) mengikuti magang di industri dengan tujuan
untuk kerjasama dalam rangka memperoleh
lisensi;
e) mengikuti pelatihan mendapatkan sertifikasi
dari industri atau lembaga sertifikasi;
dan/atau
f) mengikuti magang kerja untuk menjalin
kerja sama dengan industri;
3) pengembangan kerja sama industri dalam
rangka peningkatan kompetensi keahlian di
SMK atau SLB;
4) biaya lain yang relevan dalam peningkatan
kompetensi keahlian;
5) Pembiayaan kegiatan sebagaimana tercantum
pada angka 1) s.d angka 4), merupakan kegiatan
yang belum dianggarkan dari sumber dana
lainnya secara wajar.
j. Penyelenggaraan kegiatan dalam mendukung
keterserapan lulusan SMK dan SLB meliputi
pembiayaan untuk:
1) penyelenggaraan bursa kerja khusus SMK atau
SLB termasuk perjalanan dinas pengelola bursa
kerja khusus SMK atau SLB untuk
pengembangan kerjasama, verifikasi,
pendampingan ke industri, dan/atau evaluasi;
2) pemantauan kebekerjaan lulusan (tracer study)
SMK atau SLB;
3) pembiayaan lain yang relevan dalam rangka
menunjang penyelenggaraan kegiatan yang
dapat mendukung keterserapan lulusan;
4) Pembiayaan kegiatan sebagaimana tercantum
pada angka 1) s.d angka 4), merupakan kegiatan
yang belum dianggarkan dari sumber dana
lainnya secara wajar.
k. Pembayaran honorarium:
1) Pembayaran honorarium diberikan kepada
Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan pada
satuan Pendidikan Negeri dan swasta dengan
persyaratan:
a) berstatus bukan aparatur sipil negara;
b) penugasan oleh Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Riau bagi satuan Pendidikan negeri;
c) penugasan oleh ketua Yayasan bagi satuan
- 16 -
Pendidikan swasta.
2) pengangkatan honorer tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan pada satuan
Pendidikan negeri dan satuan Pendidikan
swasta hanya untuk memenuhi standar
pelayanan minimal.
3) besaran honorarium yang dibayarkan
sebagaimana yang dimaksud pada point 1)
adalah sebesar Rp.2.500.000,- dan/atau
disesuaikan dengan kemampuan keuangan
Satuan Pendidikan;
(2) Semua pembiayaan kegiatan yang menggunakan
dana BOSDA sebagaimana yang dimaksud pada
pasal 6 ayat (1) harus disesuaikan dengan
rekening dan uraian belanja Operasional, yang
tersedia pada juknis dan Standar Biaya sesuai
ketentuan peraturan perundang undangan.
(3) jika pembiayaan yang tidak sesuai dengan
ketentuan sebagaimana yang dimaksud pada
ayat (2) maka kegiatan tersebut tidak dapat
dilaksanakan.
(4) Penyusunan rencana kegiatan strategis pada
RKAS mengacu kepada hasil rekomendasi Rapor
Pendidikan yang telah dilakukan identifikasi,
refleksi, dan benahi.
(5) Khusus untuk SMA, SMK, dan SLB Swasta
harus mengalokasikan dana BOSDA yang
diterima oleh Satuan Pendidikan untuk
membantu biaya siswa tidak mampu dengan
rincian sebagai berikut:

No Jumlah Siswa Presentasi Keterangan


1 Maksimal 50 2 % Penggunaan dapat
siswa berbentuk
2 51 s.d 100 siswa 5 % pembebasan/
3 100 s.d 200 10% pengurangan SPP,
4 201 s.d 300 15 % peralatan/
5 301 s.d 400 20 % perlengkapan
6 401 s.d 600 25% sekolah (seragam/
7 Minimal 601 30% buku dan biaya
relevan lainnya

Pasal 8

- 17 -
Larangan Penggunaan Dana BOSDA
(1) Dana BOSDA Satuan Pendidikan tidak
diperkenankan untuk membiayai kegiatan
sebagai berikut ini:
a. membiayai kegiatan yang telah dibiayai secara
penuh oleh sumber Dana BOS regular dan/atau
sumber dana lainnya;
b. pembayaran honorarium kegiatan yang merupakan
tugas dan fungsi;
c. melakukan transfer Dana BOSDA ke rekening
pribadi atau lainnya untuk kepentingan selain
penggunaan dana;
d. membeli atau menyewa aplikasi atau perangkat
lunak lainnya;
e. membungakan untuk kepentingan pribadi;
f. meminjamkan kepada pihak lain;
g. membiayai kegiatan dengan mekanisme iuran;
h. membayar bonus dan transportasi rutin untuk
guru;
i. membeli pakaian/seragam/sepatu/alat tulis bagi
guru/peserta didik;
j. digunakan untuk rehabilitasi sedang dan berat dan
membangun gedung/ruangan baru;
k. membeli Lembar Kerja Siswa (LKS), serta
bahan/peralatan yang tidak mendukung proses
pembelajaran;
l. bimbingan belajar/les yang bersifat rutin;
m. membiayai kegiatan untuk mengikuti pelatihan,
sosialisasi dan pendampingan terkait kebijakan/
pengelolaan/ program BOS Reguler dan BOSDA
yang diselenggarakan oleh pihak lain selain Dinas
Pendidikan Provinsi Riau.
(2) Tim BOSDA Satuan Pendidikan yang
melanggar ketentuan larangan sebagaimana
pada ayat (1) diberikan sanksi sesuai ketentuan
peraturan perundang undangan.
BAB IV
PENYALURAN
Pasal 9
(1) Penyaluran Dana BOSDA dilakukan secara
bertahap yaitu:
a. penyaluran tahap I sebesar 50% (lima puluh
persen) dari alokasi dana satu tahun dan
disalurkan paling cepat bulan Februari;
b. penyaluran tahap II sebesar 50% (lima puluh
persen) dari alokasi satu tahun, dan
disalurkan paling cepat bulan Juli setelah
- 18 -
Satuan Pendidikan menyampaikan laporan
tahap I minimal 50% pada tahun anggaran
berkenaan;
c. Penyaluran dana BOSDA bagi satuan
pendidikan Swasta dapat memberikan data
alokasi siswa miskin.
(2) Dana BOSDA disalurkan dari rekening
Bendahara Pengeluaran SKPD ke rekening
Bendahara Satuan Pendidikan secara utuh dan
dapat lansung digunakan untuk pembiayaan
operasional sekolah sesuai RKAS.
(3) Penyaluran dana BOSDA sebagaimana yang
dimaksud pada ayat (1) harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut;
a. Satuan Pendidikan telah menyusun Rencana
Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS) dan
terintegrasi dengan Rencana Kerja Tahunan
(RKT) dan Rencana Kerja Jangka Menengah
(RKJM) yang mengacu pada petunjuk teknis
penggunaan Dana BOSDA di tahun
berkenaan berbasiskan Evaluasi Diri pada
rapor pendidikan. yang memuat antara lain:
1) penerimaan dan belanja;
2) uraian penggunaan Dana BOSDA;
3) standar satuan harga; dan
4) rencana penarikan Dana BOSDA
setiap tahap.
b. Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS)
Dana BOSDA yang disusun sebagaimana
yang dimaksud pada huruf a harus di input
ke sistem aplikasi yang disediakan oleh
pemerintah provinsi dan dilakukan
penelaahan oleh pejabat berwenang sesuai
ketentuan peraturan perundang undangan;
c. Penelaahan sebagaimana yang dimaksud
pada huruf b meliputi:
1) kesesuaian alokasi setiap Satuan
Pendidikan dengan daftar penerima dan
jumlah dana BOSDA;
2) Kesesuaian kegiatan strategis dengan
hasil rekomendasi Evaluasi diri pada
rapor Pendidikan;
3) kesesuaian penerimaan dan belanja dana
BOSDA dengan klasifikasi, kodefikasi
dan nomenklatur sesuai ketentuan
peraturan perundang undangan;
4) kesesuaian belanja Dana BOSDA dan
penggunaannya selaras dengan juknis
- 19 -
BOSDA dan ketentuan Peraturan
perundangan;
5) kesesuaian rencana penarikan Dana
BOSDA dengan tahap penyaluran sesuai
ketentuan peraturan perundang
undangan;
BAB V
PENGELOLA DAN PELAPORAN DANA BOSDA
Pasal 10
Pengelolaan Dana BOSDA pada SMA, SMK, dan SLB
Negeri dan Swasta pada APBD Provinsi
Bagian Kesatu
Pengelola Keuangan Bantuan Operasional Daerah
di Satuan Pendidikan Negeri
Pasal 11
(1) Gubernur selaku pemegang Kekuasaan
pegelolaan keuangan daerah menetapkan
pejabat pengelola keuangan Dana BOSDA
Satuan Pendidikan Negeri;
(2) Pejabat pengelola keuangan Dana BOSDA
Satuan Pendidikan Negeri sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) adalah ;
a. PPKD selaku BUD;
b. PA;
c. Bendahara Pengeluaran SKPD;
d. Penanggung jawab Dana BOSDA; dan
e. Bendahara Dana BOSDA.
(3) Penetapan Pejabat keuangan Dana BOSDA
sebagaimana yang dimaksud pada ayat (2),
ditetapkan bersamaan dengan penetapan PPKD.
(4) Dalam hal ini tidak terdapat perubahan pejabat
pengelola keuangan Dana BOSDA sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) maka penunjukan
pejabat pengelola keuangan tahun lalu masih
tetap berlaku.
Pasal 12
(1) Pejabat pengelola keuangan Dana BOSDA setiap
Satuan Pendidikan Negeri sebagaimana
dimaksud pada pasal 11 ayat (2) huruf a sampai
dengan c, mempunyai tugas dan kewenangan
sesuai tugas dan fungsinya dalam
pelaksanaan penatausahaan keuangan Derah
pada APBD sesuai ketentuan peraturan
perundang undangan;
(2) Penanggungjawab dana sebagaimana yang
- 20 -
dimaksud pada pasal 11 ayat 2 huruf d, dijabat
oleh Kepala SMA, SMK, SLB Negeri sesuai
kewenangannya yang ditetapkan oleh Gubernur
yang diusulkan oleh Kepala SKPD melalui PPKD
memiliki tugas dan tanggung jawab:
a. melakukan tindakan yang
mengakibatkan pengeluaran atas beban
anggaran belanja Dana BOSDA;
b. melaksanakan anggaran Dana BOSDA
pada SMA, SMK, SLB negeri yang
dipimpinnya;
c. melakukan pengujian atas tagihan dan
memerintahkan pembayaran Dana
BOSDA;
d. melakukan verifikasi atas bukti
penerimaan dan belanja Dana BOSDA;
e. memeriksa dan menandatangani
laporan penerimaan dan belanja yang
diajukan oleh Bendahara Dana BOSDA
setiap bulan;
f. melaporkan penerimaan dan belanja
Dana BOSDA setiap semester kepada PA
melalui PPK-SKPD.
g. melaporkan rekapitulasi realisasi
penggunaan Dana BOSDA setiap tahap
penyaluran;
h. menandatangani surat pernyataan
tanggung jawab mutlak Dana BOSDA;
i. mengawasi pelaksanaan anggaran Dana
BOSDA yang menjadi tanggung
jawabnya; dan
j. melaksanakan tugas lainnya sesuai
dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
(3) Kepala SMA, SMK, dan SLB Negeri
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertanggung jawab secara formal dan
material atas belanja Dana BOSDA yang
dikelolanya.
Pasal 13
(1) Bendahara Dana BOSDA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 ayat (2) huruf e
berasal dari PNS tenaga kependidikan
dan/atau ditunjuk dari PNS Pendidik;
(2) Dalam hal tidak tersedianya PNS baik
Tenaga Kependidikan/Pendidik sebagaimana
yang dimaksud pada ayat (1), Gubernur
- 21 -
menugaskan Kepala SMA, SMK, dan SLB
Negeri merangkap sebagai bendahara dana
BOSDA;
(3) Bendahara Dana BOSDA sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh
Gubernur atas usulan Kepala SKPD
melalui PPKD;
(4) Bendahara dana BOSDA melaksanakan
tugas minimal 1 tahun anggaran kecuali
berhalangan tetap;
(5) Bendahara Dana BOSDA sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas
dan wewenang:
a. menerima dan menyimpan uang
penyaluran Dana BOSDA;
b. menerima dan menyimpan bukti
penyaluran Dana BOSDA;
c. mencatat penerimaan dan belanja Dana
BOSDA pada buku kas umum dan kas
pembantu;
d. membayar belanja dari Dana BOSDA;
e. Menginput seluruh penatausahaan
keuangan Dana BOSDA mulai dari
perencanaa dan realisasi belanja ke
Aplikasi Dana BOSDA yang telah
disediakan oleh Pemerintah Daerah
sesuai ketentuan peraturan perundang
undangan; menerima dan menyimpan
bukti pertanggungjawaban Dana
BOSDA;
f. menyusun dan menyiapkan laporan
realisasi penerimaan dan belanja Dana
BOSDA setiap bulan;
g. menyusun dan menyiapkan laporan
realisasi penggunaan Dana BOSDA
setiap semester dan/atau sisa Dana
BOSDA;
h. menyusun dan menyiapkan laporan
rekapitulasi realisasi penggunaan Dana
BOSDA setiap tahap penyaluran;
i. melakukan SPTJM Dana BOSDA setiap
bulan pada Aplikasi yang tersedia;
j. memungut dan menyetorkan pajak
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.

Bagian Kedua
Pengelola Keuangan Bantuan Operasional Daerah
- 22 -
di Satuan Pendidikan Swasta
Pasal 14
(1) Pejabat pengelola keuangan Dana BOSDA
SMA, SMK, dan SLB swasta sesuai
dengan kewenangannya terdiri atas:
a. Penanggung Jawab Dana BOSDA;
dan
b. Bendahara Dana BOSDA.
(2) Pejabat pengelola keuangan Dana BOSDA
setiap Satuan Pendidikan Swasta
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,
dan huruf b mempunyai tugas dan
kewenangan sesuai tugas dan fungsinya
dalam pelaksanaan penatausahaan keuangan
Daerah pada APBD sesuai ketentuan
peraturan perundang undangan.
Pasal 15
(1) Penanggung Jawab Dana BOSDA
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
huruf a dijabat oleh kepala SMA, SMK, dan
SLB swasta sesuai dengan
kewenangannya;
(2) Penanggung jawab Dana BOSDA
sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
mempunyai tugas dan tanggung jawab:
a. melakukan tindakan yang
mengakibatkan pengeluaran atas
beban anggaran belanja hibah Dana
BOSDA;
b. melaksanakan anggaran Dana BOSDA
pada SMA, SMK, dan SLB swasta yang
dipimpinnya;
c. melakukan pengujian atas tagihan dan
memerintahkan pembayaran hibah
Dana BOSDA;
d. mengadakan ikatan/perjanjian kerja
sama dengan pihak lain dalam batas
anggaran hibah Dana BOSDA yang
telah ditetapkan;
e. melakukan verifikasi atas bukti
penerimaan dan belanja hibah Dana
BOSDA;
f. menandatangani laporan realisasi
penerimaan dan belanja hibah Dana
BOSDA bulanan;
g. menandatangani dan menyampaikan
laporan rekapitulasi realisasi
- 23 -
penggunaan hibah Dana BOSDA setiap
tahap penyaluran;
h. melaporkan penggunaan hibah Dana
BOSDA;
i. menandatangani surat pernyataan
tanggung jawab mutlak Dana BOSDA;
j. mengawasi pelaksanaan anggaran
hibah Dana BOSDA yang menjadi
tanggung jawabnya; dan melaksanakan
tugas lainnya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
(3) Kepala SMA, SMK, dan SLB swasta
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
bertanggung jawab secara formal dan
material atas belanja Dana BOSDA yang
dikelolanya.
Pasal 16
Bendahara Dana BOSDA sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 ayat (1) huruf b mempunyai tugas
dan wewenang:
a. menerima dan menyimpan uang
penyaluran hibah Dana BOSDA;
b. menerima dan menyimpan bukti
penyaluran hibah Dana BOSDA;
c. mencatat penerimaan dan belanja hibah
Dana BOSDA pada buku kas umum dan
kas pembantu;
d. membayar belanja yang bersumber dari
hibah Dana BOSDA;
e. menerima dan menyimpan bukti
pertanggungjawaban hibah Dana BOSDA;
f. menyampaikan buku kas umum dan buku
kas pembantu hibah Dana BOSDA setiap
bulan;
g. menyusun dan menyiapkan laporan
penerimaan dan belanja hibah Dana
BOSDA setiap bulan;
h. menyusun dan menyiapkan laporan
rekapitulasi realisasi penggunaan hibah
Dana BOSDA setiap tahap dan/atau sisa
hibah Dana BOSDA;
i. menyusun dan menyiapkan laporan
penggunaan hibah Dana BOSDA;
j. menyiapkan surat pertanggungjawaban
mutlak hibah Dana BOSDA setiap
tahapan; dan
k. memungut dan menyetorkan pajak sesuai
dengan kewenangannya berpedoman pada
- 24 -
ketentuan peraturan perundang-
undangan.
BAB IV
Pelaporan dan Pertanggungjawaban
Bagian Kesatu
SMA, SMK, dan SLB Negeri
Pasal 17
(1) Berdasarkan laporan realisasi penerimaan
dan belanja Dana BOSDA bulanan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13
ayat (4) huruf g, Bendahara Dana BOSDA
menyusun laporan realisasi penerimaan
dan belanja Dana BOSDA setiap semester.
(2) Laporan realisasi penerimaan dan belanja
Dana BOSDA setiap semester
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berupa jumlah anggaran, realisasi
anggaran, dan sisa Dana BOSDA.
(3) Format laporan realisasi penerimaan dan
belanja Dana BOSDA setiap semester
sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Peraturan ini.
Pasal 18
(1) Kepala SMA, SMK, dan SLB negeri
menyampaikan laporan realisasi
penerimaan dan belanja Dana BOSDA
setiap semester kepada kepala SKPD
melalui PPK SKPD.
(2) Laporan realisasi penerimaan dan belanja
Dana BOSDA setiap semester sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dilampiri surat
pernyataan tanggung jawab kepala SMA,
SMK, dan SLB negeri setiap semester
paling lambat tanggal 5 bulan berikutnya.
(3) Format surat pernyataan tanggung jawab
mutlak sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari
keputusan Kepala Dinas ini.
Pasal 19
Sisa Dana BOSDA Satuan Pendidikan negeri
pada akhir tahun anggaran dilaporkan kepada
PPKD selaku BUD melalui SKPD dan disetorkan
ke Kas Umum Daerah sesuai ketentuan
- 25 -
peraturan perundang undangan.
Pasal 20
(1) Berdasarkan laporan realisasi penerimaan
dan belanja Dana BOSDA sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 18 ayat (2),
Bendahara Pengeluaran SKPD membuat
rekapitulasi laporan penerimaan dan
belanja Dana BOSDA setiap SMA, SMK,
dan SLB Negeri setiap semester.
(2) Rekapitulasi laporan realisasi penerimaan
dan belanja Dana BOSDA setiap semester
sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
disampaikan kepada PA melalui PPK-
SKPD.
Pasal 21
(1) PPK-SKPD melakukan verifikasi terhadap
rekapitulasi laporan realisasi penerimaan
dan belanja Dana BOSDA pada masing-
masing SMA, SMK, dan SLB negeri, sesuai
dengan kewenangannya.
(2) Verifikasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), untuk menguji:
a. perhitungan laporan realisasi
penerimaan dan belanja Dana BOSDA
setiap semester;
b. surat pernyataan tanggung jawab
mutlak Dana BOSDA oleh kepala SMA,
SMK, dan SLB negeri.
(3) Dalam hal hasil verifikasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tidak terpenuhi,
PPK-SKPD melalui Bendahara Pengeluaran
SKPD mengembalikan laporan rekapitulasi
realisasi penerimaan dan belanja Dana
BOSDA setiap semester kepada kepala SMA,
SMK, dan SLB negeri sesuai dengan
kewenangannya untuk diperbaiki dan/atau
dilengkapi.
(4) Pengembalian laporan rekapitulasi
realisasi penerimaan dan belanja Dana
BOSDA setiap semester kepada kepala
SMA, SMK, dan SLB negeri sesuai dengan
kewenangannya sebagaimana dimaksud
pada ayat (3), paling lama 3 (tiga) hari
setelah diterimanya hasil verifikasi.

(5) Perbaikan atas hasil verifikasi oleh kepala


SMA, SMK, dan SLB negeri sesuai dengan
- 26 -
kewenangannya melalui Bendahara
Pengeluaran SKPD sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) paling lama 2 (dua) hari
setelah menerima pengembalian hasil
verifikasi.
Pasal 22
(1) Dalam rangka transparansi dan
akuntabilitas Pengelolaan Dana BOSDA,
PPK-SKPD, BUD dan Bendahara
Pengeluaran SKPD melakukan rekonsiliasi
atas realisasi penerimaan dan belanja
Dana BOSDA setiap semester.
(2) Rekonsiliasi sebagaimana dimaksud pada
ayat 1 paling sedikit dilaksanakan 2 (dua)
kali dalam 1 (satu) tahun anggaran dan
dituangkan dalam berita acara
rekonsiliasi.
(3) Dalam hal rekonsiliasi terjadi perbedaan
angka antara PPK-SKPD, BUD dan
Bendahara pengeluaran SKPD maka
dilakukan penyesuaian laporan
penerimaan dan belanja Dana BOSDA
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang- undangan.
(4) Format berita acara rekonsiliasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.
Bagian Kedua
SMA, SMK, dan SLB Swasta
Pasal 23
(1) Berdasarkan laporan penerimaan dan
belanja hibah Dana BOSDA bulanan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17
ayat (4), Bendahara Dana BOSDA
menyusun laporan rekapitulasi realisasi
penggunaan hibah Dana BOSDA setiap
tahap penyaluran.
(2) Kepala SMA, SMK, dan SLB swasta
menyampaikan laporan rekapitulasi
realisasi penggunaan hibah Dana BOSDA
setiap tahap penyaluran hibah Dana
BOSDA sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) kepada Kepala SKPD melalui PPK
SKPD.
(3) Laporan rekapitulasi realisasi penggunaan
- 27 -
hibah Dana BOSDA setiap tahap
penyaluran sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), dilampiri dengan surat
pernyataan tanggung jawab mutlak kepala
SMA, SMK, dan SLB swasta setiap tahap
penyaluran paling lama tanggal 5 bulan
berikutnya
(4) Laporan rekapitulasi realisasi penggunaan
hibah Dana BOSDA setiap tahap
penyaluran sebagaimana dimaksud pada
ayat (2), disampaikan oleh kepala SMA,
SMK, dan SLB swasta kepada kepala SKPD
melalui PPK SKPD sebagai dokumen
penyaluran.
Pasal 24
(1) Berdasarkan laporan realisasi penggunaan
hibah Dana BOSDA setiap bulan
penanggungjawab Dana BOSDA
menyampaikan laporan penggunaan hibah
Dana BOSDA.
(2) Laporan penggunaan hibah Dana BOSDA
sebagaimana dimaksud pada ayat 1
disampaikan kepada gubernur melalui
PPKD dengan tembusan Kepala Dinas
paling lambat tanggal 5 bulan Januari
tahun berikutnya.
Pasal 25
(1) Pertanggungjawaban hibah Dana BOSDA,
meliputi:
a. laporan penggunaan hibah Dana
BOSDA;
b. surat pernyataan tanggung jawab yang
menyatakan bahwa hibah yang diterima
telah digunakan sesuai NPHD; dan
c. bukti pengeluaran yang lengkap dan
sah.
(2) Pertanggungjawaban sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf c disimpan
dan dipergunakan oleh penerimahibah
selaku objek pemeriksaan.

BAB V
PEMBINAAN, PEMANTAUAN DAN EVALUASI
- 28 -
Pasal 26
(1) Kepala Dinas Pendidikan melakukan pembinaan
kepada Satuan Pendidikan selaku Pengguna
Anggaran dana BOSDA.
(2) Pembinaan sebagaimana yang dimaksud pada
ayat (1) bertujuan untuk :
a. Agar penggunaan dana BOSDA dapat
terlaksana secara fleksibel, efektif, efisien,
akuntabel dan tranparan;
b. Agar pengelolaannya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang undangan;
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 27
Petunjuk Teknis ini merupakan pedoman bagi
pihak-pihak terkait dalam pelaksanaan Dana
BOSDA mencakup teknis dan alur mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, pelaporan,
pertanggungjawaban dan evaluasi.
Keputusan Kepala Dinas ini mulai berlaku sejak
tanggal ditetapkan agar semua pihak mengetahui

Pekanbaru, ………….……..
Plt. KEPALA DINAS PENDIDIKAN
PROVINSI RIAU

M. JOB KURNIAWAN, AP., M.Si


Pembina Utama Madya
NIP. 19750528 199412 1 001

Tembusan disampaikan kepada Yth. :


1. Menteri Dalam Negeri di Jakarta;
2. Menteri Keuangan di Jakarta;
3. Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi di Jakarta;
4. Gubernur Riau di Pekanbaru;
5. Sekretaris Daerah Provinsi Riau di Pekanbaru;
6. Inspektur Inspektorat Provinsi Riau di Pekanbaru;
7. Kepala Biro Hukum Setda Provinsi Riau di Pekanbaru;
8. Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Riau
di Pekanbaru; dan
9. Kepala Bappeda Provinsi Riau di Pekanbaru.

- 29 -
A. CONTOH FORMAT RENCANA KEGIATAN DAN ANGGARAN
SEKOLAH BOSDA SEKOLAH NEGERI DAN SWASTA

Sekolah :
Organisasi :
Program :
Kegiatan :
Sub Kegiatan :
Waktu Pelaksanan :
Sumber Dana :

Rincian Perhitungan
Program dan
Kode Rekening Uraian Harga
Kegiatan SNP Volume Satuan Jumlah Tahap I Tahap II
Satuan
2 3 4 5 6 7 8 9 10

Mengetahui, . Menyetujui, …………., .…….....


Ketua Komite Kepala sekolah Bendahara BOSDA

………… ........................... ........................


NIP. …… NIP. .................. NIP. ...............

Mengesahkan,
Kepala Dinas Pendidikan
Provinsi Riau

………………
NIP. ………………
Keterangan:
Tata Cara Pengisian Format RKAS.
1. Kolom 1, diisi dengan nomor urut;
2. Kolom 2, diisi Kode Rekening antara lain kode rekening Pendapatan,
belanja barang dan jasa BOSDA dan belanja modal BOSDA, Kode
Rekening sampai dengan Sub Rincian Objek;
3. Kolom 3, diisi Kode Program Kegiatan sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan.
4. Kolom 4, diisi Uraian belanja barang dan jasa BOSDA dan belanja
modal BOSDA;
5. Kolom 5, diisi Volume dari belanja barang dan jasa BOSDA dan belanja
modal BOSDA;
6. Kolom 6, diisi Harga Satuan dari belanja barang dan jasa BOSDA dan
belanja modal BOSDA;
7. Kolom 7, diisi Satuan dari belanja barang dan jasa BOSDA dan belanja
modal BOSDA;
8. Kolom 8, diisi Jumlah rencana belanja barang dan jasa BOSDA dan
belanja modal BOSDA;
9. Kolom 9 dan 10 diisi Jumlah rencana belanja barang dan jasa BOSDA
dan belanja modal BOSDA pada tiap semester.
- 30 -
B. CONTOH FORMAT BUKU KAS UMUM

Bulan : .......................
Nama Sekolah : ........................................
Desa/Kecamatan : ........................................
KabupatenlKota : ........................................
Provinsi : ........................................

No. Tanggal Kode No. bukti Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo


Rekening *)

1 2 3 4 5 6 7 8

Saldo BKU Bulan ..... Sebesar..................


Terdiri dari :
Saldo Tunai : ......................
Saldo Bank : ......................

Mengetahui, ................, ...........


Kepala
sekolah.................... Bendahara BOSDA

............................ ....................................
NIP. ................... NIP. ..............................

Keterangan:
Tata Cara Pengisian Format Buku Kas Umum.
1. Kolom 1, diisi dengan nomor urut;
2. Kolom 2, diisi dengan tanggal transaksi BOSDA;
3. Kolom 3, diisi dengan kode rekening penerimaan atau
belanja BOSDA bila transaksi merupakan realisasi
penerimaan atau belanja bila bukan cukup dikosongkan;
4. Kolom 4, diisi dengan Nomor Bukti Dokumen/Surat
Pertanggung-jawaban Yang Sah (Bukti SPJ);
5. Kolom 5, diisi dengan uraian transaksi BOSDA;
6. Kolom 6, diisi dengan jumlah rupiah BOSDA yang
diterima bendahara BOSDA;
7. Kolom 7, diisi dengan jumlah rupiah BOSDA yang
dikeluarkan BOSDA;
8. Kolom 8, diisi dengan jumlah saldo dari saldo
sebelumnya ditambah penerimaan atau pengeluaran pada
saat transaksi.
*) Kode Rekening Penerimaan, diisi Kode Rekening yang
tercantum pada Kas di Bendahara BOSDA.

- 31 -
C. CONTOH FORMAT BUKU PEMBANTU KAS

Bulan : .......................
Nama Sekolah : ........................................
Desa/Kecamatan : ........................................
KabupatenlKota : ........................................
Provinsi : ........................................

No. Tanggal Kode No. Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo


BKU Bukti

1 2 3 4 5 6 7 8

Mengetahui, ................, ...........


Kepala
sekolah.................... Bendahara BOSDA

......................... ..............................
NIP. .................. NIP. ...................

Keterangan:
Tata Cara Pengisian Format Buku Pembantu Kas.
1. Kolom 1, diisi dengan nomor urut;
2. Kolom 2, diisi dengan tanggal transaksi BOSDA;
3. Kolom 3, diisi dengan kode BKU
4. Kolom4, diisi dengan Nomor Bukti Dokumen/Surat
Pertanggungjawaban Yang Sah (Bukti SPJ);
5. Kolom 5, diisi dengan uraian transaksi BOSDA;
6. Kolom 6, diisi dengan jumlah rupiah BOSDA yang diterima
bendahara BOSDA;
7. Kolom 7, diisi dengan jumlah rupiah BOSDA yang
dikeluarkan BOSDA;
8. Kolom 8, diisi dengan jumlah saldo dari saldo sebelumnya
ditambah penerimaan atau pengeluaran pada saat transaksi.

- 32 -
D. CONTOH FORMAT BUKU PEMBANTU BANK

Bulan : .......................
Nama Sekolah : ........................................
Desa/Kecamatan : ........................................
KabupatenlKota : ........................................
Provinsi : ........................................

No Tangga Kode No. Uraia Penerimaa Pengeluara Sald


. l BKU Bukti n n n o

1 2 3 4 5 6 7 8

Mengetahui, ..............., ..............


Kepala
sekolah.................... Bendahara BOSDA

.......................... ...........................
NIP. .................. NIP. ...............

Keterangan:
Tata Cara Pengisian Format Buku Pembantu Bank.
1. Kolom 1, diisi dengan nomor urut;
2. Kolom 2, diisi dengan tanggal transaksi BOSDA;
3. Kolom 3, diisi dengan kode BKU
4. Kolom 4, diisi dengan Nomor Bukti
Dokumen/Surat Pertanggungjawaban Yang Sah (Bukti
SPJ);
5. Kolom 5, diisi dengan uraian transaksi BOSDA;
6. Kolom 6, diisi dengan jumlah rupiah BOSDA yang diterima
bendahara BOSDA;
7. Kolom 7, diisi dengan jumlah rupiah BOSDA yang
dikeluarkan BOSDA;
8. Kolom 8, diisi dengan jumlah saldo dari saldo sebelumnya
ditambah penerimaan atau pengeluaran pada saat transaksi.

- 33 -
E. CONTOH FORMAT BUKU PEMBANTU PAJAK

Bulan : .......................
Nama Sekolah : ........................................
Desa/Kecamatan : ........................................
KabupatenlKota : ........................................
Provinsi : ........................................

No. Tanggal Kode No. Uraian Penerimaan Pengeluaran Saldo


BKU Bukti
1 2 3 4 5 6 7 8

Mengetahui, .............., .................


Kepala
sekolah.................... Bendahara BOSDA

........................... ..........................
NIP. ................. NIP. ......................

Keterangan:
Tata Cara Pengisian Format Buku Pembantu Pajak.
1. Kolom 1, diisi dengan nomor urut;
2. Kolom 2, diisi dengan tanggal transaksi BOSDA;
3. Kolom 3, diisi dengan kode BKU
4. Kolom 4, diisi dengan Nomor Bukti pemotongan atau
penyetoran pajak
5. Kolom 5, diisi dengan uraian transaksi BOSDA;
6. Kolom 6, diisi dengan jumlah rupiah pemotongan pajak;
7. Kolom 7, diisi dengan jumlah rupiah penyetor pajak;
8. Kolom 8, diisi dengan jumlah saldo dari saldo
sebelumnya ditambah penerimaan atau pengeluaran
pada saat transaksi.

- 34 -
F. CONTOH FORMAT BUKU PEMBANTU RINCIAN OBJEK
BELANJA

Bulan : .......................
Nama Sekolah : ........................................
Desa/Kecamatan : ........................................
Kabupaten/Kota : ........................................
Provinsi : ........................................

Tanggal Kode BKU Uraian Realisasi Jumlah Sisa anggaran


1 2 3 4 5 6

Mengetahui, ................, .............


Kepala
sekolah.................... Bendahara BOSDA

.......................... ..............................
NIP. ................ NIP. .....................

Keterangan:
Tata Cara Pengisian Format Buku Pembantu Rincian Objek
Belanja.
1. Kolom 1, diisi dengan tanggal transaksi;
2. Kolom 2, diisi dengan kode BKU;
3. Kolom 3, diisi dengan uraian transaksi;
4. Kolom 4, diisi dengan realisasi belanja berdasarkan nilai
transaksi;
5. Kolom 5, diisi dengan jumlah rupiah sebelumnya ditambah
realisasi transaksi;
6. Kolom 6, diisi dengan anggaran dikurang jumlah.

- 35 -
G. FORMAT SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK

SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK


Nomor : ………………………. (1)

1. Nama Sekolah : ……………………………………… (2)


2. Kode Organisasi : ……………………………………… (3)
3. Nomor/tanggal DPA-SKPD : ………………………….(4)
4. Sub Kegiatan Dana BOSDA : ………………………… (5)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa


bertanggung jawab secara formal dan material atas kebenaran
realisasi penerimaan dan pengeluaran Dana BOSDA serta
kebenaran perhitungan dan setoran pajak yang telah dipungut atas
penggunaan Dana BOSDA pada semester ……… (6) tahun anggaran
………. (7)dengan rincian sebagai berikut:
A. Penerimaan Dana BOSDA (8)
1. Tahap I Rp.……………………
2. Tahap II Rp.……………………
Jumlah Rp.
B. Pengeluaran Dana BOSDA
1. Jenis Belanja Pegawai Rp.……………………
2. Jenis Belanja Barang dan Jasa Rp.……………………
3. Jenis Belanja Modal Rp.……………………
Jumlah Rp.
C. Sisa Dana BOSDA (A-B) Terdiri atas :
1. Sisa Kas Tunai Rp.……………………
2. Sisa di Bank Rp.……………………

Bukti-bukti atas belanja tersebut pada huruf B disimpan


pada Satdikmen Negeri/Satdiksus Negeri untuk kelengkapan
administrasi dan keperluan pemeriksaan sesuai peraturan
perundang-undangan.
Apabila bukti-bukti tersebut tidak benar yang
mengakibatkan kerugian daerah, saya bertanggung jawab
sepenuhnya atas kerugian daerah dimaksud sesuai
kewenangan saya berdasarkan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Demikian surat Pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
…….………, …………….. (9)
Kepala
Sekolah ………. (10)

………………………………..
NIP. ……………………………
Keterangan:
Tata Cara Pengisian Surat Pernyataan Tanggung Jawab.
(1) Diisi dengan nomor SPTJM Satdikmen /Satdiksus;
(2) Diisi nama Satdikmen /Satdiksus;
(3) Diisi kode Satdikmen /Satdiksus;
(4) Diisi nomor dan tanggal DPA-SKPD yang bersangkutan;
(5) Diisi kode kegiatan Dana BOSDA;
- 36 -
(6) Diisi dengan semester berkenaan;
(7) Diisi dengan tahun anggaran berkenaan;
(8) Diisi penerimaan dana BOSDA per Tahap;
(9) Diisi tempat dan tanggal diterbitkannya SPTJM;
(10) Diisi Nama dan NIP Kepala Satdikmen /Satdiksus;

- 37 -
H. CONTOH FORMAT LAPORAN REALISASI DANA BANTUAN
OPERASIONAL DAERAH (BOSDA)

Bersama ini kami laporkan realisasi atas penerimaan dan


pengeluaran Dana BOSDA untuk semester …… sebagai berikut :

Kode Uraian Jumlah Realisasi Realisasi Jumlah Selisih


Rekening Anggaran s/d Semester Semester (Rp.)
(Rp.) Semester ini (Rp.) s/d
Lalu (Rp.) Semester
ini (Rp.)
1 2 3 4 5 6 7

Demikian laporan realisasi ini dibuat untuk digunakan


sebagaimana mestinya.

………… , tanggal ………..


Kepala
Sekolah ……….

…………………………………
NIP. …………………………

Keterangan:
Tata Cara Pengisian Format Laporan Realisasi Dana BOSDA.
1. Kolom 1, diisi dengan kode rekening Pendapatan dan
Belanja sampai dengan sub rincian objek;
2. Kolom 2, diisi dengan uraian Rekening Pendapatan dan
Belanja;
3. Kolom 3, diisi dengan jumlah Anggaran Pendapatan dan
Belanja ;
4. Kolom 4, diisi dengan jumlah Realisasi Pendapatan dan
Belanja semester sebelumnya;
5. Kolom 5, diisi dengan jumlah Realisasi Pendapatan dan
Belanja semester berkenaan;
6. Kolom 6, diisi dengan jumlah Realisasi Pendapatan dan
Belanja sampai dengan semester berkenaan;
7. Kolom 7, diisi dengan anggaran dikurang jumlah relaisasi
sampai dengan semester berkenaan.

- 38 -

Anda mungkin juga menyukai