KS
Oleh : HAJAR
ASTUTI A.
PEMBIMBING
Dr. RAMLAH MASSING, Sp. Rad,
M. Kes
DEFENISI
Pneumotoraks adalah suatu penumpukan udara di
antara pleura visceralis dan pleura parietalis yang
menyebabkan terbentuk rongga pleura sebenarnya,
bukan lagi sebagai rongga pleura potensial.
KLASIFIKASI
Berdasarka
n Penyebab
Pneumotoraks Spontan
Pneumotoraks Spontan Primer
Pneumotoraks Spontan Sekunder
Pneumotoraks Traumatik
Pneumotoraks Traumatik NonIatrogenik
Pneumotoraks Traumatik Iatrogenik
Berdasarka
n Jenis
Fistula
EPIDEMIOLOGI
Insidens pneumotoraks : pria lebih banyak dari
wanita dengan perbandingan 5 : 1.
Pneumotoraks spontan primer (PSP) banyak
dijumpai pada pasien dengan usia yang lebih
muda (biasanya pada usia < 35 tahun)
Pneumotoraks spontan sekunder (PSS) banyak
dijumpai pada pasien dengan usia yang lebih tua
(biasanya pada usia > 45 tahun).
ETIOLOGI
Iatrogenik (salah satu penyebab paling sering) :
Biopsi paru, aspirasi dada, operasi toraks, dan
pemasangan selang sentral.
Spontan : Paling sering akibat ruptur bleb pleura
yang kecil.
Trauma : Luka tusuk, fraktur iga.
Penyakit paru sebelumnya : peningkatan insidensi
pneumotoraks dengan penyakit paru yang
mendasari seperti emfisema, fibrosis kistik, atau
penyakit paru interstisial.
PATOGENESIS
Pneumotoraks Tertutup
(Simple
Pneumothorax)
PATOGENESIS
Pneumotoraks Terbuka (Open Pneumothorax)
PATOGENESIS
Pneumotoraks Ventil
(Tension
Pneumothorax)
DIAGNOSIS
Pemeriksaan Radiologi
X-Ray Foto Toraks
Pemeriksaan Radiologi
CT-Scan (Computed Tomography)
Pemeriksaan Radiologi
Ultrasonography
Pemeriksaan Laboratorium
DIAGNOSIS BANDING
CT-Scan
EMFISEMA BULLOSA
Emfisema bullosa merupakan emfisema vesikuler
setempat dengan ukuran antara 1-2 cm atau lebih
besar, yang kadang kadang sukar dibedakan
dengan pneumotoraks.
Penyebabnya sering tidak diketahui tapi dianggap
sebagai akibat suatu penyakit paru yang
menyebabkan penyumbatan seperti bronkiolitis
atau peradangan akut lainnya dan perangsangan
atau iritasi gas yang terhisap.
Lokasi : Perifer paru, terutama pada apeks dan
basal paru
EMFISEMA BULLOSA
CT-Scan
Foto Toraks
PNEUMOMEDIASTINUM
Pneumomediastinum
didefinisikan
sebagai
perpindahan udara menuju mediastinum yang
terkadang sulit dibedakan dengan pneumotoraks.
Penyebabnya antara lain trauma, peningkatan
tekanan intrapulmonary, terjadi pada saat terjadi
oklusi trakea atau bronkus (baik parsial ataupun
komplit), dan ruptur alveoli spontan.
Lokasi : Daerah mediastinum
PNEUMOMEDIASTINUM
Foto Toraks
CT-Scan
PNEUMATOCOELE
Pneumatocoele berdinding tipis berisi udara dan
sering ditemukan setelah terjadi pneumonia oleh
bakteri Staphylococcus sp.
Pada gambaran radiologik ditemukan bayangan
radiolusen yang besar (pneumatocoele) oleh
karena keluarnya udara dari jaringan paru.
Lokasi :Bagian perifer paru
PNEUMATOCOELE
Foto Toraks
CT-Scan
CT-Scan
PENATALAKSANAAN
Pengamatan Konservatif (bila kolaps paru < 20%)
Terapi Suportif Segera
Pemberian Analgesia
Penambahan O2
Terapi Definitif
Tindakan dekompresi
Torakoskopi
Tindakan Bedah
PROGNOSIS
Pasien-pasien yang penatalaksanaannya cukup
baik, umumnya tidak dijumpai komplikasi.
Pasien dengan pneumotoraks spontan hampir
separuhnya akan mengalami kekambuhan,
setelah sembuh dari observasi maupun setelah
pemasangan tube thoracostomy.
Pasien pneumotoraks spontan sekunder
tergantung penyakit paru yang mendasarinya,
misalkan pada pasien pneumotoraks spontan
sekunder dengan PPOK harus lebih berhati-hati
karena sangat berbahaya.
KAJIAN ISLAM
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa al-Quran memberikan
efek kesehatan dan ketenangan jiwa, itulah kenapa salah satu
sebutan bagi al-Quran adalah as-Syifa atau sebagai penyembuh. 25
Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran surah Al-Isra:82 yang
artinya :
Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar
dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu
tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain
kerugian (QS Al-Isra:82)
KESIMPULAN
Pneumotoraks adalah keadaan terdapatnya udara
atau gas dalam rongga pleura. Dengan adanya
udara dalam rongga pleura tersebut, maka akan
menimbulkan penekanan terhadap paru-paru
sehingga paru-paru tidak dapat mengembang
dengan maksimal sebagaimana biasanya ketika
bernafas.
Pneumotoraks, terutama tension pneumotoraks,
memerlukan penegakan diagnosis dan terapi
segera. Anamnesis dan pemeriksaan fisik yang
sistematis, dan juga pemeriksaan radiologi dan
laboratorium yang tepat sangatlah penting untuk
diperhatikan.