Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN KASUS

Tuberkulosis pada Anak

Disusun oleh :
Farida Hafizha Salma
30101206620

Pembimbing
dr. Abdul Hakam, Sp. A, Msi. Med.
IDENTITAS PENDERITA

Nama : An.A.S.W
Umur : 3 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
No CM : 745XXX
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Alamat : Harjowinangun, Demak
Tanggal Anamnesis dan Pemeriksaan : 05-11-2016
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dari pasien
dan alloanamnesis dengan ibu pasien pada tanggal 5
November 2016 pukul 08.20 WIB di Poliklinik Anak RSUD
dr. Loekmono Hadi Kudus dan didukung dengan catatan
medis.

Keluhan Utama : Batuk sejak sebulan yang lalu


Keluhan Tambahan: Demam > 2 minggu, nafsu makan
menurun, BB turun
Batuk terus menerus sepanjang hari sejak 1 bulan yang lalu.
Batuk yang dialami berdahak berwarna hijau. Selain itu,
pasien juga mengeluh demam > 2 minggu bersamaan
dengan timbulnya batuk. Demam dirasakan tidak tinggi,
tidak naik turun, pasien tidak sampai menggigil, kadang
disertai keringat pada malam hari.

Ibu pasien sudah membawa pasien ke dokter dan


mendapatkan obat untuk keluhan batuk dan demamnya,
namun keluhan tidak membaik. Ibu pasien mengatakan
dalam 3 bulan terakhir anak tampak lebih kurus, nafsu
makannya menurun dan makan hanya sedikit.
.
Pasien tidak mual, tidak sakit perut, buang
air besarnya normal, buang air kecil juga
seperti biasa, tidak sakit saat pipis dan tidak
ada darah. Selain itu anaknya menjadi
kurang aktif. Tidak ada benjolan yang timbul
di daerah leher, ketiak maupun pangkal paha
pasien. Selain itu ibu juga mengaku tidak ada
bengkak pada tulang maupun sendi seperti
pada lutut atau pada jari-jari anaknya.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Pasien tidak pernah mengalami sakit seperti ini
Pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit
Riwayat alergi :disangkal
Riwayat asma :disangkal
Riwayat kejang :disangkal
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Ayah pasien sedang menjalani pengobatan TB paru


selama 3 bulan terakhir ini
Riwayat alergi : disangkal
Riwayat asma : disangkal
RIWAYAT PENGOBATAN

Pasien mendapat obat Paracetamol tablet untuk


penurun demam dan OBH untuk batuk dari dokter
tapi tidak kunjung sembuh
RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
Pasien adalah anak pertama. Pasien tinggal
bersama orang tuanya. Kebutuhan keluarganya
dicukupi oleh ayah pasien yang bekerja sebagai
buruh
Pasien berobat menggunakan BPJS
Kesan sosial ekonomi : cukup
RIWAYAT PEMELIHARAAN PRENATAL
Pemeriksaan Kehamilan : setiap bulan selama
kehamilan
Penyakit kehamilan : disangkal
Pendarahan selama kehamilan : disangkal
Obat yang diminum selama kehamilan : vitamin dan
penambah darah
Imunisasi TT : 2x
Riwayat Trauma : disangkal

Kesan : riwayat ANC baik


RIWAYAT PERSALINAN & KELAHIRAN
oPersalinan : Ditolong oleh bidan
oJenis Persalinan : Spontan
oUsia dalam kandungan : 37 minggu
oBarat Badan lahir : 3000 gr
oPanjang badan : Ibu pasien tidak ingat
oLingkar Kepala : Ibu pasien tidak ingat
oLingkar Dada : Ibu pasien tidak ingat
oLahir langsung menangis

oKesan : Normal
RIWAYAT IMUNISASI DASAR

Ibu pasien lupa jenis imunisasi yang diberikan, namun


mengaku pasien telah mendapat imunisasi dasar lengkap
sesuai jadwal
RIWAYAT PERTUMBUHAN, PERKEMBANGAN
& PSIKOMOTOR
Pertumbuhan
Jenis kelamin: Laki-laki
Usia : 3 tahun
Berat badan : 10 kg
Tinggi badan: 85 cm
IMT : BB/TB2 = 10/(0,85)2 = 13,85 kg/m2
Perkembangan
Pertumbuhan gigi I : umur 6 bulan (Normal: 5-9 bulan)
Gangguanperkembangan mental: Tidak ada
Psikomotor
Tengkurap : Umur 3 bulan (Normal : 3-4 bulan)
Duduk :Umur 7 bulan (Normal : 6-9 bulan)
Berdiri :Umur 9 bulan (Normal :9-12bulan)
Bicara :Umur 11 bulan (Normal : 9-12 bulan)
Berjalan :Umur 12 bulan (Normal : 12 bulan)

Kesan : Pertumbuhan dan perkembangan anak dalam batas


normal sesuai usia
PEMERIKSAAN FISIK

Selasa, 5 November 2016 (di Poliklinik Anak)


Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis, GCS 15
Tanda Vital :
Nadi : 106 x/menit, reguler
Suhu : 36,4C
Frekuensi Nafas : 30x/menit
Tekanan darah : 124/76 mmHg
STATUS GIZI

Jenis Kelamin : laki-laki


Berat badan : 10 kg
Tinggi Badan : 85 cm
Usia : 3 tahun
IMT : BB/TB2 = 10/(0,85)2 = 13,85 kg/m2
WAZ (BB/U) = 10 - 14,3/1,6= -2,69 (kurang)
HAZ (TB/U) = 85 96,1/3,7 = -3 (kurang)
WHZ (BB/TB) = 10 14,3/1,1 = -3,9 (sangat kurang)
IMT/U = 14,11 15,6/1,2 = -1,45 (normal)
Kesan : Gizi Kurang
Kepala : Mesocephal, rambut hitam merata, tidak ada
benjolan, tidak mudah dicabut. Kulit kepala tidak ada kelainan
Mata : Palpebra oedem (-/-), kornea jernih, Conjungtiva
Anemis (-/-), injeksi konjungtiva (-/-), Sklera Ikterik (-/-), Pupil bulat,
isokor, diameter 3 mm, reflek cahaya (+/+)
Telinga : Bentuk normal, Ukuran sedang, discharge (-/-), tidak
nyeri, tidak bengkak, KGB pre-retro aurikuler dextra et sinistra tidak
teraba membesar
Hidung : Bentuk normal, simetris, nafas cuping
hidung (-), sekret (-)
Mulut : Bibir kering (-), bibir sianosis (-), gigi karies
(-), lidah kotor (-), faring hiperemis (-), tonsil T1/T1 tidak
hiperemis, uvula ditengah
Leher : Simetris, trakea di tengah, kelenjar tiroid
tidak teraba membesar, tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening
Thorax :
Paru
Inspeksi : Simetris statis dinamis, tidak ada retraksi
Palpasi : Stem fremitus kanan = kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru (posisi terlentang)
Auskultasi : Suara dasar : Vesikuler (+),
Suara Tambahan : Wheezing (-/-), ronkhi (+/+)
Jantung
Inspeksi : Iktus cordis tidak tampak
Palpasi : Iktus cordis teraba di sela iga V, linea
Midclavicularis sinistra, tidak kuat angkat, tidak melebar
Perkusi : Redup
Batas atas : ICS II linea parasternal kiri
Pinggang : ICS III linea parasternal kiri
Batas kiri : ICS V linea midclavicularis kiri
Batas kanan : ICS IV linea sternalis kanan
Auskultasi : Suara jantung I dan II normal, gallop (-), bising
(-) M1>M2, T1>T2, A1>A2, P1>P2
Abdomen
Inspeksi : Datar, venektasi tidak ada
Palpasi : Supel, lemas, nyeri tekan (-) regio
epigastrium, Turgor baik, massa (-), Hepar = tidak
teraba (dalam batas normal), Lien = tidak teraba
(dalam batas normal)
Ekstremitas : Superior Inferior
Sianosis -/- -/-
Akral Dingin -/- -/-
Oedem -/- -/-
Reflek Fisiologis +N/+N +N/+N
Reflek Patologis -/- -/-
Ptechie -/- -/-
Rumple Leed Test -
Genital : tidak ada kelainan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto Rontgen Thorax

Interpretasi :
Cor : Bentuk dan letak
normal, Tak membesar
Pulmo : Corakan
bronkovaskular normal,
Tampak bercak infiltrat di
kedua paru
Diafragma sinus normal

Kesan : TB Paru Aktif


DIAGNOSIS
Diagnosa Banding :
Demam > 7 hari :
Diagnosa Kerja :
Tuberkulosis
Demam Tifoid Tuberkulosis
Malaria paru
Infeksi Saluran Kemih
(ISK) Status gizi kurang
Batuk kronik :
TB paru
Bronkitis kronik
Bronkopneumoni
Asma
Bronkiektasis
Status gizi kurang
USULAN TERAPI
Penatalaksanaan farmakologis
Pemberian OAT selama 2 bulan
pertama sebagai terapi fase
awal/intensif kemudian dievaluasi
apakah terjadi respon yang
baik/tidak. Jika respon membaik,
maka terapi dapat dilanjutkan. Jika
tidak berespon baik, terapi tetap
dilanjutkan sambil mencari
penyebab lainnya.
Fase Intensif 2 bulan + Fase Lanjutan 4 bulan
2 RHZ + 4 RH
Rifampisin (R) 10-15mg/kgBB/hari 300mg
1x1
Isoniazid (H) 5-15mg/kgBB/hari 300mg
1x1
Pirazinamid (Z) 25-35mg/kgBB/hari
500mg 1x1
Vitamin penambah nafsu makan, Curvit 1x1 cth
Paracetamol tab 3x1 cth jika suhu > 38
Penatalaksanaan non farmakologis:
Tirah baring
Observasi tanda vital
Periksa berat badan setiap hari
Kontrol tiap 1 bulan sekali
Memberikan nutrisi dengan gizi yang seimbang
sesuai usia. Anjurkan agar ibu membuatkan
makanan yang tinggi akan kadar zat besi seperti,
hati, daging merah dan bayam.
Edukasi

Menjelaskan kepada orang tua mengenai penyakit


yang diderita pasien, cara pengobatan, komplikasi, dan
pencegahan penyakit tersebut
Menjelaskan kepada orang tua mengenai bahaya
penularan, dan menyarankan agar anggota keluarga
ataupun tetangga yang memiliki keluhan seperti batuk
lama untuk segera memeriksakan diri ke dokter
Menjelaskan kepada orang tua mengenai pentingnya
kepatuhan untuk minum obat setiap hari sesuai aturan
terutama karena pengobatan yang diberikan adalah
pengobatan jangka panjang
Menjelaskan kepada orang tua untuk memberikan
makanan yang baik dan bergizi dan mengusahakan agar
anak mau makan sehingga status gizi anak dapat
membaik
PROGNOSIS

Qua ad vitam : Dubia ad bonam


Qua ad sanam : Dubia ad bonam
Qua ad fungsionam : Dubia ad bonam
PENCEGAHAN
Penderita TBC
Minum obat secara teratur
Tidak meludah disembarang tempat
Menutup mulut sewaktu batuk atau bersin
Untuk keluarga
Membuat ventilasi penyinaran rumah yang baik agar udara dan
sinar matahari dapat masuk
Menjemur perlengkapan tidur bekas penderita secara teratur
Pencegahan lain
Imunisasi BCG
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan memakan makanan
yang bergizi
Tuberkulosis

Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang


disebabkan oleh kuman TB (Myobacterium
tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang
paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya.
TB anak adalah penyakit TB yang terjadi pada anak usia
0-14 tahun.
Faktor Risiko
1. Risiko infeksi TB :
Anak yang terpajan dengan orang dewasa
dengan TB aktif (kontak TB positif)
Daerah endemis
Kemiskinan
Lingkungan yang tidak sehat (higiene dan sanitasi
yang tidak membaik)
Tempat penampungan umum (panti asuhan,
penjara atau panti perawatan lain) yang banyak
terdapat pasien TB dewasa aktif.
2. Risiko sakit TB :
Usia : Anak berusia 5 tahun mempunyai risiko lebih besar
mengalami progresi infeksi menjadi sakit TB karena imunitas
selulernya belum berkembang sempurna (imatur).
Infeksi baru yang ditandai dengan adanya konversi uji
tuberkulin (dari negatif menjadi positif) dalam 1 tahun terakhir
Sosial ekonomi yang rendah, kepadatan hunian, penghasilan
yang kurang, pengangguran, pendidikan yang rendah.
Malnutrisi, imunokompromais (misalnya pada infeksi HIV,
keganasan, transplantasi organ dan pengobatan imunosupresi).
Virulensi dari M. Tuberculosis dan dosis infeksinya.
Patogenesis
Manifestasi klinik
1) Demam lebih dari 2 minggu dengan penyebab yang
tidak jelas yang dapat disertai keringat malam hari
2) Nafsu makan tidak ada (anoreksia) yang dapat
disertai penurunan berat badan
3) Batuk lama lebih dari 3 minggu
4) Malaise
5) Diare persisten yang tidak sembuh dengan
pengobatan baku diare.
Sistem skoring
Pemeriksaan penunjang
1) Uji tuberkulin (mantoux) dilakukan dengan
menyuntikkan 0,1 ml BCG secara intrakutan di bagian
volar lengan bawah. Pembacaan dilakukan 4872 jam
setelah penyuntikan. Pengukuran dilakukan terhadap
indurasi yang timbul. Indurasi diperiksa dengan cara
palpasi untuk menentukan tepi indurasi, ditandai
dengan pulpen, kemudian diameter transversal indurasi
diukur dengan alat pengukur transparan, dan hasilnya
dinyatakan dalam milimeter.
Jika tidak timbul indurasi sama sekali, hasilnya
dilaporkan sebagai 0 mm, jangan hanya dilaporkan
sebagai negative.
Hasil uji tuberkulin dengan diameter indurasi > 10 mm
dinyatakan positif tanpa menghiraukan penyebabnya.

2) Radiologis
3) Mikrobiologis :
Pemeriksaan mikrobiologis apusan langsung untuk BTA
Pemeriksaan biakan kuman M. tuberculosis
Pemeriksaan penunjang
Penatalaksanaan
Prinsip dasar terapi TB adalah minimal 3 macam obat
dan diberikan dalam waktu relatif lama (6-12 bulan).
Pengobatan TB dibagi dalam 2 fase yaitu fase intensif
(2 bulan pertama) dan sisanya sebagai fase lanjutan
(4 bulan kecuali pada TB berat). Pada fase intensif
diberikan rifampisin, isoniazid dan pirazinamid.
Sedangkan pada fase lanjutan diberikan rifampisin
dan isoniazid.
Nama obat Dosis harian Dosis maksimal Efek samping
(mg/kgBB/hari) (mg/hari)

Isoniazid 5-15 300 Hepatitis, neuritis perifer,


Nama obat Dosis harian Dosis hipersensitivitas
Efek samping

Rifampisin 10-20 (mg/kgBB/hari)


600 maksimal Gastrointestinal, reaksi kulit, hepatitis,
(mg/hari)
trombositopenia, peningkatan enzim hati,
Isoniazid 5-15 300 Hepatitis, neuritis perifer,
cairan tubuh berwarna oranye
hipersensitivitas
Rifampisin 10-20 600 kemerahan.
Gastrointestinal, reaksi kulit,
Pirazinamid 15-30 2000 Toksisitas
hepatitis, hepar,
trombositopenia, artralgia,
gastrointestinal
peningkatan enzim hati, cairan

Etambutol 15-20 1250 tubuh berwarna optik,


Neuritis oranye kemerahan.
ketajaman mata
Pirazinamid 15-30 2000 Toksisitas hepar, artralgia,
berkurang, buta warna merah hijau,
gastrointestinal
hipersensitivitas, gastriintestinal
Etambutol 15-20 1250 Neuritis optik, ketajaman mata
Streptomisin 15-40 1000 Ototoksis, buta
berkurang, nefrotoksik
warna merah
hijau, hipersensitivitas,
gastriintestinal
Streptomisin 15-40 1000 Ototoksisk, nefrotoksik
Pencegahan
1. Imunisasi BCG
Imunisasi BCG (Bacille Calmette-Gurin) diberikan pada
usia sebelum 2 bulan. Dosis untuk bayi sebesar 0,05 ml dan
untuk anak 0,10 ml, diberikan secara intrakutan di daerah
insersi otot deltoid kanan .
2. Kemoprofilaksis , ada 2 jenis : kemoprofilaksis primer &
kemoprofilaksis sekunder. Kemoprofilaksis primer diberikan
pada anak yang kontak dengan TB menular, terutama
dengan BTA sputum positif, tetapi belum terinfeksi (uji
tuberkulin negatif). Kemoprofilaksis ini bertujuan untuk
mencegah terjadinya infeksi TB. Pada kemoprofilaksis
primer diberikan isoniazid dengan dosis 5-10 mg/kgBB/hari
dengan dosis tunggal.
Pada akhir bulan ketiga pemberian profilaksis dilakukan uji
tuberkulin ulang. Jika tetap negatif dan sumber penularan
telah sembuh dan tidak menular lagi (BTA sputum negatif),
maka INH profilaksis dihentikan. Jika terjadi konversi
tuberkulin positif, evaluasi status TB pasien. Jika didapatkan
uji tuberkulin negatif dan INH profilaksis telah dihentikan,
sebaiknya dilakukan uji tuberkulin ulang 3 bulan kemudian
untuk evaluasi lebih lanjut.
Kemoprofilaksis sekunder diberikan pada anak yang telah
terinfeksi, tetapi belum sakit, ditandai dengan uji tuberkulin
positif, sedangkan klinis dan radiologis normal. Tidak semua
anak diberi kemoprofilaksis sekunder, tetapi hanya anak
yang termasuk dalam kelompok resiko tinggi untuk
berkembang menjadi sakit TB, yaitu anak-anak pada
keadaan imunokompromais. Tujuannya untuk mencegah
berkembangnya infeksi menjadi sakit TB. Lama pemberian
untuk kemoprofilaksis sekunder adalah 6-12 bulan.
Komplikasi

Limfadenitis, meningitis, osteomielitis, arthtritis, enteritis,


peritonitis, penyebaran ke ginjal, mata, telinga tengah
dan kulit dapat terjadi. Bayi yang dilahirkan dari orang
tua yang menderita tuberkulosis mempunyai risiko yang
besar untuk menderita tuberkulosis.
Prognosis

Pada pasien dengan sistem imun yang prima, terapi


menggunakan OAT terkini memberikan hasil yang
potensial untuk mencapai kesembuhan. Jika kuman
sensitif dan pengobatan lengkap, kebanyakan anak
sembuh dengan gejala sisa yang minimal
Wassalamualaikum
Wr.Wb.

Anda mungkin juga menyukai