Anda di halaman 1dari 11

ADENOKARSINOMA POLIMORFIK STADIUM

RINGAN : Penyebab langka epistaksis


jangka lama
Oleh :
Nurul Khairiyah Amri G1A215091
Lestary Nurman
G1A215007

Abstrak

Epistaksis adalah keluhan umum yang dihadapi pada


praktek klinis dan biasanya dapat berhenti secara spontan.
Namun dalam beberapa kasus yang sulit dan berulang
disebabkan oeh beberapa penyakit langka dapat menyebabkan
morbiditas yang cukup besar.
Melaporkan sebuah kasus seorang pria berusia 52 tahun
dengan gejala epistaksi berulang akibat adenokarsinoma
polimorfik stadium ringan (PLGA) kasus ini merupakan kasus
yang jarang terjadi pada epistaksis kronis yang disebabkan
oleh PLGA.

Pendahuluan
Epistaksis berulang disebabkan oleh hipertensi, obat
antiplatelet dan penyalahgunaan alkohol. Namun sebagian
besar kasus biasanya idiopatik.
Dalam laporan ini, kami menerangkan sebuah kasus
dimana PLGA, sebuah gangguan langka dari traktus sinonasal,
menyebabkan epistaksi berulang yang kronis pada laki-laki
dewasa dan membahas strategi terapi pada penyakit ini.

Persentasi kasus
Seorang pria berusia 52 tahun datang dengan keluhan
riwayat 30 bulan mengalami epistaksis dan sekret purulen dan
hidung kiri. Ia mendapat pengobatan aspirin secara teratur
untuk mencegah penyakit arteri koroner. Selain itu, ia juga
telah menjalani operasi Caldwell-Luc bilateral untuk penyakit
sinus maksilaris 15 tahun sebelumnya.
Ia mengunjungi klinik yang berbeda beberapa kali untuk
gejala-gejala tersebut, yang kemudian terdiagnosis sebagai
sinusitis paranasal kronis dan efek samping dari agen
antiplatelet. Aspirin dihentikan, namun hal itu tidak
mengurangi frekuensi dan tingkat keparahan perdarahan dari
hidung

Pada pemeriksaan fisik, tidak ada lesi atau perdarahan yang


diamati selama melihat meatus,septum ataupun vestibulum.
Evaluasi lebih lanjut melalui endoskopi fiber optik
mengungkapkan terdapat tumpukan krusta di sebelah kiri
meatus media, dan mudah berdarah dan masa lobus yang tidak
rapuh dengan neovaskularisasi yang diidentifikasi setelah
mengangkat krusta.
Luasnya massa dievaluasi melalui CT dengan kontras yang
memperlihatkan meningkatnya jaringan lunak pada sinus
etmoid dan rongga hidung kiri.

Biopsi melaporkan adanya adenoma sel basal, tetapi tidak


mengesampingkan adanya kemungkinan adanya keganasan.
Dilakukan endoskopi modifikasi maksilektomi medial 2 minggu
kemudian dibawah anestesi umum
Mikroskopik bagian mengungkapkan PLGA terdiri dari infiltrasi pada
ireguler dan sel kuboid tumbuh dalam pola kistik adenoid yang tersusun
dalam duktus, trabekula, dan tubulus. Dibawah pembesaran yang tinggi,
kebanyakan sel tumor bersifat lunak dan relatif seragam. Bulat dan inti
berbentuk bulat telur dalam ukuran atau sedikit membesar, dan observasi
invasi vaskular KGB

Stadium patologis menggunakan pT2Nx dan pasien mendapatkan


terapi radiasi dengan dosis harian 200 CGY dan dosis total hingga 700
CGY. Selain itu, tegafur/urasil 300 mg/hari diberikan sebagai terapi
adjuvant post operasi selama 6 bulan.
Epistaksis tidak kambuh setelah dioperasi. Tindak lanjut MRI dan
Endoskopi fiber optik yang dilakukan 25 bulan terapi mengungkapkan
bebas tumor pada rongga nasosinal dengan jaringan parut ringan.

Pembahasan
Epistaksis pada tumor traktus sino nasal dapat berakibat
fatal karena ukuran besar tumor yang menyebabkan
aliran darah yang berlebihan. Tapi pada PLGA,
perdarahn lebih sedikit
PLGA adalah neoplasma kelenjar ludah minor yang
muncul sebagian besar dalam ronggal mulut, terutama
pada mukosa palatum durum dan palatum molle.
Tumor ini cenderung terlihat sebagai polip sinonasal
dengan atau tanpa sumbatan hidung. Gejalanya
meliputinyeri, perdarahan dan ulserasi.

PLGA sering menunjukkan pola pertumbuhan infiltratif,


limfovaskular, invasi perineural. Namun prognosis untuk
pasien tersebut lebih sering baik.
. Eksisi lokal yang lebar dengan batas yang tepat adalah
lini pertama pengobatan saat ini untuk sebagian besar
PLGA. Diseksi leher rutin tidak dianjurkan kecuali bukti
klinis mendukung adanya keterlibatan dari kelenjar yang
ada
Penelitian telah melaporkan bahwa terapi radiasi paska
operasi memiliki manfaat kelangsungan hidup untuk
PLGA yang timbul pada lokasi yang tidak biasa seperti
kelenjar parotis

Kesimpulannya
PLGA merupakan kasus yang jarang terjadi karena
epistaksis kronis dan dapat mudah diabaikan. Pemeriksaan
fiberskopi merupakan hal yang wajib pada kondisi tersebut
untuk diagnosis pasti, dan tindakan operasi cepat juga
meningkatkan hasilnya. Penelitian tambahan yang
diperlukan untuk meverifikasi peran terapi radiasi adjuvan
dan kemoterapi pada tumor ini.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai