Anda di halaman 1dari 31

HUBUNGAN ANTARA

PENGETAHUAN ORANG TUA DAN


SANITASI RUMAH DENGAN ANGKA
KECACINGAN PADA SISWA
SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN
KEDUNGKANDANG-MALANG
TAHUN 2014
Oleh:
Yoga Indrawan Pratama
125070101111021

Penguji :
dr. Sony Agung Santoso SpM(K)
Pembimbing 1 : Prof. Dr. dr. Teguh W. Sardjono
DTM&H,.M.Sc,SpParK
Pembimbing 2 : dr. Arief Alamsyah, MARS

LATAR BELAKANG

Prevalensi masih
sangat tinggi di
dunia dan
Indonesia

Menurunkan
kualitas sumber
daya manusia

Banyak terjadi di
negara
berkembang
dimana
kemiskinan,
kekurangan
nutrisi dan
sanitasi masih
menjadi
WHO,
2004 masalah

Menyerang lebih
dari 1 miliar
penduduk di
seluruh dunia
(WHO,2004)

kecacingan
dipengaruhi faktorfaktor seperti lokasi,
pekerjaan,
pengetahuan, serta
kebiasaan masyarakat
setempat
(Luthfianti,2008).

Prevalensi
kecacingan anak
usia SD cukup
tinggi yaitu 60-80%
di Indonesia
(Depkes, 2006).

Di Indonesia
prevalensi
kecacingan masih
cukup tinggi di
hampir semua umur
(Luthfianti,2008).
Sanitasi lingkungan
yang buruk dapat
mempermudah
penularan cacing pada
tubuh manusia
(Mardiana dan
Djarismawati, 2008).

Infeksi cacing pada anak akan mengganggu


pertumbuhan, menurunkan kemampuan fisik,
produktifitas belajar dan intelektualitas (Ginting, 2005).
Mengakibatkan menurunnya kualitas SDM

Preavalensi
kecacingan
anak usia SD
di Indonesia :
60-80%

Prevalensi di
Jawa Timur
2006 7,95%
(Depkes,2006)

Prevalensi di IPAL Kota


Malang adalah Ascaris
lumbricoides : 65,22%,
Trichuris trichiura:
11,59%, Ancylostoma
duodenale: 1,45%
(Rahayu,2006).

20
14
?

Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan antara
tingkat pengetahuan orang tua dan
sanitasi rumah dengan angka
kecacingan pada siswa Sekolah
Dasar Kecamatan Kedungkandang?

Tuju
an
Umu
m

TUJUAN
Mengetahui hubungan
antara tingkat
pengetahuan orang tua
dan sanitasi rumah
dengan angka
kecacingan pada siswa
Sekolah Dasar
Kecamatan
Kedungkandang.

Mengetahui prevalensi
infeksi cacing di beberapa
sekolah dasar di Kecamatan
Kedungkandang.

Mengetahui pengetahuan
orangtua siswa di beberapa
sekolah dasar di
Kecamatan
Kedungkandang.

Tujuan Khusus
Menganalisis hubungan
antara tingkat pengetahuan
Mengetahui keadaan
orang tua siswa dan sanitasi
sanitasi rumah siswa di
rumah dengan angka
beberapa sekolah dasar di
kecacingan pada siswa
Kecamatan
Sekolah Dasar Kecamatan
Kedungkandang.
Kedungkandang.

KERANGKA KONSEP

Hipotesis
penelitian

Sanitasi
Rumah

Angka
Kecacingan

METODE PENELITIAN

Waktu
dan
Tempat
Penelitia
n

Varia
bel

Definisi
Operasio
nal

pemeriksaan feses di Laboratorium Parasitologi FKUB pada


bulan September November 2014.
Pengisian kuesioner yang dilakukan di Kecamatan
Kedungkandang Kota Malang pada bulan Desember 2014
Februari 2015
Variabel tergantung : angka kecacingan pada siswa sekolah
dasar Kecamatan Kedungkandang
Variabel bebas: pengetahuan orang tua dan sanitasi rumah
Siswa
siswa positif
sekolah
Kecamatan
Kedungkandang
(+)dasar
terinfeksi
cacing adalah
siswa pada

pemeriksaan tinja ditemukan satu atau lebih telur cacing. Negatif


(-) apabila tidak ditemukan telur cacing
Pegetahuan orang tua : Hal-hal yang diketahui orang tua siswa
berkaitan dengan penyakit kecacingan yang ditularkan melalui
tanah yang meliputi 10 pertanyaan tentang kecacingan.
Sanitasi rumah : suatu kondisi yang mencakup perumahan,
pembuangan kotoran, penyediaan air bersih dan sebaginya. Halhal yang diamati berupa jenis sumber air bersih, jenis jamban
yang digunakan, jenis pembuangan tinja, jenis lantai rumah serta

Tahap Penelitian
Penyuluhan Siswa
Pemeriksaan Sampel Tinja
Pengisian Kuisioner Pengetahuan Orang
Tua
Pengisian Kuisioner Sanitasi Rumah
Analisis Data

Penelitian ini didahului dengan penyuluhan


mengenai kecacingan.

Pembagian pot tinja dilakukan diakhir


penyuluhan

Pemeriksaan Feses

Dibiark
an 30
menit

Pengisian Kuesioner

HASIL & ANALISIS DATA


Dari 1552 siswa yang hadir
saat penyuluhan, sebanyak
757 siswa mengumpulkan
pot tinja

Coverage/
cakupan
sebesar
48,78%
75%

80%

60% 55%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

66%

66%

70%
54%

50%

47%

42%
31%

33%

34%

35%

Setelah dilakukan
pemeriksaan terhadap
757 sampel,
ditemukan 35 siswa
positif terinfeksi
cacing

Jenis cacing

14%

3% 3%

80%

Prevalensi
kecacingan 4,6%

Ascaris lumbricoides
Trichuris trichiura

Hookworm
Hymenolepis nana

8%

8%

8%

7%

7%
6%
6%

6%
5%
5%

5%

4%

4%
3%

3%
2%
1%
0%
Cemorokandang
0%
0%Madyopuro 2 0%Mergosono 4

Kotalama 6

Infeksi Cacing (%)

Bumiayu 4

Tlogowaru 1

Telur cacing Ascaris lumbricoides


decorticated dengan perbesaran
mikroskop 10x

Telur Ascaris lumbricoides


decorticated dengan
perbesaran mikroskop 40x

Telur Hookworm dengan


pembesaran mikroskop 10x

Pengetahuan Orang Tua

Infeksi
Kecacingan

Pengetahuan
Orang Tua

Total

Negatif

Buruk

Count

Baik

Count

% of total
% of total
Count
% of total

Total

Positif
53

20

73

57,9

24,6

82,5

25

12

37

12,3

5,3

17,5

78

32

110

70,2

29,8

100,0

Sanitasi Rumah Siswa

Sanitasi Rumah
Sanitasi baik
Sanitasi sedang
Sanitasi buruk
Total

Kejadian Kecacingan
Negatif
Positif

%
60,9
67
22 20%
%
6,3
11
10%
7
%
2,7
0
0%
3
%
78
71%
32 29%

Total
80,9%
16,3%
2,7%
100%

Jamban cemplung

Jamban leher
angsa

Analisis Data
Kecacingan
Variabel

Positif
n

Total

negatif
n

Pengetah baik
uan orang buruk
tua

12

30,00

25

70,00

10

100

20

29,79

53

70,21

47

100

32

29,82

78

70,18

57

100

Baik
sedan
g

22

24,72

67

75,28

89

100

38,89

11

61,11

18

100

buruk

100,00

0,00

100

32

29,09

78

70,91

110

100

Sanitasi
Rumah

Sig
0.537

Keteran
gan
tidak
signifikan

0.011 signifikan

PEMBAHASAN
Angka Coverage
Coverage di SDN Kotalama 6 Malang tahun
Sampel
2006 66% (Disrinama,2006)
Lebih
Coverage/
Coverage di Kecamatan Turen Kabupaten
kecil
Malang tahun 2008 73% (Alfiani, 2008).
cakupan
sebesar
disebabkan karena pada waktu yang sudah ditentukan siswa tidak bisa
48,78%
buang air besar, siswa tidak datang pada waktu hari pengumpulan
feses dan siswa merasa jijik untuk membawanya.

Angka Coverage
Tertinggi
Coverage
tertinggi di
SDN Tlogowaru
1 sebesar 75%

Terdapat bantuan dari pihak


sekolah secara aktif untuk
menghimbau siswa membawa feses
Proses pengambilan yang dilakukan
selama 2 hari

Angka Kecacingan

Lebih
kecil

Prevalensi di Jawa Timur 2008-2010 7,95%


(Kemenkes, 2012).
Prevalensi di Kota Palu 2014 31,6% (Chadijah,
2014).
Didapatkan perbedaan prevalensi kecacingan di daerah perkotaan dan
pedesaan berdasarkan penelitian di Kalimantan Selatan yaitu sebesar
6,4% dan 11,5% (Hairani, dkk, 2012).
Angka prevalensi kecacingan yang rendah di Kecamatan
Kedungakandang karena merupakan wilayah perkotaan.

Angka
Kecacingan
sebesar 4,6%

Prevalensi Cacing
Tertinggi
Ascaris
lumbricoides
sebesar 75%

Prevalensi di Dunia tahun 2012 800 juta


(WHO, 2012).
Prevalensi di Indonesia 60-90% (Prasetyo,
2003).

Hubungan Pengetahuan Orang Tua


dengan Angka Kecacingan
Variabel

Baik

Buruk

Signifikans
i

Keterangan

Tidak terdapat
0,537
hubungan
Pengetahuan
Orang
signifikan

Pengetahuan
37
73
Orang Tua
menunjukan bahwa tingkat pengetahuan orang
Tua
tua mengenai infeksi cacing di Kecamatan
buruk
Kedungkandang
Walaupun secaratergolong
statistik tidak
menunjukkan
korelasi yang bermakna, namun bukan berarti
Perilaku Siswa
tidak terdapat hubungan
Pengetahuan yang baik tentang suatu penyakit
akan mengurangi tingginya kejadian akan
Angka Infeksi Cacing
penyakit terebut. Pengetahuan yang baik akan
mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang
(Soekidjo, 2007).
Tidak adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan orang
tua dengan angka kecacingan di Kecamatan Kedungkandang
disebabkan karena angka prevalensi kecacingan yang rendah di
Kecamatan Kedungkandang.

Hubungan Sanitasi Rumah dengan


Angka Kecacingan
Variabel

Baik

Sedang

Buruk

Signifikan
si

Sanitasi Rumah
89
18
3
menunjukan bahwa tingkat sanitasi rumah siswa di
Kecamatan Kedungkandang tergolong baik
Untuk menncegah terjadinya penyakit infeksi
cacing dibutuhkan sumber air yang bersih dan
diolah terlebih dulu sebelum dikonsumsi
(Notoatmojo,2003).
Orang yang terinfeksi cacingan merupakan sumber
terpenting untuk kontaminasi tanah karena jika
mereka membuang tinja sembarangan dapat
mengembangbiakan telur dan dapat hidup dalam
waktu
2002).
Bahan yang
lantailama
dari (Onggowaluyo,
tanah akan lebih
cocok untuk
perkembangan cacing dibandingkan dengan lantai
yang terbuat dari papan atau semen. (Nurhaedar
Jafar dkk, 2008).

Keterangan

Terdapat
0,011
hubungan
Sanitasisignifikan
Rumah
Perilaku membuang
sampah, limbah, dan
defekasi
Pencemaran Tanah

Angka Infeksi Cacing

KESIMPULAN
Prevalensi Kecacingan pada siswa sekolah dasar di Kecamatan
Kedungkandang adalah sebesar 4,6%

Jumlah cacing terbanyak didominasi oleh jenis Ascaris lumbricoideus


yaitu dan 28 kasus (80%) di Kecamatan Kedungkandang

Tingkat pengetahuan orang tua siswa tentang kecacingan sampel di


SDN Kecamatan Kedungkandang Kota Malang kurang baik (82,5%).

Tingkat sanitasi rumah siswa sekolah dasar yang menjadi sampel


Kecamatan Kedungkandang Kota Malang baik 80,9 %.

Terdapat hubungan yang signifikan antara angka kecacingan dan


saitasi rumah dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara
angka kecacingan dengan pengetahuan orang tua.

SARAN
Perlu ada penelitian seperti ini lagi kedepan yang menggunakan
pemeriksaan tinja kuantitatif.
Pemberian waktu yang lebih panjang, kurang lebih 3 hari, sehingga
responden punya waktu yang cukup untuk mengumpulkan sampel tinja
sehingga kemungkinan tinja terkumpul bisa lebih banyak.
Perlu dilakukan penjadwalan yang lebih teratur dalam pembuatan preparat,
karena preparat hanya bisa bertahan 2 hari sejak dibuat. Hal ini
menyebabkan beberapa preparat rusak karena melebihi 2 hari.
Perlu diadakan suatu kegiatan penyuluhan untuk mengedukasi siswa
maupun orang tua tentang pentingnya perilaku hidup sehat dan menjaga
lingkungan bersih demi mengurangi infeksi cacing.
Perlu diadakan penelitian lanjutan untuk mengetahui infestasi kecacingan
dilihat dari faktor-faktor yang lain.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai