Anda di halaman 1dari 28

Referat

Diare

Syarifah Yulianti, S. Ked


Pembimbing :
Dr. Diana Bancin, Sp. A, M.Sc
SMF Ilmu Kesehatan Anak
RSUD Abdul Aziz Singkawang
2015
Pendahuluan

Diare

Tingkat regional Indonesia


Dunia
Negara berkembang (RISKESDAS)

2007 : Penyebab
16% kematian
18% kematian balita kematian pada 42%
sedikit lebih rendah
dari 3.070 juta bayi dan 25,2%
dibandingkan
balita. pada anak usia 1-4
dengan pneumonia
tahun
Definisi

Diare kejadian buang air besar


dengan konsistensi lebih cair dari
biasanya, dengan frekuensi 3 kali
atau lebih selama 1 hari atau lebih.
Lebih menekankan pada
konsistensi tinja daripada
frekuensinya jika frekuensi
BAB meningkat namun konsistensi
tinja padat, maka tidak disebut
sebagai diare.
Klasifikasi

Diare akut
Buang air besar dengan
Diare persisten
frekuensi yang meningkat
Episode diare yang
Diare kronik
dan konsistensi tinja yang
lembek atau cair dan diperkirakan penyebabnya
adalah infeksi dan Suatu episode diare yang
bersifat mendadak berlangsung lebih dari 14
datangnya dan berlangsung mulainya sebagai diare
akut tetapi berakhir lebih hari dengan etiologi non-
dalam waktu kurang dari 2 infeksi.
minggu. dari 14 hari, kondisi ini
menyebabkan malnutrisi
dan berisiko tinggi
menyebabkan kematian.
Etiologi
Infeksi enteral : virus, bakteri, dan parasit.
Infeksi parenteral : Otitis Media Akut (OMA),
Faktor Infeksi Tonsilofaringitis, Bronkopneumonia, Ensefalitis
dan sebagainya.

Malabsorbsi karbohidrat
Faktor Malabsorbsi lemak
Malabsorbsi Malabsorbsi protein

Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan

Faktor makanan
Cara Air media penularan utama.

penularan
Tinja terinfeksi.

Kontak langsung tangan dengan penderita.


Faktor Risiko
Faktor umur sebagian besar episode diare terjadi pada 2 tahun pertama kehidupan
efek penurunan kadar antibodi ibu, kurangnya kekebalan aktif bayi, pengenalan makanan
yang mungkin terkontaminasi dan kontak langsung dengan tinja manusia atau binatang pada
saat bayi mulai merangkak.
Faktor gizi penurunan asupan makanan dan penyerapan nutrisi dan peningkatan
kebutuhan nutrisi, sering secara bersama-sama menyebabkan penurunan berat badan
gangguan gizi diare menjadi lebih parah, lama, dan sering.
Faktor sosial ekonomi anak yang berasal dari sosial ekonomi menengah ke bawah
tidak mempunyai penyediaan air bersih yang memenuhi persyaratan kesehatan, pendidikan
orang-tuanya yang rendah dan sikap serta kebiasaan yang tidak menguntungkan.

Faktor lingkungan sanitasi yang kurang baik.

Perilaku : pemberian ASI eksklusif, penggunaan botol susu, kebiasaan cuci tangan,
kebiasaan membuang tinja, penggunaan air minum, menggunakan jamban, dan imunisasi
campak.
Patofisiologi
Gangguan absorpsi
Bahan yang tidak diserap hipertonis hiperosmolaritas air akan mengalir ke arah lumen
jejunum sehingga air akan banyak terkumpul dalam lumen usus Na ikut masuk ke dalam lumen
cairan intraluminal terkumpul (kadar Na normal) sebagian kecil cairan diabsorpsi kembali
dan ada bahan yang tidak dapat diserap di segmen ileum dan melebihi kemampuan absorpsi kolon
diare.
Gangguan sekresi
Rangsangan yang menstimulasi sekresi lumen (toksin bakteri) peningkatan air ke rongga usus
sehingga usus menjadi penuh dan terjadi diare.
Toksin penyebab diare terutama bekerja dengan cara meningkatkan konsentrasi intrasel cAMP,
cGMP atau Ca++ yang selanjutnya mengaktifkan protein kinase. Pengaktifan protein kinase akan
menyebabkan fosfolirasi membran protein sehingga mengakibatkan perubahan saluran ion yang
menyebabkan Cl- di kripta keluar, selain itu terjadi peningkatan pompa natrium sehingga natrium
masuk ke dalam lumen usus bersama Cl-.
Patofisiologi ... (2)
Gangguan motilitas
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap
makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya apabila peristaltik menurun akan
menyebabkan bakteri tumbuh berlebihan yang kemudian menyebabkan diare.
Diare inflamasi
Inflamasi di usus halus dan kolon kehilangan sel epitel dan kerusakan tight junction
peningkatan tekanan hidrostatik dalam pembuluh darah dan limfe menyebabkan air,
elektrolit, mukus, protein menumpuk dalam lumen.
Diare terkait imunologi
Dihubungkan dengan reaksi hipersensitivitas tipe I, III dan IV dimana terjadi pelepasan
mediator pada ketiga reaksi hipersensitivitas tersebut. Mediator yang dilepaskan akan
menyebabkan luas permukaan mukosa berkurang akibat kerusakan jaringan, merangsang
sekresi klorida diikuti oleh natirum dan air.
Diagnosis
Anamnesis :
Lama diare
Frekuensi diare
Volume, konsistensi tinja, warna, bau, ada / tidak lendir dan darah.
Bila disertai muntah: volume dan frekuensinya.
Kencing: biasa, berkurang, jarang atau tidak kencing dalam 6 8 jam terakhir.
Makanan dan minuman yang diberikan selama diare.
Panas atau penyakit lain yang menyertai seperti: batuk, pilek, otitis media, campak.
Tindakan yang telah dilakukan ibu selama anak diare: memberi oralit, membawa
berobat ke Puskesmas atau ke Rumah Sakit dan obat-obatan yang diberikan serta
riwayat imunisasinya.
Pemeriksaan fisik
Berat badan
Suhu tubuh, frekuensi denyut jantung, pernapasan, dan tekanan darah.
Cari tanda-tanda utama dehidrasi: kesadaran, rasa haus dan turgor kulit
abdomen
Tanda-tanda tambahan lainnya : ubun- ubun besar cekung atau tidak, mata :
cowong atau tidak, ada atau tidak adanya air mata, bibir, mukosa mulut dan
lidah kering atau basah.
Bising usus yang lemah
Pemeriksaan ekstremitas perlu karena perfusi dan capillary refill dapat
menentukan derajat dehidrasi yang terjadi.
Cara menilai turgor kulit
Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium lengkap pada diare akut pada umumnya tidak
diperlukan, hanya pada keadaan tertentu mungkin diperlukan misalnya
penyebab dasarnya tidak diketahui atau ada sebab-sebab lain selain diare akut
atau pada penderita dengan dehidrasi berat.
Tata Laksana
REHIDRASI
Oralit merupakan campuran garam elektrolit, seperti
natrium klorida (NaCl), kalium klorida (KCl), dan
trisodium sitrat hidrat, serta glukosa anhidrat. Oralit
diberikan untuk mengganti cairan dan elektrolit dalam
tubuh yang terbuang saat diare.
Walaupun air sangat penting untuk mencegah dehidrasi,
air minum tidak mengandung garam elektrolit yang
diperlukan untuk mempertahankan keseimbangan
elektrolit dalam tubuh sehingga lebih diutamakan oralit.
No. Oralit lama (WHO/UNICEF 1978) Oralit formula baru (WHO/UNICEF 2004)

1. NaCl : 3.5 g NaCl : 2.6 g

2. NaHCO3: 2.5 g Na Citrate: 2.9 g

3. KCl : 1.5 g KCl : 1.5 g

4. Glucose : 20 g Glucose : 13.5 g

Osmolar. 331 mmol/l Osmolar. 245 mmol/l

No. Oralit lama (WHO/UNICEF 1978) Oralit formula baru (WHO/UNICEF 2004)

Dengan Osmolaritas

1. Na+ : 90 mEq/l Na+ : 75 mEq/l

2. K+ : 20 mEq/l K+ : 20 mEq/l

3. HCO3 : 30 mEq/l Citrate : 10 mmol/l

4. Cl- : 80 mEq/l Cl- : 65 mEq/l

5. Glucose : 111 mmol/l Glucose : 75 mmol/l

Osmolar. 331 mmol/l Osmolar. 245 mmol/l


PEMBERIAN
ZINC
2004 WHO dan UNICEF menandatangani
kebijakan bersama dalam hal pengobatan diare
yaitu pemberian oralit dan Zinc selama 10-14 hari.
Zinc diberikan selama 10-14 hari berturut-turut
dengan dosis sebagai berikut:
a. Balita umur < 6 bulan: 1/2 tablet (10 mg)/ hari
b. Balita umur 6 bulan: 1 tablet (20 mg)/ hari
TERUSKAN
ASI
Jika anak masih mendapatkan ASI, maka
teruskan pemberian ASI sebanyak dia mau.
Karena ASI bukanlah penyebab diare dan ASI
justru dapat mencegah diare sehingga bayi
dibawah 6 bulan sebaiknya hanya mendapat
ASI untuk mencegah diare dan meningkatkan
sistim imunitas tubuh bayi. Jadi, jika anak mau
lebih banyak dari biasanya itu akan lebih baik.
Biarkan dia minum sebanyak dan selama dia
mau.
ANTIBIOTIK
SELEKTIF
Sebagian besar kasus diare akut disebab kan
oleh rotavirus, yang self limiting sehingga tidak
semua kasus diare memerlukan antibiotik.
Antibiotik hanya diberikan jika ada indikasi,
seperti diare berdarah atau diare karena kolera,
atau diare dengan disertai penyakit lain
karena jika antibiotik tidak dihabiskan sesuai
dosis akan menimbulkan resistensi kuman
terhadap antibiotik.
EDUKASI
Berikan nasihat dan cek pemahaman ibu/pengasuh tentang cara
pemberian Oralit, Zinc, ASI/makanan dan tanda-tanda untuk segera
membawa anaknya ke petugas kesehatan jika anak:
Buang air besar cair lebih sering
Muntah berulang-ulang
Mengalami rasa haus yang nyata
Makan atau minum sedikit
Demam
Tinjanya berdarah
Tidak membaik dalam 3 hari.
Probiotik mikroorganisme hidup sebagai suplemen makanan yang
memberikan pengaruh pada pejamu dengan memperbaiki keseimbangan
mikroorganisme usus. Strain yang digunakan sebagai probiotik biasanya
dipilih dari flora komersial. Lactobacillus atau bifidobacterium adalah mikro
organisme yang paling banyak digunakan dan telah sejak lama digunakan
sebagai probiotik.
WHO Probiotik mungkin bermanfaat untuk AAD (Antibiotic Associated
Diarrhea) kurangnya bukti ilmiah dari studi yang dilakukan pada kelompok
masyarakat belum merekomendasikan probiotik sebagai bagian dari
tatalaksana pengobatan diare.
Penilaian Klinis
PENILAIAN A B C

BILA TERDAPAT 2 TANDA ATAU LEBIH


1.LIHAT: Baik, sadar Gelisah, rewel Lesu, lunglai atau
Keadaan Umum Normal Cekung tidak sadar
Mata Minum biasa, tidak Haus, ingin minum Sangat cekung dan
Rasa Haus haus banyak kering
Malas minum/tidak
bisa minum

2.PERIKSA: Kembali cepat Kembali lambat Kembali sangat


Turgor Kulit lambat

3.DERAJAT Tanpa dehidrasi Dehidrasi Dehidrasi berat


DEHIDRASI ringan/sedang
(dehidrasi tidak
berat)

4.RENCANA Rencana Terapi A Rencana Terapi B Rencana Terapi C


PENGOBATAN
RENCANA TERAPI A
UNTUK TERAPI DIARE TANPA DEHIDRASI
MENERANGKAN 5 LANGKAH TERAPI DIARE DI RUMAH
1. BERI CAIRAN LEBIH BANYAK DARI BIASANYA
Teruskan ASI lebih sering dan lebih lama
Anak yang mendapat ASI eksklusif, beri ORALIT atau air matang sebagai tambahan
Anak yang tidak mendapat ASI eksklusif, beri susu yang biasa diminum dan ORALIT atau cairan rumah tangga
sebagai tambahan (kuah sayur, air tajin, air matang, dsb)
Beri ORALIT sampai diare berhenti. Bila muntah, tunggu 10 menit dan dilanjutkan sedikit demi sedikit
- Umur < 1 tahun diberi 50-100 ml setiap kali berak
- Umur > 1 tahun diberi 100-200 ml setiap kali berak
Anak harus diberi 6 bungkus ORALIT (200 ml) di rumah bila:
- Telah diobati dengan Rencana Terapi B atau C
- Tidak dapat kembali kepada petugas kesehatan jika diare memburuk
Ajari ibu cara mencampur dan memberikan ORALIT
2. BERI OBAT ZINC
Beri ZINC 10 hari berturut-turut walaupun diare sudah berhenti. Dapat diberikan dengan cara dikunyah atau dilarutkan
dalam 1 sendok air matang atau ASI
Umur < 6 bulan diberi 10 mg (1/2 tablet) per hari
Umur > 6 bulan diberi 20 mg (1 tablet) per hari
3. BERI ANAK MAKANAN UNTUK MENCEGAH KURANG GIZI
Beri makan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada waktu anak sehat
Tambahkan 1-2 sendok teh minyak sayur setiap porsi makan
Beri makanan kaya Kalium seperti buah segar, pisang, air kelapa hijau.
Beri makan lebih sering dari biasanya dengan porsi lebih kecil (setiap 3-4 jam)
Setelah diare berhenti, beri makanan yang sama dan makanan tambahan selama 2 minggu
4. ANTIBIOTIK HANYA DIBERIKAN SESUAI INDIKASI
MISAL: DISENTERI, KOLERA dll
5. NASIHATI IBU/PENGASUH
Untuk membawa anak kembali ke petugas kesehatan bila:
Berak cair lebih sering
Muntah berulang
Sangat haus
Makan dan minum sangat sedikit
Timbul demam
Berak berdarah
Tidak membaik dalam 3 hari
RENCANA TERAPI B
UNTUK TERAPI DIARE DEHIDRASI RINGAN/SEDANG
JUMLAH ORALIT YANG DIBERIKAN DALAM 3 JAM PERTAMA DI SARANA
KESEHATAN
ORALIT yang diberikan = 75 ml x BERAT BADAN anak
Bila BB tidak diketahui berikan ORALIT sesuai tabel di bawah ini:

Umur sampai < 4 bulan 4-12 bulan 12-24 bulan 2-5 tahun
Berat Badan < 6 kg 6-10 kg 10-12 kg 12-19 kg
Jumlah cairan 200-400 400-700 700-900 900-1400
Bila anak menginginkan lebih banyak ORALIT, berikanlah
Bujuk ibu untuk meneruskan ASI
Untuk bayi < 6 bulan, tunda pemberian makan selama 3 jam kecuali ASI dan ORALIT
Beri obat ZINC selama 10 hari berturut-turut
AMATI ANAK DENGAN SEKSAMA DAN BANTU IBU MEMBERIKAN ORALIT:
Tunjukkan jumlah cairan yang harus diberikan
Berikan sedikit demi sedikit tapi sering dari gelas
Periksa dari waktu ke waktu bila ada masalah
Bila kelopak mata anak bengkak, hentikan pemberian ORALIT dan berikan air masak atau
ASI
Beri ORALIT sesuai Rencana Terapi A bila pembengkakan telah hilang
SETELAH 3-4 JAM, NILAI KEMBALI ANAK MENGGUNAKAN BAGAN PENILAIAN,
KEMUDIAN PILIH RENCANA TERAPI
A, B ATAU C UNTUK MELANJUTKAN TERAPI
Bila tidak ada dehidrasi, ganti ke Rencana Terapi A. Bila dehidrasi telah hilang, anak biasanya
kencing kemudian
mengantuk dan tidur
Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan/sedang, ulangi Rencana Terapi B
Anak mulai diberi makanan, susu dan sari buah
Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat, ganti dengan Rencana Terapi C
BILA IBU HARUS PULANG SEBELUM SELESAI RENCANA TERAPI B
Tunjukkan jumlah ORALIT yang harus dihabiskan dalam Terapi 3 jam di rumah
Berikan ORALIT 6 bungkus untuk persediaan di rumah
Jelaskan 5 langkah Rencana Terapi A untuk mengobati anak di rumah
RENCANA TERAPI C
Ikuti arah anak panah. Bila jawaban dari pertanyaan adalah YA, teruskan ke kanan. Bila TIDAK, teruskan ke
bawah.
Mulai diberi cairan IV (intravena) segera. Bila penderita bisa minum, berikan oralit, sewaktu cairan IV dimulai. Beri 100ml/kgBB
Apakah saudara dapat cairan Ringer Laktat (atau cairan normal salin, atau ringer asetat bila ringer laktat tidak tersedia), sebagai berikut :
menggunakan cairan IV Ya
secepatnya?
Umur Pemberian pertama 30 Kemudian 70ml/kg dalam
Tidak ml/kg dalam

Bayi < 1 tahun 1 jam 5 jam

Anak 1-5 tahun 30 menit 2 jam

Diulangi lagi bila denyut nadi masih lemah atau tidak teraba
Nilai kembali penderita tiap 1-2jam. Bila rehidrasi belum tercapai, percepat tetesan intravena
Juga berikan oralit (5ml/KgBB/jam) bila penderita bisa minum, biasanya setelah 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak)
Setelah 6 jam (bayi) atau 3 jam (anak), nilai lagi penderita menggunakan tabel penilaian. Kemudian pilihlah rencana terapi yang
sesuai (A,B, atau C untuk melanjutkan terapi.

Kirim penderita untuk terapi intrevena.


Apakah ada terapi IV terdekat
Ya Bila penderita bisa minum, sediakan oralit dan tunjukkan cara memberikannya selama perjalanan.
(dalam 30 menit)?

Tidak

Mulai rehidrasi mulut dengan oralit melalui pipa nasogastrik atas mulut. Berikan 20 ml/kg/jam selama 6 jam (total 120 ml/kg)
Nilailah penderita tiap 1-2 jam :
Bila muntah atau perut kembung berikan cairan pelan-pelan
Apakah saudara dapat Bila tehidrasi tidak tercapai setelah 3 jam, rujuk penderita untuk terapi intravena
menggunakan pipa nasogastrik Ya
Setelah 6 jam nilai kembali penderita dan pilih rencana terapi yang sesuai
untuk rehidrasi ?

Tidak

Catatan :
o Bila mungkin, amati penderita sedikitnya 6 jam setelah rehidrasi untuk
memastikan bahwa ibu dapat menjaga mengembalikan cairan yang hilang
dengan memberi oralit
Segera rujuk anak untuk o Bila umur anak diatas 2 tahun dan kolera baru saja berjangkit di daerah
rehidrasi melalui nasogastrik saudara, pikirkan kemungkinan kolera dan berikan antibiotik yang tepat
atau intravena secara oral setelah anak sadar.
Pencegahan
Mencegah penyebaran kuman patogen penyebab diare
Pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan.
Penyiapan MP-ASI harus bersih dan penyimpanannya di tempat bersih dan
tertutup.
Penggunaan air bersih untuk minum, mencuci peralatan makan dan bahan
makanan dan memasak
Membudayakan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sehabis buang air besar
dan sebelum makan.
Penggunaan jamban yang bersih dan higienis oleh seluruh anggota keluarga.
Membuang tinja bayi di jamban.
Memperbaiki daya tahan tubuh pejamu.
Memberi ASI paling tidak sampai anak berusia 2 tahun.
Imunisasi campak
Imunisasi Rotavirus

Anda mungkin juga menyukai