Anda di halaman 1dari 40

JOURNAL

READING
Pembimbing:
dr. Tjatur Sembodo, MS(PH)
Oleh:
Yusuf Hakim aji
01.211.6556

Judul Jurnal
HUBUNGAN ANTARA KONDISI
FISIK RUMAH DENGAN KEJADIAN
TUBERKULOSIS PARU

HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN


KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU

Judul Informatif:
Tersedia subjek penelitian, yaitu
penderita
TB
paru
dan
bukan
penderita TB paru berjumlah 52 orang
Tempat
penelitian
dinyatakan
secara jelas, yaitu Wilayah kerja
puskesmas
Kedungmundu
Kota
semarang
waktu penelitian Tidak disebutkan
Nama penulis jurnal tercantum di
bawah judul penelitan

HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK


RUMAH DENGAN KEJADIAN
TUBERKULOSIS PARU

Judul jurnal menarik:


Jurnal tersebut mengandung
informasi baru

HUBUNGAN ANTARA KONDISI FISIK RUMAH DENGAN


KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU

Judul Jurnal Normatif:


Judul jelas, tidak memiliki maksud ganda
Judul menunjukkan dengan tepat masalah yang akan
diteliti
Judul sudah ditulis dengan benar dan tidak diakhiri
dengan titik

..

Pengarang dan Institusi


Anggie Mareta Rosiana
Baku : tanpa gelar akademis atau indikasi
jabatan dan kepangkatan.
Penulis Jurusan Ilmu Kesehatan
Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan,
Universitas Negeri Semarang,
Indonesia.
Korespondensi lengkap : pengarang
mencantumkan alamat email

ABSTRAK

Abstrak satu paragraf


Terdiri 4 bagian: latar
belakang, metode, hasil
penelitian, dan
kesimpulan?
Kata kunci (keyword)
sesuai?
Jumlah kata 250 kata?
Abstrak secara keseluruhan
informatif?

Ya
Ya, 4 bagian: latar belakang,
metode, hasil penelitian,
kesimpulan
Tidak ada kata kunci
Ya (162 kata)
Ya

PENDA
HULAN

Penyakit Tuberkulosis (TB) paru masih


menjadi masalah kesehatan dunia dimana
WHO (World Health Organization)
melaporkan
bahwa setengah persen dari penduduk
dunia
terserang penyakit ini, sebagian besar
berada
di negara berkembang yaitu sekitar 75%,
salah
satu diantaranya
Indonesia.
Setiap
Tuberkulosisdi(TB)
di seluruh
dunia
tahun menyerang 10 juta orang dan
ditemukan
539.000 kasus
baru TB BTA
menyebabkan
3
positifjuta kematian setiap tahun. Di negara
dengan
kematian 101.000 penderita
maju,
TB paru menyerang 1 per 10.000
populasi

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan


Kota Semarang tahun 2011, jumlah pasien TB
paru BTA positif sebanyak 990 kasus. Dari 990
kasus tersebut 557 pasien berobat di puskesmas
dan sisanya berobat di rumah sakit dan pelayanan
kesehatan lainnya. Di Kota Semarang terdapat 37
puskesmas yang tersebar di 16 kecamatan. Dari 37
puskesmas tersebut, Puskesmas Kedungmundu
merupakan puskesmas yang mempunyai jumlah
kasus dan penemuan BTA positif tertinggi di
Kota Semarang dengan jumlah kasus 63 pasien
dengan BTA positif sebanyak 48 kasus.

Masalah :

Dinas Kesehatan Kota Semarang mencatat suspek TB pada tahun


2011 meningkat sebanyak 24 persen dari tahun 2010. Pada tahun
2010 ditemukan sebanyak 10.971 kasus dengan BTA positif 879
kasus meningkat menjadi 15.001 kasus pada tahun 2011 dari target
suspek sebanyak 16.120 kasus dengan TB Basil Tahan Asam
(BTA) positif juga meningkat yaitu mencapai 990 kasus.

No

Kriteria

Ya (+) atau
Tidak (-)

Terdiri dari dua bagian atau dua


paragraf

Paragraf pertama mengemukakan


alasan dilakukan penelitian

Paragraf kedua menyatakan


hipotesis atau tujuan penelitian

Didukung oleh pustaka yang


relevan

Kurang dari satu halaman

TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui
hubungan kondisi fisik
rumah dengan kejadian
tuberkulosis paru
.
Tujuan dapat diamati
Tujuan penelitian sudah
jelas, sesuai dengan
latar belakang dan judul
penelitian
Kata-kata yang
digunakan konsisten
dengan judul

MANFAAT PENELITIAN

Untuk mengetahui
hubungan kondisi fisik
rumah dengan kejadian
tuberkulosis paru

Manfaat penelitian sudah


sesuai dengan latar
belakang dan tujuan
penelitian.

METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian

Observasional

Desain Penelitian

Case Control

Tempat Penelitian

Wilayah Kerja puskesmas


kedungmundu semarang

Waktu Penelitian

Tidak disebutkan

Sampel Penelitian

Sampel penelitian terdiri dari sampel


kasus berjumlah 26 orang penderita
tb dan sampel kontrol
berjumlah 26 orang. Bukan
penderita TB

JENIS PENELITIAN :
Peneliti tidak menjelaskan alasan pemilihan jenis
penelitian
jenis penelitian berupa survei analitik dengan
rancangan

DESIGN PENELITIAN :
Desain penelitian yang digunakan yaitu case control.
pendekatan kasus kontrol. Dalam penelitian ini
sekelompok kasus (kelompok yang menderita
efek / penyakit yang sedang diteliti) dibandingkan
dengan kelompok kontrol (kelompok yang tidak
menderita efek/penyakit yang sedang diteliti)

METODOLOGI PENELITIAN
Jenis & desain penelitian?
Populasi & sampel?
Kriteria inklusi & eksklusi?
Cara sampling & rumus besar
sampel?
Pemilihan subjek tepatkah?
Subjek biaskah?
Cara
perlakuan/pengukurannya?
Apa pengukurannya blind?
Bias prosedur, alat ukur,
ketaatan subjek?
Variabel bebas & tergantung
dijelaskan?
Perancu dikendalikankah?
Adakah persetujuan ethical
clearance?
Adakah informed consent?
Analisis data ada?
Program komputer analisis nya
apa?
Analisis tepatkah?

Ada
Ada dan dijelaskan
Tidak ada
Tidak ada
Tepat, tidak bias
Dijelaskan
Tidak
Prosedur, alat ukur & ketaatan subjek
dianggap tidak bias
Ya
Tidak
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Dijelaskan
Tepat

Hasil Penelitia

HASIL dan pembahasan


PENELITIAN
Jenis lantai
Dari hasil uji chi-square, diperoleh p value sebesar 0,025 (< 0,05),
maka Ho ditolak,
Perhitungan risk estimate didapatkan OR = 4,792 dengan
95%CI= 1,136 20,211,

Jenis lantai merupakan faktor risiko terjadinya


tuberkulosis paru seperti halnya lantai yang berasal
dari tanah akan memiliki peran terhadap kejadian
tuberkulosis paru. Hal tersebut dikarenakan lantai
tanah cenderung menimbulkan kelembaban sehingga
akan mempermudah penularan penyakit tuberkulosis
paru. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan Hema Novita (2011:65) di Puskesmas Sarang
Kabupaten Rembang didapatkan hasil yang sama yaitu
terdapat hubungan antara jenis lantai dengan kejadian
TB paru dengan p value =0,021.

Jenis Dinding
Dari hasil uji chi-square, diperoleh p value
ebesar 0,035 (< 0,05), maka Ho ditolak,.
Perhitungan risk estimate didapatkan OR =
5,333 dengan 95%CI= 1,008 28,209,

Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Hariza


Adnani (2006:6) di wilayah kerja Puskesmas
Karangmojo Kabupaten Gunung Kidul, yang
menyatakan bahwa sebagian besar dindingnya
tidak memenuhi syarat dengan OR = 6,95 (95%CI
2,54-18,98) yang artinya bahwa responden yang
dinding rumahnya tidak memenuhi syarat
mempunyai risiko untuk menderita TBC paru 6,95
kali lebih tinggi daripada responden yang dinding
rumahnya memenuhi syarat kesehatan.

Dinding rumah yang kedap air berfungsi untuk


mendukung atau menyangga atap, menahan
angin dan air hujan, melindungi dari panas dan
debu dari luar, serta menjag kerahasiaan
( privacy) penghuninya (Soedjajadi Keman,
2005:31).

Kepadatan Hunian Ruang Tidur


Hubungan antara kepadatan hunian ruang tidur
dengan kejadian tuberkulosis paru di wilayah
kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang
adalah sebagai berikut : Dari hasil uji chisquare, diperoleh p value sebesar 0,163 ( >
0,05), maka Ho diterima, artinya tidak ada
hubungan antara kepadatan hunian ruang tidur
dengan kejadian TB paru di wilayah kerja
Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang.

Pada aspek kepadatan penghuni menunjukkan bahwa sebagian


besar subjek penelitian, baik pada kasus maupun kontrol,
tinggal pada kamar tidur yang tergolong tidak padat penghuni.
Tiap kamar rata-rata dihuni oleh 2 orang dengan luas kamar
yang sebagian besar sudah memenuhi syarat yaitu 8 m2 atau
lebih.
Dengan demikian subjek kasus maupun pembanding
mempunyai peluang yang sama untuk terpapar dan menderita
TB paru. Hal ini menyebabkan adanya kesamaan keadaan
kepadatan penghuni antara responden kasus dan responden
kontrol. Hasil statistik juga menunjukkan tidak ada hubungan
antara kepadatan hunian ruang tidur dengan kejadian TB paru.

Luas ventilasi
Hubungan antara luas ventilasi dengan kejadian
tuberkulosis paru di wilayah kerja Puskesmas
Kedungmundu Kota Semarang adalah sebagai
berikut : Dari hasil uji chi-square, diperoleh p
value sebesar 0,569 ( > 0,05), maka Ho
diterima, artinya tidak ada hubungan antara luas
ventilasi dengan kejadian TB paru di wilayah
kerja Puskesmas Kedungmundu Kota Semaran

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan didapatkan


hasil bahwa (38,5%) luas ventilasi rumah responden
tidak memenuhi syarat. Hal ini dikarenakan ventilasi
yang ada di rumah responden tidak digunakan
dengan semestinya, misalnya jendela yang dibiarkan
selalu tertutup dan tidak dibiasakan untuk membuka
jendela setiap pagi, sehingga sebagian besar jendela
pada rumah responden bukan termasuk ventilasi dan
tidak diukur dalam penelitian ini, begitu juga luas
ventilasi sebagian besar belum memenuhi syarat
yaitu 10% dari luas lantai. Sebaiknya responden
harus memiliki kesadaran untuk membuka jendela
setiap hari agar rumah tidak pengap karena sirkulasi
udaranya bisa maksimal.

Intesitas pencahayaan
Dari hasil uji chi-square, diperoleh p valuevsebesar
0,023 (< 0,05), maka Ho ditolak, artinya ada
hubungan antara intensitas pencahayaan dengan
kejadian TB paru di wilayah kerja Puskesmas
Kedungmundu Kota Semarang. Perhitungan risk
estimate didapatkan OR = 3,889 dengan 95%CI=
1,178 12,841, menunjukkan bahwa responden
yang intensitas pencahayaannya tidak memenuhi
syarat mempunyai risiko 3,889 kali lebih besar
menderita TB daripada responden yang intensitas
pencahayaannya memenuhi syarat.

Bakteri Mycobacterium tuberculosis tahan selama 1-2 jam


di udara terutama di tempat yang lembab dan gelap (bisa
berbulan-bulan) (Widoyono, 2008:15). Menurut Kepmenkes
R No.829/MENKES/SK/VII/1999, intensitas pencahayaan
minimal yang diperlukan adalah 60 lux dan tidak
menyilaukan. Kenyataaan di lapangan menunjukkan bahwa
61,5% rumah responden memiliki intensitas pencahayaan
yang tidak memenuhi syarat. Dari ke 3 ruangan yang
diukur (ruang tamu, ruang keluarga, dan ruang tidur)
ruangannya gelap, cahaya matahari yang masuk kurang
maksimal dan lampunya juga redup. Hal tersebut yang
membuat penularan TB lebih besar dan kuman TB bisa
berkembak biak dengan baik. Hendaknya setiap rumah
harus mempunyai pencahayaan yang memenuhi syarat
dengan cara membuka jendela tiap pagi.

Kelembapan
Dari hasil uji chi-square, diperoleh p value sebesar 0,032
(< 0,05), maka Ho ditolak, artinya ada hubungan antara
kelembaban dengan kejadian TB paru di wilayah kerja
Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang. Perhitungan
risk estimate didapatkan OR = 4,033 dengan 95%CI=
1,078 15,086, menunjukkan bahwa responden yang
kelembabannya tidak memenuhi syarat mempunyai risiko
4,033 kali lebih besar menderita TB daripada responden
yang kelembabannya memenuhi syarat.

Kelembaban yang tinggi dapat meningkatkan


berkembangnya bakteri penyebab penyakit. Salah satunya
adalah bakteri Mycobakterium tuberkulosis. Kelembaban
yang nyaman dan baik adalah 40-70% (Depkes RI2002:4).
Kenyataan di lapangan didapatkan hasil bahwa ada
beberapa rumah yang kelembabannya tidak memenuhi
syarat. Ada yang suhunya tinggi sehingga kelembabannya
menjadi rendah atau sebaliknya, sehingga kuman
mycobacterium tuberculosis dapat berkembang biak
dengan baik.

Suhu
Dari hasil uji chi-square, diperoleh p value
sebesar 0,337 (> 0,05), maka Ho diterima,
artinya tidak ada hubungan antara suhu
dengan kejadian TB paru di wilayah kerja
Puskesmas Kedungmundu Kota Semarang.

Suhu ruangan dalam rumah yang ideal adalah berkisar antara 1820C. Suhu dipengaruhi oleh suhu udara luar, pergerakan udara, dan
kelembaban suhu ruangan. Suhu jug berpengaruh terhadap transmisi
atau penularan penyakit yaitu bakteri Mycobacterium tuberculosis
akan berkembang biak optimum apabila suhu tersedia dalam jumlah
yang optimum untuk kehidupannya Berdasarkan Kepmenkes No. 829
Menkes/SK/VII/1999, suhu ruangan dalam rumah yang ideal yaitu
berkisar antara 18-30oC.
Pada saat penelitian di rumah rumah responden suhunya bervariasi,
hal ini dipengaruhi beberapa hal misalnya kelembaban dalam rumah,
ventilasinya tertutup, dan jendelanya tidak dibuka sehingga
mempengaruhi pergerakan udara yang masuk ke dalam rumah
tersebut
Berdasarkan hasil di lapangan suhu di dalam rumah tiap-tiap
responden sudah memenuhi syarat ada 39 rumah (75%) yaitu
berkisar antara 18 30 C sesuai ketentuan dari Kepmenkes, dan
yang tidak memenuhi syarat sebanyak 13 rumah(25%)

PEMBAHASAN

KESIMPULAN

Tidak ada hubungan antara Informasi dengan


kepuasan pasien, tidak ada hubungan antara
Akses keterjangkauan layanan kesehatan
dengan kepuasan pasien
Ada
hubungan
antara
Kesinambungan
layanan kesehatan dengan kepuasan pasien
peserta Jamkesmas pada ruang Rawat Inap
di Rumah Sakit Elim Rantepao Kec. Rantepao
Kab. Toraja Utara.

Pembahasan, Kesimpulan, dan


Daftar Pustaka
No.

Kriteria

Ya (+) atau Tidak (-)

Pembahasan & kesimpulan dipaparkan


terpisah

Pembahasan & kesimpulan dipaparkan


dengan jelas

Pembahasan mengacu dari penelitian


sebelumnya

Pembahasan sesuai landasan teori

Keterbatasan penelitian

Simpulan utama

Simpulan berdasarkan hasil penelitian

Saran penelitian

Penulisan daftar pustaka sesuai aturan

Anda mungkin juga menyukai

  • Lixisenatide Review
    Lixisenatide Review
    Dokumen8 halaman
    Lixisenatide Review
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Asessment Geriatri Warsi
    Asessment Geriatri Warsi
    Dokumen9 halaman
    Asessment Geriatri Warsi
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Kerangkaa Mino
    Kerangkaa Mino
    Dokumen14 halaman
    Kerangkaa Mino
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Asessment Geriatri Warsi
    Asessment Geriatri Warsi
    Dokumen9 halaman
    Asessment Geriatri Warsi
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Asessment Geriatri Pak Matsaid
    Asessment Geriatri Pak Matsaid
    Dokumen10 halaman
    Asessment Geriatri Pak Matsaid
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Tempelan Format Terbaru
    Tempelan Format Terbaru
    Dokumen1 halaman
    Tempelan Format Terbaru
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Tingkat Sederhana Revisi
    Tingkat Sederhana Revisi
    Dokumen40 halaman
    Tingkat Sederhana Revisi
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Laporan Minipro
    Laporan Minipro
    Dokumen11 halaman
    Laporan Minipro
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Free
    Free
    Dokumen21 halaman
    Free
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Diare Akut Dewasa Yusuf
    Diare Akut Dewasa Yusuf
    Dokumen11 halaman
    Diare Akut Dewasa Yusuf
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Laporan Minipro
    Laporan Minipro
    Dokumen11 halaman
    Laporan Minipro
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Word
    Word
    Dokumen16 halaman
    Word
    Yuliana Doank
    Belum ada peringkat
  • Cara Mengurus Kartu Jamda
    Cara Mengurus Kartu Jamda
    Dokumen1 halaman
    Cara Mengurus Kartu Jamda
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • New Pediatri
    New Pediatri
    Dokumen10 halaman
    New Pediatri
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Stase Jiwa
    Stase Jiwa
    Dokumen52 halaman
    Stase Jiwa
    Nur Ulayatilmiladiyyah
    Belum ada peringkat
  • Kerangkaa Mino
    Kerangkaa Mino
    Dokumen14 halaman
    Kerangkaa Mino
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • New Pediatri
    New Pediatri
    Dokumen45 halaman
    New Pediatri
    ricky
    Belum ada peringkat
  • CBD Yusuf
    CBD Yusuf
    Dokumen81 halaman
    CBD Yusuf
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Step 7
    Step 7
    Dokumen6 halaman
    Step 7
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Free
    Free
    Dokumen21 halaman
    Free
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Free
    Free
    Dokumen21 halaman
    Free
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Stase Jiwa
    Stase Jiwa
    Dokumen28 halaman
    Stase Jiwa
    nanda
    Belum ada peringkat
  • Free
    Free
    Dokumen21 halaman
    Free
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Kasus Besar
    Kasus Besar
    Dokumen12 halaman
    Kasus Besar
    Andika Tatag
    Belum ada peringkat
  • An Tibi Otik
    An Tibi Otik
    Dokumen20 halaman
    An Tibi Otik
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • An Tibi Otik
    An Tibi Otik
    Dokumen20 halaman
    An Tibi Otik
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Anti Fungi
    Anti Fungi
    Dokumen3 halaman
    Anti Fungi
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Penyakit Jantung Bawaan PDF
    Penyakit Jantung Bawaan PDF
    Dokumen41 halaman
    Penyakit Jantung Bawaan PDF
    Laili Khairani
    Belum ada peringkat
  • Apa Itu OHT
    Apa Itu OHT
    Dokumen28 halaman
    Apa Itu OHT
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat