ec Inkompatibilitas ABO
Oleh C2 :
Thya - 102012398
Arditya 102013136
Yolanda - 102014024
Tika 102014070
Deviat 102014135
Yoci 102014148
Glorya 102014185
Lum Gah Meng - 102014252
RM
Seorang bayi perempuan berusia 3 hari
dibawa ke puskesmas karena nampak
kuning sejak <24 jam setelah lahir.
Anamnesis PF & PP
Pemeriksaan fisik
Tampak bayi aktif dan menangis
1. Identitas: Bayi kuat.
perempuan usia 3 TTV normal
hari Sklera dan kulit ikterik hingga
2. KU: nampak kuning abdomen dan ekstremitas
sejak <24 jam setelah Hepar dan lien tidak teraba
lahir
3. RPS: lahir normal Pemeriksaan Penunjang
pervaginam di bidan, Pemeriksaan darah lengkap dan
aktif dan kuat menangis. bilirubin
Bayi diberi ASI sejak lahir. Pemeriksaan sediaan hapus darah
tepi (tanda hemolisis)
Golongan darah ibu O Uji Coombs
Rh+, ayah B Rh+
Working Diagnosis
Farmakologi:
Obat pengikat bilirubin
Setelah lahir
Hiperbilirubinemia berat dan ikterus
Kernikterus
Pencegahan
Uji Coombs pada setiap bayi bergolongan darah A atau
B.
Transfusi darah yang digunakan adalah golongan darah
O yang rhesus negatif dan mungkin dalam plasma
golongan AB.
Tindakan terpenting untuk menurunkan insiden
kelainan hemolitik adalah imunisasi pasif pada ibu.
Setiap dosis preparat imunoglobulin yang digunakan
memberikan tidak kurang dari 300 mikrogram anti-A/B.
Suntikan anti Rhesus (D) yang diberikan pada saat
persalinan bukan sebagai vaksin dan tak membuat
wanita kebal terhadap penyakit rhesus. Suntikan ini
untuk membentuk antibodi bebas, sehingga ibu akan
bersih dari antibodi pada kehamilan berikutnya.
Kesimpulan
Pada kasus ini bayi mengalami
neonatal hiperbilirubinemia
suspek ec Inkompatibilitas ABO,
dimana gol darahnya dengan ibu
tidak kompatibel sehingga
menghemolisis sel darah merah.
Dapat diterapi dengan fototerapi
serta transfusi tukar.
Prognosisnya baik.