(LARYNGOTRACHEOBRONCHITIS)
Susilawaty
406047052
Pembimbing:dr.TriRuspandji,Sp.A
Identitas Pasien
Nama
: Rizki Maulana
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur
: 3,5 tahun
Agama : Islam
Suku bangsa : Indonesia
Alamat : Kosambi Rt 4/14 No. 2
Kel.Semenan
Cengkareng Barat
Riwayat Penyakit
Keluhan Utama
4 hari
Dirawat dan
diperiksa
sakit
Riwayat Keluarga
Pasien adalah anak tunggal.
Ayah dan ibu pasien sehat
Riwayat Imunisasi
Imunisasi dilakukan di puskesmas
BCG 1x, skar + lengan atas kanan,
usia 1 bulan.
Polio 4x, usia 0,2,4,6 bulan.
DPT 3x,usia 2,4,6 bulan.
Hepatitis B 3x, usia 0, 1, 5 bulan.
Campak 1x, usia 9 bulan.
Riwayat Makanan
0 - 3 bulan : ASI sekehendak + susu Laktogen 5x/hari,
40cc habis.
3 - 6 bulan : ASI sekehendak + susu Laktogen 5x/hari,
60cc habis + biskuit Milna2x/hari + buah1x
6 - 9 bulan : ASI sekehendak + susu Laktogen
5x/hari,100cc habis + nasi tim (daging
atau hati, wortel, tomat) 2x, 1 mangkok
kecil habis + buah 1x
9 bulan - 1 tahun : ASI sekehendak + susu Bendera
123, 3x/hari, 120cc habis + nasi
putih, lauk pauk, dan sayur,
3x/hari,1 piring kecil habis +
buah 1x
3 sekarang
Status Present
(20/11/2005)
KeadaanUmum
Tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis GCS
15 (E4V5M6), dispnue (+), stridor inspirasi terdengar
tanpa auskultasi,sianosis (-), pucat (-).
TandaVital
Frekuensi nadi
Tekanan darah
Suhu tubuh
Frekuensi napas
: 120/80 mmHg
: 38,5 o C, axilla
:28x/menit, regular, abdominothorakal
Data Antropometri
Berat badan
:15 kg
Tinggi badan
: 98 cm
IMT : 15,62 kg/m2
IMT for Age
: P5
Stature for Age : P5
Weight for Age : <P5
Sesuai dengan tabel CDC, pasien ini gizinya
cukup.
Pemeriksaan Sistematis
Kepala
Faring
Leher
Pulmo
Jantung
Abdomen
Pemeriksaan
Laboratorium
20 /11/05 :
Hematologi
Eritrosit
: 4,55 juta/L
Hemoglobin
: 12,8 g/dl
Hematokrit
: 36,9 %
Trombosit
: 217 ribu/l
Leukosit
: 10 ribu /l
LED
: 10 mm/jam
Sediaan Hapus
Hitung Jenis
: 0-2/2-59/34-3
Swab Tenggorokan
Tidak ditemukan kuman Corynebacterium diptheriae
Diagnosis Banding
1. Moderate viral croup
2. Spasmodic croup
3. Epiglottitis
4. Bakterial Tracheitis
Diagnosis Kerja :
Moderate viral
croup
Pemeriksaan penunjang :
Leher PA
Ro.
Penatalaksanaan
1. Tirah baring
2. IVFD Dekstrose 5% 1500 cc/24 jam
3. Terapi uap : Epinefrin 2,25% dengan dosis
0,05ml/kgBB dalam 3ml NaCl 0,9% tiap
2 jam
4. Dexamethason 0,15-0,6mg/kgBB, peroral
sebagai dosis tunggal
5. Parasetamol 10-15 mg/kgBB/x 3-4
kali/hari
Pragnosa
1.
2.
3.
Pembahasan
Moderate viral croup
Dari anamnesa dan pemeriksaan fisik : usia 3,5
tahun, panas tidak terlalu tinggi dengan batuk
seperti menggonggong, suara serak, dispnoe
dengan retraksi ringan, dan stridor inspirasi
tanpa auskultasi.
Dari pemeriksaan laboratorium jumlah leukosit
dalam batas normal.
Dikatakan moderate sesuai dengan Severity
Scoring Westley Modified Croup Score
didapatkan nilai 4 (stridor 2, retaksi 1,
pemasukkan udara 1, sianosis 0, kesadaran 0)
Spasmodic croup
Klinis viral croup, namun pada penyakit ini tidak ada
panas. Pasien ada panas diagnosa ini dapat
disingkirkan
Epiglottitis
Dengan demam tinggi mendadak dan berat, nyeri
tenggorokan, dyspnoe yang memyebabkan pasien
cenderung duduk dengan membungkuk dan dagu
terangkat (hiperekstensi leher) serta mulut terbuka, dan
obstruksi pernapasan yang progesif cepat. Sebagian
besar mengalami pengeluaran liur (drooling). Stridor
dapat ditemukan, namun batuk yang menggonggong
jarang
ditemukan.
Pemeriksaan
laboratorium
cenderung leukositosis dengan shift to the left.
pasien ini panas tidak tinggi, nyeri tenggorokan (-),
drooling (-), dan hasil pemeriksaan laboratorium
didapati nilai leukosit yang normal.
Bacterial tracheitis
Panas tinggi, batuk seperti mengonggong,
dispnoe, stridor inspirasi dengan atau tanpa
stridor ekspirasi, tidak mengalami pengeluaran
liur (drooling). Pada penyakit ini kadang-kadang
ditemukan membran mukopurulen yang mudah
dilepas. Pada pemeriksaan laboratorium
didapati leukositosis dengan kecenderungan
shift to the left.
Diagnosa ini dapat disingkirkan karena pada
pasien ini nilai leukosit balam batas normal.
DasarDiagnosa
Sejak 4 hari sebelum dirawat :
Panas mendadak, terus-menerus
Batuk berdahak seperti menggonggong
Suara napas seperti mengorok
Suara serak dan lemah
Sesak napas duduk tegak, mulut terbuka
Pilek dengan ingus putih bening
Pemeriksaan fisik : dispnoe (+) dengan retraksi
ringan suprasternalis, stridor inspirasi terdengar
tanpa auskultasi
Pemeriksaan laboratorium : leukosit dalam batas
normal
Moderate viral croup
PemeriksaanPenunjang
Rontgen leher posisi PA penyempitan
subglotis atau steeple sign.
Penatalaksanaan
1. Tirah baring
2. IVFD Dekstrose 5% 1500cc/24 jam
3. Terapi uap : Epinefrin 2,25% dengan dosis 0,05
ml/kgBB dalam 3 ml NaCl 0,9 % tiap 2
jam 0,05 ml x 15 kg = 0,75 ml
4. Dexamethason 0,15-0,6 mg/kgBB, peroral sebagai
dosis tunggal 0,5 mg x 15 kg = 7,5 mg
5. Parasetamol 10-15 mg/kgBB/x 10 mg x 15 kg =
150 mg/x paracetamol syp 3x1 cth / hari
Pragnosis
Quoadvitam:
Bonam karena viral croup bersifat self limited
disease dan dengan terapi yang tepat, penyakit
dapat sembuh sempuna
Quoadfungsionam:
Bonam karena tidak ada kerusakan organ
maupun sekuele yang ditimbulkan akibat
penyakit ini
Quoadsonationam:
Dubia karena viral croup dapat mengalami
kekambuhan bila terjadi hiperreaktivitas dari
saluran napas.
Tinjauan Pustaka
CROUP
(LARYNGOTRACHEOBRONCHITIS)
Pendahuluan
Infeksi virus akut
Ditandai batuk seperti menggonggong, suara
Epidemiologi
Amerika Serikat 50 dari 1000 anak-anak
Etiologi
- Virus parainfluenza tipe I Tersering
- Lain-lain : virus parainfluenza tipe II, III, dan IV;
influenza virus A dan B; adenovirus;
respiatory syncytial virus; herpes
simplex; virus campak; rhinovirus;
coxsackievirus A dan B; dan echovirus.
Patofisiologi
Virus saluran napas (hidung dan nasofaring)
berreplikasi gejala pilek disertai terjadinya
invasi virus ke arah dinding laring dan trakea
eritemaous dan edema serta sekresi cairan
fibrinous pada lumen penyempitan dinding
lumen, edema pita suara, dan subglotis
stridor, suara serak, dan batuk khas seperti
menggonggong.
Edema berat obstruksi jalan napas.
Keadaan hipoksemia dapat terjadi akibat
penyempitan dinding lumen, dan gangguan
ventilasi alveolar.
ManifestasiKlinis
Demam yang tidak tinggi selama 1-3 hari
sebelum timbulnya tanda dan gejala dari
obstruksi saluran napas
Batuk yang menyalak
Suara parau/serak
Stridor inspiratoar
Faring yang normal sampai inflamasi sedang
Sedikit peningkatan jumlah respirasi
Jarang terjadi suatu progresif
progresif croup hanya sejauh stridor dan
dispnue ringan sebelum mereka mulai
menyembuh.
PemeriksaanPenunjang
Laboratorium : Leukosit umumnya dalam batas
normal walaupun dapat ditemukan
limfositosis atau leukopenia
Rontgen leher PA :
Penyempitan dari subglotis
atau steeple sign
Diagnosis
Berdasarkan gejala klinik, hasil pemeriksaan
fisik, dan pemeriksaan penunjang
Derajat keparahan croup berdasarkan
Severity Scoring Westley Modified Croup
Score.
ClinicalFeature
Stridor
Retractions
Airentry
Cyanosis
Consciousnesslevel
Degree
None
At rest on auscultation
At rest without auscultation
None
Mild
Moderate
Severe
Normal
Decreased
Severely decreased
None
With agitation
At rest
Normal
Altered
PossibleScore0-17.
If<4thenmild,4-6moderate,>6severecroup.
Score
0
1
2
0
1
2
3
0
1
2
0
4
5
0
5
DiagnosaBanding
Acute Epiglottitis (Supraglottitis)
Demam tinggi mendadak dan berat
Nyeri tenggorokan
Dispnea
Obstruksi pernapasan yang progresif cepat
Drooling
Hiperektensi dari leher usaha untuk menjaga jalan napas Anak
lebih menyukai posisi duduk tegak dan membungkuk ke depan
dengan mengangkat dagu dan membuka mulut
Cepat menjadi sianosis dan koma
Stridor adalah temuan yang terakhir dan dicurigai kepada keadaan
hampir obstruksi total dari jalan napas.
Laryngoskopi Pembesaran epiglotis, berwarna merah cheri,
epiglotis yang membengkak dengan menggunakan
Pemeriksaan laboratorium terdapat leukositosis dengan
kecenderungan shift to the left
Gambaran klasik dari foto rontgen pada anak menunjukan
gambaran thumb sign
Spasmodic Croup
Lebih disebabkan karena reaksi alergi karena
Bacterial Tracheitis
Klinis menyerupai viral croup
Panas tinggi,
Batuk seperti menggonggong,
Stridor dan
Sesak napas akibat obstruksi jalan napas.
Pada penyakit ini kadang-kadang ditemukan
pula membran mukopurulen yang mudah
dilepas.
Pada pemeriksaan laboratorium didapati
leukositosis dengan kecenderungan shift to
the left.
Komplikasi
Perluasan proses infeksi yang melibatkan
daerah saluran pernapasan lainnya, seperti
telinga tengah, bronkiolus terminal, atau
parenkim paru.
Trakeitis
bakteri
mungkin
merupakan
komplikasi dari croup virus dan bukan penyakit
yang berdiri sendiri.
Terapi
Terapi uap
Steroids
Epinefrin resemik
Prognosa
Self-limiting disease dengan prognosis yang
sangat baik