Anda di halaman 1dari 28

Congestive

Heart
Failure
Oleh
Dika Rizki Ardiana
20110310160

Identitas Pasien
Nama
: Ny. A
Jenis Kelamin
: Perempuan
Usia
: 72 tahun
Alamat
: Baledono, Purworejo
Pekerjaan
: Pensiunan
Status Perkawinan : Kawin
Agama
: Islam

Anamnesis
Keluhan Utama : Sesak Nafas
Keluhan Tambahan : cepat lelah untuk
aktifitas

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien merasa sesak nafas sejak kemarin malam.
Sesak dirasakan bertambah saat melakukan aktivitas seharihari dan berkurang dengan beristirahat.
Sesak tidak dipengaruhi makanan dan cuaca.
Susah tidur di malam hari.
Bunyi mengi (-), nyeri dada (-), nyeri perut (-), demam (-),
Bengkak pada kedua tungkai (-)
Pasien sering cepat merasa lelah.

Riwayat Penyakit Dahulu


Posrt rawat inap 3 minggu yll dengan keluhan serupa.
Riwayat hipertensi (+)
Riwayat DM (-)
Riwayat nyeri dada disangkal, bengkak pada tungkai (-).
Riwayat penyakit pernafasan (asma) disangkal.
Riwayat penyakit jantung (+) gagal ginjal kronis (-), pasien
berobat rutin di poliklinik penyakit dalam.

Riwayat Penyakit Keluarga


Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama
dalam keluarga disangkal. Riwayat Hipertensi (+),
DM (-).
Riwayat Personal Sosial Ekonomi
Saat ini pasien adalah seorang pensiunan PNS.
Pasien di rumah tinggal bersama suami. Suami
pasien juga seorang pensiunan. Status ekonomi
pasien dirasa cukup

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum
Keadaan umum : Tampak lemas
Kesadaran
: Compos mentis
Gizi
: Cukup
Tekanan Darah : 140/90 mmHg
Nadi
: 84 kali per menit, reguler, isi dan
tegangan cukup
Pernafasan
: 24 kali per menit,
Suhu
: 36,6o C
Berat Badan : 50 kg
Tinggi Badan : 165 cm
IMT
: 18.4 (underweight)

Kepala dan Leher


Konjungtiva anemis (-/-)
Sklera ikterik (-/-)
Pembesaran KGB di leher (-)
JVP tidak dilakukan
Thorak
Paru-paru
Inspeksi
: Pergerakan dinding dada simetris kiri
dan kanan, retraksi (-)
Palpasi
: Vokal fremitus kanan=kiri
Perkusi
: Sonor pada kedua lapangan paru
Auskultasi
: Vesikuler (+/+), wheezing (-),
rhonki (+/+)

Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
Perkusi : Batas atas SIC II linea parasternalis sinistra,
batas kanan SIC IV linea parasternalis dextra,
batas kiri SIC VI linea axilaris anterior sinistra.
Auskultasi : Bunyi jantung I & II reguler, mumur (-), gallop(-)

Abdomen
Inspeksi : Tampak flat
Auskultasi : Bising usus (+) normal 9x/menit
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak
teraba
Perkusi : Timpani
Ekstremitas
Akral hangat
Edema (-/-)
Tampak sianosis pada kuku (-)
Deformitas (-)

Diagnosis Banding
CHF
COPD
Asma

Rencana Pemeriksaan Penunjang


Darah Rutin
EKG
Rontgen Thorax PA

Hasil Pemeriksaan Penunjang


Darah Rutin
Hemoglobin

9,6

Leukosit
Hematokrit
Eritrosit
Trombosit
MCV
MCH
MCHC
Netrofil
Limfosit
Monosit
Eosinofil
Basofil

6,5
30
3,4
214
88
29
33
53,80
39,80
3,20
2,60
0,60

11,7 - 15,5 g/dl


3,6 - 11,8 10^3/ul
35 - 47 %
3,80 5,20 10^6/ul
150 - 400 10^3/ul
80 - 100 fl
26 - 34 pg
32 - 36 g/dl
50 - 70 %
25 - 40 %
2-8%
2.00 - 4.00 %
0-1%

Hasil Pemeriksaan Penunjang


Kimia
Klinik
Gula Darah Sewaktu

94

70 120 mg/dL

Ureum

65,7

10 50 mg/dL

Creatinin

1,31

0,60 1,10 mg/dL

74

70,0 140,0 mg/dL

Trigliserida
Imunologi

HbSAg

Negatif

EKG

Atrial Fibrilasi

Rontgen Thorax
Corakan vascular meningkat dengan
cephalisasi
Sinus lancip, diagfrahma licin
Cor CTR > 0,5
Kesan
Cardiomegali dengantanda awal
bendungan pulmo

Diagnosis
CHF NYHA III
AF

CONGESTIVE HEART FAILURE

Ketidakmampuan jantung untuk


mempertahankan curah jantung (cardiac
output) dalam memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh.

Etiologi
Gagal jantung kronis (CHF) disebabkan oleh penyakit lain atau kondisi
yang merusak atau kebanyakan kerja otot jantung. Seiring waktu,
otot jantung melemah dan tidak mampu memompa darah yang
seharusnya. Gagal jantung kronis yang terkemuka adalah:
Penyakit arteri koroner (CAD)
Tekanan darah tinggi ( hipertensi )
Diabetes

Kardiomiopati (penyakit dari otot jantung)


Penyakit katup jantung
Aritmia
Bawaan penyakit jantung
Pengobatan untuk kanker, seperti radiasi dan obat kemoterapi
tertentu
Gangguan tiroid
Penyalahgunaan alkohol
HIV / AIDS

Klasifikasi Gagal Jantung


Berdasarkan Manifestasi Klinis :
Gagal Jantung Kiri dan Gagal Jantung Kanan
Gagal Jantung High Output dan Low Output
Gagal Jantung Akut dan Kronik
Gagal jantung Forward dan backward

Gagal jantung menurut New York Heart Association (NYHA)


diklasifikasikan menjadi:
Kelas I
Penderita gagal jantung yang tidak ada pembatasan aktivitas fisik.
Kelas II
Penderita gagal jantung yang dikategorikan ringan dengan sedikit
batasan aktivitas fisik karena akan timbul gejala pada saat melakukan
aktivitas tetapi nyaman pada saat istrahat.
Kelas III
Penderita gagal jantung yang dikategorikan sedang dengan adanya
batasan aktivitas fisik bermakna karena akan timbul gejala pada saat
melakukan aktivitas ringan.
Kelas IV
Penderita gagal jantung yang dikategorikan berat dimana penderita
tidak mampu melakukan aktivitas fisik karena gejala sudah dirasakan
pada saat istrahat.

Gejala
Dispnea
Ortopnea
Paroxysmal Nocturnal
Dyspnea (PND)
Batuk
Rasa mudah lelah
Gangguan pencernaan
Edema

Diagnosis:
Anamnesis:
Dispneadeffort
orthopnea
paroxysmal nocturnal dispnea
lemas
anoreksia dan mual
gangguan mental pada usia tua
Pemeriksaan fisik:
Takikardi
gallop bunyi jantung ketiga,
peningkatan/ekstensi vena jugularis,
refluks hepatojugular,
Kardiomegali
ronkhi basah halus di basal paru dan bisa meluas di kedua lapang paru bila gagal
jantung berat,
edema pretibial pada pasien yang rawat jalan, edema sakral pada pasien tirah baring.
Efusi pleura lebih sering pada paru kanan daripada paru kiri.
Asites sering terjadi pada pasien dengan penyakit katup mitraldan perikarditis konstriktif

Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium :
DRO, kimia darah (ureum, creatinin, glukosa, elektrolit), fungsi hepar
Urinanalisa untuk mendeteksi proteinuria atau glukosuria
Foto Rontgen Thorax :
Cardiomegaly
Distensi vena pulmonaris
Opasifikasi hilus paru bisa sampai ke apeks
Efusi pleura
Elektrokardiografi :
Untuk menentukan etiologi gagal jantung (infark, iskemia, hipertrofi) dapat
ditemukan low voltage, T inverse, QS, depresi ST
Ekokardiografi :
Untuk mengetahui fungsi struktur jantung, katup dan perikardium

Kriteria diagnosis
Kriteria Framingham: Diagnosis
ditegakkan bila terdapat paling
sedikit satu kriteria mayor dan
dua kriteria minor.
Kriteria mayor
Paroksismal nocturnal dispnea
Distensi vena-vena leher
Peningkatan vena jugularis
Ronki
Kardiomegali
Edema paru akut
Gallop bunyi jantung III
Refluks hepatojugular positif

Kriteria minor
Edema ekstremitas
Batuk malam
Sesak pada aktivitas
Hepatomegali
Efusi pleura
Kapasitas vital berkurang 1/3
dari normal
Takikardia (>120
denyut/menit)
Mayor atau minor
Penurunan BB 4,5 kg dalam 5
hari pengobatan

Penatalaksanaan
Diuretik
Digunakan untuk mengendalikan retensi natrium dan air. (Furosemid 2080mg/hari)
ACE Inhibitor
Dapat menghambat perubahan angiotensin I menjadi angiotensin II,
menimbulkan vasodilatasi dan penurunan tekanan darah.
(Captopril 25 mg, 3x1)
Angiotensin-II Receptor Blockers
memblokade aksi hormon angiotensin II. Bekerja merelaksasi pembuluh
darah.
(Valsartan 80-320 mg/hari)
Bloker seperti bisoprolol, karvedilol, propanolol yang dimulai dari dosis yang
sangat rendah dan bisa ditambahkan untuk menurunkan aktivitas simpatis
yang berlebihan dan mendorong remodeling otot jantung.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai