Anda di halaman 1dari 145

PENYAKIT SISTEMIK

YANG MENYERTAI
KEHAMILAN

Oleh :

Dr. Prima Deri Pella T., SpOG

Bagian Obgin FK Unmul / RS.AWS


PENYAKIT JANTUNG
ANEMIA
PENYAKIT PARU :
KLINIS
- ASMA BRONKHIALE
- TBC
- PNEUMONIA
SUKAR
BERNAFAS

MASALAH

KEHAMILAN PERSALINAN PASCA


PERSALINAN
KEHAMILAN DENGAN
PENYAKIT JANTUNG
PENDAHULUAN

Kehamilan akan perubahan sistim


kardiovaskuler
Wanita dgn peny. Kardiovask.& jadi hamil
pengaruh timbal balik yg dpt
membahayakan jiwanya
Wanita hamil dgn jantung normal, dia akan
menyesuaikan kerjanya terhdp perubahan-
2 sec fisiologis berupa hipervol &
perub.anatomi
Dalam kehamilan denyut jantung , nadi &
vol darah , sdgkan tekanan darah sdkt
Kehamilan dapat memperberat penyakit
jantung payah jantung
Frekuensi : 1 4 %, paling banyak berupa
peny. jantung rematik & peny. jantung
bawaan. Sisanya krn hipertensi,
Tirotoksikosis & anemia.
KLASIFIKASI
Menurut New York Heart Association :
Kelas I : Tanpa gejala
Kelas II : Gej. Timbul bila aktifitas > dari normal
Kelas III: Gej. Timbul pada aktifitas normal
Kelas IV: Gej. Timbul saat tirah baring
PENGARUH KEHAMILAN TERHDP
PENY. JANTUNG

Saat-saat yg berbahaya bagi penderita adalah :


Kehmlan 32-36 mgg puncak hipervolemia
Kala II kerja jantung berat o/k mengedan
Pasca persalinan perubahan sirkulasi
Masa nifas kemungkinan infeksi
PENGARUH PENY. JANTUNG PADA
KEHAMILAN
Dapat terjadi abortus
Prematuritas
Dismaturitas BBLR
Lahir dgn nilai Apgar rendah atau lahir
mati
Kematian janin dalam rahim ( KJDR)
DIAGNOSIS

Anamnesis : Riwayat sakit jantung atau demam


rematik
Keluhan & gejala : Nyeri dada, lelah, dispneu,
palpitasi, nadi tdk teratur, edema pulmonum dan
sianosis
Auskultasi / palpasi : 4 kriteria Burwell & Metcalfe
Bising diastolis, presistolis atau bising terus
menerus
Pembesaran jantung yg jelas
Ada bising jantung yg nyaring disertai thrill
Aritmia yang berat
Elektrokardiografi & Echokardiografi
PENANGANAN

Dalam kehamilan :
Ante natal care yang teratur
Kerjasama dengan ahli penyakit jantung
Cegah kenaikan BB yg ber >>, retensi cairan
& anemia
Bila timbul hipertensi/hipotensi harus diobati
Cukup istirahat
Rawat RS 1-2 minggu sebelum taksiran
partus, atau keluhan +
Pengobatan khusus tergtg kelas penyakitnya.
PENANGANAN

Dalam persalinan :
Kls I & II dapat pervaginam, dgn pengawasan yg
ketat
Kala II : bila tanda payah jantung (-), dpt ditunggu
spontan, dpt dipercepat dgn ekstraksi vakum
atau forseps. SC bila ada indikasi obstetri
Nyeri dikurangi dg analgesik ( Petidin )
Ergometrin Kontra indikasi, oxytosin boleh i.m
PENANGANAN
Pasca persalinan :
- Pengawasan ketat kala III & IV
- Dirawat sekurang-nya 2 minggu stlh partus
Penanganan secara umum :
- Kls III & IV tidak boleh hamil
- Bila terjadi hamil, pertimbangkan abortus
terapeutik
- KB : ADR & Tubektomi
Masa Laktasi :
- Kls I & II boleh menyusui
- Kls III & IV dilarang menyusui
PROGNOSIS
IBU :
Tergtg berat peny, umur & penyulit lain,
pengawasan, pengobatan, pimpinan persalinan
& kerjasama penderita & penolong ikut
menentukan prognosis
AKM secara menyeluruh : 1-5 %, penderita dgn
penyakit jantung yang berat : 15 %

BAYI :
Ringan : tdk mempengaruhi kematian janin
Berat : Prognosis akan buruk gawat janin
ANEMIA PADA KEHAMILAN
Anemia pada kehamilan

Definisi : konsentrasi Hb < 10 gr/dl selama


kehamilan & nifas.
Pendahuluan : wanita hamil memerlukan 1000 mg fe
(zat besi) dalam masa kehamilan, atau memerlukan
+ 3,5 mg perhari untuk mempertahankan
keseimbangan zat besi dalam tubuh dan biasanya
beberapa minggu pasca persalinan meningkat
menjadi 6 7 mg/hari.
Anemia umumnya ditemukan pada kehamilan dan
insiden pada gol. Sos.ek rendah.
Penyebab :
Kurangnya intake zat besi dalam
suplemen diet
Kehamilan ganda
Peny. Achlorhydria (deficient absorption)
Perdarahan ( ankylostoma infestation )
Diagnosis
Gejala klinis
Lemas (weakness), konsentrasi , sakit
kepala, anoreksia, dispnea & palpitasi
Pemeriksaan fisik :
Pucat pada kuku, bibir, dan konjungtiva
Nadi: takikardia & denyut nadi lemah
Jantung : bising sistolik
Abdomen : splenomegali
Pemeriksaan Lab :
Gambaran pemeriksan darah :
Anemia hipokromik mikrositer,
RBC & Hb rendah, MCHC , WBC
dan trombosit normal
Zat besi dalam serum
Penanganan :
Profilaksis :
Suplemen zat besi selama hamil (30-
60mg/hari & 2x nya pada kehamilan
ganda)
Terapeutik :
1. Diet kaya zat besi
Efek samping obat Fe : konstipasi dengan
feses warna hitam, mual dan muntah
Respon pada terapi Fe : Hb diharapkan
akan meningkat sekitar 0,3-1,0g/minggu
sampai kadar Hb menjadi normal, lalu
dosis dikurangi separuhnya untuk
cadangan besi tubuh
3. Pemberian zat besi parenteral
Metode sederhana : diberikan 250mg zat besi untuk setiap 1g Hb
dibawah normal

Indikasi pemberian :
Untuk respon yang cepat pada anemia defisiensi besi yang berat
Efek samping yang timbul pada pemberian zat besi peroral
Pada penderita sindrom malabsorpsi
Cara pemberian : diberikan Iron dextran ( Imferon ) 50mg/ml
secara IV atau IM
Precaution (hati-hati) pada :
Tes sensitivitas harus dilakukan dulu dengan
suntikan antihistamin dan kortikosteroid
Dosis maksimum yang diperbolehkan 2ml
(100mg)/hari

Efek samping : nyeri, radang, flebitis,


demam, arthralgia, hipotensi dan
kemungkinan terjadi Rx.anafilaksis
4.Transfusi darah
PENYAKIT PARU PADA
KEHAMILAN :
1. ASMA BRONKHIALE
PADA KEHAMILAN
LATAR BELAKANG
Asma adalah penyakit paru yang ditandai
oleh adanya obstruksi parsial/total yang
reversibel, secara spontan atau dengan
pengobatan
Asma karena alergi sering dihubungkan
dengan riwayat individu/keluarga dengan
penyakit alergi
Asma merupakan kelainan yang umum
yang dapat juga terjadi pada wanita hamil
KLINIS
Riwayat
Batuk
Nafas pendek
Dada terasa berat
Nafas berbunyi
Terbangun pada malam hari (Nocturnal awakenings)
Recurrent episodes of symptom complex
Gejala2 muncul eksaserbasi akibat rangsangan yang
non-spesifik
Riwayat individu/keluarga dengan penyakit atopik ( hay
fever, eczema )
GEJALA FISIK
Pada pemeriksaan fisik dapat normal sekali
diluar serangan ( saat remisi )
Nafas cepat ( tachypnea )
Retraksi otot2 pernafasan ( sternomastoid,
abdominal dan pektoralis )
Agitasi, biasanya sebagai suatu tanda dari
hipoksia atau distres pernafasan
Pulsus paradoxicus ( >20mmHg )
Gejala pada paru :
wheezing difus
ronkhi difus
bunyi bronkovesikuler
bunyi bronkhial
fase ekspirasi sama atau lebih prominent
dibanding fase inspirasi
Tanda2 kelelahan dan menuju ke gagal nafas :
Perubahan tingkat kesadaran seperti
letargi yang merupakan suatu tanda
asidosis respiratorik dan kelelahan
Pernafasan abdominal
Ketidakmampuan melengkapi suatu
kalimat/kata
Tanda2 komplikasi asma
cek keseimbangan suara pernafasan
peningkatan tekanan v.jugularis karena
tekanan rongga dada yang bertambah
hipotensi dan takikardia ( pikirkan suatu
tension pneumothorax )
demam, suatu tanda dari infeksi
saluran pernafasan bagian atas / bawah
PENYEBAB
Faktor2 genetik / lingkungan
Mekanisme dasar dari Rx asma tidak
diketahui
Peradangan saluran nafas merupakan
hipotesis yang paling populer
Dampak rangsangan lingkungan dapat
berupa : allergen, irritant, kondisi medis,
obat2an/zat kimia, aktifitas, udara dingin,
haid, dan stres emosional
Diferensial diagnosis
Anxiety
Bronkitis
COPD / PPOK
Benda asaing
Pneumonia
Emboli paru
Sumbatan jalan nafas
Emboli cairan amnion
Akut Congestive Heart Failure
Kardiomiopati peripartum sekunder
Perawatan sebelum MRS
Cek & perbaiki jalan nafas sesuai indikasi
Berikan oksigen tambahan
Berikan pengobatan inhalasi beta agonis
2. Tuberkulosis dalam
kehamilan dan masa nifas
INSIDEN
Meningkat pada negara2 berkembang
Juga meningkat pada etnis tertentu ( kulit
berwarna )
Juga berbeda pada golongan usia
tertentu
Penyebab infertilitas pada pasien2
dengan TB genital
Gejala2 TB pada kehamilan

Batuk
Penurunan berat badan
Demam
Kelemahan
Hemoptisis
Abnormal Radiografi
Pengobatan

Trimester pertama hati2 teratogenic


Jangka pendek (6 bulan) :
2 bulan pertama : P + E / S
4 bulan berikutnya : R + I
LINI PERTAMA
Rifampisin : tidak terbukti menyebabkan /
meningkatkan kejadian kelainan kongenital
Etambutol : dapat melalui sawar plasenta,
dilaporkan teratogen pada hewan
Pirazinamid : tidak ada bukti teratogenic pada
hewan percobaan
Streptomisin : ototoxic, tuli kongenital pernah
dilaporkan, sebaiknya tidak diberikan pada wanita
hamil
Obat2 lain yang dapat
diberikan
LINI KEDUA
Kanamisin & Amikasin ( efek samping
sama dengan Streptomisin )
Etionamid & Protionamid : menyebabkan
teratogenic dan sebaiknya dihindari
Hal2 yang dapat timbul
pada kehamilan dengan TB
1. Pada Anak :
Prematur , Abortus , PE
KMK, BBLR
Kongenital TB
Tergantung usia kehamilan saat terinfeksi
Tergantung luasnya penyebaran infeksi diluar paru
2. Pada Ibu :
Mortalitas
KESIMPULAN
TB masih banyak ditemukan di negara2
berkembang dan sedang berkembang
Pengobatan jangka pendek dianjurkan
walaupun hasilnya dapat bervariasi baik ibu
maupun bayinya
Obat2 Lini pertama tetap dapat diberikan
( American Academy of Pedriatics )
Banyak ditemukan pada daerah dengan
endemik HIV
3. Pneumonia dalam
kehamilan
Pendahuluan
CAP dapat menyebabkan kesakitan & kematian
Kebanyakan pada usia lanjut
Pada wanita hamil pnemonia sebagai
penyebab tersering yang menyebabkan infeksi
non-obstetrik
Pengobatannya dapat lebih sulit oleh karena
terjadi perubahan2 fisiologis & imunologis yang
akan kemampuan merespon suatu infeksi
Perubahan2 dalam
kehamilan
Perubahan2 sistim imunitas seluler : limfosit
, sel natural killer , sel T
Progesteron, HCG, AFP, kortisol -> fungsi
imun -> resiko infeksi virus & jamur
Secara anatomi : kemampuan membuang
sekret, kapasitas residu , konsumsi oksigen
Manipulasi anestesi : ETT
Pengaruh terhadap bayi
Prematur
BBLR
Faktor faktor risiko

Anemia
Edema paru
Asma
Pemberian kortikosteroid
Merokok
Diagnosis

Sesak ( terbanyak )
Demam
Batuk
Rasa tidak nyaman di dada
Etiologi

Bakteri : Streptokokus pneumonia,


Haemofilus influenza
Virus : influenza virus, varisella
virus
Jamur : koksidioidomikosis,
kriptokokus, blastomikosis
Pengobatan
Antibiotik : penisilin, makrolid,
sefalosporin, co-amoksiklav,
metronidazol
Antiviral : amantadin, asiklovir
Anti jamur : amfoterisin B
Kesimpulan

Angka kejadian pnemonia pada wanita


hamil sama dengan pada wanita tidak
hamil
Penanganan harus diperhatikan karena
efeknya yang dapat terjadi pada janin
Penyakit infeksi
pada kehamilan
Oleh : Dr. Eddy Tiro, SpOG (K)
Bagian Obgin FK UNHAS/RSWS Makassar

HIV/AIDS
T O R C H
HIV
Pada
kehamilan
Hal-hal yang berkaitan dengan
konseling HIV selama kehamilan

Hal-hal yang harus dibicarakan/konseling


sebelum kehamilan :
Pengaruh HIV pada kehamilan dan kehamilan
dengan HIV
Kesehatan ibu
Kesehatan ibu jangka panjang dan perawatan
terhadap anak
Transmisi perinatal
Penggunaan Antiretrovirus ( ARV ) dan obat-obat
lain pada kehamilan
Efek kehamilan pada HIV

Pada semua wanita hamil, jumlah absolut


CD4 menurun tidak peduli apakah HIV
positif ataupun negatif (kehamilan tidak
membuat HIV menjadi lebih berat)
Pada wanita dengan HIV positif, jumlah
prosentase CD4 tidak akan berubah dan
jumlah virus tidak akan berubah hanya
oleh karena kehamilan
Hasil kehamilan dan hubungannya dengan
infeksi HIV
Anderson 2001 HIV and Pregnancy

Hasil kehamilan Hubungannya dengan infeksi HIV


Aborsi spontan Data terbatas, tetapi bukti mengenai kemungkinan
meningkatnya risiko
Lahir mati Tdk ada hubungan yang ditemukan pada negara
maju; terbukti meningkat pada negara berkembang

Kematian perinatal Tdk ditemukan adanya hubungan pada negara maju


( data terbatas ), terbukti meningkat pada negara
berkembang
Mortalitas neonatal Data terbatas pada negara maju; terbukti meningkat
pada negara berkembang
Intra-uterine growth Terbukti kemungkinan peningkatan resiko
retardation
Hasil kehamilan dan hubungannya
dengan infeksi HIV (sambungan )
Anderson 2001 HIV and Pregnancy
Hasil kehamilan Hubungannya dengan infeksi HIV
Berat lahir rendah Terbukti kemungkinan meningkatnya risiko

Persalinan Terbukti kemungkinan meningkatnya resiko,


preterm terutama pada penyakit tahap lanjut

Preeklampsia Tidak ada data


Diabetes Tidak ada data
gestasional
Amnionitis Data terbatas; penelitian terakhir tidak
menunjukkan adanya peningkatan resiko,
beberapa penelitian sebelumnya menemukan
peningkatan inflamasi plasenta secara
histologis, terutama pada mereka dengan
persalinan preterm
Oligohidramnion Data minimal
Malformasi fetus Tidak ada bukti peningkatan risiko
Transmisi ibu-anak
2535% dari wanita hamil dengan HIV akan
menularkan HIV pada bayinya
Jika tidak dilakukan pemberian ASI:
30% transmisi dalam uterus
70% transmisi selama persalinan
Meta-analysis menunjukkan 14% transmisi melalui
ASI dan 29% transmisi dengan infeksi ibu dengan
HIV akut atau serokonversi yang baru saja terjadi
DeCock et al 2000 HIV and Pregnancy
Faktor risiko transmisi
ibu-anak
Jumlah virus(kadar HIV- PMS dan koinfeksi
RNA) lainnya
Jumlah virus traktus Agen antiretrovirus
genitalia Persalinan preterm
Hitung sel CD4 Pelepasan plasenta
Tingkat klinis HIV Invasive fetal monitoring
Sex tidak aman dengan Lamanya ketuban pecah
berbagai pasangan Persalinan pervaginam
Merokok cerutu vs. seksio sesarea
Substance abuse Menyusui /
Defisiensi vitamin A Breastfeeding
Intervensi untuk
mengurangi transmisi ibu-
anak
Uji HIV pada kehamilan
Perawatan antenatal
Obat antiretroviral
Intervensi obstetri
Menghindari amniotomy
Menghindari prosedur : Forceps/vacuum extractor, scalp
electrode, scalp blood sampling
Episiotomi dibatasi
Seksio sesarea elektif
Ingat bahwa pencegahan infeksi membutuhkan latihan
Menyusui bayi baru lahir : ASI vs. formula
Keuntungan uji HIV selama
kehamilan :

Kemungkinan pengobatan
untuk ibu
Mengurangi resiko transmisi
ibu-anak
Rencana KB yang akan
datang
Berhati-hati terhadap
perluasan infeksi
Jika masih negatif harus
dicegah

Konseling sangatlah penting !


Perawatan antenatal :

Kebanyakan wanita dengan HIV : asimptomatik


Perhatikan gejala/tanda dari AIDS dan komplikasi yang
berhubungan dengan kehamilan
Kecuali komplikasi bertambah berat, tidak perlu menambah
jumlah frekuensi ANC
Mengobati PMS dan koinfeksi lainnya
Pemberian konseling terhadap hubungan sexual yang tidak aman
Mencegah penggunaan prosedur invasif dan versi luar
Pemberian obat ARV
Konsultasi gizi
Antiretrovirus

Zidovudine (ZDV)
Nevirapine
ZDV/Lamivudin (ZDV/3TC)
ZDV Perinatal Transmission
Prophylaxis
Regimen : ACTG 076 Trial
Antepartum Initiation at 1434 weeks gestation and continued
throughout pregnancy
PACTG 076 regimen: ZDV 5 times daily
Acceptable alternative regimen: ZDV 2 or 3 times daily
(depending on dose)

Intrapartum During labor, ZDV IV over 1 hour, followed by a continuous


infusion of IV until delivery
Postpartum Oral administration of ZDV to newborn for first 6 weeks of
life, beginning at 812 hours after birth
Intrapartum vs. Postpartum Regimens For HIV-
Infected Women in Labor with No Prior
Antiretroviral Therapy

Drug Maternal Newborn Postpartum Data on


Regimen Intrapartum Transmission

Nevirapine One oral dose One oral dose at age Transmission at 6


at onset of 4872 hours (if mother weeks 12% with
labor received nevirapine < nevirapine compared
1 hour before delivery, to 21% with ZDV, a
newborn given oral 47% (95% CI, 20
nevirapine as soon as 64%) reduction
possible after birth and
at 4872 hours)
ZDV/3TC ZDV orally at ZDV orally every 12 Transmission at 6
onset of labor hours weeks 10% with
followed by AND ZDV/3TC compared
dose orally to 17% with placebo,
3TC orally every 12
every 3 hours a 38% reduction
hours for 7 days
until delivery
AND
3TC orally at
onset of labor,
followed by
dose orally
every 12 hours
Prosedur obstetri

Oleh karena meningkatnya paparan


terhadap fetus dari ibu yang terinfeksi
HIV, maka transmisi dapat terjadi dari :
Amniotomi, pengambilan sampel dari kulit
kepala, Forsep /Ekstrasi vakum, episiotomi,
robekan vagina
Persalinan : seksio vs
pervaginam
Resiko transmisi meningkat 2% setiap jam dari ibu ke
anak setelah ketuban pecah
SC sebelum persalinan dan/ ketuban pecah mengurangi
risiko transmisi ibu-anak sebanyak 50 80%
dibandingkan persalinan jenis lain tanpa menggunakan
ARV atau ZDV
Tidak terbukti adanya keuntungan pada SC setelah
inpartu atau setelah pecah ketuban
SC meningkatkan morbiditas dan kemungkinan mortalitas
pada ibu
Pemberian antibiotik profilaksis untuk SC dengan wanita
yang terinfeksi HIV
Rekomendasi pencegahan
infeksi
Jarum : hati2! Batasi penggunaan jarum,
menjahit pergunakan jarum dengan tepat,
perhatikan sterilitas barang yang digunakan
Sarung tangan, cuci tangan dengan sabun
setelah kontak dengan darah atau cairan
tubuh
Menutupi daerah bekas insisi dengan Op-
Site dalam 24 jam pertama
Penggunaan plastik apron selama
persalinan
Gunakan sarung tangan dan penutup mata
Sarung tangan panjang untuk pengeluaran
plasenta
Buang darah, plasenta, air ketuban & limbah lain
secara aman
LINDUNGILAH DIRI SENDIRI!
Pada bayi:
Cuci bayi segera setelah persalinam terutama
muka
Cegah hipotermia
Berikan obat ARV jika tersedia
Menyusui
Hangatkan dan berikan nutrisi pada
neonatus
Perlindungan terhadap infeksi lain
Amankan dari air yang tidak bersih,
penyakit diare
Risiko penularan HIV
Kontrasepsi untuk ibu
Cost/biaya
Jika wanita dengan :
HIV negatif atau tidak tahu status
HIV-nya dianjurkan pemberian
ASI eksklusiv selama 6 bulan
HIV positif dapat diberikan susu
formula
HIV positif yang ingin menyusui
dianjurkan ASI eksklusiv selama 6
bulan
Kesimpulan
Perlu dilakukan konseling dan
pemeriksaan ( tes HIV )
Perawatan Antenatal,Intrapartum &
Postpartum kepada ibu dapat
menurunkan risiko penularan dari ibu-
bayi
Perawatan neonatus : pemberian
makanan / PASI (ASI)
Infeksi TORCH
pada Kehamilan
Apa yang dimaksud dengan
Pemeriksaan TORCH

Pemeriksaan untuk mengetahui


atau mendiagnosis adanya
infeksi
TORCH pada seseorang
Apa yang dimaksud dengan
infeksi TORCH ?

Sekelompok penyakit infeksi yang


dapat menyebabkan infeksi kongenital
dan perinatal.

TORCH merupakan singkatan dari


4 penyakit Infeksi
(Toxoplasma, Rubella, CMV dan
HSV)
T : Toxoplasmosis
O : Other (infeksi lainnya seperti : Syphilis,
group B Streptococcal, dll)

R : infeksi Rubella
C : infeksi Cytomegalovirus
(Chlamydia Trachomatis)

H : infeksi Herpes Simpleks Virus


(Hepatitis B-C, HIV, HPV, H. Parvovirus B19)
Toxoplasmosis Rubella
Protozoa Parasit T. gondii Antigen : Virus Rubella
Famili : Sarcocystidae Famili : Togaviridae
Tachyzoite 2-4 & 4-8 m Ukuran : 60 - 70 nm
Oocyst 12,1 x 11 m
Cyst 200 m

TORCH
Cytomegalovirus Herpes Genitalis
Antigen : Virus Cytomegalo Antigen : Virus Herpes
Famili : Herpesviridae Simpleks-2
Ukuran : 180 - 200 nm Famili : Herpesviridae
Ukuran : 180 - 200 nm
Infeksi TORCH mempunyai
beberapa kemiripan :
- Infeksi yang terjadi pada ibu hamil biasanya
tidak bergejala (asimptomatik)
- Infeksi pada janin dampaknya bervariasi :
* tidak terjadi infeksi
* terjadi infeksi ringan sampai berat hingga
terjadi kematian janin
* bayi lahir dengan gejala2 :
gangguan/kerusakan
pada otak, paru-paru, mata atau telinga
Siapa saja yang bisa
tertular
infeksi TORCH ?

Semua orang bisa terkena infeksi


TORCH
TOXOPLASMOSIS
Sumber Infeksi Toxoplasma

Tinja kucing (mengandung ookista)


Hewan potong yang terinfeksi
(mengandung kista)

Ibu yang terinfeksi pada saat hamil


Organ/darah donor yang terinfeksi
Toxoplasma gondii terdapat
Dalam 3 bentuk :

Trofozoit

Kista

Ookista
Life Cycle of Toxoplasma Gondii
Bagaimana terjadinya penularan
Infeksi Toxoplasma ?

Makan makanan : sayuran dan buah-buahan


yang tercemar tinja kucing (sumber ookista)
Makan daging yang masih mentah atau
kurang matang (mengandung kista)
Melalui kontaminasi mukosa (mulut & mata)
Secara vertikal dari ibu ke janin
Melalui transfusi darah
Melalui transplantasi organ
Apakah Infeksi Toxoplasmosis
berbahaya ?

Bila mengenai orang dewasa dan


anak-anak yang sistem kekebalannya
berfungsi baik/normal
biasanya tidak berbahaya
Bahaya ! bagi.
Janin , bila ibu yang sedang hamil
mengalami infeksi primer (infeksi
yang pertama kali terjadi semasa
hidupnya) atau
Seseorang yang mengalami
gangguan fungsi sistem kekebalan
(penderita AIDS, kanker, penderita
yang mengalami transplantasi organ)
Apa yang terjadi pada janin bila
Ibu terinfeksi pada saat hamil ?

Dapat menyebabkan :
abortus spontan
bayi lahir mati
Hydrocephalus, gangguan/kelainan
mata, telinga (pendengaran),
pengapuran di otak, konvulsi
Apakah bila ibu terinfeksi
janinnya pasti terinfeksi ?

Tidak selalu. Semakin tua usia


kehamilan saat ibu terinfeksi primer,
semakin besar kemungkinan janin
terinfeksi
Bagaimana akibat yang di-
timbulkannya pada janin/bayi ?

Semakin muda usia kehamilan saat


Ibu terinfeksi primer, semakin
parah
akibat yang ditimbulkannya.
Bagaimana gejala infeksi ini ?

Pada umumnya infeksi ini tidak


bergejala, kalaupun ada gejalanya
tidak khas/spesifik (seperti flu)
sehingga dokter atau pasien ybs.
tidak mengenalinya

Diagnosis klinik sukar ditegakkan


Apakah ada Cara lain untuk
Mendiagnosis Infeksi ini ?

Ada, diagnosis infeksi ini


sangat bergantung pada
pemeriksaan laboratorium
Px Lab apa saja yang diperiksa ?

Identifikasi protozoa parasit


(kultur jaringan, inokulasi pada mencit,
Deteksi DNA-PCR).
Pemeriksaan ini selain rumit, tidak praktis
Juga membutuhkan waktu yang lama
Pemeriksaan antibodi terhadap Toxo-
plasma, yaitu IgM, IgG, IgA dan
IgG Avidity
Apakah IgM, IgG, IgA dan
IgG Avidity itu ?
IgM, IgG dan IgA adalah
Imunoglobulin yang akan
meningkat bila terjadi infeksi
IgG Avidity adalah kekuatan
ikatan antara antibodi IgG
dengan antigen
IgM
Meningkat pertama kali bila terjadi
infeksi sehingga digunakan sbg petan-
da infeksi primer yg baru
Menghilang dalam beberapa bulan
Dapat menetap sampai > 6 bln bahkan
sampai bertahun-tahun
IgM ibu tidak dapat melewati plasenta
Janin mulai dapat membentuk
IgM pada akhir TM I
IgG

Muncul beberapa hari kemudian setelah


IgM. Setelah mencapai titer puncak,
menurun perlahan dan menetap pada
titer yg rendah seumur hidup penderita.
Oleh sebab itu IgG digunakan sebagai
petanda infeksi yg sudah lampau
IgG

IgG ibu dapat melewati plasenta, ter-


deteksi dalam darah janin pada usia
kehamilan 20-24 minggu

IgG pada bayi yang baru lahir berasal


dari ibu, dengan waktu paruh + 28 hari,
Bayi dapat membentuk IgG sendiri pada
usia 2 3 bulan
IgA
Muncul beberapa saat setelah IgM
yang juga digunakan sebagai
petanda infeksi primer
Menghilang dalam 4-7 bulan
IgA sering tidak terdeteksi selama
infeksi primer
Manfaat Px IgG Avidity
Untuk memperkirakan kapan infeksi terjadi
pada dugaan adanya infeksi primer baru
(IgG (+) dan IgM (+)) pd serum yg sama,
Bila terjadi keragu2an :
IgM (-), dan IgG stabil atau
IgM (-) dan IgG meningkat bermakna
Hasil yang tinggi : infeksi diperkirakan
terjadi > 4 bln sebelumnya.
Hasil yang rendah : infeksi diperkirakan
terjadi <4 bln sebelumnya
Bagaimanakah interpretasinya ?
IgG (+) dan IgM (-)
Pernah terinfeksi sebelumnya (infeksi sudah
lama) dan sekarang telah memiliki kekebalan.
Ibu selanjutnya tidak harus diperiksa lagi
kecuali bila IgG-nya tinggi.
Kemungkinan Dr akan minta pemeriksaan
tambahan IgG Avidity atau bila ada pertim-
bangan lain, Dr akan minta diperiksa 1 x lagi
(3 mg kemudian) untuk menyingkirkan
adanya infeksi primer.
Bagaimanakah interpretasinya ?
IgG (+) dan IgM (+)
Kemungkinan mengalami infeksi primer yang
baru atau infeksinya sudah lampau tapi IgM-
nya masih terdeteksi (lambat hilang) = persisten.
Perlu dilakukan pemeriksaan tambahan IgG
Avidity langsung pada serum yang sama untuk
memprediksi kapan infeksinya terjadi, sebelum
atau sesudah hamil.
Infeksi yg terjadi sebelum kehamilan
tidak perlu dirisaukan, hanya infeksi
primer yg terjadi pada saat ibu hamil
yg berbahaya, khususnya pada TM I.

Perlu diketahui
kapan pemeriksaan dilakukan
pada kehamilan
Bagaimanakah interpretasinya ?

IgG (-) dan IgM (-)

Belum pernah terinfeksi. Bila wanita tsb.


sedang hamil perlu diperiksa pada
trimester berikutnya, sampai dengan
trimester ke-III, bila hasilnya tetap negatif
Bagaimanakah interpretasinya ?
IgG (-) dan IgM (+)
Kasus ini jarang terjadi. Kemungkinan
merupakan awal dari infeksi. Harus di-
periksa kembali 3 minggu kemudian
apakah IgG berubah menjadi positif/tidak.
Bila tidak, berarti IgM tidak spesifik,
artinya ibu ybs tidak terinfeksi.
Diagnosis Infeksi Primer

Terjadi serokonversi IgG dari negatif


ke positif atau terjadi peningkatan titer
IgG yang bermakna (> 2 x) pada
pemeriksaan serial selang waktu 3 mgg
IgM positif dan/atau IgA positif
IgG Avidity rendah
Diagnosis Infeksi Kongenital

IgM positif dan/atau IgA positif


Adanya IgG yang menetap pada
tahun pertama setelah kelahiran
(pemeriksaan serial)
Interpretasi Hasil Uji Serologik
Toxoplasmosis Kongenital
''Cord Blood'
Interpretasi Hasil Uji Serologik
Toxoplasmosis Kongenital
IgM dari Serum Ibu vs Neonatus
IgM
Interpretasi
Ibu Neonatus
+ + * Infeksi kongenital
* Mungkin kontaminasi dari darah Ibu (kebocoran
plasenta)
* Ulangi pemeriksaan IgM bayi 1 mg kemudian. Bila
hasil tetap positif / meningkat : infeksi kongenital
- + * Infeksi kongenital
Siapa saja yang Perlu
Diperiksa Toxoplasma ?
Wanita yang akan hamil (idealnya)
Wanita yang baru/sedang hamil
(bila hasil sebelumnya negatif atau belum
diketahui, minimal diperiksa setiap TM
Bayi baru lahir yang ibunya terinfeksi
pada saat hamil
Penderita yang diduga terinfeksi
Apakah infeksi Toxoplasma
bisa diobati ?
Pengobatan tidak 100% menyembuhkan

tetapi dapat mencegah kerusakan lebih


lanjut. Perlu diberikan pengobatan sedini

mungkin setelah diketahui terinfeksi


primer.
Bila bayinya terinfeksi, diberikan
pengobatan
Upaya pencegahan
Masaklah daging sampai matang
*
* Hindari memegang mulut dan mata pada waktu
mengolah daging mentah, cucilah tangan dgn bers
* Cucilah permukaan dan peralatan dapur yang
bersentuhan dengan daging mentah
* Cucilah buah2an dan sayuran dengan bersih
sebelum dimakan
* Pakailah sarung tangan bila berkebun/menyentuh
benda yang mungkin terkontaminasi kotoran kucing
Rendamlah piring makan kucing selama 5 menit
*
dengan air mendidih
Rangkuman

Toxoplasmosis berbahaya bagi janin


khususnya bila ibu terinfeksi pada TM I
Diagnosis klinik sukar ditegakkan
pemeriksaan laboratorium sangat
diperlukan
Pemeriksaan awal kehamilan :
IgG dan IgM
Bila negatif, perlu dilakukan pemantauan

secara periodik minimal setiap awal


trimester
Rangkuman
Bila IgG dan IgM (+), belum tentu infeksi
Primer periksa IgG Avidity
IgG Avidity yang tinggi menyingkirkan
dugaan adanya infeksi primer yang terjad
< 4 bulan sebelumnya, sehingga tindakan
yang tidak diperlukan dapat dihindari
Bayi yang ibunya terinfeksi primer pada
saat hamil perlu diperiksa IgG & M
RUBELLA
Sumber Infeksi

Sekresi Nasofaring
Ibu yang terinfeksi pada saat hamil
Bagaimana cara penularannya ?

Melalui saluran pernafasan

Melalui plasenta, dari Ibu ke janin


Akibat yang ditimbulkan pada
janin :
Kematian janin abortus
Bayi lahir mati
Kelainan jantung, mata dan telinga
dengan/tanpa retardasi mental dan
microcephaly
Risiko Transmisi Infeksi dan
Kecacatan pada Janin
Bagaimana gejalanya ?
Biasanya terjadi demam ringan, sakit
kepala, rasa lelah dan perasaan tidak
karuan, sakit tenggorokan, batuk
30-50% tidak bergejala
Ruam akan timbul sekitar 16-18 hari
setelah terpapar
Pada orang dewasa kadang2 disertai
sakit pada persendian
Diagnosis Laboratorik
Isolasi virus pada kultur jaringan
(urine, sekresi nasofaring)

Deteksi RNA (PCR)

Deteksi antibodi (pemeriksaan


Serologi) : IgM, IgG dan IgA terhadap
Rubella serta aviditas IgG
Respon Imun

IgM
Muncul 2 -3 hari setelah ruam
Kadar puncak dicapai sekitar
1 - 4 minggu
Dapat dideteksi pada 3 - 8 minggu
Menetap hingga 6 - 12 bulan
Respon Imun
IgG
Terdeteksi 5 - 10 hari setelah ruam
(bisa lebih awal)

Kadar puncak dicapai sekitar 15 - 30 hari

Menurun perlahan sampai beberapa


tahun hingga mencapai titer rendah
dan konstan
Upaya pencegahan apa yang
bisa dilakukan ?
Vaksinasi
Bayi pada usia 1 tahun
Anak2 remaja usia 11-12 tahun
Wanita usia subur yang seronegatif
* sebelum hamil (jika mungkin)
* setelah melahirkan
Para pekerja Healthcare
Apakah kekebalan setelah
Vaksinasi dapat bertahan
seumur hidup ?
Dewasa : bertahan > 8 thn (bila titer
tinggi)
Anak2 : 25% akan kehilangan
antibodinya 5 th kemudian
Oleh sebab itu perlu diperiksa kembali
IgG Rubella pada saat merencanakan
akan hamil (3-6 bln sebelumnya)
Siapa saja yang perlu diperiksa ?
Wanita sebelum hamil (idealnya)
Pada kehamilan dini dan pada usia
kehamilan menjelang 20 mgg (bagi
yang seronegatif)

Neonatus yang ibunya terinfeksi


primer
pada saat hamil

Penderita yang diduga terinfeksi


Setelah vaksinasi
CMV
Sumber Infeksi
Saliva
Urin
Sekresi Serviks/Vagina
Sperma
ASI
Darah/organ donor yang terinfeksi
Ibu yang terinfeksi pada saat hamil
Cara Penularan
Respiratory droplets
Kontak dgn sumber infeksi (saliva,
urin, sekresi serviks dan vagina,
sperma, ASI, airmata)
Melalui transfusi & transplantasi organ
Secara vertikal dari ibu ke janin :
* prenatal (plasenta)
* perinatal (pada saat kelahiran)
* postnatal (ASI, kontak langsung)
Bagaimana risiko penularan dar
Ibu ke Janin ?
Bila ibu terinfeksi primer selama
kehamilan penularan ke janin
adalah 40%

Bila ibu terinfeksi sekunder (sudah


pernah terinfeksi sebelum hamil), maka
risiko penularan ke janin 1-2%
Bagaimana gejalanya ?

90 % infeksi primer pada orang

dewasa dan anak-anak yang

imunokompeten adalah asimptomatik


Diagnosis laboratorium

Langsung Histopatologi
Kultur jaringan
PCR

Tidak langsung Pemeriksaan serologi


IgM, IgG dan
IgG Avidity
Kapan dan siapa saja yang
perlu diperiksa ?
Donor darah/organ
Resipien organ transplantasi
Wanita sebelum hamil (idealnya),
bila negatif, periksa pada kehamilan
dini, selanjutnya pd kehamilan lanjut
Neonatus yang ibunya terinfeksi
Upaya pencegahan
Jangan mencium anak2 usia dibawah 6 thn pada
*
mulut dan pipi
Jangan makan/minum pada piring/gelas yg sama
* atau menggunakan sikat gigi yg sama dgn anak kecil
Cucilah tangan dgn sabun dan air setelah mengganti
* popok bayi atau setelah kontak dgn air liur anak
Petugas di pusat perawatan/penitipan bayi
sebaiknya menggunakan sarung tangan saat
*
mengganti popok
Cucilah mainan anak dengan sabun dan air

*
HSV
Sumber Infeksi

Saliva
Cairan Vesikel
Ibu yang terinfeksi pada saat
hamil
Cara penularan HSV

Kontak dengan lesi


Kontak tidak langsung
Secara vertikal dari ibu ke janin
* Prenatal (plasenta jarang
1 : 200.000 kehamilan)
* Perinatal
* Postnatal
Bagaimana gejalanya ?
Infeksi primer
demam, sakit kepala, malaise, neuralgia
lesi yang luas
limfadenopati
asimtomatik (8%)
Infeksi rekuren
gejalanya lebih ringan dan waktu
penyembuhan lebih cepat
Diagnosis Laboratorium

Kultur jaringan
Pemeriksaan serologi IgG dan IgM
(HSV-1 dan HSV-2)
Kapan dan siapa saja yang perlu
diperiksa ?
Penderita yang diduga terinfeksi
Wanita sebelum hamil
bila (-) periksa pada kehamilan dini
* bila (-), periksa pasangannya
* bila (-), pasangan (+) dgn riwayat
Herpes Genital, periksa (istri)
menjelang akhir kehamilan
Neonatus yang ibunya terinfeksi
Upaya pencegahan

* Hindari melakukan hubungan seksual


bila terdapat lesi pada alat genital

* Sebaiknya gunakan kondom

* Proses kelahiran dilakukan dengan


Caesarean section, bila terdapat
lesi (mencegah transmisi ibu-bayi)
Terima Kasih
&
Semoga Sukses

Anda mungkin juga menyukai