DISUSUN
Medula Spinalis
Definisi
Etiologi
Kuman yang menghasilkan toksin adalah
Clostridridium tetani, kuman ini berbentuk
batang dengan ukuran panjang 25 m dan
lebar 0,30,5 m memiliki sifat:
Epidemiologi
Tetanus
Bentuk
diperkirakan
Tetanus
Patogenesis
MEDULA SPINALIS
Manifestasi Klinis
Variasi masa inkubasi sangat lebar berkisar
5-14 hari.Makin lama masa inkubasi, gejala
yang timbul makin ringan.Derajat berat
penyakit selain berdasarkan gejala klinis yang
tampak juga dapat diramalkan dari lama
masa inkubasi atau lama period of onset.
Gejala Berupa :
Kekakuan dimulai pada otot setempat atau
trismus
Kaku kemudian menjalar ke seluruh tubuh,
tanpa disertai gangguan kesadaran.
3.Generalized tetanus
a. Ini bentuk yang sering, sering
menyebabkan komplikasi yang tidak dikenal
beberapa tetanus lokal oleh karena gejala
timbul secara diam-diam.
b. Trismus merupakan gejala utama dan
bersamaan dengan kekakuan otot leher
yang menyebabkan kaku kuduk dan
kesulitan menelan.
4. Tetanus neonatorum
Manifestasi Klinis
I: Ringan
II: Sedang
III: Berat
Diagnosis
Ditegakan berdasarkan :
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisis
3. Pemeriksaan Penunjang
Anamnesis
Anamnesis yang dapat membantu diagnosis
antara lain:1
Apakah dijumpai luka, luka tusuk, luka
kecelakaan/patah tulang terbuka, luka dengan
nanah atau gigitan binatang
Apakah pernah keluar nanah dari telinga
Apakah menderita gigi berlubang
Apakah sudah pernah mendapat imunisasi DT
atau TT, kapan imunisasi yang terakhir
Selang waktu antara timbulnya gejala klinis
pertama (trismus atau spasme lokal) dengan
kejang yang pertama (period of onset)
Pemeriksaan Fisik
Penyakit ini biasanya terjadi mendadak
dengan ketegangan otot yang makin
bertambah terutama pada rahang dan leher.
Dalam waktu 48 jam penyakit ini menjadi
nyata dengan :
1.Trismus
Adalah kekakuan otot maseter sehingga
sukar membuka mulut. Pada neonates
kekakuan ini menyebabkan mulut mencucu
seperti mulut ikan sehingga bayi tidak dapat
menetek. Secara klinis untuk menilai
kemajuan kesembuhan, lebar bukaan mulut
diukur setiap hari.
2. Risus sardonikus
Akibat spasme otot muka, sehingga tampak
dahi mengkerut, alis tertarik ke atas, mata
agak tertutup, sudut mulut tertarik ke luar
dan ke bawah, bibir tertekan kuat pada gigi.
3. Opistotonus
Adalah kekakuan otot yang menunjang
tubuh seperti otot punggung, otot leher
(kaku kuduk), otot badan, .Kekakuan yang
sangat berat dapat menyebabkan tubuh
melengkung seperti busur.
hhhhhhhh
Hhhhh, mafnCS<m>HH
Pemeriksaan Penunjang
Tidak ada pemeriksaan laboratorium yang
khas untuk tetanus.
Pemeriksaan biakan pada luka perlu dilakukan
pada kasus tersangka tetanus.
Namun demikian, kuman C. tetani dapat
ditemukan di luka orang yang tidak mengalami
tetanus, dan seringkali tidak dapat dikultur
pada pasien tetanus.
Biakan kuman memerlukan prosedur khusus
untuk kuman anaerobik. Selain mahal, hasil
biakan yang positif tanpa gejala klinis tidak
mempunyai arti
Nilai
Kadar
Kadar
Diagnosis Banding
1.
2.
3.
Meningitis
Abses Submandibula
Abses Peritonsi
Komplikasi
1.Sistem saluran pernafasan
karena spasme otot-otot pernapasan dan
spasme otot laring dan seringnya kejang
menyebabkan terjadinya asfiksia.Karena
akumulasi sekresi saliva serta sukar menelan
air liur, makanan, dan minuman sehingga
sering terjadi pneumonia aspirasi.
2. Sistem kardiovaskular
Komplikasi berupa aktivitas simpatis
meningkat antara lain berupa takikardia,
hipertensi, vasokonstriksi periferdan
rangsangan miokardium.
3.Sistem muskuloskeletal
Pada otot karena spasme yang berkepanjangan
bisa terjadi perdarahan dalam otot.Pada tulang
dapat terjadi fraktur columna vertebralis akibat
kejang yang terus menerus terutama pada
anak dan orang dewasa.
Komplikasi yang lain :
Laserasi lidah akibat kejang
Dekubitus
Penyebab kematian pada tetanus ialah akibat
komplikasi berupa bronkopneumonia, cardiac
arrest, septicemia, dan pneumotoraks
Penatalaksanaan umum
Penderita
Penatalaksanaan khusus
1.Antibiotik
Antibiotik ini hanya bertujuan membunuh
bentuk vegetatif dari C.tetani, bukan untuk
toksin yang dihasilkannya.
Antibiotik lini pertama yang diberikan adalah
metronidazole IV/oral dengan dosis awal secara
loading dose 15 mg/kgBB dalam 1 jam.
dilanjutkan 30 mg/kgBB/hari selama 1 jam
perinfus setiap 6 jam selama 7-10 hari.
2.Anti serum
Dosis ATS yang dianjurkan adalah 100.000 IU
dengan 50.000 IU IM dan 50.000 IU IV.
Pemberian
Pada
Pencegahan
1.Perawatan luka
Perawatan
Luka
Prognosis
Prognosis tetanus pada anak dipengaruhi
oleh beberapa faktor. Jika masa inkubasi
pendek (kurang dari 7 hari), usia yang
sangat muda (neonatus), period of onset
yang pendek (jarak antara trismus dan
timbulnya kejang kurang dari 48 jam),
frekuensi kejang yang tinggi, pengobatan
terlambat, adanya komplikasi terutama
spasme otot pernapasan dan obstruksi jalan
1,9,10
napas, semua ini prognosisnya buruk.1,9,10