Anda di halaman 1dari 38

PENDEKATAN DIAGNOSTIK

PENYAKIT RHEUMATIK
Pendahuluan
Istilah rheumatis berasal dari bahasa Yunani

yang berarti mukus


Setiap kondisi yang disertai nyeri dan kaku

pada sistem muskoloskeletal disebut


Rheumatik, termasuk penyakit jaringan ikat
( penyakit kolagen )
Reumatologi ilmu yang mempelajari
penyakit sendi, termasuk artritis, fibrositis,
bursitis, neuralgia
Hingga saat ini 100 macam penyakit
sendi yang sering memberikan gejala
hampir sama
Terminologi
Beberapa istilah yang perlu diketahui
Arthralgia : keluhan subjektif berupa rasa

nyeri disekitar sendi dan fisis


tidak ada kelainan
Artritis :Kelainan sendi subjektif, berupa

inflamasi sendi disertai tanda


inflamasi
Monoartritis : Artritis yang hanya mengenai

satu sendi saja


Aligo Artritis : Artritis yang menyerang 2
sampai 4 sendi atau kelompok
sendi kecil
Poliartritis : Artritis yang menyerang
lebih dari 4 sendi atu
kelompok sendi kecil
Sinovitis : Inflamasi sinovia sendi
yang klinis nyata
Tenosinovitis : Inflamasi serung sendi
Tendinistis : Inflamasi sendon
Bursitis : Inflamasi bursa
ASPEK GENETIK PENYAKIT
RHEUMATIK
Penyakit Rheumatik mempunyai dasar
imunologik berkaitan dengan sistem
histokompobilitas
Sistem histokompobilitas ditentukan oleh
faktor genetik HLA ( Human Leucocyte
Antygent )
HLA molekul pada permukaan sel yang
sifatnya ditentukan oleh gen respon imun
yang sangat polimorfis
letaknya pada komplex kromoson No. 6
Ada 2 jenis antigen HLA :
I. Molekul HLA kelas I, yaitu, HLA, A,B,C

II. Molekul HLA kelas Iiyaitu HLA-DR,DQ dan DP

Baik oleh HLA kelas I dan kelas II dikaitkan dengan

sejumlah penyakit Rheumatik peran penting faktor


genetik dalam patogenesis penyakit

Penyakit sendi, jaringan ikat sistemik,


vaskulitis dan HLA
HLA B27 dan spondiloartropat ( SpA )
HLA B 27 sebagai petanda genetik untuk SpA

AR berkaitan dengan spesifiikasi MHC kelas II

HLA DR4 70% kulit putih dengan AR di Amerika


dan Eropa Barat mempunyai HLA DR4 dibanding 25
- 35% orang normal
SLE penyakit yang heterogen klinis dan serologi
berkaitan dengan HLA DR2 atau HLA DR3
Skleroderma atu syestemik selorosis berhubungan
lemah dengan antigen HLA Dr1, Dr3 dan DR5

Diagnosis, prevertensi dan pengobatan penyakit ini


dapat berdasarkan identifikasi dan manipulasi respon
imun yang spesifik yang diperantarai oleh mulekul HLA
ARTRITIS RHEUMATOID

Defenisi
Artritis Rheumatoid merupakan suatu
penyakit inflamasi sistemik krinik
Manifestasi utama poliartritis yang
progresif
Juga melibatkan seluruha organ tubuh
Lebih sering pada wanita
Etiologi
Belum dapat dipastikan

Faktor genetik dan faktor lingkungan

berperan dalam timbulnya penyakit ini


Faktor genetik : - hubungan antara produk

kompleks histokom
pabilitas utama kelas II ( HCA-DR4
) dengan Artritis Reumatoid
sero positif
- Pengemban HCA memiliki resiko
relatif 4 : 1
Faktor lingkungan :-Faktor Hormonal ( pada
kehamilan )
-Faktor infeksi (diduga
virus,bakteri,mikoplasma)
-Heat Shoch protein (HSP)

Manifestasi Klinik Artritis Rheumatoid


Gejala AR dapat timbul beru[a serangn
poliartritis Akut
Umumnya gejala AR berkembang. Secara
perlahan dalam beberapa minggu
Manifestasi Artikuler
I. Gejala inflamasi akibat aktivitas sinovitas yang
bersifat reversibel :
Kaku pada paga hari
II. Gejala akibat kerusakan struktur persendian
yang bersifat irreversibel:
otof dan tendon yang berdekatan dengan
persendian mengalami spasme dan pemendekan
Kerusakan rawan sendi dan erosi tulang
perlartikuler permukaan sendi tidak rata
deformitas persendian
Ankolisis
Gangguan stabilitas sendi
Manifestasi Ekstra Artikuler
Kulit : - Nodul Rheumatoid ( Gejala AR
yang patognomanik )
- Vaskulitis : * Purpura, Ekimosis,
Nekrosis, Kuku
* Ganggren/ulkus
pada ektremitas bawah

Mata : - Keratokonjungtivis
- skleritis
Sistem Respiratorik : - Nyeri Tenggorokan

- Nyeri menelan
- Disfonia
- Pneumonitis Intersitem
Sistem Kardiovaskuler
OSTEO ARTRITIS
Defenisi :
Penyakit degerasi sendi

Suatu penyakit kerusakan tulang rawah


sendi yang berkembang lembat yang tak
diketahui penyebabnya
Terdapat beberapa faktor resiko

Patogenesisnya belum jelas

Insiden
Penyakit rematik sendi yang paling banyak
Wanita : < 40 thn 2 % dgn OA
45 60 thn 30% dgn OA
> 61 thn 65 % dgn OA
Wanita > laki laki pada > 50 tahun
Wanita hampir sama laki laki pada >
45 tahun
Etiologi
Tidak diketahui

Beberap faktor resiko yang berperan:

Umur : - Faktor ketuan

- Prevalensi dan beratnya OA


meningkat dengan
bertambahnya umur
Jenis kelamin : - Wanita OA lutut dan
OA banyak sendi
- Laki laki OA paha, pergelangan
tangan dan paha
Suku Bangsa : - OA lebih sering pada
orang Amerika Asli
dari pada orang kulit
putih
Genetik : - Berediter
- anak perempuan dari ibu dengan
OA 3x lebih sering dari pada
anak perempuan dari ibu
tanpa OA
- mutasi gen prokologen II
diduga berperan

Kegemukan dan penyakit metabolik


Berat badan berlebih meningkatkan
resiko OA
Cedera sendi ( pekerjaan dan olahraga )
pemakian sendi yang terus menerus
beban benturan yang berulang
Kelainan pertumbuhan
Gambaran Klinis
Umumnya keluhan berlangsung lama tapi

berkembang secara perlahan. Keluhan


berupa :
Keluhan dan fisik dapat berupa :

Nyeri sendi keluhan utama :


Bertambah dengan gerakan dan

sedikit berkurang dengan istaraht


Dapat berupa penjalaran/radikolopati

Hambatan gerakan sendi

Kaku pagi setelah imobilitas


Kapitasi
Deformitas
Perubahan gaya berjalan pincang
Tanda tanda peradangan

Diagnosis
Diagnosis OA biasanya didasarkan pada :

Gambaran klinis

Radiografis

Hasil pemeriksaan laboratorium pada OA

biasanya tidak banyak berguna


Pada sebagian besar kasus radiografis
sendi sudah cukup memberikan gambaran
diagnostik
Gambaran radiografis sendi yang menyokong
diagnosis OA :
Penyempitan olah sendi yang sering kali

asismetris
Peningkatan densitas ( sklerosis ) tulang

subkondral
Kista tulang

Osteofit pada pinggir sendi

Perubahan struktur anatomi sendi

Penatalaksanaan
Obat obatan belum ada obat yang spesifik

Hanya simptomatik tak memperbaiki atau


menghentikan proses patologi OA
Perlindungan sendi pemakaian korset
hindari aktivitas berlebihan pada sendi yang
sakit
pemakian tongkat
Atur pola diet menurunkan berat badan
Dukungan Psikososial karena sifat OA yang
menahun
Fisioterapi berperan penting dalam
penatalaksanaan OA
program latihan yang tepat untuk
memperbaiki gerak sendi dan memperkuat
otot
Operasi pada pasien dengan :
Kerusakan sendi nyata
Nyeri yang menetap
Kelemahan fungsi
Prognosis :
Prognosis baik
Dengan obat obatan konservatif sebagian
besar pasien teratasi
HIPERLIPEDEMIA
Pendahuluan
Hiperlipedemia adalah keadaan yang

ditandai oleh peningkatan kadar lemak


darah
Biasanya dihubungkan dengan resiko

terjadinya ateruklerosis atau PJK


Lipid atau lemak :

Penting untuk berfungsinya sel


Sumber energi
Pelindung badan
Pembentukan sel
Sintesis hormon steroid
Prekursor Prostat glandin
Lemak berikatan dengan protein lipoprotein
Jenis lemak / lipid
Kolesterol total
Kolesterol HDL
Kolesterol LDL
Trigliserida

Klasifikasi Hiperlipidemia
Ada dua jenis hiperlidemia yaitu :
Hiperlipidemia Primer

Disebabkan oleh kelainan genetik


Biasanya ditemukan secar kebetulan, waktu
check - up karena umumnya tidak ada keluhan
Hiperlipidemia Sekunder
Peningkatan kadar lipid darah yang disebabkan
oleh penyakit tertentu misalnya :
Diabetes Militus
Gangguan tiroid
Penyakit hepar
Penyakit ginjal
Hubungan kadar lipid dengan resiko PJK
Lipid Diinginkan Diwaspadai berbahya
Kolesterol total < 200 200 239 > 240
Kolesterol LDL
Tanpa PJK <130 130 159 >160
dengan PJK < 100 -

Kolesterol HDL - 35 45 < 35


Trigliserida
tanpa PJK < 200 200 399 > 400
dengan PJK < 150
HIPERTIROIDISME
Defenisi :
Hipertiroidisme : Hiperfungsi tiroid yaitu
peningkatan biosintesis dan sekresi hormon
oleh kelenjar tiroid
Tiroksikosis : keadaan akibat peningkatan
kadar T3 atau T4 dalam darah
Dalam klinik bisa terjadi :

Tiroksikosis dengan hipertiroidisme


Tiroksikosis tanpa hipertiroidisme
Keduanya dibedakan dengan uji tangkap yodium ( radioactive
Iodine uptake/RAIU )
Produk utama kelenjar adalah T4, hanya 20 % T3 berasal
langsung dari kelenjar tiroid ( sisanya dari proses
moncdeiodinasi T4 di hati dan ginjal )
Etiologi
> 90 % hipertiroidisme adalah penyakit graves
dan nodul tiroid toksik ( multi noduler dan
monodular toksik )
Penyebab lain :
Metasis kanker tiroid
Koriokarsinoma
Molahidatidosa
Karsinoma testikular embrional
Hipertoroidisme pada penyakit graves adalah
akibat antibodi reseptor TSH yang merangsang
aktivitas tiroid

Manisfestasi klinik
Terjadinya hipertiroidisme biasanya perlahan
dapat juga dramatik
Hampir semua sistem dalam tubuh mengalami
gangguan akibat kelebihan hormon tiroid keluhan
banyak dari semua sistem organ sehingga sering
di diagnosa oleh ahli jantung, ahli saraf, ahli kulit
Gejala klinik yang paling sering :
Penurunan berat badan

Kelelahan

Tremor

Gugup

Berkeringan banyak

Tidak tahan panas

Palpitasi

Pembesaran tiroid
Gejala lainnya:
Kardiovaskuler : - Sesak nafas
- Angina
- Gagal jantung
- Sinus takikardia
Neuromaskuler : - Psikosis

- Kelemahan otot
- Paralisis
Ganstrolntestinal : - Diare
- Steatorea
- Muntah
Reproduksi : - Oligomenorea
- Infertilitas
Struma :- Difus
- Nodusa
Kulit :- Pruritus
- Eritema palmaris
- Rambut tipis
Mata : - Kemosis
- Diplopia
- Lakrimasi
- Proptosis
OSTEOPOROSIS
Defenisi
Adalah suatu keadaan dimana terdapat pengurangan
jaringan tulang per unit volume, sehingga tidak mampu
melindungi atau mencegah terjadinya fraktur terhadap
trauma mineral
Insidens

Tersebar diseluruh dunia

Di Amerika menyerang 20-25 juta penduduk


1 diantara 2-3 wanita post monopause
> 50% penduduk diatas umur 70-80
tahun1,5 juta dari pasien mengalami fraktur
Patogenesis
Dalam keadaan normal pada tulang terjadi proses
yang terus menerus dan seimbang yaitu resorbsi dan
remodeling
Setiap perubahan dalam keseimbangan proses

resorbsidan remodeling pengurangan massa tulang


terjadi pada osteoporosis
Pada osteoporosis pengurangan massa tulang
penipisan bagian korteks serta pelebaran lumen
anatomi tulang normal jika kehilangan massa
berat tulang peka terhadap trauma fraktur
Etiologi
Disebabkan oleh berbagai sebab :
Paling sering karena bertambahnya usia
Faktor faktor yang mempengaruhi pengurangan

massa tulang pada usia lanjut :

1. Determinan massa tulang


Faktor genetik

Faktor mekanis

Faktor makanan dan hormon

2. Determinan pengurangan massa tulang


Faktor genetik

Faktor mekanis

Nutrisi / hormon
Faktor lain
kalsium : - nutrisi penting untuk tulang

- wanita premenopause masukan


kalsium rendah dan diabsorbsinya
tidak baik keseimbangan kalsiumnya
negatif
Protein : - Faktor penting yang mempengaruhi
penurunan massa tulang
- Makanan kaya protein eksresi asamino
yang mengadung sulfat meningkatknan
eksresi kalsium
- Protein berlebihan cenderung terjadi
keseimbangan kalsium negetif
Estrogen : - Berkuranganya estrogen gangguan
efesiensi obsorbsi kalsium dan
menurunnya konservasi kalsium di ginjal
gangguan keseimbangan kalsium
Rokok : - Mekanisme penurunan massa tulang
Minuman kopi : memperbanyak ekskresi kalsium
melalui ginjal dan tinja
Alkoholisme : - Kecenderungan masukan kalsium
rendah dasn ekskresi kalsium melalui
urine meningkat
Manifestasi klinik
Nyeri dengan atau tanpa adanya fraktur nyata

Kompresi fraktur pada vertebra :

Rasa sakit timbul mendadak

Sakitnya hebat dan terlokalisasi pada vertebra

yagn terserang
Rasa sakit hilang perlahan dengan istirahat
/baring
Rasa nyeri ringan pada pagi hari bertambah
dengan aktivitas
Sering terjadi fraktur baik secar spontan atau
karena trauma minimal
Bagian yang sering terjadi fraktur pergelangan
tangan, panggul dan vertebra
Menurunnya tinggi badan karena kompressi
fraktur vertebra asimptomatis

Pendidikan Diagnosis
Anamnesi

Pemeriksaan jasmani

Pemeriksaan laboratorium

Untuk mengetahui secara tidak langsung adanya


resorpsi tulang
Antara lain : pengukuran kadara kalsium dalam
air kemih puasa dibagai kreatinin
pengukuran kadar hidroksi prolin
dalam air kemih puasa dibagi
kreatinin
Penilaian massa tulang radiologi
Pengobatan
Prinsip pengobatan pada astioporosi adalah
Meningkatnya pembentukan tulang

obat obatan : - Na Florida


- Steroid Anabolik
Menghambat resorbsi tulang

obat obatan : - Kalsium


- Estrogen
- Kalsitinom
- Difusfonat
Pencegahan :
Lakukan sedini mungkin sejak masa
pertumbuhan / dewasa muda
Tujuan : - Mencapai massa tulang dewasa optimal
mengatur makanan dan kebiasaan gaya
hidup yang menjamin seseorang tetap
bagus
- Diet mengandung tinggi kalsium ( 1000
mg/hari )
- Latihan teratur tiap hari
- Hindari ;
- Makanan tinggi protein
- Minum alkohol
- Merokok
- Minum kopi
- Minum antasida

Anda mungkin juga menyukai