Anda di halaman 1dari 8

Mata Kuliah: Psikologi Seksual Kuliah ke: 7 Materi: Komunikasi Seksual Dosen: Rah Madya Handaya,M.

Psi Komunikasi Seksual

The Importance of Communication Komunikasi seksual memiliki peran penting dalam tercapainya kepuasan seksual dengan pasangan Komunikasi tidak harus selalu dalam bentuk komunikasi verbal Terjalinnya komunikasi dengan pasangan dapat memberikan pengetahuan tambahan mengenai hasrat dan kebutuhan pasangan dalam hal seksual Komunikasi seksual yang efektif berdasarkan mutual empathy perasaan bahwa adanya rasa saling peduli antar satu sama lain Some Reasons Why Sexual Communication is Difficult a. Socialization and Sexual Communication Pola asuh saat masa kanak-kanak dapat mempengaruhi kesulitan untuk membicarakan hal seksual di masa dewasa seks adalah hal tabu Anak-anak yang tidak memiliki model dalam komunikasi verbal dalam hal seksual kemungkinan memiliki hambatan dalam membicarakan hal seksual (keinginan, kebutuhan) dengan pasangan b. Language and Sexual Communication Hambatan terjadi akibat kesulitan dalam penggunaan kata-kata yang tepat untuk mengungkapkan kebutuhan seksual Tidak memiliki pengetahuan dalam istilah-istilah seksual (bahasa sehari-hari vs istilah ilmiah)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Rah Madya Handaya M.Psi

PSIKOLOGI PERILAKU SEKSUAL

c. Gender-based Communication Styles Ada pola komunikasi yang berbeda antara laki-laki dan perempuan Dalam berkomunikasi, laki-laki cenderung bertujuan untuk mencari menang-kalah, pemberian solusi atau nasehat, sedangkan perempuan berkomunikasi dengan tujuan untuk mencari kedekatan dan keintiman. d. Anxieties About Sexual Communication Cemas untuk menonjolkan keinginan diri kepada orang lain Ketika seseorang membuka diri, maka orang tersebut menempatkan dirinya pada posisi yang rapuh terhadap penilaian, kritik bahkan penolakan. Tidak adanya atau kurangnya rasa percaya antar pasangan menyebabkan resiko membuka diri dalam hal kebutuhan seksual terlalu besar.

Talking: Getting Started Talking about Talking Saat mengalami kesulitan untuk membicarakan suatu topik, maka bisa dimulai dengan membicarakan atau diskusikan mengenai mengapa hal tersebut sulit dibicarakan. Misal: sulit membicarakan mengenai seks. Diskusikan mengapa masing-masing pihak sulit untuk berbicara secara terbuka mengenai seks. Mulailah pembicaraan dengan hal-hal yang umum dan setelah merasa nyaman barulah membicarakan mengenai hal-hal yang personal. Reading and Discussing Banyak orang merasa lebih mudah untuk membaca buku atau artikel mengenai seks dibandingkan membicarakannya. Masing-masing dapat membaca suatu buku atau artikel secara terpisah dan kemudian mendiskusikannya dengan pasangan. Sharing Sexual Histories Mulailah dengan topik-topik yang umum, seperti: bagaimana pendidikan seks saat di sekolah dahulu? Kapan saat pertama kamu belajar tentang seks?
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rah Madya Handaya M.Psi

PSIKOLOGI PERILAKU SEKSUAL

Listening dan Feedback Semua bentuk komunikasi akan efektif bila pihak yang terlibat aktif berperan sebagai komunikator dan pendengar. Be an Active Listener Pendengar aktif menunjukkan secara positif bahwa dirinya tertarik dengan topik pembicaraan dan memahami isi dari pembicaraan. Dapat ditunjukkan dengan ekspresi muka, menganggukkan kepala, mengajukan pertanyaan (misal: bisakah kamu memberi contoh?), berkomentar pendek (misal: saya mengerti inti dari ucapan kamu). Maintain Eye Contact Jagalah kontak mata saat berkomunikasi dengan pasangan untuk menunjukkan bahwa kita perduli dengan pembicaraan yang tengah berlangsung dan lawan bicara merasa dihargai Provide Feedback Usahakan untuk memberikan feedback secara verbal agar terhindar dari kesalahpahaman Kita juga dapat menanyakan respon dari pasangan dengan menanyakan:Apa pendapatmu mengenai apa yang baru saya katakan? Support Your Partners Communication Efforts Dukungan dari pasangan saat salah satu mengungkapkan suatu hal yang sulit untuk dikatakan merupakan suatu hal yang sangat penting. Dukungan dapat diberikan secara verbal dengan mengatakan: Saya senang kamu mengatakan mengenai perasaan kamu sebenarnya Express Unconditional Positive Regard Memberikan rasa yakin pada pasangan bahwa apapun yang mereka katakan atau lakukan, kita akan selalu memberikan dukungan dan menghargai pasangan.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Rah Madya Handaya M.Psi

PSIKOLOGI PERILAKU SEKSUAL

Use Paraphrasing Pendengar merangkum ucapan lawan bicaranya dengan menggunakan kata-kata sendiri Misal: A: Akan lebih baik kalo kamu bisa bersikap lebih lembut. Kamu paham dengan apa yang saya katakan? B: Saya rasa saya paham bahwa kamu ingin saya mengurangi sikap agresif saya

Discovering Your Partners Need Asking Questions Salah satu cara terbaik untuk mengetahui kebutuhan pasangan adalah dengan mengajukan pertanyaan. Dalam mengajukan pertanyaan perlu dipertimbangkan berbagai faktor agar pertanyaan tersebut menjadi efektif. Yes-or-No Questions Bayangkan bila pertanyaan-pertanyaan seperti ini diajukan kepada Anda oleh pasangan: Apakah tadi menyenangkan? Kamu suka oral sex? Apakah kamu suka kalau saya melakukan hal ini? Apakah saya pasangan yang baik? Pertanyaan jenis ini tidak memberikan kesempatan untuk melakukan diskusi terhadap pertanyaan yang diajukan. Open-Ended Questions Memberikan kebebasan bagi pasangan untuk mengekspresikan perasaannya terhadap pertanyaan yang diajukan. Misal: Hal apa saja yang memberikan kepuasan bagimu saat kita berhubungan seks?

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Rah Madya Handaya M.Psi

PSIKOLOGI PERILAKU SEKSUAL

Di bagian mana saja kamu suka disentuh? Posisi apa saja yang kamu sukai ketika kita berhubungan? Bagaimana perasaan kamu mengenai oral sex?

Either/Or Questions Bentuk pertanyaan seperti ini dapat lebih menghasilkan respon daripada closeended dan kadang-kadang dari bentuk pertanyaan open-ended juga Contoh pertanyaan: Apakah kau lebih suka lampu menyala atau lampu dimatikan saat kita berhubungan seks? Apakah kau suka dengan cara saya menyentuhmu atau kau ingin kita mencoba cara lain? Apakah kau ingin membicarakannya sekarang atau menunggu beberapa menit lagi?

Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengetahui kebutuhan seksual dari pasangan adalah dengan cara: Self-Disclosure Bentuk pertanyaan langsung sering mengakibatkan ketidaknyamanan sehingga dapat dilakukan dengan cara lain yaitu mulailah membuka diri terlebih dahulu (pengalaman, fantasi) Self-disclosure melibatkan give-and-take, di mana diharapkan pasangan melakukan hal yang serupa. Namun bila pasangan belum siap untuk membuka diri maka hal tersebut harus dihargai. Comparing Notes Membandingkan kesukaan masing-masing Dapat dilakukan pada saat senggang atau setelah berhubungan seks

Giving Permission Memberikan keyakinan kepada pasangan untuk melakukan suatu hal

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Rah Madya Handaya M.Psi

PSIKOLOGI PERILAKU SEKSUAL

Learning to Make Requests Harus diingat bahwa pasangan bukanlah seorang pembaca pikiran sehingga kita tidak dapat menyalahkan pasangan karena tidak memenuhi kebutuhan kita apabila kita tidak mengatakan kepadanya. Taking Responsibility for Our Own Pleasure Kepuasan seksual adalah tanggung jawab diri kita sendiri sehingga kita perlu mengekspresikan kebutuhan kita terhadap pasangan Making Requests Specific Permintaan dibuat spesifik agar mudah dipahami Contoh permintaan yang tidak spesifik: :saya ingin kamu menyentuh saya dengan cara yang berbeda Permintaan spesifik: saya ingin kamu menyentuh daerah clitoris saya secara lembut tapi tidak langsung di clitorisnya Using I Language Banyak orang mengalami hambatan dalam mengekspresikan diri dengan

menggunakan I Language merasa egois Giving and Receiving Critism Dalam memberikan kritik kepada pasangan, perlu benar-benar dipertimbangkan mengenai strategi dalam melakukannya agar tidak menimbulkan kesalahpahaman. Saat memberikan kritik, kenali dahulu motivasi dalam memberikan kritik, apakah memang karena kepedulian ataukah semata-mata untuk menyakiti perasaan dari pasangan. Pilihlah waktu dan tempat yang tepat untuk memberikan kritik kepada pasangan. Seringkali orang melakukan pembicaraan pada saat mereka merasa masalah muncul, namun hal tersebut tidaklah selalu tepat. Misalkan masalah dalam ketidakpuasan mengenai hubungan seksual yang baru saja dilakukan. Apabila hal ini langsung dibicarakan tepat setelah selesainya pasangan tersebut melakukan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rah Madya Handaya M.Psi PSIKOLOGI PERILAKU SEKSUAL

hubungan seksual, maka kemungkinan pihak yang menerima kritik akan merasa kesal dan bersikap defensif sehingga pesan yang ingin disampaikan tidak diterima dengan baik. Berilah kritik yang bersifat konstruktif agar pasangan dapat melakukan perubahan yang tepat untuk kebaikan kehidupan seksual. Dalam menerima kritik, berusahalah untuk memberikan empati kepada pasangan dan lakukan paraphrasing terhadap kritikan pasangan untuk menghindari timbulnya kesalahpahaman.

Saying No Banyak orang merasa khawatir untuk mengatakan tidak karena takut menyakiti perasaan orang lain. 3 tahap untuk mengatakan tidak: Ekspresikan apresiasi (terimakasih karena telah memikirkan saya) Katakan tidak dengan jelas (saya lebih suka untuk tidak berhubungan seks di kencan pertama, lebih baik kita pergi ke restoran) Tawarkan alternatif ( mungkin kita bisa pergi untuk menonton film)

Nonverbal Sexual Communication Facial Expression Memandang wajah pasangan saat berhubungan seksual dapat memberikan banyak informasi apakah pasangan menikmati aktivitas seksual tersebut atau tidak. Ekspresi muka yang menunjukkan minat, antusiasme dan apresiasi merupakan petunjuk positif bagi pasangan untuk terus melakukan aktivitas seksual Interpersonal Distance Ketika seseorang menurunkan jarak sosialnya, hal tersebut merupakan petunjuk positif Touching Cara menyentuh pasangan dapat berpengaruh besar terhadap kepuasan seksual. Apabila terjadi pertengkaran atau ketegangan antar pasangan, maka sentuhan dapat dijadikan sebagai sarana untuk mendekatkan hubungan kembali.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Rah Madya Handaya M.Psi PSIKOLOGI PERILAKU SEKSUAL

Sounds Kebanyakan orang akan mengeluarkan suara, seperti desahan, saat melakukan hubungan seksual Bagi banyak orang, suara desahan dan nafas yang semakin cepat, dapat menimbulkan rangsangan seksual Beberapa orang menahan dirinya untuk tidak mengeluarkan suara saat melakukan hubungan seksual di mana hal ini justru dapat menyebabkan gairah pasangan menjadi berkurang. Kadangkala komunikasi seksual menemui jalan buntu dan antar pasangan tidak lagi dapat mendiskusikan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan seksual mereka. Bila hal ini terjadi, maka ada baiknya jika percakapan dihentikan untuk sementara sampai keduanya siap untuk berdiskusi kembali. Selain itu, yang perlu dilakukan adalah mencoba untuk melihat dari cara pandang pasangan terhadap suatu hal. Tujuan dari hal ini adalah agar setiap pasangan mendapatkan pemahaman mengenai kebutuhan dan keinginan dari pasangannya.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Rah Madya Handaya M.Psi

PSIKOLOGI PERILAKU SEKSUAL

Anda mungkin juga menyukai