Anda di halaman 1dari 35

CEKLIST KESELAMATAN BEDAH

PP HIPKABI

www.hipkabipusat.org
Email : hipkabipusat@yahoo.com
suatmaji72@yahoo.co.id
0813 1628 5104

Objektif
Setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran diharapkan :
1. Dapat menjelaskan tujuan dari ceklist
keselamatan pasien bedah
2. Dapat menguraikan fase dalam ceklist
3. Dapat menggunakan ceklist
keselamatan pasien di kamar bedah

Latar Belakang
Kamar Bedah adalah bagian integral dari

keperawatan kesehatan global,


Dengan perkiraan 234 juta operasi yang
dilakukan setiap tahun.
Kesalahan medis terjadi 5-15% dari seluruh
rumah sakit di seluruh dunia, 45% terjadi di
kamar operasi dengan hampir setengah dapat
dicegah

Latar Belakang
WHO melaksanakan 19 item ceklist bedah

dapat mengurangi komplikasi, meningkatkan


komunikasi tim dan menurunkan kematian yang
berhubungan dengan operasi.
Save surgery Checklist diciptakan oleh
sekelompok ahli Internasional dengan tujuan
untuk meningkatkan keselamatan pasien
selama menjalani prosedur bedah di seluruh
dunia
New England Journal Kedokteran pada bulan Januari 2009J. Donaldson, The
quest for safer surgery, Surgeon, vol. 5, no. 6, pp. 324326, 2007. View
at Scopus

Samb.........
Efek checklist dipelajari oleh delapan rumah sakit di delapan

kota Toronto (Kanada), New Delhi (India), Amman (Yordania);


Auckland (Selandia Baru), Manila (Filipina), Ifakara (Tanzania),
London (Inggris), dan Seattle, Okt 2007 - Sept 2008 ) yang
mewakili berbagai kondisi ekonomi dan populasi dengan
beragam pasien
Data klinis dari 3733 pasien sebelum dan 3955 pasien setelah

checklist dilaksanakan. (England Journal of Medicine


pada 29 Januari 2009)

Hasilnya dapat mengurangi

- angka mortalitas dari 1,5% 0,8%


- angka morbiditas dari 11% 7%.

DASAR PENINGKATAN KESELAMATAN PASIEN


Adalah UU RI No.44 Tahun 2009 tentang RS,
pasal 13 :
Setiap tenaga Kesehatan yang bekerja di RS
harus sesuai standard profesi, standar
pelayanan RS, Standard Prosedur Operasional
yang berlaku, Etika Profesi, menghormati hak
pasien dan mengutamakan keselamatan pasien.

PERMENKES RI NO.
1691/MENKES/PER/VIII/2011
TENTANG KESELAMATAN PASIEN RUMAH
SAKIT
Keselamatan pasien rumah sakit adalah suatu sistem
dimana RS membuat asuhan pasien lebih aman,
meliputi :

Asesmen risiko

Identifikasi dan pengelolaan yang berhubungan dengan

risiko pasien

Pelaporan dan analisis insiden

Kemampuan belajar dari insiden

Tindak lanjut

Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko

Mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan


akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil
tindakan yang seharusnya diambil.

Definisi Surgical Safety


Checklist
Adalah alat yang diciptakan oleh para pemimpin

bedah, anestesi, keperawatan dalam upaya


peningkatan kualitas dan mengurangi jumlah
kesalahan dan komplikasi akibat operasi
Alat komunikasi yang digunakan oleh tim
profesional di ruang operasi (perawat, ahli bedah,
ahli anestesi, dan lain-lain) pada 3 fase yang
berbeda selama operasi:
- Sign In (sebelum pasien ditidurkan),
- Time Out (sebelum sayatan), dan
- Sign Out (selama atau setelah penutupan bedah).

Tujuan utama dari Ceklist


- Untuk membantu mendukung tim secara konsisten
mengikuti beberapa langkah keselamatan yang
kritis dan risiko yang membahayakan dan dapat
dihindari dari pasien bedah.
- Memandu interaksi verbal antar tim sebagai arti
konfirmasi bahwa standar perawatan yang tepat
dipastikan untuk setiap pasien.

Mengapa menjadi penting


Banyak tim di ruang operasi memiliki banyak

langkah untuk memastikan operasi yang aman


dan efektif untuk setiap pasien
Alat yang berguna untuk membantu
memfasilitasi komunikasi yang baik di antara
tim di kamar operasi
Dapat meningkatkan kerja sama tim secara
menyeluruh
Dapat memberikan hasil klinis yang positif.

Mengapa RS menjadikan sebagai


indikator mutu
Merupakan bagian dari pelaporan ke KEPMENKES, tentang

indikator keselamatan pasien

Pelaporan ke publik tentang indikator keselamatan pasien

sehingga memberikan inspirasi dalam peningkatan kinerja,


meningkatkan keselamatan pasien, dan memperkuat
kepercayaan masyarakat kepada rumah sakit

Meningkatkan kerja sama tim dan komunikasi di ruang

operasi, yang dapat menyebabkan peningkatan perawatan


pasien dan keselamatan, penurunan komplikasi dan
kematian dari operasi, dan efisiensi penggunaan ruang
operasi yang lebih baik.

Siapa yang terlibat dalam penerapan ceklist


Team bedah :
Ahli bedah
Ahli anestesi
Perawat bedah
( Circulating Nurse dan
Scrub Nurse )
Perawat anesthesi

Pembedahan mulai dari the briefing phase, the time out phase,
the debriefing phase sehingga dapat meminimalkan setiap risiko yang
tidak diinginkan (Safety & Compliance, 2012).

Tujuan Implementasi
Surgical safety checklist
Melakukan sosialisasi

ceklist di Rumah sakit

Meningkatkan mutu layanan,

patient outcome pada


pasien yang dilakukan
operasi

Meningkatkan kualitas

kerjasama tim operasi

Surgical Safety Checklist dapat


Menurunkan angka kematian dan komplikasi
(Robertson & Vijayarajan 2010 ; Latosinsky, et al. 2010)

surgical site infection dan mengurangi


risiko kehilangan darah lebih dari 500 ml.

Menurunkan

(Weizer, et al. 2008).

Menurunkan proporsi pasien yang tidak menerima

antibotik sampai insisi kulit

(Vries, et al. 2009).

Menyediakan informasi yang detail mengenai kasus yang

sedang dikerjakan, korfimasi detail, fokus diskusi dan


pembentukan tim (Lingard et al. 2005).

IMPLEMENTASI
Kunci keberhasilan pelaksanaan ceklist
1. Mulai dari yang kecil.
2. Mulailah dengan operasi tunggal
3. Diuji coba pada suatu ruangan pada kurun waktu

yang sudah direncanakan


4. Memandu pelaksanaan strategi checklist
5. Mengidentifikasi potensial hambatan yang akan
terjadi
6. Lakukan dengan konsisten

Pasti
Bisa

Tim Bedah
Harus konsisten melakukan setiap item
yang dilakukan dalam pembedahan mulai dari :

- the briefing phase


- the time out phase
- the debriefing phase
sehingga dapat meminimalkan setiap risiko yang
tidak diinginkan (Safety & Compliance, 2012).

FASE SURGICAL CEKLIST


SIGN IN

TIME OUT

SIGN OUT

Sebelum
Induksi
Anesthesi

Sebelu
m
Insisi

Sebelum
meninggalk
an OK

FOKUS SIGN
IN
Verifikasi lokasi, prosedur, dan pasien

yang benar
Pastikan bahwa semua dokumen, foto,
hasil pemeriksaan yang relevan
tersedia, diberi label dan di pampang
dg baik
Verifikasi ketersediaan peralatan
khusus dan/atau implant -implant yg
dibutuhkan
Praktek Anesthesi yang aman

Fase Sign In
Secara verbal memeriksa apakah :
Identitas pasien telah dikonfirmasi
Prosedur dan sisi operasi sudah benar
Sisi yang akan dioperasi telah ditandai
Persetujuan untuk operasi telah diberikan
Mesin anestesi dan Obat2an sdh lengkap
Oksimeter pulse pada pasien berfungsi
Mengkonfirmasi risiko kehilangan darah
Kesulitan jalan nafas
Reaksi alergi

Penandaan (Marking) Lokasi


Operasi
Penandaan dilakukan pada semua kasus

yang termasuk : organ 2 sisi


(laterality), multipel struktur (jari
tangan, jari kaki, lesi), atau multipel
level (tulang belakang)

Dewi RS/Hipkabi

Penandaan (Marking) Lokasi


Operasi
Perlu melibatkan pasien
Tanda tidak mudah luntur terkena air.
Mudah dikenali siapa yang membuat

tanda (marking)
Digunakan secara konsisten di RS
Dibuat oleh operator /orang yang akan
melakukan tindakan sehingga dilakukan
pre op visit oleh operator
Dilaksanakan saat pasien terjaga dan
sadar jika memungkinkan, dan harus
terlihat sampai saat akan disayat
Dewi RS/Hipkabi

FOKUS TIME
OUT
Memungkinkan

semua
pertanyaan/kekeliruan
diselesaikan
Dilakukan di tempat
tindakan, tepat
sebelum di mulai
Melibatkan seluruh
tim operasi
Pakai ceklis agar

TIME OUT

Fase Time Out

Setiap anggota tim operasi memperkenalkan diri

dan peran masing-masing.


Sebelum melakukan sayatan pertama pada kulit

tim mengkonfirmasi dengan suara yang keras


mereka melakukan operasi yang benar, lokasi
insisi yg benar dan pd pasien yang benar.
Mereka juga mengkonfirmasi bahwa antibiotik

profilaksis telah diberikan dalam 60 menit


sebelumnya.

Lanjutan
Antisipasi Kejadian kritis :

1. Dr Bedah: apa langkah, berapa lama,


Kehilangan darah ?
2. Dr anestesi : apa ada patients
spesific corcern ?
3. Perawat: Sterilitas, instrumen?
Imaging yg diperlukan sdh dipasang ?

Time Out di Kamar Operasi


Menggunakan form yang telah ditetapkan oleh RS,

spt : Surgical Safety Check List (WHO, 2009)


Dilakukan oleh perawat sirkuler

Dewi RS/Hipkabi

Dewi RS/Hipkabi

FOKUS SIGN
OUT
Mengamankan

spesimen
Pencegahan dari kasa
dan instrumen yang
tertinggal
Komunikasi

Fase sign out


1. Perawat melakukan konfirmasi secara verbal,
bersama dokter dan anestesi
a. Nama prosedur,
b. Instrumen, Kassa, jarum lengkap
c. Speciment telah di beri label dg tepat
d. Apa ada masalah peralatan yg hrs ditangani
2. Dokter kpd perawat dan anestesi, apa yang harus
diperhatikan dalam recovery dan manajemen
pasien

Tantangan dalam mencapai


kesuksesan Pelaksanaan Ceklist
Patient Safety
di kamar bedah

Test Run

ONE PATIENT
ONE GOAL
ONE TEAM
And partnering
with
And Checklist
Action Series

Tau sj tdk cukup, kt hrs


menerapkannya

Mau sj tdk cukup, kt hrs


melakukan

KESIMPULAN
Keberhasilan dari pelaksanaan ceklist

pasien didasari komitmen tim bedah

Merupakan sarana komunikasi verbal,

kerja tim dan budaya keselamatan pasie

Ceklist harus dilaksanakan dengan

inisiatif dari tim bedah

Terima

Anda mungkin juga menyukai