Anda di halaman 1dari 16

ABSES

MAMMAE
SINISTRA
SKENARIO 7

Perempuan 28 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan


payudara kiri dirasa membengkak, terasa sakit disertai demam
sejak 1 minggu yang lalu.
Pasien sedang menyusui.
Anamnesis

Keluhan utama
RPS
RPD
Riwayat reproduksi
RPK
Pemeriksaan fisik

Inspeksi:
1. nodul pada kulit, lokasi, warna dan jumlahnya.
2. perubahan warna, luka atau borok.
3. pembengkakan pada kulit atau kulit yang tertarik (dimpling).
4. nipple discharge atau keluar cairan dari papilla mammae.
5. Axila juga diinspeksi untuk melihat ada tidaknya pembengkakan akibat
pembesaran limfonodi karena tumor atau karena infeksi, ditandai dengan adanya
perubahan warna kemerahan
. Palpasi:
1. dimulai dari lateral atas dari tiap payudara, melingkar searah jarum jam ke arah
dalam sampai ketengah
2. pijatan pada payudara ke arah puting secara lembut untuk lihat nipple discharge.
Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan darah
Mammograf
USG payudara
Working diagnosis

Abses payudara adalah suatu penimbunan nanah, biasanya


terjadi akibat suatu infeksi bakteri. Jika bakteri menyusup ke
dalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebagian
sel mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan
dan sel-sel yang terinfeksi. Sel-sel darah putih yang merupakan
pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam
rongga tersebut dan setelah menelan bakteri, sel darah putih
akan mati. Sel darah putih inilah yang mengisi rongga tersebut.
Akibat penimbunan nanah ini, maka jaringan disekitarnya akan
terdorong.
Differential diagnosis

Mastitis:
Peradangan pada payudara yang dapat disertai infeksi atau
tidak, yang disebabkan oleh kuman terutama Staphylococcus
aureus melalui luka pada puting susu atau melalui peredaran
darah.
Penyakit ini biasanya menyertai laktasi, sehingga disebut juga
mastitis laktasional atau mastitis puerperalis.
Infeksi terjadi melalui luka pada puting susu, tetapi mungkin
juga melalui peredaran darah.
etiologi

Biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan pada


kulit yang normal (Staphylococcus aureus).
Bakteri seringkali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam
saluran air susu melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya
pada puting susu).
Infeksi terjadi khususnya pada saat ibu menyusui.
Abses payudara, penggumpalan nanah lokal di dalam payudara,
merupakan komplikasi berat dari mastitis.
epidemiologi

Abses merupakan komplikasi mastitis yang biasanya terjadi


karena pengobatan terlambat atau tidak adekuat.
Kurang lebih 3% dari kejadian mastitis berlanjut menjadi abses.
Patofisiologi
Manifestasi klinis

Tanda-tanda inflamasi pada payudara (merah, panas jika disentuh,


membengkak dan adanya nyeri tekan).
Teraba massa, suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya
tampak sebagai suatu benjolan. Jika abses akan pecah, maka daerah
pusat benjolan akan lebih putih karena kulit diatasnya menipis.
Gejala sistematik berupa demam tinggi, menggigil, malaise.
Nipple discharge (keluar cairan dari puting susu, bisa mengandung
nanah)
Gatal-gatal
Pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan
payudara yang terkena.
penatalaksanaan

Untuk meringankan nyeri dan mempercepat penyembuhan, suatu abses bisa


ditusuk dan dikeluarkan isinya dengan insisi. Insisi bisa dilakukan radial dari
tengah dekat pinggir areola, ke pinggir supaya tidak memotong saluran ASI.
Suatu abses tidak memliki aliran darah, sehingga pemberian antibiotic biasanya
sia-sia. Antibiotic bisa diberikan setelah suatu abses mengering dan hal ini
dilakukan untuk mencegah kekambuhan. Antibiotic juga diberikan jika abses
menyebarkan infeksi ke bagian tubuh lainnya.
Dapat diberikan parasetamol 500mg tiap 4 jam sekali bila diperlukan.
Dilakukan pengompresan hangat pada payudara selama 15 20 menit, 4 kali/hari.
Sebaiknya dilakukan pemijatan dan pemompaan air susu pada payudara yang
terkena untuk mencegah pembengkakan payudara.
Asetaminofen atau ibuprofen untuk mengurangkan nyeri.
Pencegahan

Puting susu dan payudara harus dibersihkan sebelum dan setelah menyusui.
Setelah menyusui, puting susu diolesi kembali dengan ASI dan biarkan kering
dengan sendirinya (dapat diberikan salep lanolin atau vitamin A dan D)
Hindari pakaian yang menyebabkan iritasi pada payudara
Menyusui secara bergantian payudara kiri dan kanan
Untuk mencegah pembengkakan dan penyumbatan saluran, kosongkan payudara
dengan cara memompanya
Gunakan teknik menyusui yang baik dan benar untuk mencegah robekan/luka pada
puting susu.
Minum banyak cairan
Menjaga kebersihan puting susu
Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui
Komplikasi

Infeksi rekurens
Ukuran payudara yang mengecil dan terdapat scarring setelah
penanganan secara operasi
Payudara akan terlihat asimetris kanan dan kiri
Terbentuk fstula jika abses pecah secara spontan Hal ini
dikarenakan oleh mengeringnya sinus yang menyebabkan
terbentuknya fstula
Komplikasi ini hanya terjadi pada 1-2% pasien abses payudara
Prognosis

Pasien yang memperoleh perawatan biasanya memperoleh hasil


yang baik.
Namun pada abses mammae dapat terulang kembali bahkan
setelah pengobatan dengan antibiotik.
Pembedahan mungkin diperlukan untuk menghilangkan kelenjar
yang terkena dampak untuk mencegah terjadinya kembali.
Kesimpulan

Diagnosis ditentukan dengan dilihat dari gejala klinis pasien


dimana terdapat peradangan pada payudara. Abses mammae
merupakan mastitis yang tidak mendapat penanganan yang
baik sehingga terjadi abses. Oleh karena itu perlu dilakukan
penanganan yang baik untuk mencegah komplikasi buruk
terjadinya abses pada payudara. Dengan pengobatan yang
baik, prognosisnya juga akan baik.

Anda mungkin juga menyukai