Anda di halaman 1dari 18

ANEMIA

DEFINISI
Anemia adalah penyakit kurang darah yang ditandai dengan kadar hemoglobin (Hb) dan
sel darah merah (eritrosit) lebih rendah dibandingkan normal (Soebroto, 2010).
Anemi adalah berkurangnya jumlah eritrosit (sel darah merah) dan kadar hemoglobin
dalam setiap millimeter kubik darah. Hampir pada sistem peredaran darah disertai dengan
anemi yang ditandai warna kepucatan pada tubuh, terutama estremitas.
ETIOLOGI
1. Gangguan produksi eritrosit yang dapat terjadi karena :
2. Kehilangan darah :
3. Meningkatnya pemecahan eritrosit (hemolysis). Hemolisis dapat terjadi karena :
4. Bahan baku untuk pembentukan eritrosit tidak ada.
PATOFISIOLOGI
Adanya suatu anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan
sumsum atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau
keduanya. Kegagalan sumsum (misalnya berkurangnya
eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan
toksik, invasi tumor atau penyebab lain yang belum diketahui.
Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau
hemolisis (destruksi). hal ini dapat akibat defek sel darah
merah yang tidak sesuai dengan ketahanan sel darah merah
yang menyebabkan destruksi sel darah merah.
KLASIFIKASI
1. Anemia Defisiensi Zat Besi

Kurangnya zat besi pada orang


Anemia akibat kekurangan zat besi.
dewasa hampir selalu disebabkan karena perdarahan
menahun,berulang-ulang yang bisa berasal dari semua
bagian tubuh. (Soebroto, 2010)
2. Anemia Defisiensi Vitamin C
Anemia yang disebabkan karena kekurangan vitamin C yang berat dalam jangka waktu
lama. Penyebab kekurangan vitamin C adalah kurangnya asupan vitamin C dalam makanan
sehari-hari.
3. Anemia Makrositik
Anemia yang disebabkan karena kekurangan vitamin B12 atau asam folat yang diperlukan
dalam proses pembentukan dan pematangan sel darah merah, granulosit, dan platelet.
4. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik terjadi apabila sel darah merah dihancurkan lebih cepat dari normal.

5. Anemia Sel Sabit


Yaitu suatu penyakit keturunan yang ditandai dengan sel darah merah yang berbentuk
sabit, kaku, dan anemia hemolitik kronik (Soebroto, 2010).

6. Anemia Aplastik
Terjadi apabila sumsum tulang terganggu, dimana sumsum merupakan tempat pembuatan
sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit), maupun trombosit. (Soebroto, 2010)
MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang seringkali muncul pada penderita anemia diantaranya (Soebroto, 2010) :
Lemah, letih, lesu, mudah lelah, dan lunglai
Wajah tampak pucat
Mata berkunang-kunang
Nafsu makan berkurang
Sulit berkonsentrasi dan mudah lupa
Sering sakit
PENATALAKSANAAN
1. Anemia aplastik:
Transplantasi sumsum tulang
Pemberian terapi imunosupresif dengan globolin antitimosit(ATG)

2. Anemia pada penyakit ginjal


Pada paSien dialisis harus ditangani denganpemberian besi dan asam folat
Ketersediaan eritropoetin rekombinan
3. Anemia pada penyakit kronis
Kebanyakan pasien tidak menunjukkan gejala dan tidak memerlukan penanganan untuk
aneminya, dengan keberhasilan penanganan kelainan yang mendasarinya, besi sumsum
tulang dipergunakan untuk membuat darah, sehingga Hb meningkat.
4. Anemia pada defisiensi besi
Dicari penyebab defisiensi besi
Menggunakan preparat besi oral: sulfat feros, glukonat ferosus dan fumarat
ferosus.

5. Anemia megaloblastik
Defisiensi vitamin B12 ditangani dengan pemberian vitamin B12, bila difisiensi
disebabkan oleh defekabsorbsi atau tidak tersedianya faktor intrinsik dapat
diberikan vitamin B12 dengan injeksi IM.
Untuk mencegah kekambuhan anemia terapi vitamin B12 harus diteruskan selama
hidup pasien yang menderita anemia pernisiosa atau malabsorbsi yang tidak dapat
dikoreksi.
Anemia defisiensi asam folat penanganannya dengan diet dan penambahan asam
folat 1 mg/hari, secara IM pada pasien dengan gangguan absorbsi.
KOMPLIKASI

Keterlambatan pertumbuhan (sejak lahir sampai usia 5 tahun)


Perkembangan otot buruk (jangka panjang)
Daya konsentrasi menurun
Hasil uji perkembangan menurun
Kemampuan mengolah informasi yang di dengar menurun
Penurunan besi memungkinkan gastrointestinal mengabsorpsi lebih mudah
Mengakibatkan wajah menjadi pucat
Daya tahan tubuh akan menurun sehinggan mudah terkena penyakit.
PENCEGAHAN

Menganjurkan ibu-ibu untuk memberikan ASI antara usia 0 sampai 6 bulan.


Jangan berikan susu sapi pada bayi sampai usia 6 bulan atau setahun.
Jika anak meminum ASI, berikan pada anak yang mengandung zat besi seperti sereal
saat mengenalkan makanan padat.
Jika bayi meminum susu formula, berikan pada anak formula yang ditambah zat besi.
Minum vitamin yang mengandung zat besi (suplementasi dengan perkiraan 1 mg/kg
zat besi per hari).
Suplementasi zat besi harus dimulai ketika bayi diberikan susu pengganti.
Pastikan anak mendakpat makanan yang seimbang dan memakan makanan yang
mengandung zat besi.

ASUHAN
KEPERAWATAN
PENGKAJIAN
Usia
Pucat
Mudah lelah atau lemah
Pusing kepala
Nafas pendek
Nadi cepat
Eliminasi urin dan kadang kadang terjadi penurunan produksi urin
Gangguan pada sistem saraf
Gangguan saluran cerna
Pika
Iritabel (cengeng,rewel , mudah tersinggung)
Suhu tubuh meningkat
Pola makan
Pemerikasaan penunjang
Program terapi
DIAGNOSA
Keletihan yang berhubungan dengan penurunan suplai oksigen di dalam darah , yang membuktikan
dengan kurang energi, peningkatan kebutuhan tidur atau penurunan minat untuk bermain.
Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan nyeri akibat fisis sel sabit atau perdarahan akut
atau pembatasan aktivitas besar, yang membuktikan dengan melindungi ekstremitas yang nyeri,
resistensi terhadap aktivitas.
Pemeliharaan kesehatan yang berhubungan dengan pemerolehan pengetahuan dan keterampilan
tentang terapi nutrisi dan terapi medis anemia, pencegahan infeksi, pemberian faktor, pembekuan
per intravena di rumah, atau perlindungan dari cidera yang dibuktikan dengan diagnosis baru dan
ketidakmampuan mengungkapkan program terapi yang benar atau menunjukan keterampilan
pemberian obat yang benar.
Ansietas yang berhubungan dengan pemeriksaan diagnostik, di buktikan dengan ungkapan verbal
orang tua, anak sulit di ajak kerjasama , atau anak menangis saat dilakukan prosedur.
Ketidakefektifan koping keluarga yang berhubungan dengan perawatan inap anak atau gangguan
genetik kronik yang kemungkinan mengancam jiwa, yang dibuktikan dengan kesedihan berat atau
pernyataan penyangkalani, menarik diri, atau mengungkapkan ketidakadekuatan keterampilan
koping.
Resiko cidera yang berhubungan dengan perubahan persepsi sensori perifer, penurunan hitung
trombosit, defisiensi faktor koagulasi, atau kelebihan beban zat besi.
INTERVENSI KEPERAWATAN
INTERVENSI DX 1
Kelompokan aktivitas asuhan keperawatan dan rencana untuk periode istiorahat sebelum
dan setelah pengerahan tenaga untuk mengurangi kebutuhan dan konsumsi oksigen
Anjurkan aktivitas atau ambulasi perprogram dokter : mobilisasi dini memberikan hasil
yang lebih baik .
Observasi anak untuk mengidentifikasi tanda intoleransi aktivitas, seperti pucat,mual dan
berkunang-kunang atau limbung atau perubahan tanda vital untuk menentukan tingkat
toleransi.
Jika anak tirah baring, lakukan latihan rentang pergerakan sendi dan penggantian posisi
secara sering : perubahan negatif pada sistem muskuloskeletal terjadi secara cepat
akibat inaktivitas dan imobilitas.
Rujuk anak ke terapi fisik untuk mendapat program latihan fisik guna meningkatkan
kekuatan otot skeletal.
INTERVENSI DX 2
Motivasi aktivitas motorik kasar dan halus sesuai kemampuan dalam batas nyeri
perdarahan untuk memfasilitasi perkembangan motoric
Gunakan latihan rentang pergerakan sendi(RPS) aktiv dan pasif serta ajarkan anak dan
keluarga cara melakukan latihan tersebut untuk mencegah kontraktur dan mmfasilitasi
mobilitas sendi serta perkembangan otot (rps aktif) guna membantu meningkatkan
mobilitas.
Hargai pencapaian dan tekanan kemampuasnanak untuk meningkatkan harga diri dan
mendorong rasa percaya diri dalam kompeten
INTERVENSI DX 3
Memberi PENKES (pendidikan kesehatan) pada orang tua tentang keefektifan
kepemeliharaan kesehatan
Beri pendidikan kesehatan kepada keluarga mengenai peningkatan asuhan makanan kaya
zat besi pada anak yang mengalami anemia defisiensi besi
Batasi asupan susu sapi pada anak yang mengalami anemia difisiensi besi untuk mengurangi
resiko pendarahan gastrointestinal (GI) mikroskopik dan meningkatkan selera makan untuk
makanan lain
Beri evaluasi kontinue terhadap asupan nutrisi untuk memastikan bahwa pembatasan diet
yang sesuai telah di patuhi
Pastikan bahwa orang tua dapat mengungkapkan pemahaman tentang program pemberian
obat di rumah : suplementasi zat besi atau asam folat untuk anemia, antibiotik frofilaksis
untuk anemia sel sabit , kelasi untuk thalasemia, dan penggantian faktor untuk hemophilia
Minta orang tua untuk melakukan demonstrasi ulang infus subkutan deferoksamin atau faktor
intravena jika perlu untuk memastikan akurasi dan kemandirian didalam lingkungan rumah
Beri pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang kapan harus menghubungi atau
mengunjungi dokter atau perwat praktisi untuk memastikan intervensi tepat waktu saat tanda
dan gejala muncul

Anda mungkin juga menyukai