Anda di halaman 1dari 22

Fase yang dilakukan di kamar

operasi
 Didapatkan 3 fase penting di kamar operasi,yaitu
Induksi, Maintenance dan Recovery

• Induksi : Adalah suatu periode waktu dimana dimulainya


anestesi

• Maintenance: Bergantung kepada keadaan dan


kedalaman dari anestesi.

• Recovery: Pada akhir prosedur pembedahan dan anestesi


berhenti sampai pasien sadar kembali.
Induksi Anestesi
Induksi Anestesi adalah tindakan untuk membuat
pasien dari sadar menjadi tidak sadar, sehingga
memungkinkan dimungkinkan dimulainya anestesi
dan pembedahan.
 Macam Induksi
1. Induksi Inhalasi (Ether, Halothane, Sevoflurane)
(Biasanya pada pediatri)
2. Induksi Intravena (Ketamine, Propofol, Tiopental)
(Induksi yang paling sering)
3. Induksi Intramuskuler (Ketamine)(Pada pasien
pediatri yang tidak kooperatif)
General anestesi adalah suatu tindakan menghilangkan
rasa nyeri disertai hilangnya kesadaran dan bersifat pulih
kembali (reversible) yang bertujuan untuk pembedahan.
Prinsip dari General Anesthesia
 Meminimalisir terjadinya potensi bahaya baik secara
langsung maupun tidak langsung dari tehnik anestesi dan
agen anestesi .
 Mempertahankan keadaan se-fisiologis mungkin selama
proses pembedahan.
Trias Anestesi :
1. Sedatif (hilang kesadaran)
2. Analgesik (hilangnya nyeri)
3. Relaksasi otot
Obat – obat sedasi
 Obat-obatan hipnotik sedative adalah obat-obatan
yang mampu mendepresi sistem saraf pusat.
Contoh obat :
1. Benzodiazepin (medazolam, diazepam, lorazepam)
2. Barbiturat
3. Golongan obat nonbarbiturat-nonbenzodiazepin
(propofol, ketamin)
Obat – obat Analgesik
Analgesik adalah sejenis obat yang dibuat untuk
menghilangkan rasa nyeri tanpa harus menghilangkan
kesadaran seseorang.
 Analgesik Nonopioid/Perifer (Non-Opioid Analgesics)
contoh : Ketorolac

 Analgesik Opioid/Analgesik Narkotika


contoh : Fentanyl, Tramadol
Obat – obat relaksasi otot
Obat relaksan otot adalah obat yang digunakan untuk
melemaskan otot rangka atau untuk melumpuhkan
otot. Biasanya digunakan sebelum operasi untuk
mempermudah suatu operasi atau memasukan suatu
alat ke dalam tubuh.
 Golongan ini terbagi dalam dua;
a. Obat penghambat kompetitif (Pankuronium,
Vekorunium)
b. Obat penghambat secara depolarisasi persisten
(succinylcholine)
Balanced Anesthesia
 Anastesi seimbang, suatu kombinasi obat-obatan, sering
dipakai dalam anastesi umum.
Anestesi seimbang terdiri dari:

 Premedikasi
Seperti analgesik narkotik atau benzodiazepin (misalnya,
midazolam dan antikolinergik (contoh, atropin)
 Barbiturat dengan masa kerja singkat, seperti natrium tiopental
(Pentothal)
 Gas inhalasi, seperti nitrous oksida dan oksigen
 Pelemas otot jika diperlukan
Stadium Anestesi
 Stadium I : Analgesia
 Stadium II : Eksitasi
 Stadium III : Stadium pembedahan
Plana I : pernapasan teratur thoraco-abdominal sampai
gerak bola mata berhenti, tonus otot menurun
Plana II : ditandai dengan pernapasan abdomino-
thorakal dan semua otot mengalami relaksasi kecuali
otot perut
Plana III : ventilasi teratur , tonus otot semakin
menurun
Plana IV : ventilasi tidak teratur dan tidak adekuat
• Stadium IV : Stadium paralisis atau intoksikasi
yaitu mulai dari henti nafas sampai henti jantung.
Stadium 1 Tahap Analgesi
 Tahap ini dimulai dari anestesi diberikan sampai
hilangnya kesadaran. Pada tahap ini penderita masih
sadar. Tidak ada pola tertentu dari pernapasan
maupun gerak bola mata.
Satdium 2 Tahap Eksitasi
 Nafas tidak teratus, kadang masih tahan napa
 Bola mata masih bergerak
 Pupil lebar
 Reflek – reflek jalan nafas meningkat
 ETT di pasang
Stadium 3 Pembedahan
 Napas jadi teratur
 Reflek bulu mata (-)
 Otot – otot jadi lemas
1. Plane 1
• Napas teratur dan dalam(amplitudo besar). Gerak dada
dan perut serentak.
• Bola mata bergerak.
• Pupil kecil
2. Plane 2
 Napas sama seperti plane 1 hanya amplitudo lebih kecil
 Bola mata tidak bergerak dan pupil kecil
3. Plane 3

 Napas perut lebih besar daripada dada


 Bola mata tidak bergerak
 Pupil mulai melebar dan reflek cahaya positif

4. Plane 4

 Otot interkostal lumpuh. Napas hanya napas perut

 Bola mata tidak bergerak

 Pupil melebar sampai maksimum dan reflek cahaya negatif

 Reflek bulu mata (Eyelash reflek) yaitu penderita kedip bila bulu
mata disinggung. Reflek ini hilang pada tahap 3
Tahap 4 Kelumpuhan Medulla
 Tanda peringatan sebelum masuk tahap IV
1. Napas hanya semata-mata napas perut
2. Pupil melebar hampir maksimum,reflek cahaya
negatif
3. Nadi kecil dan tensi rendah
4. Kulit pucat dingin dan basah berkeringat
Metode Anestesi Umum menurut cara pemberian obat:
1. Perinhalasi : menggunakan gas/cairan anastetika yang mudah
menguap melalui udara pernapasan, diantaranya:
o Nitrous oxide (N2O)
o Halotan
o Enfluran
o Sevofluran
Nitrous Oxide(N2O)
1. Satu-satunya gas anestesi yang anorganik
2. Harus diberikan bersama O2
3. Tidak berwarna dan Tidak berbau
4. Tidak iritatif
5. Tidak mudah terbakar
6. Jarang digunakan sebagai obat tunggal
7. Efek amnesia dan analgetiknya baik
8. Efek relaksasi(-)
9. Setelah anestesi selesai N2O dihentikan dan dilanjutkan
dengan
10. Oksigen 100 % untuk menghindari terjadinya diffusion
hypoxia
Sevoflurane
 Kelarutan dalam darah sedikit lebih besar
 Tidak berbau
 Sangat baik untuk induksi inhalasi
 Recovery dari anestesi lebih cepat
2. Parenteral (IV maupun IM) : biasanya digunakan untuk
tindakan yang singkat
o Tiopental
o Propofol
o Sedacum
o Ketamin
o Fentanyl
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai