Anda di halaman 1dari 27

FLU BURUNG

A. Definisi
Flu Burung adalah penyakit menular yang

disebabkan oleh virus influenza tipe


A/H5N1.
Flu babi adalah penyakit saluran
pernafasan akut pada babi yang sangat
menular, disebabkan oleh virus influensa
tipe A/H1N1.

B. ANATOMI & FISIOLOGI SISTEM


PERNAFASAN

C. Klasifikasi Departemen Kesehatan RI membagi


diagnosis flu burung pada manusia menjadi kasus
suspek, probable dan kasus konfirmasi.

1. Kasus suspek flu burung : seseorang dengan


infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) dengan
gejala demam (suhu > 38C), batuk dan atau
sakit tenggorokan dengan salah satu keadaan :
a. Seminggu terakhir mengunjungi peternakan
yg terjangkit flu burung
b. Kontak dg kasus konfirmasi flu burung dlm
masa penularan
c. Bekerja di lab. yg memproses spesimen
manusia/ hewan yg dicurigai menderita flu
burung.

2. Kasus probable, disertai dg keadaan :


a. Bukti lab. terbatas mengarah ke virus
influenza A H5N1
b. Dlm wkt singkat, berlanjut mjd pneumonia /
gagal pernafasan/ meninggal.
c. Terbukti tdk ada penyebab lain.
3. Kasus yang sudah pasti/ kasus konfirmasi, yg
definisinya kasus yang :
a. Hasil kultur virus influenza H5N1 (+)
b. Hasil PCR influenza H5 (+)
c. Terjadi peningkatan titer antibodi H5 sebesar
4 kali.

Klasifikasi flu babi berdasarkan derajat


keparahannya flu babi dibedakan
menjadi yaitu:
Ringan :
1. ILI (influenza like illness)
4. Tidak ada pneumonia
2. Tidak Sesak
5. Tidak termasuk kelompok risiko tinggi
3. Tidak nyeri dada
6. Usia muda
Sedang :
1. ILI dengan komorbid
4. Usia tua
2. Sesak napas
5. Hamil
3. Pneumonia
6. Keluhan mengganggu: diare, muntahmuntah
Berat :
1. Pneumonia luas
5. Kesadaran menurun
2. Gagal napas
6. ARDS
3. Sepsis 7. Gagal multiorgan
4. Syok
(Sudoyo, 2006)

D. Etiologi Flu burung


Avian influenza, Al merupakan infeksi yang disebabkan
oleh virus influenza A subtipe H5N1 ( H=hemaaglutinin;
N=neuraminidase ).
Unggas yang terserang virus
influenza tiype A dapat mengeluarkan virus dengan
jumlah besar dalam kotorannya ( feses ). Udara yang
kotor bercampur dengan feses kering atau sekreta
unggas yang terjangkit flu burung akan terhirup oleh
manusia yang hidup di lokasi peternakan.
Penyebab flu babi adalah virus influenza tipe A subtype
H1N1 dari familia orthomyxoviridae.
Flu atau influenza ada 2 type :
Type A : Menular pada unggas (ayam, itik, dan burung)
serta babi
Type B dan type C : Menular pada manusia

E. Patofisiologi
1. Flu burung
Virus flu burung hidup di saluran pencernaan unggas.
Unggas yang terinfeksi dapat pula mengeluarkan virus
ini melalui tinja, yang kemudian mengering dan hancur
menjadi semacam bubuk. Bubuk inilah yang dihirup
oleh manusia. Penularan pada manusia karena kontak
langsung, melalui kendaraan yang mengangkut
binatang itu, di kandang terdapat alat-alat peternakan,
melalui pakaian, dan pada saat jual beli ayam hidup di
pasar.
Makin banyak virus itu tereplikasi, makin banyak pula
produksi sitokin-protein dalam tubuh yang memicu
peningkatan respons imunitas dan berperan penting
dalam peradangan. Sitokin yang membanjiri aliran
darah karena virus yang bertambah banyak, justru
melukai jaringan tubuh (efek bunuh diri).

2. Flu babi
Virus masuk melalui saluran pernafasan atas
kemungkinan lewat udara. Virus menempel pada
trachea dan bronchi dan berkembang secara cepat
yaitu dari 2 jam dalam sel epithel bronchial hingga
24 jam pos infeksi. Hampir seluruh sel terinfeksi
virus dan menimbulkan eksudat pada bronchiol.
Infeksi dengan cepat menghilang pada hari ke 9 .
Lesi akibat infeksi sekunder dapat terjadi pada
paru-paru karena aliran eksudat yang berlebihan
dari bronkhi. Lesi ini akan hilang secara cepat
tanpa meninggalkan adanya kerusakan.

PENULARAN
1.Unggas ke unggas, unggas ke manusia
2.Melalui udara yg tercemar virus H5N1 yg
berasal dari :
a. Kotoran / sekreta burung / unggas yg
menderita flu burung
b.Penularan dr unggas kemanusia jg tjd jika
manusia tlh menghirup udara yg
mengandung virus flu burung atau kontak
langsung dgn unggas yg terinfeksi flu burung
c. Penularan dari manusia kemanusia belum
ada bukti

F. Tanda dan Gejala


1. Tanda dan gejala flu burung adalah :
a. Gejala pada unggas :
1) Jengger berwarna biru
2) Borok di kaki
3) Kematian mendadak
b. Gejala pada manusia :
1) Suhu tinggi diatas 380C
2) Batuk dan nyeri tenggorokan
3) Radang saluran pernapasan atas
4) Pneumonia
5) Infeksi mata
6) Nyeri sendi dan otot
( Badan Penelitian & Pengembangan Kes.Depkes
RI)

2. Tanda dan gejala flu babi (mirip dengan kebanyakan


infeksi influenza)
a. Tanda dan gejala umum
1) suhu 380C atau lebih )
8) Diare
2) Batuk 9) Nyeri otot dan tulang
3) Sekresi hidung berlebihan
10) Sakit tenggorokan
4) Keletihan
11) Menggigil dan lemas
5) Sakit kepala 12) Tidak nafsu makan
6) Mual 13) Bersin bersin
7) Muntah
b. Tanda dan gejala lain pada anak-anak :
1) Nafas terengah-engah
5) Tidak bisa bangun dan
2) Kulit menjadi kehitaman/keabuan
berinteraksi
dengan baik
3) Malas minum
6) Tidak mau disentuh
4) Muntah-muntah
7) Terkadang gejala hilang tetapi
demam & batuk masih ada (Capernito, Linda juall,
2001)

G. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan Serologi
2. Pemeriksaan PCR ( polymerase chain
reaction )
3. Darah lengkap (Hb, Ht, Leukosit, Trombosit,
LED, Diff count).
4. Kimia Darah (SGOT, SGPT, Ureum, Kreatinin).
5. AGD
6. Pemeriksaan mikrobiologi bakteri gram.
7. Deteksi Antigen.
8. Pemeriksaan Radiologi.

H. Komplikasi Pneumonia karena


flu yang berkepanjangan
I. Penatalaksanaan Medik
1. Pasien dirawat di ruangan isolasi
2. Diruang rawat biasa setelah hasil usap tenggorok
(-) berulang kali
3. Dengan PCR, setelah tak demam 7 hari
Pengobatan lain
1. Antibiotik spektrum luas yang mencakup kuman
tipikal dan atipikal
2. Metilprednisolon 1-2 mg/kgBB IV
3. Terapi lain seperti terapi simptomatik, vitamin,
dan makanan bergizi.
4. Rawat di ICU sesuai indikasi.

Pencegahan pada unggas dan babi


1. Depopulasi
2. Vaksinasi unggas dan babi yang sehat.
3. Tindakan isolasi
Pencegahan pada manusia
1. Kelompok berisiko tinggi ( pekerja peternakan
dan pedagang )
a. Mencuci tangan dengan desinfektan dan mandi
sehabis bekerja.
b. Hindari kontak langsung dengan unggas yang
terinfeksi flu burung dan babi yang terinfeksi flu
babi.
c. Menggunakan alat pelindung diri

2.
a.
b.
c.
d.

e.

Masyarakat Umum
Menjaga daya tahan tubuh
Tidak mengimpor daging ayam dari tempat
yang diduga terkena wabah avian flu .
Mengolah produk unggas dengan cara yang
benar
Pengamatan kesehatan pasif bagi yg berisiko
tinggi / terpapar dan keluarga jika ada gejala
gangguan pernapasan, flu dan infeksi mata
harus ke fasilitas kesehatan.
Golongan rentan ( anak-anak, lanjut usia,
penderita jantung, paru kronik ) agar
menghindari tempat terjangkit.

II KONSEP DASAR
KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Pola Persepsi kesehatan dan Pemeliharaan Kesehatan
2. Pola Nutrisi Metabolik
3. Pola Eliminasi
4. Pola Aktivitas dan Latihan
5. Pola Tidur dan Istirahat
6. Pola Persepsi Kognitif
7. Pola persepsi dan Konsep Diri
8. Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama
9. Pola Reproduksi Seksual
10.Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress
11.Pola Nilai dan Sistem Kepercayaan

B. Diagnosa keperawatan
1.Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
virus influenza tipe A
2.Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan
gangguan pengiriman oksigen.
3.Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan
dengan penumpukan secret.
4.Resiko tinggi kekurangan volume cairan
berhubungan dengan kehilangan cairan tubuh.
5.Gangguan pola tidur berhubungan dengan sulit
bernapas.
6.Intoleransi beraktivitas berhubungan dengan
insufisiensi oksigenisasi untuk aktivitas dan latihan.
7.Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit
dan penatalaksanaan berhubungan dengan
kurangnya informasi.

C. Rencana Keperawatan
1. Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi virus
influenza tipe A.
Tujuan : Hipertermi teratasi setelah dilakukan tindakan
keperawatan.
Intervensi :
a. Beri kompres hangat.
b. Observasi TTV tiap 4 jam.
c. Anjurkan pasien untuk banyak minum air putih
d. Anjurkan pasien untuk memakai pakaian tipis dan
menyerap keringat.
e. Berikan lingkungan yang tenang, sirkulasi yang memadai
dan temperatur lingkungan yang sesuai dengan suhu tubuh
pasien.
f. Kolaborasi dengan tim medik untuk pemberian therapy
antipiretik.

2. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan


gangguan pengiriman oksigen
Tujuan: Pertukaran gas kembali normal.
Intervensi:
a. Kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan
bernafas.
b.Observasi warna kulit, membran mukosa, dan
kuku, catat adanya sianosis perifer (kuku) dan
sianosis sentral (sirkumoral)
c. Kaji status mental.
d.Bantu pasien latihan nafas dalam dan batuk
efektif.
e. Kolaborasi untuk pemberian oksigen.

3. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas


berhubungan dengan penumpukan secret
Tujuan : jalan nafas kembali efektif
Intervensi :
a. Kaji frekuensi dan kedalaman pernapasan dan
gerakan dada.
b. Auskultasi area paru, catat area penurunan aliran
udara dan bunyi nafas
c. Bantu pasien latihan nafas dalam dan batuk efektif
d. Penghisapan sesuai indikasi.
e. Berikan cairan sedikitnya 2.500 ml/hari(kecuali
kontraindikasi). Anjurkan air hangat.
f. Kolaborasi dalam pemberian obat sesuai indikasi:
mukolitik, ekspetoran, bronkodilator, analgesic.

4. Resiko tinggi kekurangan volume cairan


berhubungan dengan kehilangan cairan
tubuh.
Tujuan: volume cairan dapat terpenuhi.
a.Observasi tanda-tanda vital pasien
b.Kaji tanda dan gejala kekurangan cairan.
c. Monitor dan catat cairan yang masuk dan
keluar.
d.Kolaborasi dalam pemberian cairan
intravena.

5. Intoleransi beraktivitas berhubungan dengan


insufisiensi oksigenisasi untuk aktivitas dan latihan.
Tujuan: pasien menunjukan kemajuan dalam
beraktivitas.
Intervensi:
a. Kaji kemampuan aktivitas pasien.
b. Berikan lingkungan yang tenang.
c. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana
pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas
dan istirahat.
d. Bantu aktivitas perawatan diri yang diperlukan.
e. Ajarkan teknik relaksasi untuk membantu dalam
toleransi aktivitas.

6. Gangguan pola tidur berhubungan dengan sulit


bernapas.
Tujuan : Kebutuhan tidur dan istirahat pasien
terpenuhi.
Intervensi :
a. Kaji pola dan kebiasaan tidur pasien .
b.Identifikasi faktor penyebab atau faktor penunjang
gangguan tidur.
c. Tanyakan apakah ada kebiasaan yang dilakukan klien
sebelum tidur.
d.Berikan posisi yang nyaman sesuai kebutuhan pasien.
e. Anjurkan pasien untuk minum susu sebelum tidur.
f. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat
tidur.

7. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakit dan


penatalaksanaan berhubungan dengan kurangnya
informasi.
Tujuan : Keluarga pasien memahami tentang kondisi dan
aturan pengobatan aktivitas atau perawatan diri dan
pencegahan flu babi dan flu burung.
Intervensi :
a.Jelaskan kembali mengenai patofisologi atau prognosis
penyakit dan perlunya pengobatan atau penanganan
dalam jangka waktu yang lama sesuai indikasi.
b.Jelaskan tentang manfaat obat-obatan yang didapat
c. Berikan informasi atau penyuluhan kepada keluarga
pasien tentang pencegahan terserang flu babi maupun
flu burung.

D. Perencanaan Pulang
1. Jelaskan tentang perjalanan penyakit dan tanda-tanda
terjangkit flu burung maupun flu babi serta cara
pencegahannya.
2. Informasikan kepada pasien dan keluarga mengenai hasil
akhir dari pemeriksaan laboratorium dan foto toraks.
3. Informasikan mengenai cara pencegahan dan tempat yang
memiliki resiko tinggi untuk penyebaran flu burung maupun
flu babi.
4. Informasikan kepada pasien dan keluarga untuk kontrol
1minggu setelah pulang atau datang setiap saat bila dirasa
ada keluhan.
5. Jelaskan kepada paien dan keluarga tentang tata cara
minum obat/terapi yang dibawa pulang.
6. Ajarkan teknik mencuci tangan yang baik dan benar.
7. Informasikan mengenai diet dan intake nutrisi sesuai kontra
indikasi.
8. Bekali pasien dengan surat keterangan yang
memberitahukan bahwa yang bersangkutan saat ini bukan
pengidap /sembuh dari penyakit flu burung maupun flu babi.

E. Evaluasi Keperawatan Dari masalah yang


timbul pada pasien dengan penyakit flu
burung dan flu babi , maka hasil yang
diharapkan adalah pasien akan :
1.Temperatur pasien kembali normal (36o-37o
C)
2.Pola nafas kembali efektif.
3.Bersihan jalan nafas kembali efektif.
4.Cairan terpenuhi.
5.Aktivitas pasien kembali normal.
6.Gangguan pola tidur tidak terjadi.

Anda mungkin juga menyukai