Oleh:
Nurul Alimah, S.Ked
Pembimbing:
dr. Rina Kriswiastiny, Sp.PD
MR : 08.57.16
Nama : Tn. Y
Jenis kelamin : Laki-Laki
Tempat Tanggal Lahir : 02-02-1948
Umur : 69 tahun
Status perkawinan : Menikah
Agama : Islam
Pekerjaan : Petani
Pendidikan : SMP
Alamat :Sukamaju,Pondokpidada - Pesawaran
Masuk IGD RSPBA :Senin,10 April 2017,pukul: 15.04 WIB
Masuk Rawat Inap :Kamis,10 April 2017,pukul: 15.35 WIB
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan
alloanamnesis pada tanggal 10 April 2017
Keadaan Penyebab
Hubungan Diagnosa
Kesehatan Meninggal
Kakek - - -
Nenek - - -
Ayah - - -
Ibu - - -
Saudara - - -
Anak-anak - - -
ANAMNESIS SISTEM
KULIT
Abses - Rambut Keringat malam
-
- Lain-lain
KEPALA
- Trauma - Kepala pusing
MATA
- Nyeri - Konjungtiva pucat
- Kehilangan pendengaran
HIDUNG
- Trauma - Gejala penyumbatan
- Sekret - Pilek
- Mimisan
MULUT
- Bibir - Lidah
- Selaput - Sariawan
TENGGOROKAN
- Nyeri tenggorokan - Perubahan suara
LEHER
- Benjolan - Nyeri leher
DADA (jantung/paru)
- Nyeri dada Sesak nafas
ABDOMEN (lambung/usus)
- Rasa kembung - Perut membesar
Mual - Wasir
- Muntah - Mencret
- Kejang - Pingsan
- Bintik-bintik merah
- Bintik-bintik merah
- Bintik-bintik merah
RIWAYAT MAKANAN
Frekuensi/ hari : 2 x/ hari
Jumlah/ hari : 1/2 porsi
Variasi/ hari : bervariasi
Nafsu makan : menurun
Berat Badan : 58 kg
Tinggi badan (cm) : 170 cm
Tetap ( )
Turun ( )
Naik ( )
PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Berat Badan : 55 kg
Tinggi badan (cm) : 170 cm
IMT : 18,9
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 90 x/menit, reguler, volume cukup
Suhu : 36,8C
Pernapasan : 28 x/menit, ireguler
Sianosis : Tidak sianosis
Aspek Kejiwaan
Kulit
Warna : Sawo matang Efloresensi : normal
Jaringan parut : Tidak ada Pigmentasi : Tidak ada
Pertumbuhan rambut: Normal Pembuluh darah: Normal
Suhu raba : Normal Lembab/kering : Kering
Keringat, umum : berlebih Turgor : Normal
Kepala
Ekspresi wajah : Normal Simetris muka : Simetris
Rambut : Normal
Mata
Eksolftalmus : Tidak ada Enoftalmus : Tidak ada
Kelopak : Normal Lensa : Normal
Konjungtiva : Normal Visus : Normal
Sklera : Normal Gerakan mata : Normal
Lap.penglihatan: Normal Tekanan bola mata: Normal
Deviatio konjungtiva: Tidak ada Nistagmus : Tidak ada
Telinga
Tuli : Tidak tuli Selaput pendengaran : Normal
Lubang : Normal Penyumbatan : Tidak ada
Serumen : Tidak ada Perdarahan : Tidak ada
Hidung
Trauma : Tidak ada
Nyeri : Tidak ada
Sekret : Tidak ada
Pernafasan cuping hidung : Tidak ada
Mulut
Bibir : Tidak sianonis Tonsil : Normal
Langit-langit : Normal Bau nafas : Tidak berbau
Trismus : Normal Lidah : Normal
Faring : Tidak hiperemis
Leher
Tekanan vena jugularis : JVP 5-2 cm H2O (Tidak ada peningkatan)
Kelenjar tiroid : Normal, tidak ada pembesaran
Kelenjar limfe : Normal, tidak ada pembesaran
Kelenjar getah bening
Submandibula : Tidak teraba Leher : Tidak teraba
Supraklavikula : Tidak teraba Ketiak : Tidak teraba
Lipat paha : Tidak teraba
Bentuk : Simetris, Barrel chest (+)
Sela iga : Melebar
Paru Depan Belakang
Inspeksi : Bentuk dada barrel chest (diameter antero - posterior dan
transversal sebanding), sela iga melebar, statis, dinamis dan
simetris
Palpasi :Massa (-), krepitasi (-), vokal fremitus menurun pada kedua lapang
paru sinistra dan dextra setinggi ICS IV-V kebawah
Perkusi : Sonor pada kedua lapang paru
Batas paru hepar : redup di ICS VI
Batas Paru Gaster : timpani di ICS VIII linea axilaris anterior
Auskultasi : Kanan : vesikuler melemah, Rhonki (+/+), Wheezing (-/-)
Kiri : vesikuler melemah, Rhonki (+/+), Wheezing (-/-)
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Iktus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas jantung atas : ICS II linea parasternalis sinistra
Batas jantung kiri : ICS IV linea midklavikula sinistra
Batas jantung kanan : ICS IV linea parasternalis sinistra
Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 normal, Heart Rate
90x/menit, reguler. Murmur (-), Gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Bentuk cembung, venektasi (-), caput medusa
(-), ikterik (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Palpasi : Nyeri tekan regio abdomen tidak ada
Hati dan limpa tidak teraba
Nyeri ketok CVA(-)Kiri/Kanan. Ballotement ginjal
(-)
Perkusi : Tympani pada lapang perut.Shifting dullness (-)
Ekstremitas
Ekstremitas superior et inferior , dextra dan sinistra : Oedem
(-). Deformitas (-). Bengkak (-). Sianosis (-). Nyeri sendi (-).
Ptekie (-).
HEMATOLOGI
Hemoglobin 10,1
Wn: 12-16 gr%
4500-10.700 ul
Leukosit 14.900
Eritrosit 4,2
Wn: 4.2- 5,4 ul
Lk: 40-54 %
Hematokrit 30%
Wn: 38-47 %
159-400 u\l
Trombosit 296.000
80-96
MCV 75
27-31 pg
MCH 25
Pemeriksaan rontgen thorax
Kondisi foto simetris
Posisi trakea di tengah
Jantung tidak membesar (CTR <50%)
Sinus costophrenicus kanan normal, kiri tumpul
Sinus cardiophrenicus bilateral normal
Diafragma bilateral normal
Pulmo:
Hilus kanan dan kiri kabur
Corakan bronkovaskular meningkat
Tampak perbercakan lunak di semua
lapang kedua paru
Tampak garis garis keras dilapang apex
sampai tengah parau kiri
Tramline (+), tubular sign (+). Cuffing sign
(+)
Kranialisasi (-)
Skletal dalam batas normal
Kesan :
Gambaran KP lama duplex aktif disertai bronkitis
kronis dan suspek effusi pleura kiri minimal
Pemeriksaan Radiologi: Kondisi foto simetris ,sinus costophrenicus kanan
normal, kiri tumpul, diafragma bilateral normal, hilus kanan dan kiri kabur, Px.
corakan bronkovaskular meningkat, tampak perbercakan lunak di semua lapang Penunjan
kedua paru, tampak garis garis keras dilapang apex sampai tengah parau g
kiri,tramline (+), tubular sign (+) ,cuffing sign (+). Kesan adanya gambaran KP
lama duplex aktif disertai bronkitis kronis dan suspek effusi pleura kiri minimal.
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, N: 90 x/menit, RR 28 x/menit,
suhu 36,8. BB menurun dari 69 Kg menjadi 55 Kg dalam 1 bulan. Pada
pemeriksaan thorax didapatkan: (Pursed - lips breathing), bentuk dada barrel
chest, sela iga melebar, os terlihat menggunakan otot bantu nafas saat eksprirasi.
Vocal Fremitus melemah dikedua lapang paru, saat diperkusi sonor pada kedua Px. Fisik
lapang paru saat di auskultasi terdengar vesikuler melemah dikedua lapang paru,
rhonki (+/+) pada kedua lapang paru.
Pasien Y Laki-laki, usia 69 tahun mengeluh sesak nafas semakin memberat
sejak 1 hari SMRS. Sesak dirasakan semakin sering timbul, lebih berat saat
dibawa berbaring da juga aktivitas, untuk mengurangi sesaknya biasanya os
duduk dan istirahat. Saat bernafas dan timbul sesak tidak ada suara ngik-ngik.
Os juga mengeluh demam yang naik turun, nyeri pada ulu hati , mual dan Anamnes
badan terasa lemas , nafsu makan os berkurang dan berat badan dirasakan a
menurun 11 kg dalam sebulan. Os merasakan kalau malam sering berkeringat
walaupun tidak sedang beraktivitas dan os juga susah tidur. Riwayat merokok
(+) satu bungkus perhari sejak umur 15 tahun, os mengaku saat ini jika terpapar
asap rokok os merasa sesak
RESUME
DAFTAR MASALAH
Pada kasus ini ditemukan pasien sesak nafas semakin
memberat, batuk berdahak sejak 1 bulan
Pursed - lips breathing), bentuk dada barrel chest, sela
iga melebar, vesikuler melemah, sonor dikedua lapang
paru, Rhonki (+/+) pada kedua lapan paru.
Pemeriksaan rontgen adanya gambaran KP lama duplex
aktif disertai bronkitis kronis dan suspek effusi pleura kiri
minimal
DIAGNOSIS KERJA
Dypsneu e.c PPOK eksaserbasi akut + TB Paru BTA (+)
DIAGNOSIS DIFERENSIAL
FARMAKOLOGI
IVFD RL XX gtt/menit
Ambroxol syrup 3x1 C
Curcuma 3x1
Paracetamol tab 3x1
ANJURAN PEMERIKSAAN
Faal paru (Spirometri, Uji bronkodilator)
Kultur Bakteriologis
PROGNOSIS
Quo ad vitam : dubia
Quo ad functionam : dubia
Quo ad sanationam : dubia
Analisis kasus
Pada kasus ini seorang Laki-laki, Tn. Y berusia 69n
tahun didiagnosis Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK) eksaserbasi akut + Tuberculosis Paru BTA (+)
Diagnosis
Anamnesis Pemeriksaa
Penunjang
n fisik
Anamnesa
Tn. Y usia 69 tahun mengeluh sesak nafas semakin memberat sejak 1 hari
SMRS. Sesak dirasakan semakin sering timbul, lebih berat saat dibawa berbaring
da juga aktivitas, untuk mengurangi sesaknya biasanya os duduk dan istirahat.
Saat bernafas dan timbul sesak tidak ada suara ngik-ngik. Os juga mengeluh
demam yang naik turun, nyeri pada ulu hati , mual dan badan terasa lemas , nafsu
makan os berkurang dan berat badan dirasakan menurun 11 kg dalam sebulan. Os
merasakan kalau malam sering berkeringat walaupun tidak sedang beraktivitas dan
os juga susah tidur. Riwayat merokok (+) satu bungkus perhari sejak umur 15
tahun, os mengaku saat ini jika terpapar asap rokok os merasa sesak.
Teori
PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di
saluran napas yang bersifat progressif nonreversibel atau reversibel parsial. PPOK
terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya. Kebiasaan
merokok merupakan satu - satunya penyebab kausal yang terpenting, jauh lebih
penting dari faktor penyebab lainnya. Dari anamnesis: riwayat merokok atau bekas
perokok dengan atau tanpa gejala pernapasan , riwayat terpajan zat iritan yang
bermakna di tempat kerja, riwayat penyakit emfisema pada keluarga, terdapat faktor
predisposisi pada masa bayi/anak, misal berat badan lahir rendah (BBLR), infeksi
bsaluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara, batuk berulang
dengan atau tanpa dahak - Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi .
Eksaserbasi akut pada PPOK berarti timbulnya perburukan dibandingkan dengan
kondisi sebelumnya. Eksaserbasi dapat disebabkan infeksi atau faktor lainnya seperti
polusi udara, kelelahan atau timbulnya komplikasi.
Gejala eksaserbasi : sesak bertambah, produksi sputum meningkat, perubahan warna
sputum.
Eksaserbasi akut akan dibagi menjadi tiga
a. Tipe (eksaserbasi berat), memiliki 3 gejala di atas
b. Tipe II (eksaserbasi sedang), memiliki 2 gejala di atas
c. Tipe III (eksaserbasi ringan), memiliki 1 gejala di atas ditambah infeksi
saluran napas atas lebih dari 5 hari, demam tanpa sebab lain, peningkatan
batuk, peningkatan mengi atau peningkatan frekuensi pernapasan > 20%
baseline, atau frekuensi nadi > 20% baseline
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80 mmHg, RR 28 x/menit, suhu 36,8. BB
menurun dari 69 Kg menjadi 55 Kg dalam 1 bulan. Pada pemeriksaan thorax
didapatkan: (Pursed - lips breathing), bentuk dada barrel chest, sela iga melebar, os
terlihat menggunakan otot bantu nafas saat eksprirasi. Vocal Fremitus melemah
dikedua lapang paru, saat diperkusi sonor pada kedua lapang paru saat di auskultasi
terdengar vesikuler melemah dikedua lapang paru, rhonki (+/+) pada kedua lapang
paru.
Teori
Pemeriksaan fisik PPOK dini umumnya tidak ada kelainan
inspeksi :pursed - lips breathing, barrel chest (diameter antero - posterior dan
transversal sebanding), penggunaan otot bantu napas, hipertropi otot bantu napas,
pelebaran sela iga, bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena
jugularis di leher dan edema tungkai, penampilan pink puffer atau blue bloater
palpasi: pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar
perkusi :pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak diafragma
rendah, hepar terdorong ke bawah
auskultasi: suara napas vesikuler normal, atau melemah, terdapat ronki dan atau
mengi pada waktu bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa, ekspirasi memanjang,
bunyi jantung terdengar jauh
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologi Didapatkan Sinus
Costophrenicus Kanan Normal, Kiri Tumpul,corakan
Bronkovaskular Meningkat, Tampak Perbercakan
Lunak Di Semua Lapang Kedua Paru, Tampak Garis
Garis Keras Dilapang Apex Sampai Tengah Parau Kiri,
Tramline (+), Tubular Sign (+). Cuffing Sign (+). Kesan
Adanya Gambaran KP Lama Duplex Aktif Disertai
Bronkitis Kronis Dan Suspek Effusi Pleura Kiri Minimal.
Teori
Foto Toraks PA Dan Lateral Berguna Untuk Menyingkirkan Penyakit Paru
Lain. Pada Emfisema Terlihat Gambaran : Hiperinflasi, Hiperlusen, Ruang
Retrosternal Melebar, Dan Diafragma Mendatar, Jantung Menggantung
(Jantung Pendulum / Tear Drop / Eye Drop Appearance). Pada Bronkitis
Kronik : Normal, Corakan Bronkovaskuler Bertambah Pada 21 % Kasus.
Anamnesa
Diagnosis TB Paru pada paien ini dilihat dari anamnesa os mengeluh batuk
berdahak sejak 1 bulan ini , dahak berwarna putih. Awalnya dahak susah
keluar tapi sekarang dahak terasa lebih banyak. Os juga mengeluh nafas
terasa sesak, dan demam yang naik turun, badan terasa lemas , nafsu
makan os berkurang dan berat badan dirasakan menurun 11 kg dalam
sebulan. Os merasakan kalau malam sering berkeringat walaupun tidak
sedang beraktivitas dan os juga susah tidur.
Teori
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa tuberkulosis paru (Tb paru)
adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang penyakit parenkim paru. Gejala
klinik tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala respiratorik (atau gejala
organ yang terlibat) dan gejala sistemik. Gejala respiratorik: batuk 3 minggu, batuk
darah, sesak napas, nyeri dada. Gejala sistemik : demam, gejala sistemik lain, malaise,
keringat malam, anoreksia, berat badan menurun
Dari pemeriksaan fisik ditemukan adanya bunyi tambahan rhonki pada
kedua lapang paru, selain itu pada pemeriksaan penunjang rontgen thorax
didapatkan adanya tampak perbercakan lunak di semua lapang kedua
paru, tampak garis garis keras dilapang apex sampai tengah parau kiri.
Teori
Tanda-tanda yang di temukan pada pemeriksaan fisik tergantung luas dan
kelainan struktural paru. Pada lesi minimal, pemeriksaan fisis dapat normal atau
dapat ditemukan tanda konsolidasi paru utamanya apeks paru. Tanda pemeriksaan
fisik pada tuberkulosis paru, kelainan yang didapat tergantung luas kelainan struktur
paru. Pada permulaan (awal) perkembangan penyakit umumnya tidak (atau sulit
sekali) menemukan kelainan. Kelainan paru pada umumnya terletak di daerah lobus
superior terutama daerah apex dan segmen posterior , serta daerah apex lobus
inferior. Pada pemeriksaan jasmani dapat ditemukan antara lain suara napas
bronkial, amforik, suara napas melemah, ronki basah, tanda-tanda penarikan paru,
diafragma & mediastinum.
Penatalaksanaan
Pada pasien ini diberikan terapi IVFD RL XX tpm.
Ambroxol syr 3 x 1 c dimana ambroxol adalah salah satu
obat yang masuk ke dalam golongan mukolitik, yaitu obat
yang fungsinya adalah mengencerkan dahak. Ambroxol
umumnya digunakan untuk mengatasi gangguan pernapasan
akibat produksi dahak yang berlebihan pada kondisi seperti
bronkiektasis, emfisema, bronkitis kronis dan akut ,bronkitis
asmatik, pneumokoniosis bronkitis.
Curcuma 3 x 1 dimana curcuma merupakan tablet salut
selaput mengandung : ekstrak curcuma xanthorrhiza 20 mg,
membantu memelihara kesehatan fungsi hati ,membantu
memperbaiki nafsu makan
Paracetamol 3 x 1 dimana paracetamol adalah jenis obat
yang termasuk kelompok analgesik atau pereda rasa sakit. Obat
ini juga bisa dipakai untuk menurunkan demam. Dianjurkan untuk
mengonsumsi paracetamol sebanyak 500 mg hingga 1 gram tiap
4-6 jam sekali.
Nebu combivent = NaCl 1cc/8 jam dimana nebu combivent
berisi albuterol( salbutamol)dan ipratropium bromide yang
digunakan sebagai terapi penyekit PPOK dan asma.
Cetirizin 2 x1 dimana cetirizin merupakan obat yang
termasuk dalam golongan antihistamin, mekanisme kerjanya
adalah menghalangi zat kimia dalam tubuh yang disebut histamin.
Histamin adalah mediator kimia yang sering muncul pada reaksi
peradangan dan alergi.
Isoniazid 1x 300mg, Etambutol 1 x 500mg, Pyrazinamid 2 x
500 mg merupakan obat antituberculosis. B6 1 x 1 dimana B6
digunakan untuk mengurangi efek samping, diberikan suplemen
vitamin B6 (piridoxin) selama masa pengobatan.
Penatalaksanaan secara umum PPOK meliputi : Edukasi,
obat obatan (bronkodilator, antiinflamasi, antibiotik,
antioksidan, mukolitik, antitusif), terapi oksigen, ventilasi
mekanik, nutrisi, rehabilitasi