Anda di halaman 1dari 32

PENATALAKSANAAN FRAKTUR

DENTOALVEOLAR: LAPORAN KASUS


Muhammad Haikal Mahardhika
160112140038

ABSTRAK
Trauma maksilofasial merupakan trauma fisik yang dapat mengenai jaringan keras dan lunak
wajah. Penyebab trauma maksilofasial bervariasi, mencakup kecelakaan lalu lintas, kekerasan fisik,
terjatuh, olah raga dan trauma akibat senjata api.
Pasien perempuan usia 45 tahun datang dengan keluhan luka pada wajah, karena kecelakaan
sepeda motor dengan kecepatan sedang, dengan mekanisme jatuh wajah membentur aspal
terlebih dahulu. Pasien tidak memiliki riwayat muntah, pingsan, dan pendarahan lewat hidung
maupun telinga.
Serangkaian pemeriksaan dilakukan dimulai dari survey awal ABCDE, pemeriksaan radiologis,
pemeriksaan ekstraoral dan intraoral. Pemeriksaan ekstraoral menunjukkan terdapat luka robek,
luka tembus dan luka gores pada beberapa regio wajah. Pemeriksaan intraoral menunjukkan
adanya luka robek pada regio gingiva, bibir dan vestibulum, selain itu terdapat fraktur dentoalveolar
yang melibatkan beberapa gigi.
Penanganan trauma jaringan lunak dilakukan dengan pembersihan luka, debridement,
penutupan luka, medikamen, dan injeksi anti tetanus. Penanganan fraktur dentoalveolar dilakukan
dengan reduksi tertutup dengan interdental wiring menggunakan archbar.
Penanganan trauma maksilofasial pada kasus ini telah sesuai dengan beberapa literatur,
kondisi pasien dilaporkan membaik setelah dilaksanakan penanganan.
Kata kunci

: Trauma, Maksilofasial, Fraktur, Dentoalveolar.

PENDAHULUAN

Merupakan trauma fisik yang dapat mengenai jaringan


keras dan jaringan lunak wajah

Terjadi sekitar 6% dari seluruh trauma

Penyebab pada orang dewasa :: kecelakaan lalu lintas


(40-45%), penganiayaan atau berkelahi (10-15%),
olahraga (5-10%), jatuh (5%) dan lain-lain (5-10%)

Pada anak-anak penyebab paling sering adalah olahraga


seperti naik sepeda (50-65%), sedang yang lainnya
adalah kecelakaan lalu lintas (10-15%), penganiayaan
atau berkelahi (5-10%) dan jatuh ( 5-10 %).

Terbagi menjadi trauma jaringan keras dan trauma


jaringan lunak

LAPORAN KASUS

Nama : Ny K
Usia : 45 tahun
Jenis kelamin : perempuan
No. RM : 0001440978

Keluhan Utama : Luka pada wajah


Subjektif : Pasien perempuan usia 45 tahun datang dengan
keluhan luka pada wajah, 1 jam smrs saat pasien sedang
mengendarai sepeda motor dengan kecepatan sedang di daerah
Padjadjaran karena menghindari lubang, pasien kehilangan
keseimbangan dan menabrak motor yang disebelahnya, lalu
terjatuh dengan mekanisme wajah membentur aspal terlebih
dahulu.
Helm (x) full face, mual muntah (-), pingsan (-), pendarahan mulut
(+), hidung (-), telinga (-)

Objektif :
Primary Survey
Airway : Clear, C-Spine kontrol
Breathing : B/G Simetris, R=16 x/menit, VBS ki-ka, rh -/ Circulation : N= 88x/menit, T= 110/80 mmHg
D : CGS 15 (E4 M6 V5), pupil bulat isokhor, ODS
3mm,refleks cahaya (+/+)

Secondary Survey
Status Generalisata
Kulit : Turgor (+)
Kepala : Wajah Asimetris, Multipel VA a/r fasial, oedema+ hematoma a/r
pipi,
Mata : konjunctiva non anemis, sklera non ikterik
Leher : JVP tidak meningkat, KGB submandibular tidak teraba tidak sakit
Abdomen : datar lembut, BU (+)
Thorax : B/G simetris
Pulmo : VBS ki=ka, Rh -/-, Wh -/Cor

: Bunyi Jantung murni reguler

Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2, Multipel VA a/r lutut kiri, ankle dan
kedua tangan

FOTO PROFIL PASIEN

EKSTREMITAS

Status Lokalisata :
EO :
- wajah asimetris,oedema dan hematoma pada pipi, oedema pada
regio zigomatik sinistra
- MVL a/r frontal, tepi tidak rata, dasar otot
- MVA a/r fasial
- VL a/r Palpebra inferior sin uk 0,8x0,5,0,5 cm, tepi tidak rata, dasar
otot
- VL a/r sulkus nasolabial uk 8x4x1 cm, tepi tidak rata, dasar otot
- VP a/r pipi kanan uk 1x0,7 cm, tepi ireguler

FOTO EKSTRAORAL

IO :
Gingiva : VL a/r gigi 13-21 , 33-43 uk 6 x 0,5 x 0,5 cm, tepi iregular, dasar
tulang
Bibir : VL a/r labii sup uk 5 x 1,5 x 1 cm, tepi tidak rata, dasar otot. VL a/r
labii inferior uk 2x0,5x0,5 cm, tepi ireguler, dasar otot.
Vestibulum : VL a/r vestibulum gigi 12-13 ukuran 2x0,5x0,5 cm, tepi
iregular, dasar otot
Bukal : TAK
Lidah : TAK
Dasar Mulut : TAK
Palatum : TAK
Tonsil : T1-T1

STATUS GIGI GELIGI

FOTO INTRA ORAL

PEMERIKSAAN RADIOLOGIS

Kesan : Foto Schedel dalam batas normal

FOTO THORAX

Kesan : Tidak tampak traumatic wet lung, tidak tampak


kardiomegali, tidak tampak fraktur os clavicula, os scapula, dan
os costae.

FOTO PELVIS

Kesan : Foto Pelvis dalam batas normal

Assesment
- #dentoalveolar a/r gigi 13-21 et 33-43 disertai avulsi gigi 13, 31,
41, 42 + #mahkota 12 + #1/3 mahkota gigi 12,#1/3 incisal gigi
11, #1/3 apikal gigi 43
- Multipel VL a/r frontal
- VL a/r palpebra inferior sn et sulkus nasolabial
- VL a/r gingiva 13-21 et 33-43 + VL a/r vestibulum 12-21 + VL a/r
labii superior

Planning :
- Injeksi ATS TT
- R/ Ceftriaxone inj 1 gr
R/ Ranitidine inj 50 mg
R/ Ketorolac inj 30 mg
- Debridement
- Ekstraksi 12,43, 32-33
- Alveolektomi a/r 13-12 et 33-32
- Hecting a/r VL IO
- IDW a/r 16-23
- Hecting a/r VL EO

FOTO POST DEBRIDEMENT

FOTO POST OPERASI

ODONTOGRAM POST EKSTRAKSI

Saran :
- Pro panoramik foto
- Oral hygiene instruction
- diet lunak
- R/ Cefadroxil tab 500 mg 2x1
R/ Ibuprofen tab 400 mg 3x1
- Aplikasi alloclair a/r post hecting IO
- Aplikasi Ikamicetin a/r post hecting EO
- kumur- kumur dengan minosep garg
- kontrol ke poli BM RSHS pada hari dan jam kerja
- Aff Hecting POD VII hari selasa 7/4/2015

PEMBAHASAN
Kasus Ny K

Anamnesa
Primary Survey =
Clear
Secondary Survey

Trauma Jaringan Keras


(Fraktur Dentoalveolar)

Penatalaksanaan

Pemeriksaan
radiografi
Trauma Jaringan
Lunak

(Fonseca et al, 2013)

PRIMARY SURVEY

A : Airway Maintenance with c-spine protection


B : Breathing and ventilation
C : Circulation with hemorrhage control
D : Disability- neurologic status
E : Exposure, Environmental Control

(Fonseca et al, 2013)

CEDERA JARINGAN LUNAK


Vulnus abrasivum : disebabkan oleh trauma gesekan, misalnya
pada jalan beraspal, kaca, dan tanah.
Vulnus laceratum : disebabkan oleh cedera tajam yang
mengenai jaringan lunak
Contusio : terjadi karena benturan dengan benda tumpul dan
menyebabkan hematoma dan edema pada jar. Subkutan
Vulnus punctum : karena benda tajam yang masuk ke dalam
kulit
(Fonseca et al, 2013)

FRAKTUR DENTOALVEOLAR
Uncomplicated Crown Fracture
Extrusive Luxation
Retained Root Fracture
Exarticulation/ Complete Avulsion

Injuries to hard dental


tissue and pulp

Injuries to periodontal
tissue

(Miloro et al, 2004

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan trauma jaringan lunak


Wound Cleansing
Debridemen
Penutupan Luka dengan hecting io dan eo
Medikamentosa dengan pemberian ceftriaxone iv, ranitidine iv, dan
ketorolac iv
Pemberian anti tetanus dengan injeksi ats dan tt intramuskular

Penatalaksanaan Fraktur Dentoalveolar :


Reduksi tertutup
Arch bar wiring (menggunakan erich bar dan kawat 0,4 mm)
Archbar dipasang dengan cara mengikatkan kawat stainless berukuran
0,4 mm. kawat diinsersikan melingkari tiap- tiap gigi (melalui atas arch
bar pada satu sisi dan di bawah arch bar pada sisi yang lain), kemudian
ujung kawat dipilin searah jarum jam. Pada pasien ini dilakukan
pemasangan arch bar dari gigi 16 hingga ke gigi 23.

KESIMPULAN

Penanganan trauma maksilofasial telah sesuai dengan beberapa literatur.

Keadaan pasien dilaporkan membaik setelah penanganan

Anda mungkin juga menyukai