Anda di halaman 1dari 16

Dr.

Prima Deri Pella T,SpOG


SMF OBSTETRI DAN GINEKOLOGI
FAK. KEDOKTERAN UNMUL SAMARINDA
RSUD A. WAHAB SYAHRANIE SAMARINDA
BATASAN :
Tetesan oksitosin pada persalinan adalah
pemberian Oksitosin secara tetes melalui infus
dengan tujuan menimbulkan atau memperkuat
his.
INDIKASI :
Mengakhiri kehamilan
Memperkuat kontraksi rahim selama persalinan
KONTRAINDIKASI :

Lihat induksi persalinan


CARA PEMBERIAN :

Oksitosin tidak diberikan secara oral


karena dirusak di dalam lambung oleh
trypsin. Oksitosin diberikan secara
bucal, nasal spray, intramuskuler atau
intravena.

Pemakaian secara intravena (drips/tetesan)
banyak digunakan oleh karena uterus
dirangsang sedikit demi sedikit secara
kontinyu dan bila perlu infus dapat dihentikan
segera.

Pemberian tetesan oksitosin harus di bawah


pengawasan yang cermat, dengan
pengamatan pada his dan denyut jantung
anak.
PADA JANIN HIDUP :

5 IU Oksitosin dalam 500 cc Dextrose 5%.


Ini berarti 2 tetesan mengandung 1 mIU
Dosis awal 1-2 mIU (2-4 tetes) permenit
Dosis dinaikkan 2 mIU (4 tetes) permenit
setiap 30 menit
Dosis maksimal 20-40 mIU permenit

Untuk meningkatkan keberhasilan ini
bisa dilakukan amniotomi, striping of
the membrane atau menggunakan
balon kateter.
PADA JANIN MATI :

Teknik I :

Menggunakan 500 cc Ringer Laktat (1 botol)


Mula-mula dipakai 10 IU Oksitosin dalam 500 cc Ringer
Laktat
Kecepatan tetesan 20 tetes permenit
Bila tidak timbul kontraksi yang adekuat, dosis dinaikkan 10
IU tiap 30 menit tanpa mengubah kecepatan tetesan sampai
timbul kontraksi yang adekuat dan ini dipertahankan.
Dosis tertinggi yang dipakai ialah 140 IU
Bila dengan jumlah cairan tersebut (500 cc Ringer Laktat)
tidak berhasil maka induksi dianggap gagal.
Teknik II :

Botol I :
Mulai dengan dosis 10 IU oksitosin dalam 500 cc Ringer Laktat
Kecepatan 20 tetes permenit
Bila tidak timbul kontraksi adekuat, maka dosis dinaikkan 10 IU
setiap habis 100 cc tanpa mengubah kecepatan tetesan sampai
timbul kontraksi yang adekuat dan ini dipertahankan
Dosis tertinggi yang dipakai dalam botol I ialah 50 IU oksitosin,
bila tidak timbul kontraksi adekuat, langsung dilanjutkan dengan
botol II
Botol II

Mulai dengan dosis 50 IU Oksitosin dalam 50 cc Ringer Laktat


Bila belum timbul kontraksi adekuat, maka dosis dinaikkan 20
IU setiap habis 100 cc tanpa mengubah kecepatan tetesan
sampai timbul kontraksi yang adekuat dan ini dipertahankan.
Dosis tertinggi yang dipakai dalam botol II ialah 50 IU ialah
130 IU Oksitosin. Bila setelah kedua botol tersebut kontraksi
belum adekuat, maka induksi dianggap gagal.
Untuk meningkatkan
keberhasilan maka
dianjurkan :
Pemasangan laminaria sebelumnya (dilatasi
serviks)
Melakukan amniotomi (bila memungkinkan)
Bila gagal, penderita diistirahatkan dan induksi
diulangi lagi pada keesokan harinya.
Tetesan oksitosin dosis
rendah :
Persiapan maupun cara pemberian sama
dengan tetesan Oksitosin dosis tinggi
(Teknik I), hanya disini dimulai dengan
dosis oksitosin 5 IU dan bila tidak timbul
kontraksi uterus yang adekuat, dosis
dinaikkan 5 IU setiap 30 menit, maksimal
70 IU.
Bila ditemukan water intoxication dengan
gejala-gejala : kebingungan, stuporous,
kejang dan koma, maka tindakannya
adalah :


Tetesan segera dihentikan
Mengusahakan diuresis secepat dan
sebanyak mungkin
Sebelum melakukan pemberian tetesan
Oksitosin terutama pada janin mati perlu
dilakukan pemeriksaan tentang proses
pembekuan darah.

Anda mungkin juga menyukai