PERMANGANOMETRI
Dosen Pengampu:
Hasmalina Nst M.Si
Disusun oleh:
Anisa Rahma
Wahyuni Puspita Sanda
Pengertian Permanganometri
Permanganometri merupakan titrasi
yang didasarkan pada reaksi redoks
(Reduksi-Oksidasi).
Oksidasi ialah reaksi yang menaikkan
Bilangan Oksidasi suatu unsure dalam
zat yang mengalami oksidasi, dapat
juga dilihat sebagai kenaikan muatan
positif dan juga kenaikan valensi.
Pada
permanganometri,
titran
yang
digunakan adalah kalium permanganat.
Kalium permanganat mudah diperoleh dan
tidak
memerlukan
indikator
kecuali
digunakan larutan yang sangat encer serta
telah digunakan secara luas sebagai
pereaksi oksidasi selama seratus tahun
lebih.
INDIKATOR
Dalam titrasi permanganometri tidak
diperlukan indikator, karena larutan
standar
KMnO4.sudah
berfungsi
sebagai
indikator
sendiri
(auto
indikator) yaitu MnO4 bewarna merah
violet setelah dereduksi menjadi Mn
yang tidak berwarna dan didalam
jumlah yang sedikit mennyebabakan
jambon pucat.
LARUTAN STANDARD
Dalam suatu titrasi bila larutan titran
dibuat dari zat yang kemurniannya
tidak pasti, perlu dilakukan pembakuan.
Untuk pembakuan tersebut digunakan
zat baku yang disebut larutan baku
primer. Larutan standar primer adalah
larutan
dimana
kadarnya
dapat
diketahui secara langsung dari hasil
penimbangan.
Contohnya
K2Cr2O4,
As2O3 dan sebagainya.
2. Natrium Oksalat
Senyawa ini, Na2C2O4, juga merupakan
standard primer yang baik untuk
permanganat dalam larutan asam.
Senyawa ini dapat diperoleh dengan
tingkat kemurnian yang tinggi, stabil
saat pengeringan, dan non higroskopik.
3. Besi
Kawat besi dengan tingkat kemurnian
yang tinggi dapat dijadikan sebagai
sebuah standar primer. Unsur ini larut
dalam asam klorida encer, dan semua
besi III yang diproduksi selama proses
pelarutan reduksi yang menjadi besi II.
Jika larutannya kemudian dititrasi
dengan permanganat, cukup banyak ion
klorida yang dioksidasi selain besi II.
Oksidasi
dari
ion
klorida
oleh
permanganat berjalan lambat pada
suhu
ruangan.
Namun
demikian,
dengan kehadiran besi, oksidasi akan
berjalan lebih cepat. Mesipun besi II
adalah agen pereduksi yang lebih kuat
daripada
ion
klorida,
ion
yang
belakangan
ini
teroksidasi
secara
bersamaan dengan besi.
PENENTUAN-PENENTUAN DENGAN
PERMANGANAT
1. Penentuan-penentuan dengan
Permanganat
Penentuan besi dalam bijih-bijih besi
adalah salah satu aplikasi terpenting
dari titrasi-titrasi permanganate. Asam
terbaik untuk melerutkan bijih-bijh besi
adalah asm klorida, dan Timah (II)
klorida sering ditambahkan untuk
membantu proses pelarutan.
Timah
(II)
klorida
biasanya
dipergunakan untuk mereduksi besi
dalam sampel-sampel yang telah
dilarutkan dalam asam klorida. Larutan
pencegah Zimmermann-Reinhardt lalu
ditambahkan jika titrasi akan dilakukan
dengan permanganate.
2.
Penentuan
agen-agen
pereduksi lainnya
Banyak agen pereduksi selain besi (II)
dapat
ditentukan
melalui
titrasi
langsung dengan permanganate dalam
larutan asam. Diantaranya adalah:
Antimon (III) , Arsenik (III), Bromin,
Titanium (III), Tungsten (III), Uranium
(IV), Vanadium (IV).
Beberapa
ion
logam
yang
tidak
dioksidasi dapat dititrasi secara tidak
langsung
dengan
permanganometri
seperti:
(1) ion-ion Ca, Ba, Sr, Pb, Zn, dan Hg (I)
yang dapat diendapkan sebagai oksalat.
Setelah endapan disaring dan dicuci,
dilarutkan
dalam
H2SO4
berlebih
sehingga terbentuk asam oksalat secara
kuantitatif.
Terima Kasih