Anda di halaman 1dari 2

BAB 1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Diabetes melitus (DM) saat ini merupakanpenyakit yang banyak dijumpai dengan
prevalensi4% diseluruh dunia. Diperkirakan pada tahun 2025, prevalensinya penyakit iniakan
meningkat mencapai 5,4%. Meskipun belum didapat data yang resmidiperkirakan prevalensinya
akan terus meningkat. DMtelah dikategorikan sebagai penyakit global oleh World Health
Organization (WHO) dengan jumlah penderita di dunia mencapai 199 juta jiwa pada tahun 2009.
Menurut statistik dari studi Global Burden of Disease WHO tahun 2004, Indonesia menempati
peringkat pertama di Asia Tenggara, dengan prevalensi penderita sebanyak 8,426,000 jiwa di
tahun 2000 dan diproyeksi meningkat 2,5 kali lipat sebanyak 21,257,000 penderita pada tahun
2030 (WHO, 2009). Kematian akibat diabetes umumnya disebabkan oleh kerusakan organ
terminal spesifik seperti jantung, ginjal, dan otak (Evans, 2002; Oprescu, 2007). Di Indonesia
saat ini penyakit DM belum menempati skala prioritas utama dalam pelayanan kesehatan.
Prevalensi DM di Indonesia sebesar 1.5-2.3% pada penduduk usia > dari 15 tahun dan meningkat
menjadi 5,6% pada tahun 1993.Di Jakarta prevalensi DM meningkat dari 1,7% pada tahun 1982
menjadi 5,7% pada tahun 1993. DM dapat menyerang semualapisan umur dan sosialekonomi,
sebagian besar DM adalah tipe 2 yang terjadi lebih dari 90% biasanya pada usia 40 tahun keatas.
Angka penderita diabetes selama 50 tahun terakhir meningkat pesat seiring dengan
meningkatnya angka kegemukan. Pada tahun 2010, diperkirakan ada 285 juta orang mengalami
penyakit ini, dibandingkan hanya ada 30 juta pasien pada tahun 1985. Komplikasi jangka
panjang yang mungkin terjadi akibat kadar glukosa darah tinggi antara lain penyakit jantung,
stroke, retinopati diabetes yang mempengaruhi penglihatan mata, gagal ginjal yang memerlukan
dialisis, dan kurangnya sirkulasi darah di bagian tungkai yang mengharuskan dilakukannya
amputasi. Komplikasi akut berupa ketoasidosis, yang merupakan salah satu ciri diabetes tipe 1,
jarang terjadi. Namun pasien dapat mengalami koma hiperosmolar nonketotik.
Sangat disayangkan bahwa banyak penderita diabetes yang tidak menyadari dirinya
mengidap penyakit yang lebih sering disebut penyakit gula atau kencing manis. Hal ini mungkin
disebabkan minimnya informasi masyarakat tentang diabetes terutama gejala-gejalanya.

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri
bahkan memasuki tahapan koma. Gejala kencing manis dapat berkembang dengan cepat waktu
ke waktu dalam hitungan minggu atau bulan, terutama pada seorang anak yang menderita
penyakit diabetes mellitus tipe 1.Lain halnya pada penderita diabetes mellitus tipe 2, umumnya
mereka tidak mengalami berbagai gejala diatas. Bahkan mereka mungkin tidak mengetahui telah
menderita kencing manis.Dampak dramatis dari diabetes mellitus terhadap kesehatan seseorang
sangatlah kompleks. Diabetes mellitus dan penyakit turunannya telah menjadi ancaman serius.
Penyakit ini membunuh 3,8 juta orang per tahun dan dalam setiap 10 detik seorang penderita
akan meninggal karena sebab-sebab yang terkait dengan diabetes.Pada makalah ini, kami akan
membahas tentang penyakit diabetes mellitus tipe 2 tentang faktor -faktor penyebabnya dan cara
pencegahan dan pengobatannya.

Anda mungkin juga menyukai