Anda di halaman 1dari 21

Laporan Kasus

DHF Grade 2

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Intership Dokter Indonesia
di RSUD dr. R. Soetrasno Rembang

Pembimbing:
dr. Sri Wahyuli

Disusun Oleh:
Yusuf

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


PERIODE IGD 22 NOVEMBER 2017 – 22 MARET 2017

0
RSUD DR.R. SOETRASNO
REMBANG

I. IDENTITAS
Nama : An. M
Jenis kelamin : Laki-Laki
Tempat Tanggal Lahir : Remban, 03 januari 2008
Umur : 10 Tahun 3 bulan
Suku bangsa/Bangsa : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Jl tasik remban
Tanggal masuk RS : 15-05-2018
Tanggal keluar RS : 18-05-2018

IDENTITAS ORANG TUA

Data orang tua Ibu Ayah


Nama Ny. Y Tn. R
Umur 39 tahun 40 tahun
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga Wiraswasta
Pendidikan SMA
SMA
Agama Islam
Islam

II. ANAMNESIS
Alloanamnesis dari ibu pasien pada tanggal 19 Mei 2018
a. Keluhan Utama :
Demam tinggi sejak 3 hari SMRS

b. Keluhan Tambahan
Mual, muntah, batuk, pilek

c. Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien Laki-laki umur 10 tahun 3 bulan, berat badan 40 kg, datang ke UGD
RSUD dr Soetrasno dengan keluhan utama demam tinggi sejak 3 hari SMRS

3 hari SMRS, Os mengeluh demam tinggi, demam naik secara mendadak , terus
menerus sepanjang hari, disertai dengan keringat, menggigil, tidak mengigau dan
tidak ada penurunan kesadaran. Os merasa lemas sejak demam, lemas akan
berkurang bila beristirahat. Os mengatakan ada pilek, batuk, tidak ada nyeri

1
menelan, tidak ada nyeri telinga. Os merasa mual, muntah setiap makan dan nyeri
perut. Os mengeluh sakit kepala berdenyut, tidak berputar, sakit kepala diperberat
saat beraktivitas dan berkurang saat istirahat. Os merasakan nyeri pada seluruh
badan dan sendi. BAK + 5x/hari, berwarna kuning jernih, tidak ada busa, tidak ada
darah, tidak ada pasir, volume + 300 cc/sekali BAK, nyeri saat berkemih tidak ada.
BAB (-) dua hari. Os hanya minum obat penurun panas namun demam hanya turun
selama + 4 jam lalu kemudian demam naik lagi.

2 hari SMRS Os mengeluh nyeri pada ulu hatinya terasa sangat hebat dan demam
terasa semakin tinggi, akhirnya orang tua Os memutuskan untuk membawa Os ke
klinik terdekat, Os dibawa ke dokter umum, dan diberikan obat penurun panas, dan
antibiotik untuk mengurangi nyeri pada ulu hatinya dan menurunkan demamnya,
mual dan muntah tidak berkurang setelah minum obat, demam dirasa tetap tinggi,
Os timbul bercak-bercak kemerahan pada lengan bawah dan kaki, tidak ada gusi
berdarah, tidak ada mimisan.

1 hari SMRS Os merasakan demamnya semakin tinggi, disertai keringat yang


banyak, tidak menggigil, sakit kepala mulai dirasakan menyeluruh.

Beberapa jam SMRS, Os merasa demam tinggi tidak ada perbaikan dan karena
takut makin parah keadaannya atau terkena demam berdarah, Ibu Os memutuskan
untuk datang ke UGD RSUD dr Soetrasno

Os tidak memiliki riwayat penyakit seperti ini sebelumnya Menurut Orang tua Os
di keluarga dan lingkungan sekitar seperti tetangga tidak ada yang menderita
demam berdarah, Os juga tidak memiliki riwayat berpergian ke luar kota atau luar
pulau sebelum terjadinya demam. Os mengatakan tidak suka jajan sembarangan.

d. Riwayat Penyakit Dahulu :

OS tidak pernah sakit DBD sebelumnya

e. Riwayat Penyakit Keluarga :

2
Di lingkungan dan di sekolah OS, Orang tua Os mengatakan tidak ada tetangga dan
teman OS yang menderita DBD

f. Riwayat Kehamilan Ibu :


Riwayat sakit, terpapar radiasi foto Rongent dan konsumsi obat-obatan selama
kehamilan disangkal.

g. Riwayat Kelahiran :
Pasien dilahirkan secara cesar di rumah sakit bersalin dan ditolong oleh dokter
spesial kandungan, langsung menangis saat lahir, tidak ada cacat maupun trauma.
Berat saat lahir 3 kg dan panjang badan 50 cm.

h. Riwayat Perkembangan :
Pertumbuhan gigi I : ± 8 bulan
Tengkurap : ± 3 bulan
Duduk : ± 6 bulan
Berjalan : ± 10 bulan
Bicara : ± 18 bulan
Membaca dan menulis : ± 6 tahun
Kesan : Perkembangan anak sesuai usia

3
Riwayat Imunisasi :

Macam Dasar Ulangan

I II III

BCG 

DPT   

Polio   

Campak 

Hepatitis B   

Kesan : imunisasi dasar sudah lengkap sesuai dengan usia, imunisasi ulangan belum lengkap.
Saran : imunisasi ulangan harus dilakukan sesuai dengan waktu imunisasi

i. Riwayat Makanan :

Umur (bulan) ASI/PASI Buah Biskuit Bubur Nasi TIM


susu
0–2 ASI - - - -
2–4 ASI - - - -
4–6 ASI + + + -
6–8 ASI + + + +
8 – 10 ASI + + + +
10 – 12 ASI + + + +

4
III. PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Berat badan : 37 Kg
Tinggi badan : 148 cm
Berat badan ideal :
Status Gizi : (BB/TB)x 100% = (40/41)x 100% = 97 %
Tanda-tanda vital : Tekanan darah = 100/80 mmHg
Nadi = 88 x/menit teraba kuat, isi cukup, reguler, equal
kiri dan kanan
Pernapasan = 20 x/menit
Suhu = 38 °C

Status Generalis :
 Kepala : Normocephal
 Rambut : Hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut
 Wajah :
 Kulit : Sawo matang, pucat pada ujung-ujung ekstremitas
 Mata : Palpebra kanan dan kiri tidak cekung dan tidak edema,
konjungtiva kanan dan kiri pucat, sklera kanan dan kiri tidak
ikterik, kornea kanan dan kiri jernih, iris kanan dan kiri berwarna
coklat, pupil isokor diameter 3 mm.
 Telinga : Bentuk daun telinga kanan dan kiri normal, liang telinga kanan
dan kiri tidak terdapat serumen dan tidak terdapat cairan,
membrane timpani intak.
 Hidung : Bentuk normal, nafas cuping hidung tidak ada, sekret tidak ada,
epistaksis tidak ada.
 Mulut : Merah, kering, mukosa bibir basah, sianosis tidak ada
 Tenggorokan : T1 – T1 tenang, faring tidak hiperemis.
 Leher : Bentuk simetris, trakea ditengah, kelenjar tiroid tidak teraba,
 Thoraks : Bentuk normal, gerak simetris saat statis dan dinamis, retraksi
tidak ada.
 Paru
 Inspeksi : Gerak simetris saat statis dan dinamis, retraksi suprasternal dan
subcosta tidak ada.
 Palpasi : Vokal fremitus kanan sama dengan kiri.
 Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru.
 Auskultasi : Suara nafas vesikuler, wheezing tidak ada, rhonki tidak ada.

5
 Jantung
 Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
 Palpasi : Iktus kordis teraba di sela iga V midklavikula kiri, tidak kuat
angkat, tidak ada thrill
 Perkusi : Batas atas jantung di sela iga 3 garis sternal kiri

Batas kanan jantung di sela iga 4 garis sternal kanan

Batas kiri jantung di sela iga 4 garis midklavikula kiri

 Auskultasi : Bunyi jantung I – II regular, tidak ada murmur, tidak ada gallop

 Abdomen
 Inspeksi : Datar, tidak ada massa, venektasi (-)
 Auskultasi : Bising usus positif normal
 Palpasi : Cembung, hepar tidak teraba, Lien tidak teraba. Nyeri tekan di
epigastrium.
 Perkusi : Timpani pada seluruh abdomen
 Ektremitas : Tidak ada edema, akral dingin, tidak ada deformitas, bintik
kemerahan
 Genitalia : tidak dilakukan
 Anus : tidak dilakukan

Pemeriksaan Neurologis

 Refleks fisiologis
I. Refleks Bisep : +/+ normal
II. Refleks Trisep : +/+ normal
III. Refleks patella : +/+ normal
IV. Refleks Achilles : +/+ normal
 Refleks patologis
I. Refleks babinski : -/- normal
II. Refleks Oppenheim : -/- normal
III. Refleks Chaddock : -/- normal

 Tanda rangsang meningeal

Kaku kuduk : Negatif

Brudzinki I : Negatif

6
Brudzinki II : Negatif

Kernig : Negatif

Kekuatan motorik : Superior 5/5, Inferior 5/5

Tonus otot : Baik

IV. PEMERIKSAAN LABORATORIUM


Tanggal 15 mei 2018 Jam 18:21

Hematologi Nilai Nilai Rujukan

Darah Rutin

Hemoglobin 16,4 12-18 tahun 14 g/dl

Hematokrit 44,7 41 %

Leukosit 4.250 4800-10800/uL

Trombosit 139.000 150000-400000/uL

Tanggal 16-05-2018 Jam 17:14

Hematologi Nilai Nilai Rujukan

Darah Rutin

Hemoglobin 13,8 (12-18 tahun ) 14 g/dl

Hematokrit 43 41 %

Leukosit 4,5 4800-10800/uL

Trombosit 89.000 150000-400000/uL

7
Tanggal 17-05-2018 Jam 18:28

Hematologi Nilai Nilai Rujukan

Darah Rutin

Hemoglobin 13,7 ( 12-18 tahun ) 14 g/dl

Hematokrit 42,3 41 %

Leukosit 8,5 4800-10800/uL

Trombosit 42.000 150000-400000/uL

Tanggal 18-05-2018 Jam 18:28

Hematologi Nilai Nilai Rujukan

Darah Rutin

Hemoglobin 13,7 ( 12-18 tahun ) 14 g/dl

Hematokrit 35,3 41 %

Leukosit 4.970 4800-10800/uL

Trombosit 31.000 150000-400000/uL

8
Tanggal 19-05-2018 Jam 18:28

Hematologi Nilai Nilai Rujukan

Darah Rutin

Hemoglobin 11,4 ( 12-18 tahun ) 14 g/dl

Hematokrit 33,3 41 %

Leukosit 8,1 4800-10800/uL

Trombosit 28.000 150000-400000/uL

Tanggal 20-05-2018 Jam 18:28

Hematologi Nilai Nilai Rujukan

Darah Rutin

Hemoglobin 12,4 ( 12-18 tahun ) 14 g/dl

Hematokrit 36,7 41 %

Leukosit 7,1 4800-10800/uL

Trombosit 112.000 150000-400000/uL

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan
VI. RESUME
Pada anamnesis ditemukan :

Pasien perempuan, 10 tahun 3 bulan , BB 37 kg, datang ke UGD RSUD dr soetrasno dengan
keluhan utama panas tinggi mendadak 3 hari SMRS

Pada RPS :

- 3 hari SMRS :

 Demam tinggi mendadak

 Sakit kepala berat

9
 Lemas

 Nyeri pada seluruh badan dan sendi

 Mual, muntah dan sakit perut

- 2 hari SMRS :

 Sakit kepala semakin memberat

 Sakit perut semakin memberat

 Panas tidak turun walaupun diberi obat penurun panas

- 1 hari SMRS : Pasien tidak ada perbaikan sehingga keesokan harinya pasien
dibawa ke RS dr soetrasno.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan :

Tampak sakit sedang


Kesadaran : Compos Mentis
Berat badan : 37 Kg
Tinggi badan : 148 cm
Berat badan ideal :
Status Gizi : (BB/TB)x 100% = (37/41)x 100% = 97 %
Tanda-tanda vital :
- Tekanan darah = 110/60 mmHg
- Nadi = 88 x/menit teraba kuat, isi cukup,
reguler,equal kiri dan kanan
- Pernapasan = 20 x/menit
- Suhu = 38 °C
Pada Status Generalis
Status Generalis :
 Kulit : Sawo matang, pucat pada ujung-ujung ekstremitas
 Mata : konjungtiva kanan dan kiri pucat,
 Abdomen
 Palpasi : Cembung, hepar tidak teraba, Lien tidak teraba. Nyeri tekan di
epigastrium.
 Ektremitas : Tidak ada edema, , tidak ada deformitas, bintik kemerahan

10
VII. DIAGNOSIS KERJA :

Demam Berdarah Dengue – Grade II

VIII. DIAGNOSIS BANDING :


Demam Dengue

IX. TATALAKSANA
Medikamentosa
1. Infus RL 5cc/kg/jam = 185cc/jam infus pump
2. Sanmol 370/6 jam iv kp
3. Amoxan 3 x 375 mg pulv
 Suportif
 Menggunakan kelambu saat tidur dan memasang obat nyamuk
 Menggunakan mosquitoe repellant
 Melaksanakan 3M
 Meletakkan abate ke dalam tempat penampungan air
 Melaporkan ke RT untuk dilakukan tindakan fogging di kawasan tempat tinggal

VIII. PEMERIKSAAN ANJURAN

 Pemeriksaan darah rutin ulang (Hb, Ht, Tromobosit)

 Pemeriksaan elektrolit darah (Na, K, Cl, Ca)

XI. PROGNOSIS
 Ad vitam : bonam
 Ad functionam : bonam
 Ad sanationam : bonam

X. FOLLOW UP

11
Tanggal 16-05-2018

S = Demam +, nyeri kepala +, mual muntah -, bak +, mimisan –

O = TD : 100-90, HR = 80 , RR; 22, t= 37,7

A = DHF

P = infus rl 4cc/kg/jam 140 cc/jam, sanmol 370/6jam, amoxan, 3 x 375mg pulv,

Psidii 3x 1 cth, antasid 3 x 2 ½ cth, dl ulang

Tanggal 17-05-2018

S = Demam +, nyeri kepala +, mual muntah -, bak +, mimisan –

O = TD : 100-90, HR = 80 , RR; 22, t= 37,5

A = DHF

P = infus rl 4cc/kg/jam 140 cc/jam, sanmol 370/6jam, amoxan, 3 x 375mg pulv,

Psidii 3x 1 cth, antasid 3 x 2 ½ cth, dl ulang

Tanggal 18-05-2018

S = Demam -, nyeri kepala -, mual muntah -, bak +, mimisan –, perut kembung


+ perut membesar +

O = TD : 100-90, HR = 80 , RR; 22, t= 36,7 , asites +

A = DHF

P = infus rl 110 cc/jam, sanmol 370/6jam, amoxan 3 x 375mg pulv,

Psidii 3x 1 cth, antasid 3 x 2 ½ cth, fursemid 1x20mg dl ulang

Tanggal 19-05-2018

S = Demam -, nyeri kepala -, mual muntah -, bak +, mimisan – perut


kembung-, perut membesar (+)

12
O = TD : 100-90, HR = 80 , RR; 22, t= 36, asites +

A = DHF

P = infus rl 100 cc/jam, sanmol 370/6jam, cefixime 2x100,

Psidii 3x 1 cth, fursemid 1x20mg , dl ulang

Tanggal 20-05-2018

S = Demam -, nyeri kepala -, mual muntah -, bak +, mimisan –, kembung -

O = TD : 100-90, HR = 80 , RR; 22, t= 36, asites -

A = DHF

P = blpl

Tx pulang : PCT 4 x 470m, cefixime 2 x 100mg, psidii syr 3 x 1cth

13
TINJAUAN PUSTAKA

DEMAM BERDARAH DENGUE

Pendahuluan

Penyakit Dengue Haemoragic Fever (DHF) merupakan masalah kesehatan di Indonesia,


dimana seluruh wilayah di Indonesia mempunyai resiko untuk terjangkit penyakit DHF, sebab
baik virus penyebab maupun nyamuk penularnya sudah tersebar luas di perumahan penduduk
maupun fasilitas umum diseluruh Indonesia. Penyakit Dengue Haemoragic Fever (DHF) atau
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu bentuk klinis dari penyakit akibat infeksi
dengan virus dengue pada manusia. Sedangkan manifestasi klinis dari infeksi virus dengue dapat
berupa Dengue Fever (DF) dan Dengue Haemoragic Fever (DHF).

Etiologi

Virus dengue penyebab DBD termasuk famili Flaviviridae, yang berukuran kecil sekali,
yaitu 35-45 nm. Virus dengue serotipe 1,2,3,4 ditularkan melalui vektor nyamuk Aedes aegypti.

Patofisiologi

Virus hanya dapat hidup dalam sel hidup sehingga harus bersaing dengan sel manusia
terutama dalam kebutuhan protein. Persaingan tersebut sangat bergantung pada daya tahan tubuh
manusia.

Sebagai reaksi terhadap infeksi terjadi (1) aktivasi sistem komplemen sehingga
dikeluarkan zat anafilatoksin yang menyebabkan peningkatan permeabilitas kapiler dan terjadi
perembesan plasma dari ruang intravaskular ke ruang ekstravaskular; (2) agregasi trombosit
menurun, apabila kelainan ini berlanjut akan mengakibatkan kelainan fungsi trombosit sebagai
akibat mobilisasi sel trombosit muda dari sumsum tulang; (3) kerusakan sel endotel pembuluh
darah akan merangsang/ mengaktivasi faktor pembekuan. Ketiga faktor diatas menyebabkan (1)
peningkatan permeabilitas kapiler; (2) kelainan hemostasis yang disebabkan oleh vaskulopati,
trombositopenia, dan koagulopati.

14
Manifestasi Klinik

Infeksi virus dengue mengakibatkan menifestasi klinik yang bervariasi mulai dari
asimptomatik, penyakit paling ringan (mild undifferentiated febrile illness), dengue fever, dengue
haemoragic fever, sampai dengue shock syndrom. Walaupun secara epidemiologis infeksi ringan
lebih banyak, tetapi pada awal penyakit hampir tidak mungkin membedakan infeksi ringan atau
berat.

Pemeriksaan Penunjang

1. Lab darah rutin


Lekosit: dapat normal tapi biasanya lekopeni dengan dominasi sel neutrofil, pada akhir
fase demam, terjadi lekopeni dan neutropeni serta limfositosis relatif (peningkatan sel
limfosit atipikal atau limfosit plasma biru>15% dapat dijumpai pada hari ketiga, sebelum
suhu tubuh turun atau sebelum syok terjadi)

Trombosit

Trombositopeni <100.000/mm3 atau kurang dari 1-2 trombosit/lapangan pandangan


besar. Biasa ditemukan antara hari sakit ketiga-ketujuh. Biasanya terjadi sebelum
peningkatan hematokrit dan sebelum suhu turun.

Hemokonsentrasi dengan tanda:

- Peningkatan hematokrit > 20% dibandingkan standar sesuai umur, jenis kelamin

- penurunan hematokrit ≥ 20% setelah mendapat pengobatan cairan

- Tanda perembesan plasma, yaitu efusi pleura, asites atau proteinemia

Pemeriksaan laboratoris lain:

- Kadar albumin menurun sedikit dan bersifat sementara

- Eritrosit pada tinja hamper selalu ditemukan

15
- Pada sebagian besar kasus, disertai penurunan faktor koagulasi dan fibrinolitik, yaitu
fibrinogen, protrombin, factor VII, factor XII dan antitrombin III

- Pada kasus berat ada disfungsi hati, penurunan kelompok vitamin K-dependent,
protrombin seperti factor V, VII, IX dan X, fibrinogen mungkin subnormal

2. Radiologis
Pada foto thoraks didapatkan efusi pleura terutama pada hemitoraks kanan, tetapi bila
terjadi pembesaran plasma hebat, foto roentgen dada sebaiknya dilakukan lateral
dekubitus kanan. Asites dan efusi pleura dapat dideteksi dengan USG

3. Diagnosis serologi
1. Hemaglutination Inhibition Test (HI test)

Uji ini sensitif tapi tidak spesifik (tidak dapat menunjukkan tipe virus yang
menginfeksi. Antibody HI bertahan >48 tahun, maka cocok untuk uji seroepidemiologi.
Untuk diagnosis pasien, kenaikan titer konvalesen 4x dari titer serum akut atau titer
tinggi (>1280) baik pada serum akut atau konvalesen dianggap diduga keras positif
infeksi dengue yang baru terjadi (presumtif +)

2. Complement Fixation test

Antibodinya hanya bertahan sekitar 2-3 tahun saja. Cara pemeriksaannya ruwet dan
membutuhkan tenaga pemeriksa berpengalaman.

3. Neutralization Test

Paling spesifik dan paling sensitif untuk virus dengue, berdasarkan reduksi dari
plaque yang terjadi, dideteksi bersamaaan dengan antibodi HI tapi lebih cepat dari
antibodi komplemen, bertahan >48 tahun tapi lama dan ruwet

4. IgM dan IgG Elisa  Mac Elisa (IgM captured Elisa)

Akhir-akhir ini sering dipakai. IgM muncul pada perjalanan penyakit hari 4-5 yang
kemudian diikuti dengan IgG. Dengan mendeteksi IgM pada serum pasien, dapat

16
ditentukan diagnosis yang tepat (diambil >hari ke5 dan <6 minggu) bila masih negatif,
harus diulang, apabila pada hari sakit ke-6 masih tetap (-), msks dilaporkan sebagai (-).
IgM hanya dapat bertahan dalam darah 2-3 bulan setelah infeksi sehingga tidak boleh
dijadikan satu-satunya uji diagnostik pengelolaan kasus. Sensitivitasnya sedikit di
bawah uji HI, spesifitas sama dengan uji HI dan hanya memerlukan 1 serum akut saja.
Saat ini sudah beredar uji Elisa yang sebanding dengan uji HI hanya lebih spesifik
(IgM/IgG dengue blot, dengue rapid, dll). Pada infeksi sekunder, IgG lebih banyak
didapatkan.

4. Isolasi virus
a. Inokulasi intraserebral pada bayi tikus albino umur 1-3 hari

b. Inokulasi pada biakan jaringan mamalia (LLCMK2) dan nyamuk A albopictus

c. Inokulasi pada nyamuk dewasa secara intratorasik/intraserebral pada larva

5. Identifikasi virus
Dengan Fluorescence antibody technique test secata langsung atau tidak langsung. Untuk
identifikasi dipakai yang indirek dengan antibodi monoclonal

6. NS1 antigen test ( Platelia Dengue NS1 Ag assay ) pemeriksaan untuk DHF yang
pertama kalai diperkenalkan tahun 2006 oleh Bio-Rad Laboratories, dapat mendeteksi dihari
pertama panas sebelum antibody dapat terdeteksi 5 hari kemudian.

Diagnosis

Dasar diagnosis DHF (WHO, 1997):

Klinis

1. Demam tinggi dengan mendadak dan terus-menerus selama 2-7 hari.


2. Manifesatasi perdarahan, termasuk setidak-tidaknya uji bendung positif dan bentuk lain
(petekie, purpura, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi), hematemesis atau melena.
3. Pembesaran hati.

17
4. Syok yang ditandai oleh nadi yang lemah, Hipotensi (tekanan sistolik menurun sampai 80
mmHg atau kurang), disertai kulit yang teraba dingin dan lembab terutama pada ujung
hidung, jari dan kaki, pasien jadi gelisah.
Laboratorium

Trombositopenia (< 100.000/ul) dan hemokonsentrasi (nilai hematokrit lebih 20% dari normal).

Dua gejala klinis pertama ditambah satu gejala laboratorium cukup untuk menegakkan diagnosis
kerja DHF.

I. Demam dengan uji bendung positif.

II. Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit atau perdarahan lain.

III. Ditemukannya kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat dan lemah, tekanan nadi menurun
(<20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit yang dingin, lembab, dan pasien jadi gelisah.

IV. Syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.

Diagnosis Banding

Pada awal penyakit, diagnosis banding mencakup infeksi bakteri, virus atau protozoa
seperti demam tifoid, campak, influenza, hepatitis, demam cikungunya , leptospirosis, dan
malaria. Adanya trombositopenia yang jelas disertai hemokonsentrasi membedakan DHF dari
penyakit lain. Diagnosis banding lain adalah sepsis, meningitis meningokok, Idiophatic
Trombositopenic Purpura (ITP), leukemia, dan anemia aplastik.

Pada hari-hari pertama, ITP dibedakan dengan DHF dengan demam yang cepat
menghilang dan tidak dijumpai hemokonsentrasi, sedangkan pada fase penyembuhan jumlah
trombosit pada DHF lebih cepat kembali.

18
Perdarahan dapat juga terjadi pada leukemia dan anemia aplastik. Pada leukemia, demam
tidak teratur, kelenjar limfe dapat teraba dan anak sangat anemis. Pada anemia aplastik anak
sangat anemis dan demam timbul karena infeksi sekunder.

Penatalaksanaan

Pada dasarnya bersifat suportif yaitu mengatasi kehilangan cairan plasma sebagai akibat
peningkatan permeabilitas kapiler dan sebagai akibat perdarahan. Pasien DF dapat berobat jalan
sedangkan pasien DHF dirawat diruang perawatan biasa, tetapi pada kasus DHF dengan
komplikasi diperlukan perawatn intensif. Fase kritis umumnya terjadi pada hari sakit ketiga.

Rasa haus dan keadaan dehidrasi dapat timbul akibat demam tinggi, anoreksia dan
muntah. Pasien perlu diberi banyak minum, 50 ml/kgBB dalam 4-6 jam pertama berupa air teh
dengan gula, sirup, susu, sari buah atau oralit. Setelah keadaan dehidrasi dapat diatasi, beri cairan
rumatan 80-100ml/kgBB dalam 24 jam berikutnya. Hiperpireksia diatasi dengan antipiretik dan
bila perlu surface cooling dengan kompres es. Parasetamol direkomendasikan untuk mengatasi
demam dengan dosis 10-15 mg/kgBB/kali.

Pemberian cairan intravena pada pasien DHF tanpa renjatan dilakukan bila pasien terus-
menerus muntah sehingga tidak mungkin diberi makanan peroral atau didapatkan nilai
hematokrit yang bertendensi terus meningkat (> 40 vol%). Jumlah cairan yang diberikan
tergantung dari derajat dehidrasi dan kehilangan elektrolit, dianjurkan cairan glukosa 5% dalam
1/3 larutan NaCl 0,9%. Bila terdapat asidosis, 1/4 dari jumlah larutan total dikeluarkan dan
diganti dengan larutan yang berisi 0,167 mol/liter natrium bikarbonat (3/4 bagian berisi larutan
NaCl 0.9% + glukosa ditambah 1/4 natrium bikarbonat).

19
Prognosis

Kematian oleh demam dengue hampir tidak ada, sebaliknya pada DHF/DSS
mortalitasnya cukup tinggi. Penelitian pada orang dewasa di Surabaya, Semarang, dan Jakarta
memperlihatkan bahwa prognosis dan perjalanan penyakit umumnya lebih ringan daripada anak-
anak.

Dari penelitian tahun 1993, dijumpai keadaan penyakit yang terbukti bersama-sama
muncul dengan DHF yaitu demam tifoid, bronkopneumonia, dan anemia.

DAFTAR PUSTAKA

1. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (1999). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid
I, Edisi 3, FKUI, Jakarta, hal 425-426.

2. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (2004). Demam Berdarah Dengue, Pelatihan


bagi Pelatih Dokter Spesialis Anak dan Dokter Spesialis Penyakit Dalam dalam
Tatalaksana Kasus DBD, FKUI, Jakarta.

3. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (2000).Kapita Selekta Kedokteran Ilmu


Kesehatan Anak, FKUI, Jakarta, hal 419 - 427.

4. Martina B E E et al. Clin. Microbiol. Rev. 2009;22:564-581

5. Dengue haemorrhagic fever. Diagnosis, treatment, prevention and control, 2 nd edition.


WHO, Geneva

20

Anda mungkin juga menyukai

  • Lixisenatide Review
    Lixisenatide Review
    Dokumen8 halaman
    Lixisenatide Review
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Asessment Geriatri Warsi
    Asessment Geriatri Warsi
    Dokumen9 halaman
    Asessment Geriatri Warsi
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Kerangkaa Mino
    Kerangkaa Mino
    Dokumen14 halaman
    Kerangkaa Mino
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Asessment Geriatri Warsi
    Asessment Geriatri Warsi
    Dokumen9 halaman
    Asessment Geriatri Warsi
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Asessment Geriatri Pak Matsaid
    Asessment Geriatri Pak Matsaid
    Dokumen10 halaman
    Asessment Geriatri Pak Matsaid
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Tempelan Format Terbaru
    Tempelan Format Terbaru
    Dokumen1 halaman
    Tempelan Format Terbaru
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Tingkat Sederhana Revisi
    Tingkat Sederhana Revisi
    Dokumen40 halaman
    Tingkat Sederhana Revisi
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Laporan Minipro
    Laporan Minipro
    Dokumen11 halaman
    Laporan Minipro
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Free
    Free
    Dokumen21 halaman
    Free
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Diare Akut Dewasa Yusuf
    Diare Akut Dewasa Yusuf
    Dokumen11 halaman
    Diare Akut Dewasa Yusuf
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Laporan Minipro
    Laporan Minipro
    Dokumen11 halaman
    Laporan Minipro
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Word
    Word
    Dokumen16 halaman
    Word
    Yuliana Doank
    Belum ada peringkat
  • Cara Mengurus Kartu Jamda
    Cara Mengurus Kartu Jamda
    Dokumen1 halaman
    Cara Mengurus Kartu Jamda
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • New Pediatri
    New Pediatri
    Dokumen10 halaman
    New Pediatri
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Stase Jiwa
    Stase Jiwa
    Dokumen28 halaman
    Stase Jiwa
    nanda
    Belum ada peringkat
  • Kerangkaa Mino
    Kerangkaa Mino
    Dokumen14 halaman
    Kerangkaa Mino
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • New Pediatri
    New Pediatri
    Dokumen45 halaman
    New Pediatri
    ricky
    Belum ada peringkat
  • CBD Yusuf
    CBD Yusuf
    Dokumen81 halaman
    CBD Yusuf
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Step 7
    Step 7
    Dokumen6 halaman
    Step 7
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Free
    Free
    Dokumen21 halaman
    Free
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Free
    Free
    Dokumen21 halaman
    Free
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Yusuf
    Jurnal Yusuf
    Dokumen40 halaman
    Jurnal Yusuf
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Stase Jiwa
    Stase Jiwa
    Dokumen52 halaman
    Stase Jiwa
    Nur Ulayatilmiladiyyah
    Belum ada peringkat
  • Kasus Besar
    Kasus Besar
    Dokumen12 halaman
    Kasus Besar
    Andika Tatag
    Belum ada peringkat
  • An Tibi Otik
    An Tibi Otik
    Dokumen20 halaman
    An Tibi Otik
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • An Tibi Otik
    An Tibi Otik
    Dokumen20 halaman
    An Tibi Otik
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Anti Fungi
    Anti Fungi
    Dokumen3 halaman
    Anti Fungi
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat
  • Penyakit Jantung Bawaan PDF
    Penyakit Jantung Bawaan PDF
    Dokumen41 halaman
    Penyakit Jantung Bawaan PDF
    Laili Khairani
    Belum ada peringkat
  • Apa Itu OHT
    Apa Itu OHT
    Dokumen28 halaman
    Apa Itu OHT
    Yusuf Hakim Aji
    Belum ada peringkat