Anda di halaman 1dari 79

HELMINTHES

(CACING)

HELMINTHES
(CACING)

NEMATHELMINTHES
(CACING BULAT)

NEMATODA
(CACING BULAT)

PLATYHELMINTHES
(CACING PIPIH)

CESTODA
(CACING PITA)

TREMATODA
(CACING DAUN)

Perbedaan antara Nematoda, Cestoda dan Trematoda


NEMATODA
TREMATODA

CESTODA

__________________________________________________________________________________________

Bentuk tubuh :
Selinder
Tidak bersegmen
Bagian anterior :
Tanpa alat isap
isap
Tanpa kait-kait
Rongga badan : Ada
ada
Mulut : Ada
Usus : Ada
Anus : Ada
Kelamin :
Jantan dan betina
Hermafrodit,
Schistosoma

Bentuk tubuh :
Seperti pita
Bersegmen
Bagian anterior :
Mempunyai alat isap

Bentuk tubuh :
Seperti daun
Tidak bersegmen
Bagian anterior :
Mempunyai alat

Kadang2 ada kait-kait


Rongga badan : Tidak ada

Tanpa kait-kait
Rongga badan : Tidak

Mulut : Tidak ada


Usus : Tidak ada
Anus : Tidak ada
Kelamin :
Hermafrodit

Mulut : Ada
Usus : Ada
Anus : Tidak ada
Kelamin :
Umumnya
kecuali

__________________________________________________________________________________________

CACING USUS

- Ascaris lumbricoides
- Trichuris trichiura
- Necator americanus
- Ancylostoma deudenale
- Strongyloides stercoralis
- Oxyuris vermicularis
- Trichinella spiralis
- Taenia saginata
- Taernia solium
- Fasciolopsis buski

Ascaris lumbricoides
(Roundworm, Cacing
gelang)
Hospes : Manusia
Habitat : Usus halus
Penyakit : Askariasis
Distribusi geografik :
Kosmopolit

Morfologi :
Cacing dewasa : - bentuk bulat panjang
(silindris)
- kedua ujung lebih kecil,
berwarna kuning kecoklatan
- pada mulut terdapat 3 bibir

Cacing jantan : - 10 31 cm
- ekor melengkung ke ventral
- mempunyai 2 spikulum

Cacing betina : - 20 35 cm,


- ekor lurus

Telur tidak dibuahi :


-

Bentuk lonjong
90 x 40 m
Lapisan albuminoid tipis tidak teratur
Lapisan hialin bening, tebal
Lapisan vitellin tipis
Isi : sel telur yang atropis (penuh)
Antara sel telur dan dinding tidak ada rongga
kosong

Telur dibuahi :
-

Bentuk agak bulat


60 x 45 m
Lapisan albuminoid tebal teratur
Lapisan hialin bening, tebal
Lapisan vitellin tipis
Isi : Sel telur yang tidak bersegmen
Antara sel telur dan dinding telur ada
rongga kosong
berbentuk bulan sabit

Telur dekortikasi :
Telur Ascaris lumbricoides yang
dinding albuminoidnya tidak ada

Telur matang :
Telur yang berisi larva

Daur hidup Ascaris


lumbricoides

Daur hidup
Cacing dewasa jantan dan betina hidup dalam rongga usus halus manusia.
Cacing betina mengeluarkan 100.000 - 200.000 butir telur sehari terdiri dari
telur yang dibuahi dan telur yang tidak dibuahi; telur-telur tersebut keluar
bersama tinja penderita. Dalam lingkungan yang sesuai (tanah liat, kelembaban
tinggi dan suhu 25 30 C), telur yang dibuahi berkembang menjadi telur matang
(bentuk infektif) dalam waktu 3 minggu.
Telur matang bila tertelan oleh manusia, menetas di usus halus mengeluarkan
larva, kemudian larva menembus dinding usus halus masuk ke pembuluh darah
atau saluran limfe, dialirkan ke jantung kanan lalu ke paru.
Di paru larva menembus dinding pembuluh darah alveolus, masuk ke rongga
alveolus, kemudian ke bronkiolus, bronkus, trakea sampai ke faring.
Dari faring larva tertelan ke dalam esofagus, lambung lalu menuju ke usus halus.
Di usus halus larva berkembang menjadi cacing dewasa jantan dan betina.
Waktu yang diperlukan mulai telur matang tertelan sampai cacing betina
mengeluarkan telur 2 bulan ( 8 - 10 minggu). Cacing dewasa dapat hidup
selama 1 - 1 tahun, makanannya adalah zat-zat makanan yang terdapat dalam
rongga usus halus.

Patologi dan gejala klinis


1. Larva : menyebabkan sindrom Loeffler dengan gejalagejala :

- Demam, batuk, sesak napas, urtika


- Eosinofilia
- Pada foto toraks nampak infiltrat

2. Cacing dewasa :
* Pada infeksi ringan :
Kurang nafsu makan, mual, sakit perut, diare, obstipasi
* Pada infeksi berat : - malabsorpsi (terutama pada anakanak)
- obstruksi usus (ileus obstruktiva)
*Mungkin cacing mengembara ke organ-organ lain :
misalnya saluran empedu, apendiks, bronkus

Diagnosis

- Telur dalam tinja


- Cacing dewasa pada tinja, bahan muntahan,
atau
keluar melalui hidung

Terapi
- Piperazin
- Pirantel pamoat
- Mebendazol
- Albendazol
- Levamizol
- Oksantel pamoat

Prognosis :

Baik

Trichuris trichiura
(Whipworm, Cacing
cambuk)
Hospes : Manusia
Habitat : Usus besar terutama
sekum
Penyakit : Trikuriasis
Distribusi geografik :
Kosmopolit

Morfologi
Cacing dewasa : - berbentuk seperti
cambuk,
- 3/5 bagian anterior,
halus
- 2/5
bagian posterior, besar

Cacing jantan : 3 - 4 cm
bagian posterior melingkar
> 360,
mempunyai 1 spikulum

Cacing betina :
4 - 5 cm,
bagian posterior membulat tumpul,
melengkung < 360

Telur :
- 50 x 32 m
- seperti tempayan,
pada kedua kutub
terdapat tonjolan jernih
- dinding : - luar : kuning tengguli
- dalam : jernih
- isi : sel telur

Daur hidup Trichuris


trichiura

Daur
hidup
Cacing dewasa hidup di sekum dan kolon asendens dengan
bagian anteriornya yang halus masuk kedalam mukosa usus.
Cacing betina mengeluarkan 3.000 - 10.000 butir perhari;
telur-telur tersebut keluar bersama tinja penderita. Dalam
lingkungan yang sesuai (tanah lembab, tempat teduh, suhu
25 30 C) telur berkembang menjadi telur matang (bentuk
infektif) dalam waktu 3 6 minggu. Telur matang bila tertelan
oleh manusia, menetas di usus halus mengeluarkan larva lalu
menjadi cacing dewasa jantan dan betina. Setelah menjadi
dewasa, cacing menuju ke sekum dan kolon asendens.
Waktu yang diperlukan mulai tertelannya telur matang sampai
cacing betina mengeluarkan telur 30 90 hari (1 3 bulan).
Cacing dewasa dapat hidup beberapa tahun, makanannya
adalah zat-zat makanan yang terdapat pada mukosa usus.

Patologi dan gejala klinis

Patologi : Iritasi dan perdarahan mukosa usus


Gejala klinis :
Infeksi ringan : - tanpa gejala atau gejala tidak jelas
Infeksi berat : - diare dengan tinja yang berdarah, nyeri
perut dan mual
- prolapsus rektum
- anemia

Diagnosis : Menemukan telur dalam tinja


Terapi:

- Mebendazol
- Oksantel pamoat
- Albendazol

Prognosis:

Baik

Cacing tambang
(Hookworm)
Pada manusia : - Necator americanus
- Ancylostoma
duodenale
- Ancylostoma ceylanicum
Pada anjing dan kucing :
- Ancylostoma braziliense
- Ancylostoma caninum
- Ancylostoma ceylanicum

Necator americanus
dan
Ancylostoma duodenale
Hospes : Manusia
Habitat : Usus halus (jejenum dan
duodenum)

Penyakit :
Necator americanus nekatoriasis
Ancylostoma duodenale
ankilostomiasis
Distribusi geografik : Kosmopolit

Morfologi
1. Cacing dewasa : - berbentuk
silinder/selindrik,
- berwarna putih keabuan
Cacing jantan :
- 5 11 mm
- ekor melebar
(bursa kopulatriks)
- mempunyai 2 spikulum
Cacing betina :
- 9 13 mm
- ekor lancip

Necator americanus :
Bentuk badan : huruf S
Pada mulut : 1 pasang benda khitin

Ancylostoma duodenale :
Bentuk badan : huruf C
Pada mulut : 2 pasang gigi sama besar

2. Telur :
-

Lonjong
60 x 40 m
Dinding : tipis, bening
Isi : tinja segar : 2 16 sel telur
tinja lama : larva

3. Larva rhabditiform :
- 250 m
- esofagus mempunyai bulbus
( rhabditoid),
1/3 panjang badan
- mulut terbuka, panjang dan sempit
- genital premordial kecil

4. Larva filariform :
- 700 m
- esofagus lurus (filariform),
1/4 panjang badan
- mulut tertutup
- ekor runcing
- mempunyai selubung (sarung)

Daur hidup Necator


americanus &
Ancylostoma duodenale

Daur hidup
Cacing dewasa hidup melekat pada mukosa usus halus. Cacing betina N. americanus
bertelur 9.000 butir, sedangkan A.duodenale 10.000 butir perhari. Telur-telur tsb.
keluar bersama dengan tinja penderita, setelah 1 1 hari telur menetas mengeluar
kan larva rhabditiform. Dalam waktu 3 - 5 hari larva rhabditiform tumbuh menjadi
larva filariform (bentuk infektif) yang dapat menembus kulit (tanah yang baik untuk
pertumbuhan larva adalah tanah gembur bercampur humus dan terlindung dari sinar
matahari, suhu untuk N. americanus 28 - 32 C, sedangkan A. duodenale 18 25 C).
Cara infeksi adalah larva filiriform menembus kulit masuk kapiler darah, mengikuti
aliran darah ke jantung kanan lalu ke paru. Setelah sampai diparu larva filariform
menembus dinding alveolus masuk ke alveolus kemudian ke bronkiolus, bronkus,
trakea sampai ke faring. Dari faring larva tertelan masuk ke esofagus, lambung, usus
halus. Setelah sampai di usus halus larva filariform berkembang menjadi cacingdewasa
jantan dan betina yang melekat pada mukosa usus halus.Waktu yang diperlukan mulai
larva filariform menembus kulit sampai menjadi dewasa di usus halus 10 -12 minggu.
Cacing dewasa dapat hidup selama 5 tahun.
Seekor cacing N. americanus dapat mengisap darah 0,05 0,1cc perhari,
sedangkan A.duodenale dapat mengisap darah 0,08 0,34 cc perhari.

Patologi dan gejala klinis


1. Larva : - kulit Ground itch
- paru-paru biasanya
tanpa gejala,
kadang2 pneumonistis

2.Cacing dewasa :
- Infeksi akut yang ringan biasanya
tanpa gejala
- Infeksi menahun yang sedang/berat
menyebabkan Anemia
hipokrom mikrositer
dengan gejala
pucat, lemah, lesu, letih

Diagnosis :
- telur, larva rhabditiform atau
filariform
dalam tinja

Terapi :
-

Pirantel pomoat
Mebendazol
Levamizol
Oksantel pamoat
- Albendazol

Prognosis : Baik

Strongyloides
stercoralis
(Threadworm, Cacing
benang)
Hospes : Manusia, kucing, anjing, kera,
simpanse.
Habitat : Usus halus
Penyakit : Strongiloidiasis
Distribusi geografik : Kosmopolit

Morfologi
1. Cacing dewasa :
1.1. Cacing dewasa bentuk parasiter
( hanya cacing betina )
- Panjang 2 mm
- Bentuk halus tidak berwarna
- Esofagus 1/3 panjang badan,
bentuk filariform
- Uterus berisi telur
- Ekor lancip

1.2. Cacing dewasa bentuk bebas


Cacing jantan : - Panjang 0,75 mm
- Esofagus 1/4
panjang badan,
bentuk rhabditoid
- Ekor melengkung ke
ventral
mempunyai 2 spikulum

Cacing betina :
- Panjang 1 mm
- Esofagus 1/4 panjang badan,
bentuk rhabditoid
- Uterus berisi telur
- Ekor lancip

2. Telur : Mirip telur cacing tambang, jarang


ditemukan

3. Larva rhabditiform
- Panjang 225 m
- Mulut terbuka, pendek dan lebar
- Esofagus 1/4 panjang badan,
bentuk rhabditoid
- Ekor lancip
- Genital premordial besar

4. Larva filariform
-

Panjang < 700 m


Bentuk lansing
Mulut tertutup
Esofagus 1/2 panjang badan,
bentuk filariform
- Ekor ujungnya bercabang dua
(menyerupai huruf W)
- Tidak mempunyai selubung

Daur hidup Strongyloides


stercoralias
1. Daur hidup langsung
2. Daur hidup tidak langsung
3. Oto-infeksi

Daur hidup
Cacing dewasa betina bentuk parasiter
hidup di mukosa usus halus (duodenum dan
jejenum) berkembangbiak secara
partenogenesis, mengeluarkan telur beberapa
lusin perhari; telur-telur tsb. langsung
menetas mengeluarkan larva rhabditiform
yang masuk kedalam rongga usus halus lalu
keluar bersama tinja penderita.
Daur hidup S. stercoralis ada 3 macam :
1.Daur hidup langsung
2.Daur hidup tidak langsung
3.Oto-infeksi

1. Daur hidup langsung


Larva rhabditiform yang keluar bersama tinja penderita
setelah 2-3 hari di tanah/air berkembang menjadi larva
filariform (bentuk infektif) .Cara infeksinya adalah larva
filariform menembus kulit masuk ke kapiler darah,
mengikuti aliran darah ke jantung kanan lalu ke paru.
Setelah sampai di paru, larva filariform menembus dinding
alveolus masuk ke alveolus kemudian ke bronkiolus,
bronkus, trakea dan faring. Dari faring larva tertelan masuk
ke esofagus, lambung, usus halus lalu menjadi dewasa di
usus halus. Waktu yang diperlukan mulai larva filariform
menembus kulit sampai cacing betina bentuk parasiter
mengeluarkan telur kira-kira 28 hari.
Daur hidup langsung terjadi di daerah beriklim
dingin.

2. Daur hidup tidak langsung


Larva rhabditiform yang keluar bersama tinja
penderita, ditanah akan berkembang menjadi
cacing jantan dan cacing betina bentuk bebas.
Cacing jantan akan membuahi cacing betina.
Cacing betina mengeluarkan telur, kemudian
telur tsb. menetas mengeluarkan larva
rhabditiform lalu berkembang menjadi larva
filariform yang infektif atau berkembang lagi
menjadi cacing dewasa bentuk bebas. Bila larva
filariform dari bentuk bebas tersebut menembus
kulit, maka proses selanjutnya seperti pada
daur hidup langsung, sampai menjadi cacing
betina bentuk parasiter diusus halus.
Daur hidup tidak langsung terjadi di daerah
beriklim panas.

3. Oto-infeksi
Pada oto-infeksi, larva rhabditiform
berkembang menjadi larva filariform
didalam usus halus atau disekitar anus
(perianal). Oto-infeksi terjadi bila larva
filariform tsb. menembus mukosa usus
halus atau kulit perianal penderita, lalu
proses selanjutnya seperti pada daur hidup
langsung, sampai menjadi cacing betina
bentuk parasiter di usus halus.
Oto-infeksi penyebabnya belum
diketahui.

Patologi dan gejala klinis

1. Larva : Creeping eruption (Cutaneous larva


migrans)
2. Cacing dewasa :
- Infeksi ringan : biasanya tanpa gejala
- Infeksi berat : rasa sakit di daerah
pigastrium
mual, muntah, diare
dan konstipasi

Diagnosis : - larva rhabditiform, larva


filariform
atau cacing dewasa
bentuk bebas
dalam tinja
lama
Terapi : - Thiabendazol
- Albeldazol
- Mebendazol
Prognosis :
- Infeksi ringan : baik
- Inferksiberat : Kurang baik

Oxyuris vermicularis
Enterobius vermicularis
( Pinworm, Seatworm,
Cacing kremi )
Hospes : Manusia
Habitat : Sekum
Penyakit : Oksiuriasis/enterobiasis
Distribusi geografik : Kosmopolit

Morfologi
1. Cacing dewasa :
- Kecil berwarna putih, pada ujung anterior
mempunyai
pelebaran kutikulum seperti sayap (ala servikal)
- Esofagus mempunyai bulbus yang jelas
(rhabditoid)

Cacing jantan :
- Panjang 2 5 mm
- Ekor melingkar ke ventral
- mempunyai 2 spikulum
Cacing betina :
- Panjang 10 - 13 mm
- Ekor panjang dan runcing
- Uterus cacing betina yang gravid
melebar dan beisi telur

2. Telur :
-

50 60 m
Bentuk asimetris
Dinding tipis transparan
Berisi larva

Daur hidup Enterobius


vermicularis

Daur hidup
Cacing dewasa jantan dan betina hidup pada rongga sekum, usus besar dan usus
halus
yang berdekatan dengan sekum. Setelah cacing jantan membuahi cacing betina,
maka
cacing betina yang gravid bermigrasi ke daerah peri-anal pada waktu malam untuk
mengeluarkan telurnya yang berjumlah 11.000 15.000 butir. Dalam waktu 6 jam
setelah telur dikeluarkan oleh cacing betina, telur tersebut menjadi matang.
Cara infeksi adalah menelan telur matang atau menghirup udara yang tercemar telur
matang atau larva dari telur yang menetas didaerah perianal bermigrasi kembali ke
sekum. Bila telur matang tertelan atau terhirup, telur akan menetas di usus halus
mengeluarkan larva lalu menjadi cacing dewasa di sekum.
Waktu yg diperlukan mulai telur tertelan atau terhirup sampai menjadi cacing
dewasa
2 minggu sampai 2 bulan.
Bila telur matang pecah didaerah perianal mengeluarkan larva maka larva tersebut
bermigrasi kembali ke sekum, melalui anus, rektum, kolon sigmoid, kolon desendens,
kolon transversum, kolon asendens. Proses tersebut disebut retrogradeinfeksi atau
retrofeksi.
Cacing jantan mati setelah kopulasi (membuahi yang betina), sedangkan
cacing betina mati setelah mengeluarkan telur2nya

Patologi dan gejala klinis

Patologi dan gejala klinis disebabkan oleh migrasi cacing


betina
gravid dan bertelur di daerah peri anal pada waktu malam
sehingga menimbulkan rasa gatal sekitar anus (Pruritus
ani).
Pada anak perempuan cacing betina dapat bermigrasi ke
vagina
menyebabkan vaginitis

Diagnosis
- Menemukan telur dengan cara anal swab
- Menemukan cacing dewasa betina pada peri-anal

Terapi
- Pirantel pamoat
- Mebendazol
- Albendazol
Prognosis : Baik

Trichinella spiralis
(Trichina spiralis, Cacang
Trichina)

Hospes : Manusia, Babi, Beruang,


Anjing,

Kucing, Tikus

Habitat : - Cacing dewasa : Usus halus


- Larva : Otot

Penyakit : Trichinelliasis, Trichinosis,


Trichiniasis

Distibusi geografik : Kosmopolit

Morfologi :
- Cacing jantan :
* 1,4 1,6 mm
* bagian posterior melengkung ke ventral
* mempunyai 2 papil

- cacing betina :
* 3 4 mm
* bagian posterior membulat
* Uterus berisi larva

Daur Hidup
Cacing betina bersifat vivipar dan biasanya masuk ke
mukosa vilus usus, mulai dari duodenum sampai ke
sekum. Seekor cacing betina dapat mengeluarkan
1500 larva. Larva tersebut dilepaskan di jaringan
mukosa, masuk ke dalam limfe dan peredaran darah,
kemudian disebarkan keseluruh tubuh, terutama otot
diafragma, iga, lidah, laring, mata, perut, biseps dan
lain-lain. Kira-kira pada awal minggu ke-4 larva
tumbuh menjadi kista dalam otot bergaris
lintang.Kista dapat hidup di otot selama kira-kira 18
bulan, kemudian terjadi perkapuran dalam waktu 6
bulan sampai 2 tahun. Infeksi terjadi bila menelan
daging (daging babi) yang mengandung larva infektif.
Di usus halus bagian proksimal dinding kista
tercernakan , larva dilepaskan, dan segera masuk
mukosa, kemudian menjadi dewasa dalam waktu 1,5
2 hari.

Patologi dan Gejalka klinis


1.Cacing dewasa : - sakit perut
- Diare
- Mual/muntah
2. Larva : - Nyeri otot
- Radang otot

Diagnosis :
- Tes Serologis
- Menemukan larva dalam otot (Biopsi
otot)
Terapi : Tiabendazol
Prognosis : - Infeksi ringan baik
- Infeksi berat kurang baik

Taenia saginata
(Beef tapeworm, Cacing
pita sapi)
Hospes definitif : Manusia
Hospes perantara : Sapi dan
kerbau
Habitat : Usus halus
Penyakit : Teniasis saginata
Distribusi geografik : Kosmopolit

Morfologi
1. Cacing dewasa :
- Bentuk pita terdiri atas :
- Kepala (skoleks)
- Leher (collum)
- Badan (strobila) : - proglotid
immature
- proglotid mature
- proglotid gravida
- Panjang 4 12 m, kadang-kadang 20 m
- Mempunyai 1.000 2.000 proglotid

2. Skoleks : - Bulat 1 2 mm
- Mempunyai 4 batil isap,
tanpa rostelum dan kait2

3. Proglotid gravida:
-

Berbentuk segi empat, panjang > lebar


Uterus mempunyai 15 30 cabang lateral
Lubang genital di bagian lateral (unilateral)
Lubang uterus tidak ada

4. Telur :
- Bentuk agak bulat
- (30 40) x (20 30) m
- Dinding bergaris radier
- Isi heksakan embrio (embrio dengan 6
kait-kait)

5. Larva (sistiserkus bovis) :


- Gelembung
- - 1 cm
- Berisi cairan dan skoleks tanpa kait-kait

Daur hidup Taenia saginata

Daur hidup
Cacing dewasa hidup dalam usus halus manusia.
Proglotid gravida lepas dari strobila, bergerak secara aktif
keluar melalui anus atau keluar bersama tinja, atau pecah di
dalam usus mengeluarkan telur yang akan keluar bersama
tinja penderita. Proglotid gravida yang keluar dari tubuh akan
pecah mengeluarkan telur. Telur akan dimakan oleh hospes
perantara (sapi atau kerbau), di dalam usus halus telur pecah
mengeluarkan onkosfer , kemudian onkosfer menembus
mukosa usus masuk ke peredaran darah lalu dialirkan ke
organ-organ tubuh, terutama otot bergaris lintang . Ditempat
tersebut onkosfer akan menjadi larva yang disebut sistiserkus
bovis. Bila daging/organ sapi yang mengangung larva
sistiserkus bovis yang kurang matang dimakan oleh manusia,
maka didalam usus halus sistiserkus bovis akan menjadi
cacing dewasa dalam waktu 5 12 minggu.
Cacing dewasa dapat hidup selama 25
tahun.

Patologi dan gejala klinis


Gejala intestinal ringan : perut terasa
tidak enak,
mual,
mencret.
Keluhan : proglotid keluar melalui anus /
proglotid
bergerak-gerak pada tinja
Obstruksi usus (ileus obstructiva).
Eosinofilia

Diagnosis
- Menemukan proglotid gravida pada tinja
atau
proglotid keluar melalui
anus
- Menemukan telur dalam tinja

Terapi
- Prazikuantel
- Albendazol
- Mebendazol

Prognosis : Baik

Taenia solium
(Pork tapeworm, Cacing
pita babi)
Hospes definitif : Manusia
Hospes perantara : Babi dan manusia
Penyakit : - Cacing dewasa teniasis solium
- Larva sistiserkosis

Habitat : - Cacing dewasa dalam usus halus


- Larva dalam otot, otak, mata, hati

Distribusi geografik : Kosmopolit,


terutama pada negara2 yang penduduknya
suka makan daging babi kurang
matang/mentah

Morfologi
1.Cacing dewasa :
- Berbentuk pita terdiri atas :
- Kepala (skoleks)
- Leher (collum)
- Badan (strobila) : - proglotid immature
- proglotid mature
- proglotid gravida
- Panjang 2-4 m, kadang-kadang 8 m
- Jumlah proglotid < 1000

2. Skoleks :
- Bulat, kecil 1 mm
- Mempunyai 4 batil isap dan
rostelum dengan 2 baris kait-kait

3. Proglotid gravida :
- Berbentuk segi empat, panjang > lebar
- Uterus mempunyai 7 12 cabang lateral
- Lubang genital di bagian lateral (unilateral)
- Lubang uterus tidak ada

4. Telur :
- Bentuk agak bulat
- (30 40) x (20 30) m
- Dinding bergaris radial
- Isi heksakan embrio
(embrio dengan 6 kait-kait)

5. Larva (sistiserkus selulose) :


- Gelembung
- - 1 cm
- Berisi cairan dan
skoleks dengan kait-kait

Daur hidup Taenia solium

Daur hidup
Cacing dewasa hidup dalam usus halus manusia. Proglotid
gravida
lepas dari strobila keluar secara aktif melalui anus
atau keluar bersama tinja atau pecah di dalam usus
mengeluarkan telur yang akan keluar bersama tinja penderita.
Proglotid gravida yang keluar dari tubuh akan pecah
mengeluarkan telur. Telur akan dimakan oleh hospes perantara
(babi atau manusia), didalam usus halus telur pecah
mengeluarkan onkosfer, kemudian onkosfer menembus
mukosa usus halus masuk ke peredaran darah lalu dialirkan ke
organ-organ tubuh terutama otot, otak, hati dan mata. Pada
tempat-tempat tsb. onkosfer akan menjadi larva yang disebut
sistiserkus selulose. Bila daging/organ babi yang
mengandung sistiserkus selulosa yang kurang
matang/mentah dimakan oleh manusia, dalam usus halus
sistiserkus selulose akan menjadi dewasa dalam waktu 5-12
minggu. Cacing dewasa dapat hidup selama 25 tahun

Patologi dan gejala klinis


1.Cacing

dewasa : * Gejala intestinal ringan : sakit perut,

mual, mencret
Keluhan : proglotid keluar melalui anus atau
proglotid bergerak-gerak pada tinja
* Ileus obstruktiva
* Eosinofilia

2.Larva (sistiserkus selulose) : Tergantung lokasi/tempat


- Otot : benjolan kecil
- Otak : - Epilepsi
- Meningo-ensefalitis
- Nyeri kepala

- Mata : - Gangguan mata


- Hati : - Pembesaran hati

Diagnosis :
Untuk cacing dewasa :
- Menemukan proglotid gravida pada tinja
atau
proglotid keluar melalui
anus
- Menemukan telur dalam tinja
Untuk larva sistiserkus selulose : - Biopsi
- Serologis
Radiologis

Terapi

Untuk cacing dewasa : Prazikuantel


Untuk larva : Operasi

Prognosis :
Untuk cacing dewasa : Baik.
Untuk larva tergantung lokasinya :
- - Pada otot : baik
- Pada otak, mata, hati : kurang
baik/jelek

Fasciolopsis buski
(Giant Intestinal fluke)
Hospes definitif : Manusia, babi, anjing, kucing
Hospes perantara pertama : Keong air tawar
(Segmentina,
Hippeutis)

Hospes perantara kedua : Tumbuh-tumbuhan air


(Morning glory, Elichoris tuberosa, Eichornia grassipes,
Trapa natans, Trapa bicornis, Zizania)

Habitat : Usus halus


Penyakit : Fasciolopsiasis
Distribusi geografik : China, Taiwan, Thailand, Laos,
Malaysia, India, Vietnam, Indonesia

Morfologi
Cacing dewasa :
- Bentuk ovoid berwarna kemerahan
- Ukuran (20 75) x ( 8 20) x (1 3) mm
- Mempunyai dua batil isap
- Batil isap mulut < batil isap perut
- Testes bercabang-cabang, atas bawah
- Ovarium bercabang-cabang di atas testis
- Kelenjar vitelaria di bagian lateral
- Sekum tidak bercabang
- Uterus berkelok-kelok
- Anus tidak ada

Telur :
- Bentuk lonjong
- Mempunyai operkulum
- Dinding transparant
- (130 140) x (80 85) m
- Isi sel telur (unembryonated)

Daur hidup Fasciolopsis buski

Daur hidup
Cacing dewasa hidup meleket pada usus halus manusia,
babi, anjing dan kucing mengeluarkan 15.000 48.000 butir
telur per hari yang keluar bersama tinja masuk ke dalam air
tawar, setelah 3 5 mimggu telur menetas mengeluarkan
mirasidium berenang bebas di dalam air untuk masuk ke
dalam hospes perantara pertama (keong Segmentina dan
Hippeutis). Didalam keong mirasidium tumbuh menjadi
sporokista, redia induk, redia anak lalu menjadi serkaria.
Serkaria keluar dari keong berenang bebas di dalam air
mencari hospes perantara kedua (tumbuh-tumbuhan air)
lalu menjadi metaserkaria (bentuk infektif). Bila hospes
definitif (manusia, babi, anjing, kucing) memakan tumbuhtumbuhan air yang mentah/kurang matang mengandung
metraserkaria, di dalam usus halus metaserkaria akan
menjadi dewasa dalam waktu 3 4 minggu

Patologi dan gejala klinis


Patologi : Pada tempat perlekatan cacing di usus halus
terdapat peradangan, abses dan
ulkus.
Jika jumlah cacing banyak dapat menyumbat
usus.

Gejala klinis : - Nyeri epigastrium, mual, diare, urticaria,


edema pada muka, ascites, anemia
- Obstruksi usus
- Eosinofilia

Diagnosis : - Menemukan telur dalam tinja


- Menemukan cacing dewasa pada tinja atau
bahan muntahan

Terapi : Prazikuantel
Prognosis : Baik

Anda mungkin juga menyukai