Anda di halaman 1dari 26

TRAUMA KIMIA PADA MATA

OLEH :
M. Hafidz F
J500100105
Muhammad Iqbal J500100110
Reisya Tiara K
J500100042
Santi Kaluku
J500090078
Perseptor :
Dr. Gogot Suprapto, Sp. M
Dr. H. Praminto Nugroho, Sp. M

BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PONOROGO
2014

BAB I
PENDAHULUAN
Trauma kimia pada mata
merupakan
kegawatdaruratan di bidang
penyakit mata, terutama
yang melibatkan kornea

Trauma basa dpt menembus ke


dlm Chamber ant dlm waktu 7
detik, karena sifat basa yaitu
koagulasi sel dan proses
penyabunan yg disertai dengan
dehidrasi.

Pengaruh bahan kimia tersebut


sangat tergantung pada pH,
kecepatan dan jumlah bahan
kimia. Dapat disebabkan bahan
alkali maupun asam kuat.

Trauma alkali 2 kali lebih sering


dibandingkan karena bahan asam,
lebih banyak digunakan dlm
industri & rumah tangga. Trauma
alkali lebih cepat merusak dan
menembus kornea dibandingkan
bahan asam

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

ANATOMI
Mata memiliki 3 lapisan:
Tunika fibrosa
(lapisan paling luar)
Sklera
Kornea

Tunika vaskulosa
(lapisan tengah)
Koroid
Badan Siliaris

Tunika nervosa
(lapisan dalam)
Retina

HISTOLOGI MATA

Sklera
Berwarna putih, mengandung serabut kolagen, fibroblas, zat-zat utama

Kornea
Transparan, tidak berwarna, mengandung 5 lapisan:
1. Epitel, 2. Membran Bowman, 3.Lamina propria,
4. Membran Descemet, 5.Endotel

HISTOLOGI MATA
1. Suprakoroid
Mengandung lamella (merupakan membran tipis)
2. Pembuluh darah (stratum vasculosa)
. Lapisan luar: pembuluh darah besar
. Lapisan dalam: pembuluh darah sedang
3. Lamina koriokapiler
Mendistribusikan nutrisi untuk bagian terluar retina
4. Lamina vitrea, lamina elastika/basalis/membran Bruch
. Merupakan membran non-selular, ada 2 lapisan:
. Lamella elastika eksterna (sangat tipis)
. Lamella kutikula interna (lebih tebal)

HISTOLOGI MATA
Badan Siliaris
Dibagi atas 2 zona:
1. Orbikulus Silliaris (Pars Plana)
2. Korona Silliaris (Pars Plicata)
. Iris yang membagi 2 bilik (anterior dan posterior)
Bilik anterior : didepan iris
Bilik posterior : dobelakang iris.

. Badan vitreous : bahan berbentuk agar-agar


transparan yang dibatasi oleh : lensa, membran
bagian dalam retina. membran posterior zonula.

HISTOLOGI MATA
Lensa
Lensa merupakan suatu organ transparan, dengan
bentuk bikonveks.
Lensa memiliki 3 komponen struktur:
1. Kapsul lensa : berisi serat-serat lensa yang
terbentuk oleh sel-sel epitel, sepitel selapis kuboid
hanya ada pada permukaan lensa.
2. Korteks
: Terdiri dari korteks anterior (depan
nukelus) dan korteks posterior (belakang nukleus).
3. Nukleus
: Terletak pada bagian sentral.

HISTOLOGI MATA
Retina
Memiliki 10 lapisan, kecuali pada fovea
centralis, diskus optikus.
10 lapisan tersebut, yaitu:
1. Epitel pigmen
2. Lapisan batang dan kerucut
3. Membran limitan luar
4. Lapisan nukleus luar/lapisan granular
5. Lapisan fleksiformis luar/lapisan molekular
6. Lapisan nukleus dalam/lapisan granular
7. Lapisan fleksiformis dalam/lapisan
molekular
8. Lapisan sel ganglion
9. Lapisan serabut saraf
10. Membran limitan dalam

DEFINISI
DEFINISI
Trauma kimia pada
mata keadaan
kedaruratan
oftalmologi karena
dapat menyebabkan
cedera pada mata,
baik ringan, berat
bahkan sampai
kehilangan
penglihatan.

EPIDEMIOLOGI
Laki-laki : wanita = 4 : 1
trauma okular 19 juta
orang kebutaan unilateral.
2,3 juta penurunan visus
bilateral, dan 1,6 juta
kebutaan bilateral akibat
cedera mata.
84% merupakan trauma
kimia. Rasio frekuensi
bervariasi trauma
asam:basa antara 1:1
sampai 1:4.

ETIOLOGI

Trauma kimia biasanya


disebabkan bahan-bahan
yang tersemprot atau
terpercik pada wajah.
Bahan kimia bersifat
asam (pH<7) dan
dikatakan bersifat basa
(pH> 7)

Contoh penyebab:
Alkali: Ammonia , Lye, Potassium hydroxide,
Magnesium hydroxide,Lime
Produk yang mengandung alkali: Fertilizers, produk
pembersih (ammonia), drain cleaners (lye), Oven
cleaners, Potash (potassium
hydroxide), Fireworks (magnesium hydroxide),
Cement (lime)
Asam: Sulfuric acid, Sulfurous acid (paling
sering), Hydrofluoric acid (paling fatal), Acetic
acid,Chromic acid,Hydrochloric acid
Produk yang mengandung asam: Baterai (sulfuric),
Glass polish (hydrofluoric), Vinegar (acetic)

Trauma Asam
Bahan kimia asam

Pengecualian terjadi pada asam


hidroflorida. Bahan ini
merupakan suatu asam lemah
yang dengan cepat menembus
membran sel .

Asam cenderung
berikatan dengan
protein

Luka hanya terbatas


pada permukaan luar
saja.

Menyebabkan
koagulasi protein
plasma

Koagulasi protein ini,


sebagai barrier yang
membatasi penetrasi dan
kerusakan lebih lanjut

Penatalaksanaan
Irigasi jaringan yang terkena secepat-cepatnya, selama
mungkin untuk menghilangkan dan melarutkan bahan
yang mengakibatkan trauma.
Irigasi dapat dilakukan dengan garam fisiologi atau air
bersih lainnya paling sedikit 15-30 menit.

Anestesi topikal (blefarospasme berat)

Penetralisir natrium bikarbonat 3%.

Antibiotik bila perlu

Biasanya trauma akibat asam akan normal kembali,


sehingga tajam penglihatan tidak banyak terganggu.

PATOFISIOLOGI
Bahan kimia alkali

Dilepaskan plasminogen
aktivator & kolagenase
(merusak kolagen kornea)

Terjadi gangguan
penyembuhan epitel

Pecah atau rusaknya sel


jaringan dan Persabunan
disertai disosiasi asam
lemak membran sel
penetrasi lebih lanjut

Edema terdapat serbukan


sel polimorfonuklear ke
dalam stroma, cenderung
disertai masuknya
pemb.darah
(Neovaskularisasi)

Berkelanjutan menjadi ulkus


kornea atau perforasi ke
lapisan yang lebih dalam

Mukopolisakarida jaringan
menghilang & terjadi
penggumpalan sel kornea

Serat kolagen kornea akan


membengkak & kornea akan
mati

KLASIFIKASI
Klasifikasi Derajat beratnya trauma kimia (menurut Roper-Hall) : 2

Grade I : kornea jernih, tidak terdapat iskemia limbus (prognosis


sangat baik)
Grade II : kornea hazy tetapi detail iris masih tampak, dengan
iskemia limbus < sepertiga (prognosis baik)

Grade III :detail iris tidak terlihat, iskemia limbus antara sepertiga
sampai setengah
Grade IV : kornea opak, dengan iskemia limbus lebih dari setengah
(prognosis sangat buruk)

PH bola mata secara berkala.


Tonometri

Dilakukan setelah irigasi atau bisa juga diberikan obat


anestesi.
Kekeruhan kornea, konjungtivalisasi pada kornea,
neovaskularisasi, peradangan kronik dan defek epitel yang
menetap dan berulang serta perforasi kornea, tanda
komplikasi ?

Tersiram cairan atau tersemprot gas.


Penurunan visus? Onset?
Nyeri, lakrimasi, pandangankabur?

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
PEMERIKSAAN FISIK
ANAMNESA

DIAGNOSIS

Diagnosa Banding

Konjugtivitis
Konjugtivitis hemoragik akut
Keratokunjugtivitis sicca
Ulkus kornea
Dan lain-lain

KOMPLIKASI
1. Simblefaron, perlengketan antara konjungtiva palpebra dan
kornea.
2. Kornea keruh, edema, neovaskuler
3. Katarak traumatik, merupakan katarak yang muncul sebagai
akibat cedera pada mata yang dapat merupakan trauma
perforasi ataupun tumpul yang terlihat sesudah beberapa
hari ataupun beberapa tahun.
Katarak traumatik ini dapat muncul akut, subakut, atau pun
gejala sisa dari trauma mata.
Trauma basa pada permukaan mata sering menyebabkan
katarak, selain menyebabkan kerusakan kornea,
konjungtiva, dan iris.
4. Phtisis bulbi, bola mata mengecil.

PENATALAKSANAAN UMUM TRAUMA KIMIA PADA MATA

4 tujuan utama
dalam mengatasi
trauma pada
mata :Memperbaiki
penglihatan.

Mencegah
terjadinya infeksi.

Mempertahankan
struktur dan
anatomi mata.

Mencegah sekuele
jangka panjang.

PENATALAKSANAAN EMERGENCY

Irigasi

Double eversi

Debridemen

bebat (verban) pada


mata, lensa kontak
lembek dan
artificial tear (air
mata buatan).

TATALAKSANA
DERAJAT RINGAN HINGGA SEDANG

Fornices diswab
Siklopegik (Scopolamin 0,25%; Atropin 1%) dapat
diberikan untuk mencegah spasme silier
Antibiotik topikal
Analgesik oral
peningkatan TIO > 30 mmHg dapat diberikan
Acetazolamid (4x250 mg atau 2x500 mg ,oral),
betablocker (Timolol 0,5%
Dapat diberikan air mata artifisial (jika tidak
dilakukan pressure patch).

TATALAKSANA UNTUK TRAUMA KIMIA DERAJAT


BERAT SETELAH DILAKUKAN IRIGASI
Rujuk
Debridement jaringan nekrotik
Siklopegik (Scopolamin 0,25%; Atropin 1%)
diberikan 3-4 kali sehari.
Antibiotik topikal (Trimetoprim/polymixinPolytrim 4 kali sehari; eritromisin 2-4 kali sehari).
Steroid topikal ( Prednisolon acetate 1%
Medikasi antiglaukoma jika terjadi peningkatan
tekanan intraokular
Diberikan pressure patch
Dapat diberikan air mata artifisial

OBAT TAMBAHAN YANG BIASA DIBERIKAN

Obat tambahan yang biasa diberikan


Asam askorbat
meningkatkan produksi kolagen
Asam sitrat
inhibitor kuat terhadap aktivitas neutrofil
Tetrasiklin
menghambat proses kolagenase
Terapi bedah dini penting untuk revaskularisasi
limbus, restorasi populasi sel limbus dan membentuk
fornises

PEMBEDAHAN
penjahitan limbus
Transplantasi stem sel limbus
Graft membran amnion
Pembedahan Lanjut
Pemisahan bagian-bagian yang menyatu
simblefaron.
Koreksi apabila terdapat deformitas pada
kelopak mata.
Keratoprosthesis

PROGNOSIS
Derajat iskemia konjungtiva dan pembuluh darah
daerah limbus adalah indikator tingkat keparahan
cedera dan prognosis penyembuhannya.
Makin besar iskemia dari konjungtiva dan pembuluh
darah limbus, luka yang terjadi akan makin parah.
Trauma basa prognosisnya biasanya lebih buruk dari
trauma asam.

TERIMA KASIH...

Anda mungkin juga menyukai