Anda di halaman 1dari 40

KELOMPOK 2

Riris Dwi Kartika


12010114120063
Roro Ratih Febriani
12010114120107
Dini Yulisetiani Daraz
12010114130158
Nerissa Yurivin
12010114140180

BAB 5 & 6
KEPRIBADIAN DAN
NILAI,
PERSEPSI DAN
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
INDIVIDU

BAB 5
Kepribadian
dan Nilai

Mengukur
Kepribadian

Definisi Kapribadian

Pembeda
Kepribadian

Jumlah total dari caracara seorang individu


beraksi atas dan
berinteraksi dengan
orang lain.
- Gardon Allport

Alat yang paling umum untuk mengukur kepribadian adalah melalui survei laporan
diri dimana individu mengevaluasi dirinya sendiri dalam serangkaian faktor.
Survei peringkat pengamat memberikan penilaian independen atas kepribadian. Di
sini, seorang rekan kerja atau pengamat lainnya melakukan pemeringkatan.

Hereditas merujuk pada faktor-faktor yang ditentukan oleh konsepsi. Figur fisik,
fitur-fitur wajah, jenis kelamin, tempramen, komposisi otot, refleks, level energi, dan
ritme biologis, umunya dianggap benar-benar atau secara substansial dipengaruhi
oleh orang tua, dengan biologis

Indikator Type Myers-Briggs


Indikator type Myers-Briggs (MBTI) adalah instrumen penilaian kepribadian
yang paling umum digunakan di dunia. MBTI adalah tes kepribadian 100
pertanyaan yang menanyakan orang-orang yang biasa mereka rasakan atau
lakukan dalam berbagai situasi.

Ekstrover (ekstroved-E) versus Introver (intraverted-I),


individu-individu
ektrover ramah, pandai bersosialisasi, dan percaya diri. Introver tenang dan pemalu.
Perasa (sensing-S) versus Intuitif (intuitive-N). Tipe perasa praktis serta
memilih rutin dan urutan. Mereka fokus pada hal detail. Intuitif bergantung pada
proses tidak sadar dan melihat pada gambaran besar.
Memikirkan (thinking-T) versus Merasakan (feeling-F). Tipe yang memikirkan
biasanya menggunakan penalaran dan logika untuk menangani masalah. Tipe yang
merasakan berpegangan pada nilai-nilai dan emosi pribadi belaka.
Menilai (judging-J) versus Menerima (perceiving-P). Tipe yang menilai
menginginkan kendali dan memilih urutan dan struktur. Tipe yang menerima
fleksibek dan spontan.

Model Kepribadian Lima Besar


MBTI mungkin kekurangan bukti pendukung, tetapi sebuah badan riset yang
menegaskan mendukung Model Lima Besar-lima dimensi dasar yang
mendasari semua yang lainnya dan mencakup hampir semua variasi signifikan
dalam kepribadian manusia.

faktor-faktor Lima Besar


Ekstraversi

Kehati-hatian

Keramahan

Stabilitas emosional

Keterbukaan pada pengalaman

Bagaimana Sifat-Sifat Lima Besar Mempredisksi Perilaku di Tempat Kerja?


SIFAT-SIFAT LIMA BESAR

MENGAPA ITU RELEVAN?

APA YANG DIPENGARUHINYA?

Stabilitas Emosi

Lebih sedikit pukiran negatif dan emosi negatif


Lebih tidak waspada yang berlebihan

Kepuasan hidup dan kerja yang lebih tinggi


Level stres yang lebih rendah

Ekstraversi

Keahlian interpersonal yang lebih baik


Dominasi sosial yang lebih besar
Lebih ekspresif secara emosional

Kinerja yang lebih baik


Kepemimpinan yang lebih baik
Kepuasan kerja dan hidup yang lebih baik

Keterbukaan

Meningkatnya pembelajaran
Lebih kreatif
Lebih fleksibel dan otonom

Pelatihan kinerja
Peningkatan kepemimpinan
Lebih adaptif terhadap perubahan

Keramahan

Lebih disukai
Lebih patuh dan taat

Kinerja yang lebih baik


Level perilaku menyimpang yang lebih rendah

Kehati-hatian

Lebih banyak usaha dan persistensi


Lebih terdorong dan disiplin
Lebih teratur dan terencana

Kinerja yang lebih baik


Kepemimpinan yang lebih baik
Umur panjang


Dark Triad

Dark Triad

Machiavellianisme
Merupakan sifat individu yang pragmatis mempertahankan jarak dan emosional, dan
percaya bahwa hasil dapat membenarkan cara.
Narsisme
Seseorang yang memiliki rasa berlebihan akan pentingnya diri, membutuhkan
kekaguman yang berlebihan, emmiliki rasa kelayakan, dan angkuh. Bukti menyatakan
orang yang narsis lebih karismatik daripada yang lain.
Psikopat
Merujuk pada kegilaan. Dalam konteks perilaku organisasi psikopat didefinisikan
sebagai kurangnya kepedulian kepada orang lain, dan kurangnya rasa bersalah atau
menyesal ketika tindakan mereka menyebabkan bahaya.

Pendektana-Penghindaran
MBTI, Lima Besar, dan Dark Triad bukan hanya kerangka kerja teoritis kepribadian
yang ada. Baru-baru ini, kerangka kerja pendekatan-penghindaran telah
menggunakan karakteristik-karakteristik kepribadian sebagai motivasi.

Sifat Kepribadian Lainnya yang Relevan


dengan Perilaku Organisasi
Sekarang kita akan melihat pada yang lainnya, lebih
spesifik, atribut-atribut yang merupakan prediktor
kuat atas perilaku dalam organisasi:

Evaluasi Inti Diri


Orang yang memiliki evaluasi inti diri (core self evaluation [CSE]) positif
menyukai dirinya dan memandang dirinya efektif, mampu, dan dalam
kendali atas lingkungannya.
Pengawa Diri
Suatu sikap kepribadian yang mengukur kemampuan seorang individu
untuk menyesuaikan perilakunya dengan faktor-faktor situasional eksternal.
Kepribadian Proaktif
Adalah oranf-orang yang mengidentifikasi peluang, menunjukkan inisiatif,
mengambil tindakan, dan bertahan sampai perubahan yang berarti terjadi.

Kepribadian dan Situasi

Teori Kekuatan Situasi

Teori Aktivasi Sifat

Teori Kekuatan Situasi


Kekuatan situasi, maksutnya adalah tingkat norma-norma, petunjuk, atau
standar mendikte perilaku yang pantas. Para peneliti telah menganalisis
kekuatan situasi dalam organisasi dari segi empat elemen:
Kejelasan, atau tingkat dimana petunjuk-petunjuk mengenai kewajiban dan
tanggung jawab kerja tersedia dan jelas.
Konsistensi, atau tingkat dimana petunjuk-petunjuk tentang kewajiban
tanggung jawab kerja coock satu sama lain.
Batasan, atau tingkat dimana kebebasan individu untuk memutuskan atau
bertindak dibatasi oleh kekuatan-kekatan diluar kendalinya.
Konsekuensi, atau tingkat dimana keputusan atau tindakan memiliki implikasi
Penting bagi organisasi atau anggotanya, klien, pasokan, dan seterusnya.

Teori Aktivasi Sifat

Sebuah teori yang memeprediksi bahwa beberapa


situasi, peristiwa, atau intervensi mengaktivasi sebuah
sifat lebih dari yang lain.

Sifat Kepribadian Lainnya yang Relevan dengan


Perilaku Organisasi

EVALUASI INTI DIRI


Kesimpulan akhir yang
dimiliki individu tentang
kemampuan, kompetensi,
dan nilai mereka sebagai
individu.

PENGAWASAN DIRI
Mengukur kemampuan
individu untuk
menyesuaikan perilakunya
dengan faktor-faktor
situasional eksternal.

KEPRIBADIAN PROAKTIF
Orang-orang yang
mengidentifikasi peluang, ,
menunjukkan inisiatif,
mengambil tindakan, dan
bertahan sampai
perubahan yang berarti
terjadi.

Teori Kekuatan
Situasi :
1.
2.
3.
4.

Kejelasan
Konsistensi
Batasan
Konsekuensi

KEPRIBADIAN DAN
SITUASI
Teori Aktivasi Sifat :
Memprediksi situasi,
peristiwa/ intervensi
mengaktivasikan sikap
lebih dari lainnya.

NILAI
PENTINGNYA NILAI DAN PEMBENTUKAN
NILAI

Nilai Terminal
Contoh :
kesejahteraan dan
kesuksesan,
kebaikan,
kesehatan.

Nilai Instrumental
Contoh : disiplin
pribadi, orientasi
sasaran.

Mengaitkan Kepribadian dan Nilai-Nilai di Tempat Kerja

Kecocokan OrangPekerjaan

Kecocokan OrangOrganisasi

Kecocokan antara tipe


kepribadian dan
lingkungan pekerjaan
menentukan
kepuasan.

Kecocokan
kepribadian individu
dengan budaya
keseluruhan
organisasi.

NILAI-NILAI INTERNASIONAL
Individualism
vs.
Collectivism
Power
Distance

Long-term
Vs.
Short-term

Masculinity
vs. Femininity

Uncertainty
Avoidance

PERSEPSI DAN PENGAMBILAN


KEPUTUSAN INDIVIDU

PERSEPSI
Sebuah proses individu
mengorganisasikan dan
menginterpretasikan kesan
sensoris untuk memberikan
pengertian pada
lingkungannya

FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMENGARUHI PERSEPSI

Faktor faktor pada TARGET


Inovasi
Pergerakan
Suara
Ukuran
Latar belakang
Proksimitas
Kesamaan

Faktor - faktor pada


SITUASI
Waktu
Latar kerja
Latar sosial

Faktor faktor pada PENILAI


Sikap
Motif
Minat
Pengalaman
Ekspektasi

Persepsi orang :
Membuat Penilaian Atas Orang Lain
Teori Atribusi
Mencoba menjelaskan cara cara kita menilai orang dengan berbeda,
bergantung pada pengertian yang kita atribusikan pada sebuah perilaku. Ketika
kita mengamati perilaku seorang individu, kita mencoba menentukan apakah itu
disebabkan dari internal atau eksternal.

Penentuan itu terutama tergantung pada tiga


faktor
1. Perbedaan
2. Konsensus
3. Konsistensi

Teori Atribusi

Jalan Pintas Dalam


Menilai Orang Lain Secara Umum
Persepsi Selektif :
Menginterpretasikan secara selektif
apa yang dilihat seseorang
berdasarkan minat, latar belakang,
pengalaman, dan sikap seseorang

Efek Halo
Kecenderungan membuat sebuah
gambaran umum tentang seorang
individu berdasarkan karakteristik
tunggal.

Stereotip
Efek Kontras
Evaluasi tentang karakteristikkarakteristik seseorang yang
dipengaruhi oleh perbandinganperbandingan dengan orang lain yang
baru ditemui, yang mendapat nilai
lebih tinggi atau lebih rendah untuk
karakteristik-karakteristik yang sama.

Menilai seseorang berdasarkan


persepsi mengenai kelompok asalnya.

Proyeksi
Menghubungkan karakteristikkarakteristik diri sendiri dengan
individu lain.

Hubungan Antara Persepsi dan


Pengambilan Keputusan Individual
Persepsi merupakan fungsi penting bagi individu dalam
membuat keputusan karena persepsi mejadi landasan bagi
individu untuk meyusun identifikasi, analisa, serta
menyimpulkan suatu objek atau subjek yang dipersepsikan.

Pengambilan Keputusan Dalam


Organisasi
Model Rasional
Sebuah model pengambilan keputusan yang
menjelaskan bagaimana individu seharusnya
berperilaku untuk memaksimalkan hasil

Intuisi
Pengambilan keputusan dengan sebuah proses
tanpa sadar yang diciptakan dari pengalaman
yang diperoleh

Rasionalitas Terbatas
Proses pengambilan keputusan dengan
membangun model yang
disederhanakan yang mengeluarkan
fitur fitur esensial dari masalah tanpa
menangkap semua kompleksitasnya

Bias dan Kesalahan Umum


Dalam Pengambilan Keputusan
Bias terlalu percaya diri
Riset terkini menyimpulkan bahwa kita cenderung terlalu percaya diri dengan kemampuan kita
dan kemampuan orang lain

Bias Jangkar
Kecenderungan untuk bertahan pada informasi awal dan gagal menyesuaikan dengan
informasi selanjutnya

Bias Konfirmasi
Kecenderungan untuk mencari informasi yang membenarkan pilihan pilihan masa lampau dan
untuk mengurangi informasi yang menentang penilaian masa lampau

Bias Ketersediaan
Kecenderungan orang untuk mendasarkan penilaian pada informasi yang siap tersedia bagi
mereka

Bias dan Kesalahan Umum


Dalam Pengambilan Keputusan
Eskalasi Komitmen
Komitmen yang meningkat pada sebuah keputusan sebelumnya meskipun adanya informasi
negatif

Kesalahan Acak
Kecenderungan individu untuk percaya bahwa ia mampu memprediksi hasil dari peristiwa acak

Aversi Risiko
Kecenderungan untuk lebih memilih hasil yang pasti daripada hasil yang lebih berisiko, bahkan
sekalipun hsil yang lebih berisiko itu memiliki ekspektasi payoff lebih tinggi

Bias Retrospeksi
Kecenderungan untuk salah dalam mempercayai bahwa kita dapat memprediksinya secara

Pengaruh dalam
Pengambilan Keputusan
INDIVIDU

Kepribadian

Jenis Kelamin

Kemampuan
Mental

Perbedaan
Budaya

ORGANISASI

Evaluasi
Kinerja

Contoh
Historis

Peraturan
Baku
Sistem
Imbalan

Batasan
Waktu
Akibat
Sistem

Etika dalam Pengambilan


Keputusan
Tiga Kriteria
Keputusan Etis
Utilitarinis
me

Kebebasan

Adil dan
Netral

Cara meningkatkan pengambilan keputusan etis dalam organisasi :


1. Teori jendela yang rusak : ide bahwa lingkungan urban yang memburuk dan tidak
teratur tidak memfasilitasi perilaku kriminal karena mereka memberikan sinyal norma
anti sosial.
2. Manajer seharusnya mendorong percakapan mengenai isu-isu moral yang dapat
menjadi pengingat dan meningkatkan pengambilan keputusan etis.
3. Sadar akan titik buta moral kita sendiri, yaitu cenderung melihat diri kita lebih
bermordal daripada yang sebenarnya dan melihat orang lain kurang bermoral daripada
yang sebenarnya.

Kreativitas, Pengambilan Keputusan,


dan Inovasi dalam Organisasi

Formulasi
masalah

Pengumpul
an
informasi

Pemuncula
n ide

Evaluasi ide

Potensi Kreatif : keahlian merupakan fondasi dari


semua pekerjaan kreatif dan oleh karena itu
merupakan alat prediksi tunggal paling penting
dari potensi kreatif.
Lingkungan Kreatif : motivasi perlu dimiliki
supaya dalam mengerjakan sesuatu menjadi
lebih menarik, menyenangkan, memuaskan, dan
menantang.

Penyeba
b
Perilaku
Kreatif

Keluaran dari Kreatif


Tahapan akhir dari model kreativitas adalah hasil. Kita dapat mendefinisikan
hasil dari kreatif sebagai ide atau solusi yang dinilai baru dan berguna oleh
pemangku kepentingan yang relevan. Soft skill juga membantu mentranslasikan
ide menjadi hasil. Terakhir, iklim organisasi juga berpengaruh, karena kreatifitas
tim itu ditranslasikan menjadi inovasi hanya ketika iklim secara aktif mendukung
inovasi.
Ide-ide kreatif tidak mengimplementasikan diri mereka sendiri,
mentranslasikan menjadi hasil kreatif adalah sebuah proses sosial yang
membutuhkan utilisasi konsep-konsep lain yang akan dibahas, termasuk
kekuasaan, politik, kepemimpinan dan inovasi.

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai