KLASIFIKASINYA.
Oleh C2 :
Thya - 102012398
Arditya 102013136
Yolanda - 102014024
Tika 102014070
Deviat 102014135
Yoci 102014148
Glorya 102014185
Lum Gah Meng - 102014252
SKENARIO 3
Anamnesis
Demam (-), muntah(-), BAK&BAB normal.
Pf :
Mata konjungtiva : Anemis , sklere ikterik, lien
mengalami pembesaran.
ANAMNESIS PEMERIKSAAN
FISIK
Penyakit ginjal
Keracunan timbal Defisiensi campuran
Anemia sideroblastik Kegagalan sumsum tulang, misalnya pasca-
kemoterapi, infiltrasi oleh karsinoma, dll
ANEMIA HEMOLITIK
RBC survival <120 hari, baik melalui mekanisme corpuscular atau secara
ekstracorpuscular
Klasifikasi
Corpuscular defects
Kelainan membran (hereditary spherocytosis)
Kelainan enzim (defisiensi G6PD)
Kelainan hemoglobin (thallasemia, sickle cell anemia)
AHA memendekan umur eritrosit yang merupakan hasil dari antibodi host yang
bereaksi dengan eritrosit
AHA dibagi menjadi:
Warm reacting, memiliki optimalisasi aktivitas pada 37o
Cold reacting, memiliki afinitas baik pada suhu rendah
Terjadi pada semua usia, tetapi kejadian meningkat seiring umur
Klinis: lemas, pucat, ikterik, gejala perlahan ketika onset, splenomegali
Lab: retikulositosis, sferosit, neutrofilia, trombositopenia, sumsum tulang
hiperplasia, coombs test +
Terapi: splenektomi, transfusi RBC, prednison (terapi awal 60-100 mg/d,
tappering off 15-20mg/d dan diterus sampai 2-3 bulan)
HEREDITARY SPHEROCYTOSIS
Pasien wanita berusia 25 tahun mengalami anemia hemolitik . Hal ini dapat dilihat dari
hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Namun karena belum
ada hasil pemeriksaan tersebut yang lengkap, maka terdapat beberapa differential
diagnosis yaitu anemia hemolitik autoimun, anemia defisiensi G6PD, anemia sel sabit,
dan anemia sferositosis herediter untu menentukan diagnosis banding kita bisa lihat
dari pemeriksaan penunjang dan klasifikasi dari anemia hemolitik sendiri. Saat
diagnosisnya tepat, penatalaksanaan dari penyakit tersebut dapat dilakukan dengan
tepat pula sehingga kondisi pasien dapat membaik.
TERIMAKASIH