Suwelo (1992) mengemukakan bahwa kesehatan gigi merupakan bagian integral dari kesehatan manusia seutuhnya, dengan demikian upaya-upaya dalam bidang kesehatan gigi pada akhirnya akan turut berperan dalam peningkatan kualitas dan produktivitas sumber daya manusia. Supriyatno (2004) menguatkan dalam penelitian lebih lanjut dengan menemukan banyak penyakit yang berkaitan dengan kondisi gigi yang bermasalah.
Struktur gigi terbentuk saat janin di dalam kandungan berusia 6-8 minggu. Kemudian pada sekitar umur 6 bulan setelah lahir gigi susu akan muncul. Gigi yang muncul diawali dengan gigi susu seri bagian bawah kemudian disusul gigi seri bagian atas. Fungsi gigi susu tidak hanya fungsi pengunyahan sebagai proses awal pencernaan, melainkan juga sebagai petunjuk jalan bagi gigi tetap yang ada di bawahnya. Setiap gigi sudah ada pola tempat tinggal masingmasing.
Pencabutan gigi susu sebelum waktunya akan mengacaukan sistem keseimbangan di dalam susunan gigi di dalam mulut. Pencabutan yang terlalu awal akan menyebabkan terjadinya pergeseran gigi di sebelahnya, sehingga terjadi penyempitan ruang pada lengkung gigi. Akibatnya gigi tetap tidak memperoleh ruang cukup dan akan tumbuh gigi tetap dengan susunan gigi yang berjejal. Alasan itulah kesehatan gigi susu sangat mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan gigi tetap dan perlu adanya perawatan.
usia munculnya gigi susu yang normal adalah antara usia 4-6 bulan dan paling lambat adalah usia antara 20-26 bulan.gigi susu yang muncul terlambat (retardasi) dapat terjadi pada anak yang ibunya mengalami kekurangan gizi pada saat hamil.
Gejala-gejala yang timbul saat gigi muncul adalah gusi terasa gatal, keluar banyak air liur dan demam. Cara-cara agar rasa sakit pada bayi ketika giginya tumbuh yakni: Memberikan biskuit bayi dengan tekstur keras tetapi dapat hancur saat terkena air liur. Menyediakan mainan karet yang bisa dia gigit. Memberi pijatan ringan pada gusi bayi dengan telunjuk yang telah dibersihkan atau bisa Anda gunakan kain lembut yang telah dibasahi air hangat. Biarkan dia menikmati dot bayi untuk mengurangi rasa tidak nyaman pada gusi, terutama pada malam hari saat dia tertidur. Apabila bayi mogok makan karena giginya membuat tidak nyaman, maka harus mengonsultasikan hal tersebut pada ahli kesehatan. Sekalipun tidak nyaman
Langkah-langkah dalam merawat gigi anak adalah sebagai berikut: Menggosok gigi minimal 2 kali sehari. Waktu terbaik untuk menggosok gigi adalah setelah makan dan sebelum tidur. Menggosok gigi setelah makan bertujuan mengangkat sisa-sisa makanan yang menempel di permukaan ataupun di selasela gigi dan gusi. Sedangkan menggosok gigi sebelum tidur berguna untuk menahan perkembangbiakan bakteri dalam mulut karena dalam keadaan tidur tidak diproduksi ludah yang berfungsi membersihkan gigi dan mulut secara alami. Mengganti sikat gigi 3-4 bulan sekali. Sikat gigi yang dipilih adalah sikat berbulu lembut dengan kepala sikat yang dapat menjangkau semua bagian gigi. Sikat gigi untuk anak berukuran kecil dengan tangkai yang mudah di genggam dengan bulu halus tetapi kuat. Bagian ujung kepala sikat menyempit agar mudah menjangkau bagian dalam. Anak 1-5 tahun bisa memakai sikat dengan 3 deret bulu. Di usia 6 tahun ke atas (periode gigi geligi bercampur), selain sikat dengan 3 deret bulu dapat pula dipakai sikat dengan 4 deret bulu. Memakai sikat lidah, lidah bisa menjadi tempat berkumpulnya bakteri yang dapat menyebabkan bau mulut. Pemberian pasta gigi untuk balita tidak dianjurkan. Menggosok gigi balita sebaiknya tidak menggunakan pasta gigi namun cukup digosok dan diberi minum air (air matang) karena balita belum bisa berkumur sehingga kurang tepat kalau diberikan pasta gigi. Untuk anak usia 3 tahun keatas sebaiknya dianjurkan berkumur pada saat menggosok gigi, diberikan pasta gigi kira-kira 0,5 cm atau sebesar biji kacang polong, usahakan berkumur menggunakan air yang sudah masak karena anakbelum begitu mahir berkumur yang dikhawatirkan anak menelan air dan pasta gigi. Menghindari makanan yang banyak mengandung gula dan manis, seperti sirup, permen, dan cokelat. Membiasakan untuk makan buah-buahan segar. Selain baik untuk kesehatan, seratnya dapat membantu menghilangkan kotoran yang ada di gigi. Mengkonsumsi makanan yang seimbang dan kaya kalsium, seperti susu, keju, telur, teri, bayam, katuk, sawi, dan agaragar. Berkonsultasi ke dokter gigi. Pada kenyataannya, perawatan gigi yang dilakukan secara personal tidaklah cukup. Gigi juga memerlukan perawatan secara profesional, terlebih pada gigi sensitif atau gigi yang telah terlanjur mengalami kerusakan, misalnya, gigi berlubang.
Selain cara-cara umum yang dilakukan untuk merawat gigi anak, adapula cara merawat mulut dan gigi berdasarkan usia anak. Cara merawat mulut anak atau bayi pada saat usia 0 6 bulan, antara lain:
Membersihkan gusi bayi dengan kain lembab, setidaknya dua kali sehari Jangan biarkan bayi anda tidur sambil minum susu dengan menggunakan botol susunya. Membersihkan mulut bayi dengan kain lembab setelah menyusui Jangan menambah rasa manis pada botol susu dengan madu atau sesuatu yang manis.
Menurut Endah Kusumawardani (2011) langkah-langkah menggosok gigi yang baik bagi anak sebagi berikut: Gosok gigi searah, dari atas ke bawah untuk gigi atas; dan sebaliknya dari bawah ke atas untuk gigi bawah. Inilah prinsip menyikat dari merah ke putih atau dari gusi ke ujung gigi agar kotoran yang tersapu tidak balik lagi. Gerakan searah juga menjaga kesehatan gusi.
Caries Gigi
Caries gigi (gigi berlubang) merupakan kerusakan enamel, dentil dan semen yang berlangsung secara progresif. Insiden pembentukan caries gigi yang paling tinggi terdapat pada usia kanak-kanak. Setelah usia 25 tahun jarak terbentuk caries yang baru sekalipun lubang-lubang lama akan melebar. Timbulnya caries dapat dicegah dengan pemberian fluorisasi untuk menguatkan gigi, sikat gigi yang efisien untuk melepaskan dental plaugue/plag gigi, perubahan diet (mengurangi jumlah maupun frekuensi gula pasir) dan perawatan gigi yang terakhir (Marry E. Beck, 1995).
Gingivitis
Gingivitis adalah suatu inflamasi pada jaringan gusi, merupakan penyakit penyangga gigi yang paling ringan. Faktor-faktor penyebabnya yaitu adanya plag, impaksi makanan, karies dan adanya penurunan daya tahan tubuh seseorang (Mansjoer, Arief, dkk, 2001).
Menurut WHO yang dimaksud dengan kesehatan adalah keadaan yang meliputi kesehatan fisik, mental dan bukan hanya keadaan yang bebas dari penyakit cacat dan kelemahan.
Anak sehat dapat langsung dilihat. Mereka tumbuh dengan tinggi badan, berat badan yang sesuai usianya, dan daya tahan tubuh yang baik sehingga jarang sakit. Begitu pula dengan kecerdasannya.
Ruang Lingkup
Pendidikan berbasis kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak dasar rakyat, yaitu hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan UUD 1945 pasal 28 H ayat (1) dan Undang-undang nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Dibidang kesehatan, pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan upaya kesehatan dengan kebutuhan dasar anak untuk tumbuh dan berkembang, yaitu :
o o
Kasih sayang dan perlindungan Makanan bergizi seimbang (sejak lahir sampai 6 bulan hanya ASI saja, sesudah 6 bulan sampai 2 tahun ASI ditambah makanan pendamping ASI). Imunisasi dasar dan suplementasi vitamin A Pendidikan dan pengasuhan dini Perawatan kesehatan dan pencegahan kecacatan, cedera dan lingkungan yang sehat dan aman Orang tua berkeluarga berencana
o o o
Terima kasih