Anda di halaman 1dari 35

POLIP NASI

PENYEBAB : masih (?)


radang kronis dan alergi yg terjadi
berulang
(bakterial alergi)

PATOFISIOLOGI
bacterial alergi berulang terjadi periflebitis,
perilimfangitis degenerasi mukosa
akibatnya tjd hambatan aliran balik cairan
interstitiil udem penonjolan mukosa
bertangkai terjadi polip / cyste
DUGAAN PENYEBAB POLIP :
Alergi.
Keradangan / infeksi kronis.
Sumbatan Mekanik (Phenomena
Bernoulli)
Ketidakseimbangan Vasomotor.
Gangguan saraf.
Perubahan Polisakarida pada mukosa
hidung 2
PATOLOGI ANATOMI

Makroskopis : masa lunak, licin, bening, pucat


(kadang2 ke kuning2 an, abu2, kemerahan)
Mikroskopis :
mukosa udem + hipertropi
Epitel silendris dengan atau tanpa bulu getar
(cilia) , dapat terjadi metaplasi menjadi sel kuboid
bertahtah
Stroma jar ikat longgar: cairan interstitiil,
banyak sel limfa melebar, sedikit pmbLh darah &
serabut saraf, tumpukan sel limfosit, plasma sel,

eosinofil
PEMBAGIAN POLIP
A. MENURUT BENTUK
1. MULTIPEL asal dari selule ethmoid
2. SOLITER asal dari sinus maksilaris Meluas
lewat Ostium sinus Kebelakang sampai Choane dan
Nasopharynx disebut Choanal Polyp/ Anthro Choanal
Polyp.

B. MENURUT PATOLOGI ANATOMI


1. SEROMUKUS licin, lunak, kl dipecah keluar
cairan seromukus kempes
2. FIBRO-OEDEMATUS permukaan kasar, padat,
kl dipecah keluar darah tidak
kempes
SINONASAL
POLIP
Gejala / tanda :
Obstructio nasi (Hidung buntu /
tersumbat)
Rhinorrhoe (Pilek pilek).
Hiposmia/Anosmia.
Rhinolalia Oclusa.
Jika Polip mendesak tulang hidung
Dorsum nasi melebar (Frog Face
Deformity).
Rhinoscopy Anterior tampak masa
polip 8

Multiple/Soliter/
Derajad Polip.
0. Tidak dijumpai polip
1. Polip hanya tampak
dengan pemeriksaan
Endoskopi.
2. Tampak polip dibawah
Concha Media pada
pemeriksaan Rinoskopi
anterior. 9

3. Tampak polip masif


Pemeriksaan tambahan :
- naso-endoskopi : stadium 1 3
stadium 1 : polip di meatus medius
stadium 2 : keluar dari meatus medius
stadium 3 : polip masif di kav nasi

Dwi Reno Pawarti,dr Sp THT-


- Radiologi
Foto sinus paranasal ( foto Waters )

KL
Gambar Polip Hidung derajad 1 - 3

Gambar Radiologis Polip Antro


Koana
CT SCAN WATERS

11
DIAGNOSIS BANDING

1. ANGIFIBROMA NASOFARING dan


ANGIFIBROMA
NASOFARING JUVENILIS
mudah berdarah

2. INVERTED SEL PAPILOMA


biasanya usia lanjut

3. MENINGOCELLE PD BAYI
Skema Pengobatan Polip Nasi
(Naclerio RM, Mackay IS,1997)
Grade 1 & 2
Kortikosteroid Topikal Respon + Dilanjutkan
(semprot intranasal) sesuai kebutuhan
Selama 4 6 minggu

Respon -

Kortikosteroid Peroral Respon +

Respon -
Dilanjutkan
Kortikosteroid Topikal
Operasi PE/FESS
Post Op
Grade 3
Kortikosteroid Peroral Respon - Operasi PE/FESS

Post Op
13
Respon + DilanjutkanKortikosteroid Topikal
PENATALAKSANAAN :

1.Untuk polip yang kecil derajad 1 atau 2


dapat diobati secara konservatif
dengan Korticosteroid (oral/sistemik,
lokal ).
2.Untuk polip yang besar atau gagal
dengan terapi konservatif. Dapat
dilakukan POLIPEKTOMI
(intranasal maupun
ekstranasal/Caldwel Luc)
14

Operasi ETHMOIDEKTOMI diperlukan bila


KOMPLIKASI

SEBAGAI AKIBAT DARI OBSTRUKSI


NASI
(POLIP PENUH) :
- OTITIS MEDIA
- SINUSITIS
ANGIOFIBROMA NASOFARING
BELIA (JUVENILIS)
Tumor di nasofaring yg kaya
pembuluh darah yg besar2 + melebar
dengan hiperplasi endothel
(stromanya: fibroblas, serat kolagen
tanpa elemen tunika muskularis)
klinis ganas, tumbuh ekspansif,
histopatologis benigna

Umur 10 17th, laki > wanita


Scr teoritis tumor mengecil saat usia
LOKASI TUMOR: - atap dan dinding lateral NF
- unilateral
jarang di garis tengah NF

ETIOLOGI (?)
1. Teori jaringan berasal dr cartilago embrional dan dr
fasia basilaris
Histopatologi: tampak jaringan ikat yg
udematus
di antaranya pembuluh-pembuluh darah lebar,
bervariasi besar, bentuk, distribusi
2. Ketidakseimbangan hormon (sex) /sistem pituitari
androgenital
Ada kecenderungan regresi dgn kematangan sex
(Tumor yg sedang tumbuh byk pembuluh darah
usia tambah jar fibrous >>)
GEJALA KLINIS

1. Epistaksis berulang, sering profuse


2. Obstruksi nasi - rhinorea
- gangguan penciuman
- oklusio tubae
- sefalgia dll
3. Tampak pucat (anemis), kurus
PERLUASAN TUMOR
Ke anterior : - cavum nasi
- mendesak septum nasi
- keluar melalui vestibulum nasi
- menutup osteum sinus maksilaris
- masuk ke sinus maksilaris ke fosa
sfeno-maksilaris ekspansi ke pipi
- masuk orbita protrusio bulbi +
gangguan N opthalmikus
Ke bawah: mendesak palatum molle
obstruksi jalan nafas
Ke atas: mendesak basis kranii masuk kav
kranii
DERAJAT PERLUASAN TUMOR

STADIUM I : tumor masih di NF

STADIUM II : meluas ke rongga hidung atau ke


sinus
sfenoidalis

STADIUM III: tumor meluas ke salahsatu dari


- sinus maksilaris
- sinus ethmoidalis
- fosa pterigo-maksilaris,
infra temporal, rongga mata atau pipi
STADIUM IV: meluas ke intra kanial
DIAGNOSIS

1. Umur : 10-17th
2. G/ subyektif
3. Pemeriksaan RA dan RP tumor ke
unguan
4. Penunjang :
-Angiografi pada A. karotis
eksterna/interna,
-CT scan (dengan kontras) tumor
jelas

5. Diagnosis pasti BIOPSI ( di OK)


NASOFARINGOSK
STADIUM STADIUM
I II

STADIUM STADIUM
DIAGNOSIS BANDING
1. KOANAL POLIP : - permukaan rata
- pucat, udematus, lunak
2. ADENOID : - permukaan tidak rata (ireguler)
- ditengah, tidak mudah berdarah
3. KARSINOMA NASOFARING :
- umur 30 50th / >
- G/ lokal + metastase
- KU menurun, PA keganasan
4. FIBROMA NASOFARING :
- semua umur
- dinding pemb darah ada tunika muskularis
perdarahan
lebih mudah diatasi
Angiofibro Angiofibr Adenoid Khoan Ca NF
ma oma persiste al Polip
Nasofaring Nasofarin n
Jv g
1.Permu Licin Licin Tidak Licin Tidak
ka rata rata
an
Keunguan Keunguan Pucat
2. Warna Merah Hiperemi
muda s
Pembuluh Pembuluh Jar.
3. darah darah Jar.limfoid udemat
Jaring t.muskularis t.muskulari us Nekrotik
an (-) s (+) ,rapuh

Semua
10-17th umur >12 Semua
tahun umur 30-50th
4. Umur
L>P L&P L&P
L&P L>P
Penatalaksanaan
1. Operasi
. merupakan pilihan terbaik /utama

. teknik operasi tergantung lokasi, besar dan


ekstensi tumor :
transpalatal, rinotomi lateral,sublabial, infra
temporal ,dll

. teknik lain :
1) embolisasi (pre op) tumor mengecil operasi
(perdarahan berkurang)
2) Ligasi arteri (a. maksilaris interna, a.karotis
eksterna)
2. Tumor yang sangat besar
(inoperabel)
a.Obat2 hormonal :
androgen/estrogen
(dietil/dimetil stilbestrol) utk
mengecilkan tumor lebih mudah
dioperasi, dan mengurangi
perdarahan saat operasi
b.Radiasi
.Tujuan : tumor mengecil operasi
perdarahan berkurang.
.Sering respons radiasi minimal
PROGNOSIS

- Stadium 1 (dini) : baik


- Stadium lanjut jelek
(terutama sd 4)
See you next
time..

Anda mungkin juga menyukai