Anda di halaman 1dari 35

KARAKTERISTIK SISWA

DAN TEORI BELAJAR


KARAKTERISTIK SISWA
Setiap individu adalah unik
Gaya belajar siswa juga berbeda-
beda
PERKEMBANGAN

Kemundur Pertumbuh
an an

Perkembangan: serangkaian perubahan sebagai


akibat dari proses pematangan atau maturasi
dan pengalaman
(Hurlock, 1996)
Fakta-fakta penting perkembangan
Kecepatan Belajar
Alternatif menyelesaikan perbedaan
kecepatan belajar siswa, hendaknya
pembelajaran dimulai:
Multiple Intelligences
Dr. Howard Gardner mengemukakan 8 jenis
Kecerdasan yang dapat dikaitkan dalam pembelajaran
matematika
1. Kecerdasan matematika logika
2. Kecerdasan bahasa
3. Kecerdasan musikal
4. Kecerdasan visual spasial
5. Kecerdasan kinestetik
6. Kecerdasan interpersonal
7. Kecerdasan intrapersonal
8. Kecerdasan naturalis
Kecerdasan Emosional
Lima wilayah kecerdasan emosional
(Goleman)
Kemampuan mengenali emosi diri
Kemampuan mengelola emosi
Kemampuan memotivasi diri
Kemampuan mengenali emosi orang
lain
Kemampuan membina hubungan
Kecerdasan Moral
Kemampuan seseorang untuk bisa
menghargai dirinya sendiri maupun
orang lain, memahami perasaan orang
lain, mengikuti aturan yang berlaku.
Gaya Belajar
Gaya belajar setiap orang berbeda
Pelajar Visual - Membutuhkan waktu belajar yang tenang
- Kuat di ejaan tapi sering lupa nama
- Mudah memahami gambar peta, tabel dan
diagram
- Suka belajar diri buku ilustrasi , LCD, Video,
Pelajar Auditori Flipchart

- Suka mendengarkan musik


- Membaca dengan bersuara
- Suka berdiskusi dan aktif mengemukakan
Pelajar Kinestetik pendapat
- Suka Melakukan sesuatu
- Pendekatan rabaan (hands on)
- Menyukai kegiatan ilmiah, bermain peran,
petualangan kunjungan lapangan, galeri
seni
Teori Belajar Tingkah
Laku dan
Penerapannya
Belajar merupakan hasil dari pembentukan
hubungan antara rangsangan dari luar (stimulus)
dan tanggapan (response) (E.L Thorndike )
Perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengulangan (Law of Execise)
Kuat tidaknya hubungan ditentukan oleh kepuasan
maupun ketidakpuasan (Law of Effect)
Penekanan pada ganjaran (reward) dan penguatan
(reinforcement)
Jika Respon yang dihasilkan dari pembelajaran tidak
sesuai harapan maka perlu dilakukan konsekuensi
hukuman (Punishment /negative reinforcement)
Neobehaviorism
Teori Behaviorism cocok untuk mengembangkan pencapaian hasil
belajar (pengetahuan) matematika yaitu fakta, konsep, prinsip,
dan skill (keterampilan) => Robert M. Gagne.

Gagne.
Membagi
Objek Matematika

Langsung Tak Langsung

Problem
Keterampi Berfikir
fakta Konsep Prinsip Solving
an Kritis
DLL
Fakta
Fakta adalah konvensi (kesepakatan) dari para
matematikawan seperti lambang, notasi ataupun
aturan.
Contoh:

+ Notasi penjumlahan
1 Lambang angka satu
5 + 2 x 10 = 5 + 20 Aturan operasi perkalian
didahulukan dari operasi penjumlah
Cara mengajarkan fakta dengan menghafal, drill
atau peragaan berulang-ulang.
Konsep
Konsep adalah ide abstrak yang memungkinkan
seseorang untuk mengklasifikasi suatu objek
dan menerangkan apakah objek tersebut
contoh ataupun bukan contoh

1 Gunung

Yang manakah belah ketupat ?


Ada 4 cara mengajarkan konsep:
1. Dengan membandingkan objek matematika yang termasuk
konsep dan yang tidak termasuk konsep. Selanjutnya dibahas
kriteria konsep tsb, diharapkan siswa dapat mengenali kriteria
konsep tsb, siswa diarahkan sampai pada mengenali kriteria
dari konsep dan tidak sampai pada pendefinisiannya.
2. Pendekatan deduktif, di mana proses pembelajarannya
dimulaihal-hal yang bersifat umum ke hal-hal yang bersifat
khusus, dari definisi dan diikuti dengan membahas contoh-
contoh dan yang bukan contohnya.
3. Pendekatan induktif, dimulaidaru hal-hal yang bersifat khusus
ke hal-hal yang bersifat umum, dari contoh lalu membahas
definisinya
4. Kombinasi deduktif dan induktif, dimulai dari contoh lalu
membahas definisinya dan kembali ke contoh, atau dimulai
dari definisi lalu membahas contohnya lalu kembali
membahas definisinya.
Prinsip
Prinsip (keterkaitan antar konsep) adalah
suatu pernyataan yang memuat hubungan
antara dua konsep atau lebih
Keterampilan
Keterampilan (skill) adalah kemampuan untuk
menggunakan prosedur atau langkah langkah untuk
menyelesaikan soal.
Siswa disebut
memahami
keterampilan(skill) jika
ia dapat menggunakan
urutan, prosedur atau
langkah-langkah
pengerjaan

https://istanamengajar.wordpress.com
Hirarki Belajar Matematika
Adalah urutan pembelajaran matematika.
Cara mengurutkan :
1.Tentukan pengetahuan apa yang harus dikuasai siswa agar ia
berhasil mempelajari pengetahuan tertentu
2.Tentukan pengetahuan prasyarat yang harus dikuasai siswa
sebelum mempelajari pengetahuan tertentu
3.Lakukan seterusnya hingga didapat urutan-urutan pengetahuan
dari yang paling sederhana sampai yang paling kompleks.
Contoh :

Untuk mempelajari materi integral, siswa wajib memahami materi


diferensial, karena integral adalah kebalikan dari diferensial (anti-
diferensial).
Untuk mempelajari materi diferensial, siswa wajib memahami
materi limit, karena definisi diferensial menggunakan limit.
TEORI BELAJAR
KOGNITIF
Beberapa Teori Belajar Kognitif
Psikologi perkembangan kognitif Piaget
lebih menitikberatkan pada pengaitan pengetahuan
yang dimiliki dengan pengalaman baru
Belajar bermakna David P. Ausubel
mengaitkan pengetahuan yang baru dengan
pengetahuan yang sudah dimilikinya.
Teori presentasi Bruner
lebih menitikberatkan pada apa yang akan
dilakukan terhadap informasi dan apa yang akan
dilakukan setelah memperoleh informasi.
Empat tahap perkembangan kognitif menurut Piaget
Sensori Motori
Usia 0-2 tahun, pemahaman anak bergantung pada
kegiatan (gerak) tubuh dan panca indera mereka.
Pra-operasional
Usia 2-7 tahun, pemahaman anak masih dipengaruhi oleh
pengalaman penggunaan indera, sehingga anak masih
belum mampu melihat hubungan dan menyimpulkan
secara konkrit.
Operasional Konkret
Usia 7-11 tahun, pada tahap ini anak mampu membuat
kesimpulan berdasarkan situasi nyata.
Operasional Formal
Usia di atas 11 tahun, anak berfikir secara abstrak dan dan
mampu untuk berfikir secara deduktif.
Faktor yang Mempengaruhi
perkembangan kognitif menurut
Piaget
Kematangan otak dan sistem
syarafnya.
Pengalaman fisik dan logika-
matematika.
Transmisi sosial.
Penyeimbangan.
Adaptasi menurut Piaget
Asimilasi
Informasi baru disesuaikan dengan kerangka
kognitif yang sudah ada/dimiliki anak
Akomodasi
Kerangka kognitif yang sudah ada
disesuaikan dengan informasi baru
Jenis belajar menurut Ausubel

Belajar hafalan
Anak hanya mengingat sesuatu tanpa mengaitkan
yang satu dengan yang lain.
Seperti, pada jaman dahulu siswa diminta
menghafal perkalian.
Belajar bermakna
Anak mengaitkan pengetahuan baru dengan
pengetahuan yang sudah dimilikinya.
Tiga tahap proses belajar menurut Bruner

Tahap enaktif
Siswa belajar dengan menggunakna sesuatu yang
nyata atau konkret.
Tahap ikonik
Siswa belajar dengan menggunakan gambar atau
diagram sebagai perwujudan dari benda nyata.
Tahap simbolik
Siswa belajar dengan menggunakan simbol-simbol
abstrak.
Teorema belajar dan mengajar menurut Bruner
Teorema konstruksi
Siswa lebih mudah memahami ide abstrak dengan menggunakan
peragaan konkret dilanjutkan dengan semi konkret dan terakhir
abstrak.
Teorema notasi
Simbol-simbol abstrak dikenalkan kepada siswa disesuaikan
dengan tahap perkembangan kognitifnya.

Teorema kekontrasan dan variasi


Siswa belajar dengan cara diberikan contoh dan yang
bukan contoh.
Teorema konektivitas
Siswa belajar dengan cara mengaitkan konsep yang satu
dengan konsep lainnya yang relevan.
TEORI BELAJAR
KONSTRUKTIVISME DAN
PENERAPANNYA
Teori Konstruktivisme
Pengetahuan akan tersusun atau
terbangun di dalam pikiran siswa
sendiri ketika ia berupaya untuk
mengorganisasikan pengalaman
barunya berdasar pada kerangka
kognitif yang sudah ada di dalam
pikirannya (Bodner, 1986)
BEBERAPA MODEL PEMBELAJARAN
YANG MENDUKUNG
KONSTRUKTIFISME:
Model Penemuan
Pembelajaran dengan pendekatan
saintifik
Problem based learning
Model Penemuan


Pembelajaran dengan pendekatan
saintifik/proses keilmuan

Sesuai Permendikbud 103 th 2014 halaman 3:


a. Mengamati (observing)
b. Menanya (questioning)
c. Mengumpulkan informasi/mencoba
(experimenting)
d. Menalar/mengasosiasi ( associating)
e. Mengomunikasikan (communicating)
Tugas Guru ?
Memfasilitasi siswa dengan
masalah agar siswa dapat
5M
Contoh Pembelajaran
Saintifik
Siswa difasilitasi untuk mengamati (observing) data
Siswa difasilitasi untuk menanya (questioning), seperti
pertanyaan berikut.
1. Apa yang menarik dari pengerjaan ini?
2. Mengapa pada soal a, kedua akarnya sama? Apa penyebabnya?
3. Mengapa pada soal b, kedua akarnya ada dan berbeda? Apa
penyebabnya?
4. Mengapa pada soal c, kedua akarnya tidak ada yang real? Apa
penyebabnya?
5. Faktor apa yang sangat menentukan pada PK tersebut berkait dengan
akar-akarnya?
Beberapa pertanyaan di atas diharapkan muncul dari
siswa sendiri, namun hendaknya disiapkan guru ketika
berkeliling mengamati siswanya.
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai