Kedokteran Keluarga
Fakultas Kedokteran
Universitas Mulawarman
Oleh :
Elly Lutfiasari
1410029048
Pembimbing :
dr. Khairul Nuryanto, M. Kes
Veronica Hinum SKM.,MM
dr. Kasiman
BAB I
PENDAHULUAN
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang sampai saat ini masih
menjadi masalah kesehatan masyarakat yang paling penting di seluruh dunia.
Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) tahun 2011 mengenai
perkiraan kasus TB secara global disebutkan bahwa pada tahun 2010 terdapat
insidensi TB sebanyak 8,59,2 juta kasus per tahun,1 sedangkan pada tahun 2009
terdapat 1,7 juta kematian akibat TB.1
Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu faktor resiko paling penting
dalam terjadinya perburukan TB. Hubungan antara TB dan DM telah lama
diketahui karena pada kondisi diabetes terdapat penekanan pada respon imun
penderita yang selanjutnya akan mempermudah terjadinya infeksi oleh
mikobakteri Mycobacterium tuberculosis (M.tb) dan kemudian berkembang
menjadi penyakit tuberkulosis. Pasien dengan diabetes memiliki risiko terkena
tuberkulosis sebesar 2-3 kali lipat dibandingkan dengan orang tanpa diabetes. 2
Interaksi antara penyakit kronik seperti TB
perhatian lebih lanjut karena kedua kondisi penyakit tersebut seringkali ditemukan
secara bersamaan yaitu sekitar 42,1%, terutama pada orang dengan risiko tinggi
menderita TB.1-2
Diabetes mellitus telah dilaporkan dapat mempengaruhi gejala klinis TB
serta berhubungan dengan respons lambat pengobatan TB dan tingginya
mortalitas. Peningkatan reaktivasi TB juga telah dicatat pada penderita DM.
Sebaliknya juga bahwa penyakit tuberkulosis dapat menginduksi terjadinya
intoleransi glukosa dan memperburuk kontrol glikemik pada pasien dengan DM,
namun akan mengalami perbaikan dengan pengobatan anti TB (OAT). Upaya
pencegahan dan pengendalian dua penyakit mematikan DM dan TB sangat
penting untuk menurunkan mortalitas karena TB.1
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1. Identitas Pasien
Nama
: Tn. M
Umur
: 46 tahun
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
: Pedagang buah
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Alamat
2.2.
Anamnesis
Anamnesis dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2016 pada pukul 16.00
Keterangan :
+
Laki-laki
Perempuan
Pasien
2.3.
Pemeriksaan Fisik
Dilakukan pada tanggal 24 Oktober 2016 di Rumah Pasien.
Keadaan umum
: baik
Kesadaran
: composmentis
Antropometri
BB
: 66kg
TB
: 158 cm
: 26,43 kg/ m2
Status gizi
: Baik
Tanda vital
Tekanan Darah
120/ 70 mmHg
Frekuensi Nadi :
80 kali/menit
Frekuensi Nafas :
20 kali/menit
Suhu
36,1o C
Status generalisata
Kepala/ Leher
Mulut
Leher
Kulit
Paru
Inspeksi : Bentuk dada normal, pergerakan dada simetris, retraksi ICS (-),
pelebaran ICS (-)
Palpasi : Gerakan dada simetris
Perkusi :
D
Sonor
Sonor
Sonor
S
Sonor
Sonor
Sonor
: Distensi(-)
Palpasi
: Soefl, hepar dan lien tidak teraba, nyeri tekan epigastrium (-)
Perkusi
Bawah : oedem (-/-) akral hangat, sianosis (-/-), clubbing finger (-/-)
Refleks patologis (-)
Refleks fisiologis dalam batas normal
Penatalaksanaan
2.6.1. Edukasi
a.
b.
pasien.
Edukasi mengenai pengobatan TB dan efek samping dari pengobatan
serta komplikasinya. Diperlukan ketaatan dalam berobat TB dan
kontol rutin untuk memantau perkembangan terapi serta laboratorium
(darah lengkap, fungsi ginjal, fungsi hati. Dapat ditunjuk PMO bagi
pasien untuk mengawasi keteraturan pasien mengkonsumsi obat TB
c.
setiap hari.
Edukasi mengenai pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat dengan
menjaga kebersihan rumah. Anggota keluarga juga dianjurkan untuk
d.
e.
2.6.2. Medikamentosa
OAT Kategori 1 Fase Intensif (FDC) 4 tablet sehari.
Metformin 3 x 500 mg
2.7.
Prognosis
Dubia
BAB III
ANALISIS KEDOKTERAN KELUARGA
3.1. Identitas Keluarga
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Keterangan
Nama
Umur
Jenis kelamin
Status
perkawinan
Agama
Suku bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
lengkap
I. Kepala Keluarga
Tn. M
46 tahun
Laki-laki
II. Pasangan
Ny. PW
40 tahun
Perempuan
Menikah
Menikah
Islam
Jawa
SMP
Pedagang
Islam
Jawa
SMP
Ibu Rumah Tangga
No.
Keluarga
Tn. M
1.
Hub.
Stt.
Pedagang
Klrg.
Kepala
Nikah
Menikah
Serumah
Ya
Tdk Kdg
Ya
-
Menikah
Ya
Usia
Pekerjaan
46 th
2.
Ny. PW
40 th
Ibu Rumah
Keluarga
Istri
3.
Ny. N
28th
Tangga
Ibu Rumah
Anak
Menikah
Tdk
4.
An. PTW
26 th
Tangga
Serabutan
Kandung
Anak
Belum
Ya
Serabutan
Kandung
Anak
Menikah
Belum
Ya
SMA
Kandung
Anak
Menikah
Belum
Ya
Kandung
Menikah
5.
An. PBS
6.
An. K
21 tn
15 th
Keterangan
1.
2.
3.
20 x 27 meter
5x 10 meter
Rumah ialah rumah pasien yang terbuat
Luas tanah
Luas Bangunan
Pembagian ruangan
dengan WC
Pelayanan promotif/preventif
Pemeliharaan
kesehatan
Puskesmas
anggota Puskesmas
3.
4.
keluarga lain
Pelayanan pengobatan
Jaminan pemeliharaan kesehatan
No
1.
Pasien
Aktivitas fisik
a. Pasien
subuh
kemudian
pasien
tukang bangunan.
10
buah.
2.
Aktivitas mental
melaksanakan
Sosial
2.
Fisik/Biologik :
Sederhana
Luas tanah
20x 27 m2
Luas bangunan
5x 10 m2
Beton
Keramik
Lampu listrik
Sarana MCK
pakaian
dan
alat
makan
Air Sumur
Pembuangan sampah
Lingkungan kerja
- Pasien Tn. M
- Ny. PW
11
Kriteria
Adaptasi
Kemitraan
Pertumbuhan
Kasih sayang
Hampir
Kadang
Selalu
(2)
Kadang
(1)
Pernyataan
Hampir
tidak pernah
(0)
Keterangan :
Total skor 8-10 = Fungsi keluarga sehat
Total skor 6-7 = Fungsi keluarga kurang sehat
Total skor 5= Fungsi keluarga sakit
Kesimpulan : Nilai skor keluarga ini adalah 9, artinya keluarga ini menunjukan
fungsi keluarga sehat.
3.5. Pola Hidup Bersih dan Sehat Keluarga
12
No
Indikator Pertanyaan
Keterangan
Jawaban
Ya
Tidak
13
A. Perilaku Sehat
1
Tidak merokok
pasien merupakan
perokok aktif
Persalinan
Dimana
ibu
persalinan?
Imunisasi
Apakah bayi ibu sudah di Riwayat imunisasi anak
imunisasi lengkap?
Balita di timbang
Apakah
balita
ibu
lengkap.
sering Balita
ditimbang? Dimana?
ditimbang
Posyandu
di
setiap
bulannya.
5
Sarapan pagi
Apakah
seluruh
anggota Pasien
dan
keluarga
sarapan
sebelum
pagi
memulai
aktivitas.
6
dan
pasien
kelurga
memiliki
kesehatan,
anggota
tidak
jaminan
dikarenakan
14
tidak
memiliki
uang
Cuci tangan
Apakah
seluruh
keluarga
kebiasaan
dan
sesudah
besar ?
Sikat gigi
Apakah
memiliki
anggota
kebiasaan
kebiasaan
Aktivitas fisik/olahraga
Apakah anggota keluarga
pernah
olahraga teratur?
olahraga.
melakukan
B. Lingkungan Sehat
1
Jamban
Di
rumah
terdapat
jamban
menggunakannya?
Air bersih dan bebas jentik
mandi.
Di rumah menggunakan
Sumur
yang
namun
terdapat
jentik
terdapat
penampungan
jamban
bak
air
dan
terdapat
jentik
15
di
bersihkan
minggu sekali.
3
Bebas sampah
Apakah dirumah tersedia
sampah
khusus
dilingkunan
sekitar,
yang
tersedia
berserakan
di
SPAL
Apakah ada/tersedia SPAL
Lingkungan
disekitar rumah?
sekitar
dan
lahan
pertanian.
5
Ventilasi
Apakah ada pertukaran udara
didalam rumah?
Kepadatan
Apakah ada kesesuaian
Pengukuran kepadatan
anggota keluarga?
membutuhkan 2x2x2
meter.
7
Lantai
Apakah lantai bukan dari
16
tanah?
C. Indikator tambahan
1
ASI Eksklusif
Apakah ada bayi usia 0-6
Semua anaknya
mendapatkan asi
eksklusif.
bulan
Konsumsi buah dan sayur
buah
sayur?
Jumlah
12
Klasifikasi :
SEHAT I : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 1-5 pertanyaan (merah)
SEHAT II : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 6-10 pertanyaan (Kuning)
SEHAT III : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 11-15pertanyaan (Hijau)
SEHAT IV : Dari 18 pertanyaan jawaban Ya antara 16-18pertanyaan (Biru)
Kesimpulan :
Dari 18 indikator yang ada, yang dapat dijawab Ya ada 12 pertanyaan yang
berarti identifikasi keluarga dilihat dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehatnya
masuk dalam klasifikasi SEHAT III.
Fisik
17
sangat
cukup
rumah,
setiap
Biologi
ada
kontak
dengan
pasien
TB
Paru
Psiko-sosio-
ekonomi
18
Perilaku
Kesehatan
Gaya hidup
Lingkungan Kerja
hari.
Pasien lebih banyak menghabiskan waktu dirumah.
Ada risiko dalam pekerjaan.
Secara umum, pengetahuan mengenai pola hidup bersih dan sehat pada
pasien cukup baik akan tetapi dalam hal penerapannya masih kurang baik.
19
Status lingkungan
Pasien tinggal bersama istri dan ketiga anaknya. Bentuk rumah merupakan
rumah permanen dengan dinding beton pada seluruh dinding dan sedikit
lembab, berlantai keramik. Langit-langit rumah terbuka langsung ke atap
ruang tamu, ruang keluarga, dapur, ruang makan dan kamar mandi..
Pencahayaan matahari kedalam sangat cukup rumah, setiap ruangan
memiliki ventilasi yang kurang mempunyai. Ukuran 1 kamar tidur berukuran
2 x 2 m2 dan barang-barang kurang tertata rapi. Penempatan barang kurang
beraturan. Lantai kamar mandi dan WC terbuat dari beton. Bentuk jamban
jongkok dan terdapat masing masing drum penampung air. Tempat mencuci
piring di dekat kamar mandi. Tempat memasak dan tempat alat makan juga
diletakkan di dapur (rak piring) tempat menaruh perkakas bekas yang jarang
digunakan.
Ventilasi pada rumah ini kurang, hanya terdapat satu jendela pada ruang
parit.
Di sekeliling terdapat tanah luas dan parit.
20
Diagnosis Keluarga:
Sebuah keluarga Tn. M terdiri dari 5 orang anggota keluarga inti. Tn. M
merupakan pasien rawat jalan Puskesmas Palaran yang didiagnosis TB Paru
dengan Diabetes Melitus tipe 2. Keluarga ini menempati rumah yang cukup sehat,
namun masih perlu perbaikan di beberapa bagian, terutama pengelolaan sampah
dan limbah sisa rumah tangga. Keluarga ini juga memiliki penerapan hygiene
pribadi dan sanitasi lingkungan yang cukup baik,namun memerlukan edukasi serta
pengetahuan akan faktor resiko akan penyakit yang diderita. Pengetahuan pasien
akan pemyakit diabetes melitus yang dideritanya dapat mempengaruhi
kesembuhan penyakit TB Paru cenderung kurang, serta pengetahuan akan
penyakit diabetes melitus yang diderita masih kurang sehingga pasien tidak
kontrol teratur ke Puskesmas. Pengobatan terhadap penyakit TB Paru dilakukan
secara rutin oleh pasien. Pasien juga rutin kontrol ke puskesmas untuk
memeriksakan keadaan kesehatannya.
3.8.
No.
Masalah kesehatan
1.
Individu
Pengobatan/Tindakan
Diagnosis kerja pada pasien ini adalah TP Paru
dengan diabetes melitus tipe 2.
Memotivasi
pasien
agar
tetap
rutin
Keluarga
21
keluarga
untuk
tetap
memberi
untuk
menjaga
kebersihan
dan
Masalah
Kesehatan
Keluarga
Edukasi mengenai
Komunitas
Edukasi
pentingnya perilaku
mengenai
mengkonsumsi obat
penularan penyakit
TB mengatur pola
sehat dengan
makan untuk
menjaga kebersihan
rumah dan
lingkungan
sekitarnya. Anggota
menjaga higiene
keluarga juga
dianjurkan untuk
untuk melakukan
tahan tubuh.
meningkatkan gizi
Edukasi keluarga
TB
Edukasi
mengenai penyakit
diabetes mellitus
Edukasi akan
pentingnya
pemeriksaan
kesehatan
untuk
mendeteksi
serta
mencegah
terjadinya penyakit
22
Puskesmas.
Merujuk pasien
beserta
semangat kepada
komplikasinya.
Edukasi
untuk rutin
melakukan
mengenai
pemeriksaan darah
menjadi PMO,
pentingnya higiene
memperhatikan
perorangan
keseharian pasien
sanitasi lingkungan,
mengetahui efek
untuk menjaga
serta
samping obat TB
kebersihan dan
Paru.
Rujuk ke Poli Gizi
kesehatannya,
untuk mendapatkan
edukasi mengenai
pola makan yang
benar.
pola
dan
hidup
mengingatkan untuk
rutin kontrol
kesehatan.
Menganjurkan untuk
pemeriksaan
kesehatan guna
mengetahui status
kesehatan yang
dialami untuk
menghindari dampak
dari penularan
penyakit yang
diderita pasien.
23
3.10.
Mandala of Health
GAYA HIDUP
PERILAKU KESEHATAN
LINGK. PSIKO-SOSIO-EKONOMI
BIOLOGI
Pasien memiliki riwayat penyakit diabetes
melitus tipe 2
Ada riwayat kontak dengan keluarga pasien
yang menderita TB Paru
PELAYANAN KESEHATAN
Jarak rumah-pusat pelayanan kesehatan: 10
menit, ditempuh dengan kendaraan roda 2
PASIEN
TB Paru + DM Tipe 2
KOMUNITAS
LINGKUNGAN FISIK
24
3.11.
Skor
Upaya
Awal
Penyelesaian
Fungsi Biologis
Pasien
riwayat
Pasien
memiliki
penyakit
diabetes
melitus tipe 2
Ada riwayat kontak dengan
keluarga
pasien
diabetes.
- Motivasi
yang
untuk
pemeriksaan
menderita TB Paru
yang
rutin
kontrol
kesehatan
dianjurkan
sesuai
oleh
pihak
untuk
rutin
pemeriksaan
darah
puskesmas.
- Motivasi
melakukan
pasien
memeriksakan
jika
Perilaku
Kesehatan
Keluarga
- Edukasi
- Kurangnya pengetahuan
higiene
pentingnya
perorangan
serta
tentang
higiene pribadi.
- Edukasi tentang bagaimana pola
4
untuk
mengetahui
25
kondisi
yang
bergizi
untuk
kesehatan
dan
berolahraga teratur.
rumah
sakit
untuk
keluarga
mengingatkan
pentingnya
pasien
makan
untuk
terkait
makanan
Lingkungan
baik,
sekitar
pembuangan
pendapatnya
untuk
belum baik.
sekitar rumah.
- Motivasi
mengenai
perlunya
Skor 2 Keluarga mau melakukan tapi tidak mampu, tidak ada sumber
(hanya keinginan); penyelesaian masalah dilakukan sepenuhnya oleh
provider.
26
27
BAB IV
PEMBAHASAN
Studi kasus dilakukan pada pasien Tn. M usia 46 tahun dengan keluhan
batuk sejak 2 bulan. Pasien juga mengeluhkan demam dan keringat malam serta
berat badan yang turun semenjak batuk. Pasien merupakan pasien yang
didiagnosis dengan TB Paru pada akhir bulan Oktober 2016.
Pasien didiagnosis dengan TB Paru berdasarkan hasil anamnesis dan
pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang. Dari hasil pemeriksaan yang
didapat, pemeriksaan dahak SPS didapatkan hasil positif TB Paru. Penyakit TB
Paru adalah Penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis yang ditandai dengan pembentukan granuloma pada jaringan yang
terinfeksi.1
Diagnosis TB Paru dan Diabetes Melitus Tipe 2 didapatkan atas dasar
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemerikaan penunjang. Guptan dan Shah
(2000) menyatakan bahwa gejala penyakit diabetes mellitus yang disertai oleh
tuberkulosis paru penyakit akan saling menutupi, di antaranya pada kedua
penyakit tersebut secara bersamaan terdapat penurunan berat badan, kehilangan
nafsu makan dan kelelahan umum. Lebih lanjut Guptan dan Shah (2000)
menyatakan bahwa kondisi ini lebih umum terjadi pada usia di atas 40 tahun dan
pria memiliki resiko yang agak lebih besar dari pada wanita. Pasien tuberkulosis
paru yang menderita diabetes mellitus memiliki kondisi klinik yang lebih berat
sewaktu terjadinya onset penyakit, apalagi dengan derajat keterlibatan dan
kerusakan paru yang lebih besar. 4
Gangguan fungsi imun pada pasien diabetes melitus. Pada diabetes
melitus terdapat penurunan jumlah sel limfosit T dan netrofil pada pasien DM
yang disertai dengan penurunan jumlah T helper 1 (Th1) dan penurunan produksi
mediator inflamasi seperti TNF , IL-1 serta IL-6. Limfosit Th1 mempunyai
peranan penting untuk mengontrol dan menghambat pertumbuhan basil M.tb,
sehingga terdapatnya penurunan pada jumlah maupun fungsi limfosit T secara
primer akan bertanggungjawab terhadap timbulnya kerentanan pasien DM untuk
terkena TB. Fungsi makrofag juga mengalami gangguan yang ditandai dengan
ketidakmampuan untuk menghasilkan reactive oxygen species, fungsi kemotaksis
28
menyebabkan
29
30
DAFTAR PUSTAKA
31
32
LAMPIRAN DOKUMENTASI
33
Ruang Tamu
34
35
36
Clubbing Finger
37