Anda di halaman 1dari 16

Neonatal Hiperbilirubinemia,

ec Inkompatibilitas ABO
Oleh C2 :
Thya - 102012398
Arditya 102013136
Yolanda - 102014024
Tika 102014070
Deviat 102014135
Yoci 102014148
Glorya 102014185
Lum Gah Meng - 102014252
RM
Seorang bayi perempuan berusia 3 hari
dibawa ke puskesmas karena nampak
kuning sejak <24 jam setelah lahir.
Anamnesis PF & PP
Pemeriksaan fisik
Tampak bayi aktif dan menangis
1. Identitas: Bayi kuat.
perempuan usia 3 TTV normal
hari Sklera dan kulit ikterik hingga
2. KU: nampak kuning abdomen dan ekstremitas
sejak <24 jam setelah Hepar dan lien tidak teraba
lahir
3. RPS: lahir normal Pemeriksaan Penunjang
pervaginam di bidan, Pemeriksaan darah lengkap dan
aktif dan kuat menangis. bilirubin
Bayi diberi ASI sejak lahir. Pemeriksaan sediaan hapus darah
tepi (tanda hemolisis)
Golongan darah ibu O Uji Coombs
Rh+, ayah B Rh+
Working Diagnosis

Neonatal hiperbilirubinemia, suspek ec


Inkompatibilitas ABO
Patofisiologi
Differential Diagnosis
DD Gejala Sebab
Neonatal ikterus Bayi jarang/tidak minum
hiperbilirubine ASI. ASI dalam bentuk
mia, ec kolostrum banyak
breastfeeding mengandung zat laksatif
jaundice sehingga bilirubin dapat
dikeluarkan maksimal jadi
sedikit sekali yang akan
terserap kembali ke dalam
tubuh
Neonatal umumnya anemia Kurangnya pembentukan
hiperbilirubine hemolitik akut, favism, glutation yang penting
mia, ec neonatal jaundice, atau untuk melindungi
defisiensi G6PD anemia kronis non- hemoglobin dan membrane
hemolitik sferositik eritrosit dari oksidan
Etiologi
Inkompatibilitas ABO:
hemolitik: ketidakcocokan gol.
darah ibu dengan gol. darah
janin, umumnya ibu gol. darah O
dan janin gol. darah A, atau B
Epidemiologi
kira-kira 2% dari seluruh kehamilan
dan 75% dari jumlah ini terdiri dari
ibu gol. darah O dan janin gol. A/B
40% diderita oleh anak pertama,
anak berikutnya makin lama makin
baik
Lebih sering terjadi pada bayi gol.
darah B < A
Lebih sering pada bayi kulit hitam
Gejala klinis
Ikterus
Anemia tidak signifikan
Hepatosplenomegali tidak terlalu
berarti
Hidrops fetalis: edema
menyeluruh, asites dan pleural
efusi pada saat lahir.
Kernikterus
Penatalaksanaan
Fokus utama: Tatalaksana hiperbilirubinemia
IVIG dinyatakan efektif ketika diberikan di
awal terapi

Farmakologi:
Obat pengikat bilirubin

Pemberian oral arang aktif


Pem-blokade Perubahan Heme Menjadi
Bilirubin: Porfirin Tin -> belum diketahui
toksisitasnya jadi belum diterapkan
Non farmakologi
Komplikasi
Selama kehamilan
Anemia hiperbilirubinemia ringan dan penyakit kuning
Anemia berat dengan hepatosplenomegali
Hidrops fetalis

Setelah lahir
Hiperbilirubinemia berat dan ikterus
Kernikterus
Pencegahan
Uji Coombs pada setiap bayi bergolongan darah A atau
B.
Transfusi darah yang digunakan adalah golongan darah
O yang rhesus negatif dan mungkin dalam plasma
golongan AB.
Tindakan terpenting untuk menurunkan insiden
kelainan hemolitik adalah imunisasi pasif pada ibu.
Setiap dosis preparat imunoglobulin yang digunakan
memberikan tidak kurang dari 300 mikrogram anti-A/B.
Suntikan anti Rhesus (D) yang diberikan pada saat
persalinan bukan sebagai vaksin dan tak membuat
wanita kebal terhadap penyakit rhesus. Suntikan ini
untuk membentuk antibodi bebas, sehingga ibu akan
bersih dari antibodi pada kehamilan berikutnya.
Kesimpulan
Pada kasus ini bayi mengalami
neonatal hiperbilirubinemia
suspek ec Inkompatibilitas ABO,
dimana gol darahnya dengan ibu
tidak kompatibel sehingga
menghemolisis sel darah merah.
Dapat diterapi dengan fototerapi
serta transfusi tukar.
Prognosisnya baik.

Anda mungkin juga menyukai