Anda di halaman 1dari 27

referat anxietas

Oleh : Pembimbing :
Afridayanti Dr. Rusdi Efendi,
SpKJ

KEPANITERAAN KLINIK STASE ILMU KEDOKTERAN JIWA


AKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKART
Definisi Anxietas
Anxietas sering dikenal dengan istilah perasaan
Epidemiologi cemas, perasaan bingung, was-was, bimbang dan
sebagainya, dimana istilah tersebut lebih merujuk
Etiologi
pada kondisi normal.
Patofisiologi

Gejala Klinis Sedangkan gangguan anxietas merujuk pada


kondisi patologik. Anxietas sendiri dapat
Klasifikasi
sebagai gejala saja yang terdapat pada
Diagnosis Banding gangguan psikiatrik, dapat sebagai sindroma
pada neurosis cemas dan dapat juga sebagai
Penatalaksanaan
kondisi normal.
Prognosis

Kesimpulan
Epidemiologi Gangguan kecemasan mengenai 19 juta Amerika
dewasa. Kebanyakan gangguan kecemasan dimulai
ketika masa kanak-kanak, remaja dan dewasa muda.
Etiologi Gangguan kecemasan ini banyak terjadi pada wanita
daripada laki-laki dan kejadian ini terjadi sama banyak
Patofisiologi
pada orang berkulit putih, African-American, dan
Gejala Klinis Hispanics.

Klasifikasi

Diagnosis BandingAngka prevalensi untuk gangguan anxietas menyeluruh 3-8%


Dengan prevalensi pada wanita > 40 tahun sekitar 10%.
Penatalaksanaan
Rasio antara perempuan dan laki-laki sekitar 2 : 1.
Onset penyakit biasanya muncul pada usia pertengahan hingg
Prognosis
Dewasa akhir, dengan insidens yang cukup tinggi pada usia
Kesimpulan 35-45 tahun.
Penyebab pasti gangguan kecemasan tidak diketahui,
Etiologi banyak gangguan ini disebabkan oleh kombinasi faktor,
termasuk perubahan di otak dan stres lingkungan.

Patofisiologi
Faktor pencetus yang sering jelas dan secara
Gejala Klinis psikodinamik berhubungan dengan faktor-faktor yang
menahun seperti amarah yang direpresi atau impuls
Klasifikasi
untuk melampiaskan hal sex. Biasanya urut-urutan
Diagnosis Banding kejadian sebagai berikut : Ketakutan ( kecemasan akut
) represi dan konflik ( tak sadar ) kecemasan
Penatalaksanaan
menahun stres pencetus penurunan daya tahan
dan mekanisme untuk mengatasinya nerosa cemas.
Prognosis

Kesimpulan
Fakto r Pe ny ab ab

Faktor biologik

Faktor genetik

Faktor psikososial
Faktor biologik
Beberapa peneliti menemukan bahwa terdapat
berhubungan dengan abnormalitas struktur dan
fungsi otak.

Dari penelitian juga diperoleh data bahwa pada


otak pasien dengan beberapa neurotransmitter
mengalami gangguan fungsi, yaitu serotonin,
GABA (Gama Amino Butiric Acid), dan
norepinefrin.
Faktor genetik

Bahwa gangguan ini memiliki komponen genetika


yang jelas. Angka prevalensi tinggi pada anak
dengan orang tua yang menderita gangguan panik.
Berbagai penelitian telah menemukan adanya
peningkatan resiko gangguan panik sebesar 4-8 kali
lipat pada sanak saudara derajat pertama pasien
dengan gangguan panik dibandingkan dengan sanak
saudara derajat pertama dari pasien dengan
gangguan psikiatrik lainnya. Demikian juga pada
kembar monozigot.
Faktor psikososial

Analisa penelitian mendapatkan bahwa


kebanyakan pasien, rasa marah dan
agresivitas sulit dikendalikan.
Pada pasien-pasien dengan gangguan
panik, terdapat kesulitan dalam
mengendalikan rasa marah dan fantasi-
fantasi nirsadar yang terkait.

Misalnya pasien mempunyai harapan dapat


melakukan balas dendam terhadap orang tertentu.
Harapan ini merupakan suatu ancaman terhadap
figure yang melekat.
Teori tentang gangguan
anxietas

TEORI PSIKOLOGIS TEORI BIOLOGIS

Teori Susunan Saraf


Psikoanalitik Otonom
Teori perilaku Neurotransmiten
Teori Eksistensial Penelitian
genetika
Penelitian
Pencitraan Otak
Te o r i
psikoanalitik
Freud menyatakan bahwa kecemasan sebagai sinyal, kecemasan
menyadarkan ego untuk mengambil tindakan defensif terhadap tekanan
dari dalam diri. misal dengan menggunakan mekanisme represi, bila
berhasil maka terjadi pemulihan keseimbangan
Te o r i p erilaku psikologis tanpa adanya
gejala
Teori anxietas.
perilaku Jika represi
menyatakan tidakkecemasan
bahwa berhasil sebagai
adalahsuatu
suatupertahanan,
respon yang
maka dipakai
dibiasakan mekanisme
terhadap pertahananspesifik.
stimuli lingkungan yang lain misalnya
Contoh konvensi,
: seorang dapat
regresi,
belajar untuk memiliki respon Te ori
inikecemasan
menimbulkan gejala.
internal dengan meniru respon
eksistensial
kecemasan orang tuanya.
Konsep dan teori ini adalah, bahwa seseorang menjadi menyadari adanya
kehampaan yang menonjol di dalam dirinya. Perasaan ini lebih
mengganggu daripada penerimaan tentang kenyataan kehilangan/
kematian seseorang yang tidak dapat dihindari. Kecemasan adalah respon
seseorang terhadap kehampaan eksistensi tersebut.
Sistem saraf otonom
Penelitian genetika
Stimuli sistem saraf otonom
Penelitian ini mendapatkan,
menyebabkan gejala
hampir separuh dan semua
tertentu. Sistem
pasien dengan gangguan
kardiovaskular takikardi,
panik memiliki sekurangnya
muskular nyeri kepala, satu sanak saudara yang
gastrointestinal diare dan juga menderita gangguan.
sebagainya.

Neurotransmiter Penelitian
Tiga neurotrasmiter utama pencitraan otak
yang berhubungan dengan
Contoh: pada gangguan
kecemasan berdasarkan
anxietas didapati kelainan di
penelitian pada binatang dan
korteks frontalis, oksipital,
respon terhadap terapi obat
yaitu : norepinefrin, serotonin
temporalis. Pada gangguan
dan gamma-aminobutyric panik didapati kelainan pada
acid. girus para hipokampus.
Pada kecemasan terjadi mekanisme sebagaimana
Patofisiologi
terjadi pada stress. Terjadi pengaktifan sistem saraf
simpatis dan aktivasi hipotalamus-hipofisis-adrenal.
Gejala Klinis Bila sebagian besar daerah sistem saraf simpatis
melepaskan impuls pada saat yang bersamaan, maka
Klasifikasi dengan berbagai cara, keadaan ini akan
meningkatkan kemampuan tubuh untuk melakukan
aktivitas otot yang besar, diantaranya dengan cara :
Diagnosis Banding

Penatalaksanaan

Prognosis

Kesimpulan
2. Peningkatan aliran darah untuk
mengaktifkan otot-otot bersamaan
1. Peningkatan dengan penurunan aliran darah ke organ-
tekanan arteri organ, seperti traktus gastrointestinalis
dan ginjal, yang tidak diperlukan untuk
aktivitas motorik cepat

3. Peningkatan
4. Peningkatan 5. Peningkatan
kecepatan
konsentrasi proses glikolisis di
metabolisme sel
glukosa darah hati dan otot
di seluruh tubuh

8. Peningkatan
6. Peningkatan 7. Peningkatan
kecepatan
kekuatan otot aktivitas mental
koagulasi darah.
Seluruh efek diatas menyebabkan orang tersebut dapat melaksanakan aktivitas
fisik yang jauh lebih besar daripada bila tidak ada efek tersebut. Keadaan ini
sering disebut sebagai respons stress simpatis. Sistem simpatis terutama
teraktivasi dengan kuat pada berbagai keadaan emosi, termasuk didalamnya
kecemasan dan stres.
Jika stress menyebabkan keseimbangan terganggu, maka tubuh kita akan melalui
serangkaian tindakan (respons stres) untuk membantu tubuh mendapatkan
kembali keseimbangan. Perjuangan untuk mempertahankan keseimbangan ini
disebut sebagai sindrom adaptasi umum. Ini adalah cara tubuh bereaksi terhadap
stres dan untuk membawa kembali system tubuh ke keadaan yang seimbang.

Tahapan salah satu responnya disebut fase alarm, yang dicirikan oleh aktivasi
langsung dari sistem saraf dan kelenjar adrenal. Berikutnya fase resistensi, yang
ditandai dengan aktivasi hipotalamus-hipofisis-adrenal (HPA) axis.
HPA axis adalah sistem terkoordinasi dari tiga jaringan endokrin yang
mengelola respon kita terhadap stres. HPA adalah bagian utama dari
sistem neuroendokrin yang mengendalikan reaksi terhadap stres dan
memiliki fungsi penting dalam mengatur berbagai proses tubuh seperti
pencernaan, sistem kekebalan tubuh dan penggunaan energi. Ini adalah
mekanisme untuk satu set interaksi di antara kelenjar, hormon dan
bagian-bagian tengah
Sedikit kenaikan otak memiliki
kortisol yang menengahi
beberapasindrom adaptasi
efek positif umum.
termasuk
semburan energi untuk alasan bertahan hidup, peningkatan fungsi
memori, semburan lebih rendah meningkatkan kekebalan dan kepekaan
terhadap rasa sakit.
Gejala
Gejala Ketegangan, kekuatiran,
panik, perasaan tak nyata,
Klinis
psikologi takut mati, takut gila , takut
kehilangan kontrol dan
k sebagainya.

Gemetar, berkeringat,
jantung berdebar, kepala
Gejala terasa ringan, pusing,
ketegangan otot, mual, sulit
Klasifikasi
fisik bernafas, baal, diare, gelisah,
rasa gatal, gangguan di
lambung dan lain-lain.
Diagnosis Banding

Penatalaksanaan

Prognosis

Kesimpulan
Keluhan yang dikemukakan pasien dengan anxietas kronik seperti

rasa sakit
Kadang- kadang ada
dada seperti
rasa Jantung gagap dan banyak lagi
ada sesuatu Mua Vertig
sesak berdeba keluhan yang tidak
yang l o
nafas r spesifik untuk penyakit
menekan
tertentu.
dada
Tremor pada kaki dan tangan merasa
rasa sakit dada; kadang-kadang kesemutan; kaki dan tangan tidak
merasa harus menarik nafas dapat diam ada perasaan harus
dalam, ada sesuatu yang bergerak terus menerus; kaki merasa
menekan dada lemah, sehingga berjalan dirasakan
beret

Keluhan yang dikemukakan disini tidak semua terdapat pada pasien


dengan gangguan anxietas kronik, melainkan seseorang dapat saja
mengalami hanya beberapa gejala 1 keluhan saja. Tetapi pengalaman
penderitaan dan gejata ini oleh pasien yang bersangkutan biasanya
dirasakan cukup gawat.
Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual
Klasifikasi of Mental Disorders ( DSM-IV),
Gangguan cemas terdiri dari :

(1) Serangan panik dengan atau tanpa agoraphobia;

(2) Agoraphobia dengan atau tanpa Serangan panik;

(3) Fobia spesifik;

(4) Fobia sosial;

Diagnosis Banding (5) Gangguan Obsesif-Kompulsif;

Penatalaksanaan (6) Post Traumatic Stress Disorder ( PTSD );

(7) Gangguan Stress Akut;


Prognosis
(8) Gangguan Cemas Menyeluruh (Generalized Anxiety
Disorder).
Kesimpulan
Berdasarkan Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di
Indonesia III, gangguan cemas dikaitkan dalam gangguan neurotik,
gangguan somatoform dan gangguan yang berkaitan dengan stress (F40-
48).

F41.0 Gangguan
F41.1 Gangguan
F41 Gangguan panik (anxietas
anxietas
Anxietas Lainnya paroksismal
menyeluruh
episodik)

F41.2 Gangguan
F41.3 Gangguan F41.8 Gangguan
campuran
anxietas anxietas lainnya
anxietas dan
campuran lainnya YDT
depresif

F43 Reaksi
Terhadap Stres
F41.9 Gangguan Berat dan
anxietas YTT Gangguan
Penyesuaian
(F43.0-F43.9)
Diagnosis Banding Gangguan anxietas menyeluruh perlu dibedakan
dari kecemasan akibat kondisi medis umum
maupun gangguan yang berhubungan dengan
penggunaan zat. Diperlukan pemeriksaan medis
termasuk tes kimia darah, EKG dan fungsi tiroid.
Gangguan psikiatrik lain yang merupakan
diagnosis banding adalah gangguan panik, fobia,
gangguan obsesfi kompulsif, hipokondriasis,
gangguan somatisasi, gangguan penyesuaian
dengan kecemasan, dan gangguan kepribadian.

Penatalaksanaan

Prognosis

Kesimpulan
Penatalaksanaan

Farmakoterapi Psikoterapi

Terapi Kognitif
Benzodiazepin
Perilaku

Buspiron Terapi Suportif

SSRI (Selective
Psikoterapi
Serotonin
Berorientasi Tilikan
Reuptake Inhibitor)

Prognosis

Kesimpulan
Merupakan pilihan obat pertama. Pemberian benzodiazepin dimulai
dengan dosis terendah dan ditingkatkan sampai mencapai respon
Benzodiazepin terapi, Penggunaan sediaan dengan waktu paruh menengah dan dosis
terbagi dapat mencegah terjadinya efek yang tidak diinginkan. Lama
pengobatan rata-rata adalah 2-6 minggu.

Buspiron lebih efektif dalam memperbaiki gejala kognitif dibanding


dengan gejala somatik. Tidak menyebabkan withdrawl. Kekurangannya
adalah efek klinisnya baru terasa setelah 2-3 minggu. Terdapat bukti
bahwa penderita yang sudah menggunakan benzodiazepin tidak akan
Buspiron memberikan respon yang baik dengan buspiron. Dapat dilakukan
penggunaan bersama antara benzodiazepin dengan buspiron kemudian
dilakukan tapering benzodiazepin setelah 2-3 minggu, disaat efek
terapi buspiron sudah mencapai maksimal.

SSRI
(Selective Sertraline dan paroxetine merupakan pilihan yang lebih baik
daripada fluoksetin. Pemberian fluoksetin dapat meningkatkan anxietas
Serotonin sesaat. SSRI efektif terutama pada pasien gangguan anxietas
Reuptake menyeluruh dengan riwayat depresi.
Inhibitor)
Terapi Pendekatan kognitif mengajak pasien secara langsung
mengenali distorsi kognitif dan pendekatan perilaku,
Kognitif mengenali gejala somatik, secara langsung. Teknik
utama yang digunakan adalah pada pendekatan
Perilaku behavioral adalah relaksasi dan biofeedback.

Pasien diberikan reassurance dan kenyamanan, digali


Terapi potensi-potensi yang ada dan belum tampak, didukung
egonya, agar lebih bisa beradaptasi optimal dalam fungsi
Suportif sosial dan pekerjaannya.

Psikoterap Terapi ini mengajak pasien untuk mencapai penyingkapan konflik


bawah sadar, menilik egostrength, relasi obyek, serta
i keutuhan diri pasien. Dari pemahaman akan komponen-
komponen tersebut, kita sebagai terapis dapat memperkirakan
Berorienta sejauh mana pasien dapat diubah menjadi lebih matur; bila tidak
tercapai, minimal kita memfasilitasi agar pasien dapat

si Tilikan beradaptasi dalam fungsi sosial dan pekerjaannya.


Prognosis
Gangguan anxietas
menyeluruh merupakan suatu
keadaan kronis yang mungkin
berlangsung seumur hidup.
Sebanyak 25% penderita
akhirnya mengalami gangguan
panik, juga dapat mengalami
gangguan depresi mayor.

Kesimpulan
Anxietas adalah perasaan yang difus, yang sangat

Kesimpulan tidak menyenangkan, agak tidak menentu dan


kabur tentang sesuatu yang akan terjadi. Perasaan
ini disertai dengan suatu atau beberapa reaksi
badaniah yang khas dan yang akan datang
berulang bagi seseorang. Perasaan ini dapat berupa
rasa kosong di perut, dada sesak, jantung berdebar,
keringat berlebihan, sakit kepala atau rasa mau
kencing atau buang air besar. Perasaan ini disertai
dengan rasa ingin bergerak dan gelisah.

Wanita 2-3 kali lebih sering terkena dari pada laki-


laki
Daftar
1. American Psychiatric Association, Diagnostic Creteria, DSM -IV - TR,
Pustaka
2005 : 209 -223
2. Departemen Kesehatan R.l. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis
Gangguan Jiwa di Indonesia III, Direktorat Jenderal Pelayanan Medik
1993: 171 -195.
3. Anxiety Disorder. Diunduh dari :
http://www.webmd.com/anxiety-panic/guide/mental-health-anxiety-di
sorders?page=2
tanggal 25 maret 2011
4. Departemen Kesehatan R.l. Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat ,
Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat: Gangguan Anxietas.
5. Sadock BJ, Sadock VA: Kaplan & Sadocks Synopsis of Psychiatry 10
th.ed. Lippincott Williams & Wilkins, 2007:579- 633.
6. Setyonegoro KR, IskandarY : Anxietas. Yayasan Drama Usada, Yakarta,
1980:2-4.

Anda mungkin juga menyukai