Anda di halaman 1dari 27

FISTULA PERIANAL

RIA AFRIYANTI
1410029047
PEMBIMBING: dr. P.M.T Mangalindung Ompusunggu, Sp. B

DEFINISI
Fistula ani adalah hubungan abnormal
antara epitel dari kanalis anal dan
epidermis dari kulit perianal.
Biasanya merupakan kelanjutan dari abses
anorektal, sehingga fistula ani merupakan
bentuk kronis dari abses anorektal.

INSIDEN & EPIDEMIOLOGI

Fistula perianal sering terjadi pada laki laki


berumur 20 40 tahun, berkisar 1-3 kasus
tiap 10.000 orang.
Sebagian besar fistula terbentuk dari sebuah
abses (tapi tidak semua abses menjadi
fistula). Sekitar 40% pasien dengan abses
akan terbentuk fistula.

ETIOLOGI
Hampir semua fistel anus, yang biasa disebut fistula perianal atau
fistula perforasi atau penyaliran abses anorektum, sehingga
kebanyakan fistula mempunyai satu muara di kripta di perbatasan
anus dan rectum dan lubang lain di perineum di kulit perianal.

kadang fistel disebabkan oleh TBC, amubiasis, morbus crohn,


diverticulitis dan kanker atau cedera anus maupun rectum.

cedera dibagian daerah luar anus karena garukan, cukur atau


infeksi akar rambut dll. Setelah cedera, infeksi ini menyebabkan
terbentuknya abses.

Biasanya abses secara spontan membuat sebuah trowongan


antara kulit luar dan anus. Kadang-kadang setelah itu saluran
atau bekas luka membekas menyebabkan gejala berulang.

Peradangan didaerah dubur tepatnya dari kelenjar anal


(kryptoglandular) di daerah linea dentate.

PATOFISIOLOGI

PATOFISIOLOGI

KLASIFIKASI

KLASIFIKASI
. Fistula intersfingterik
Fistula jenis ini diakibatkan
oleh abses perianal.
Traktus berjalan di dalam
ruang intersfingterik. Jenis
juga merupakan tipe yang
paling sering dengan kisaran
70% dari semua fistula.
Pada fistula intersfingterik
juga dapat didapatkan
sebuah traktus buntu yang
tinggi dengan arah ke atas
dari ruang intersfingterik
menuju ruang supralevator.
Muara eksternalnya biasanya
pada kulit perianal yang
dekat dengan pinggiran anal.

Fistula Transsfingterik
Merupakan fistula kedua
yang tersering,
mencakup 23% dari
semua fistula yang
didapatkan.
Traktus fistula berjalan
dari ruang intersfingterik
melewati sfingter
eksternal, menuju ke
dalam fossa ischiorektal,
dan kemudian berakhir
pada kulit.

c. Fistula Suprasfingterik
Fistula jenis ini diakibatkan
oleh abses supralevator
dan mencakup 5% dari
semua jenis fistula.
Traktus berjalan di atas dari
puborektalis setelah naik
seperti abses
intersfingterik.
Traktus kemudian berbelok
ke arah bawah lateral
menuju sfingter eksternal
dalam ruang ischioanal dan
kulit perianal (tapal kuda).

Fistel Ekstrasfingterik
Merupakan jenis yang paling
jarang dan hanya 2% dari
semua fistula.
Traktus berjalan dari rektum di
atas dari levator ani dan
melewatinya untuk menuju ke
kulit perianal via ruang
ischioanal.
Fistul ini dapat terjadi akibat
penetrasi benda asing pada
rectum disertai drainase melalui
levator, akibat cedera penetrasi
pada perineum, akibat penyakit
Crohn, atau kanker serta
penatalaksanaannya.

DIAGNOSIS
Dari anamnesis tanda dan gejala sebagai
berikut:
Nyeri pada saat bergerak, defekasi dan batuk
Ulkus
Keluar cairan purulen
Benjolan (Massa fluktuasi)
Pruritus ani
Demam
Kemerahan dan iritasi kulit di sekitar anus
General malaise

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik di daerah anus


(pemeriksaan rectal toucher) ditemukan satu
atau lebih:
Eksternal opening fistula atau teraba adanya
fistula di bawah permukaan /tampak sebagai
bisul (bila abses belum pecah)
Internal opening fistula dapat dirasakan
sebagai nodul di dinding anus setinggi garis
dentata

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Fistulogra
fi

USG

MRI
CT Scan

Anal
Manometri
Barium
Enema

Hukum

Goodsall

Jika lubang eksterna berada di sebelah


anterior dari anal tranversal line maka
salurannya berjalan radier membentuk garis
lurus. Sebaliknya bila lubang eksterna berada
di sebelah posterior dari anal transversal line
maka saluran akan melengkung menuju
posterior midline

PENATALAKSANAAN

Simple intersphincteric fistula sering diterapi dengan


fistulotomy (membuka tract fistula).
Fistula transsphinteric terapi tergantung dari lokasi
kompleks sphincter yang terkena. Bila fistula kurang
dari 30% otot sphincter yang terkena dapat dilakukan
sphincterotomy tanpa menimbulkan inkonstinensia
yang berarti. Bila fistulanya high transsphincteric
dapat dilakukan dengan pemasangan seton.
Fistula suprasphenteric biasanya diterapi juga dengan
pemasangan seton.
Fistula extrasphincteric terapi tergantung dari anatomi
dari fistula, biasanya bila fistula diluar sphincter dibuka
dan didrainase.

Fistulektomi
Jaringan granulasi harus di eksisi keseluruhannya
untuk menyembuhkan fistula. Terapi terbaik pada
fistula ani adalah membiarkannya terbuka.
Fistulotomi
Pada fistula sederhana, dengan membelah saluran
dan membersihkan dindingnya fistel dibuka dari
lubang asalnya sampai ke lubang kulit. Luka
dibiarkan terbuka sehingga penyembuhan mulai
dari dasar per sekundum intentionem. Luka
biasanya akan sembuh dalam waktu singkatan dan
penyembuhan total kemungkinan dapat tercapai.

SETON yaitu seutas benang atau karet


diikatkan melalui saluran fistula dan
ditinggalkan untuk beberapa bulan sehingga
terlepas sendiri.

Advancement Flap : Menutup lubang


dengan dinding usus, tetapi keberhasilannya
tidak terlalu besar.

Menyuntikkan perekat khusus (Fibrin glue)


kedalam saluran fistula dan telah di temukan
pula berupa jaringan khusus (Anal Fistula
Plug/AFP) yang juga dimasukkan kedalam
saluran fistula dan akan merangsang
pembentukan jaringan alamiah, AFP ini akan
diserap oleh tubuh

PERAWATAN PASCA BEDAH

Pada operasi fistula simple, pasien dapat pulang


pada hari yang sama setelah operasi.
Pada fistula kompleks mungkin membutuhkan
rawat inap beberapa hari. Setelah operasi mungkin
akan terdapat sedikit darah ataupun cairan dari
luka operasi untuk beberapa hari, terutama
sewaktu buang air besar.
Perawatan luka pasca operasi meliputi sitz bath
(merendam daerah pantat dengan cairan
antiseptik), dan penggantian balutan secara rutin.
Obat obatan yang diberikan untuk rawat jalan
antibiotika, analgetik dan laksatif.

KOMPLIKASI
Komplikasi dini pasca operasi, sebagai berikut :
Retensi urin
Pendarahan
Impaksi tinja
Komplikasi tertunda pascaoperasi, sebagai
berikut :
Kambuh
Inkontinensia alvi

PROGNOSIS

Fistel dapat kambuh bila lubang dalam tidak


turut dibuka atau dikeluarkan,
Setelah fistulotomy tingkat kekambuhan 018% dan tingkat dari setiap inkontinensia
feses adalah 3-7%.
Pengunaan Seton tingkat kekambuhan adalah
0-17% dantingkat dari setiap inkontinensia
feses adalah 0-17%.
Setelah flap tingkat kekambuhan 1-17% dan
tingkat dari setiap inkontinensia feses adalah
6-8%

Anda mungkin juga menyukai