OLEH :
M. Hafidz F
J500100105
Muhammad Iqbal J500100110
Reisya Tiara K
J500100042
Santi Kaluku
J500090078
Perseptor :
Dr. Gogot Suprapto, Sp. M
Dr. H. Praminto Nugroho, Sp. M
BAB I
PENDAHULUAN
Trauma kimia pada mata
merupakan
kegawatdaruratan di bidang
penyakit mata, terutama
yang melibatkan kornea
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
Mata memiliki 3 lapisan:
Tunika fibrosa
(lapisan paling luar)
Sklera
Kornea
Tunika vaskulosa
(lapisan tengah)
Koroid
Badan Siliaris
Tunika nervosa
(lapisan dalam)
Retina
HISTOLOGI MATA
Sklera
Berwarna putih, mengandung serabut kolagen, fibroblas, zat-zat utama
Kornea
Transparan, tidak berwarna, mengandung 5 lapisan:
1. Epitel, 2. Membran Bowman, 3.Lamina propria,
4. Membran Descemet, 5.Endotel
HISTOLOGI MATA
1. Suprakoroid
Mengandung lamella (merupakan membran tipis)
2. Pembuluh darah (stratum vasculosa)
. Lapisan luar: pembuluh darah besar
. Lapisan dalam: pembuluh darah sedang
3. Lamina koriokapiler
Mendistribusikan nutrisi untuk bagian terluar retina
4. Lamina vitrea, lamina elastika/basalis/membran Bruch
. Merupakan membran non-selular, ada 2 lapisan:
. Lamella elastika eksterna (sangat tipis)
. Lamella kutikula interna (lebih tebal)
HISTOLOGI MATA
Badan Siliaris
Dibagi atas 2 zona:
1. Orbikulus Silliaris (Pars Plana)
2. Korona Silliaris (Pars Plicata)
. Iris yang membagi 2 bilik (anterior dan posterior)
Bilik anterior : didepan iris
Bilik posterior : dobelakang iris.
HISTOLOGI MATA
Lensa
Lensa merupakan suatu organ transparan, dengan
bentuk bikonveks.
Lensa memiliki 3 komponen struktur:
1. Kapsul lensa : berisi serat-serat lensa yang
terbentuk oleh sel-sel epitel, sepitel selapis kuboid
hanya ada pada permukaan lensa.
2. Korteks
: Terdiri dari korteks anterior (depan
nukelus) dan korteks posterior (belakang nukleus).
3. Nukleus
: Terletak pada bagian sentral.
HISTOLOGI MATA
Retina
Memiliki 10 lapisan, kecuali pada fovea
centralis, diskus optikus.
10 lapisan tersebut, yaitu:
1. Epitel pigmen
2. Lapisan batang dan kerucut
3. Membran limitan luar
4. Lapisan nukleus luar/lapisan granular
5. Lapisan fleksiformis luar/lapisan molekular
6. Lapisan nukleus dalam/lapisan granular
7. Lapisan fleksiformis dalam/lapisan
molekular
8. Lapisan sel ganglion
9. Lapisan serabut saraf
10. Membran limitan dalam
DEFINISI
DEFINISI
Trauma kimia pada
mata keadaan
kedaruratan
oftalmologi karena
dapat menyebabkan
cedera pada mata,
baik ringan, berat
bahkan sampai
kehilangan
penglihatan.
EPIDEMIOLOGI
Laki-laki : wanita = 4 : 1
trauma okular 19 juta
orang kebutaan unilateral.
2,3 juta penurunan visus
bilateral, dan 1,6 juta
kebutaan bilateral akibat
cedera mata.
84% merupakan trauma
kimia. Rasio frekuensi
bervariasi trauma
asam:basa antara 1:1
sampai 1:4.
ETIOLOGI
Contoh penyebab:
Alkali: Ammonia , Lye, Potassium hydroxide,
Magnesium hydroxide,Lime
Produk yang mengandung alkali: Fertilizers, produk
pembersih (ammonia), drain cleaners (lye), Oven
cleaners, Potash (potassium
hydroxide), Fireworks (magnesium hydroxide),
Cement (lime)
Asam: Sulfuric acid, Sulfurous acid (paling
sering), Hydrofluoric acid (paling fatal), Acetic
acid,Chromic acid,Hydrochloric acid
Produk yang mengandung asam: Baterai (sulfuric),
Glass polish (hydrofluoric), Vinegar (acetic)
Trauma Asam
Bahan kimia asam
Asam cenderung
berikatan dengan
protein
Menyebabkan
koagulasi protein
plasma
Penatalaksanaan
Irigasi jaringan yang terkena secepat-cepatnya, selama
mungkin untuk menghilangkan dan melarutkan bahan
yang mengakibatkan trauma.
Irigasi dapat dilakukan dengan garam fisiologi atau air
bersih lainnya paling sedikit 15-30 menit.
PATOFISIOLOGI
Bahan kimia alkali
Dilepaskan plasminogen
aktivator & kolagenase
(merusak kolagen kornea)
Terjadi gangguan
penyembuhan epitel
Mukopolisakarida jaringan
menghilang & terjadi
penggumpalan sel kornea
KLASIFIKASI
Klasifikasi Derajat beratnya trauma kimia (menurut Roper-Hall) : 2
Grade III :detail iris tidak terlihat, iskemia limbus antara sepertiga
sampai setengah
Grade IV : kornea opak, dengan iskemia limbus lebih dari setengah
(prognosis sangat buruk)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
PEMERIKSAAN FISIK
ANAMNESA
DIAGNOSIS
Diagnosa Banding
Konjugtivitis
Konjugtivitis hemoragik akut
Keratokunjugtivitis sicca
Ulkus kornea
Dan lain-lain
KOMPLIKASI
1. Simblefaron, perlengketan antara konjungtiva palpebra dan
kornea.
2. Kornea keruh, edema, neovaskuler
3. Katarak traumatik, merupakan katarak yang muncul sebagai
akibat cedera pada mata yang dapat merupakan trauma
perforasi ataupun tumpul yang terlihat sesudah beberapa
hari ataupun beberapa tahun.
Katarak traumatik ini dapat muncul akut, subakut, atau pun
gejala sisa dari trauma mata.
Trauma basa pada permukaan mata sering menyebabkan
katarak, selain menyebabkan kerusakan kornea,
konjungtiva, dan iris.
4. Phtisis bulbi, bola mata mengecil.
4 tujuan utama
dalam mengatasi
trauma pada
mata :Memperbaiki
penglihatan.
Mencegah
terjadinya infeksi.
Mempertahankan
struktur dan
anatomi mata.
Mencegah sekuele
jangka panjang.
PENATALAKSANAAN EMERGENCY
Irigasi
Double eversi
Debridemen
TATALAKSANA
DERAJAT RINGAN HINGGA SEDANG
Fornices diswab
Siklopegik (Scopolamin 0,25%; Atropin 1%) dapat
diberikan untuk mencegah spasme silier
Antibiotik topikal
Analgesik oral
peningkatan TIO > 30 mmHg dapat diberikan
Acetazolamid (4x250 mg atau 2x500 mg ,oral),
betablocker (Timolol 0,5%
Dapat diberikan air mata artifisial (jika tidak
dilakukan pressure patch).
PEMBEDAHAN
penjahitan limbus
Transplantasi stem sel limbus
Graft membran amnion
Pembedahan Lanjut
Pemisahan bagian-bagian yang menyatu
simblefaron.
Koreksi apabila terdapat deformitas pada
kelopak mata.
Keratoprosthesis
PROGNOSIS
Derajat iskemia konjungtiva dan pembuluh darah
daerah limbus adalah indikator tingkat keparahan
cedera dan prognosis penyembuhannya.
Makin besar iskemia dari konjungtiva dan pembuluh
darah limbus, luka yang terjadi akan makin parah.
Trauma basa prognosisnya biasanya lebih buruk dari
trauma asam.
TERIMA KASIH...