Anda di halaman 1dari 15

Electroconvulsive Therapy

MEITIA DWI TIRTASARI AHMAD


110 2012 0050
DEFINISI

Electroconvulsive Therapy (ECT)atau terapi kejang


listrik adalah suatu intervensi non farmakologi
penting yang efektif dalam pengobatan pasien
dengan gangguan neuropsikiatri tertentu yang berat.
ECT menggunakan arus listrik singkat melalui otak
yang menginduksi kejang umum pada sistem saraf
pusat.
SEJARAH PERKEMBANGAN ECT
Pada 1934 pengobatan yang menggunakan bangkit kejang
diperkenalkan dan ditulis di London Medical pengidap
skizofrenia dan penderita epilepsi yang disertai gangguan jiwa.
Bila serangan epilepsi datang, maka gangguan jiwanya
membaik. Berdasarkan pengamatannya ini, maka ia mendapat
inspirasi pada penderita skizofrenia dibuat kejang untuk
menghilangkan gejala-gejala gangguan jiwanya

Pada 1937 diadakan pertemuan internasional terapi kejang


di Swiss oleh Muller seorang psikiater, kemudian
diterbitkan cara kerjanya di American Journal of Psikiatri.
Selama 3 tahun, cardiazol sebagai terapi kejang yang sudah
dipakaisecara luas dan mendunia
Lucio Bini teman Ugo Cerletti mempunyai ide, bahwa untuk
menimbulkan kejang dipakai listrik untuk menggantikan
metrazol. Tahun 1937 percobaan pertama pada manusia, Sherwin
B. Nuland
Pada 1940, untuk mengurangi gangguan ingatan dan kebingungan
setelah terapi kejang dilakukan 2 cara modidikasi 2 cara ECT tersebut,
yaitu:
1. Mempergunakan elektrode yang unilateral
2. Arus kejut listrik searah arus sinusoidal

Friedman dan Wilcox, tahun 1942 melakukan modifikasi


secara unilateral dengan arus searah, lancaster et.al di inggris
tahun 1958 melakukan unilateral dengan menempatkan pada
hemisfer non dominanuntuk mengurangi efek samping
kebingungan dan gangguan daya ingat sesudah ECT dan
hasilnya sama efektif dengan bilateral.
Pada1940 sampai tahun 1950 ECT masih tidak diperbarui
lagi.

Pada 1940 para psikiater mulai mengadakan penelitian


eksperimental dengan menggunakan curare, disebut racun dari
Amerika Selatan yang dapat membuat otot jadi paralise untuk
mengurangi alibat kejang yang dihasilkan dari alat ECT
tersebut

Kemudian diperkenalkan suxamethonium (succinylcholine)


zat yang sinthetis penggunaannya lebih aman dari curare, pada
tahun 1951 digunakan secara luas untuk memodifikasi
penggunaan dari ECT dengan bantuan anestesi ringan
Pada 1970 dilaporkan oleh American Psychiatric Association
(APA) :
pengobatan depresi dipakai ECT dan selanjutnya diikuti laporan
tahun 1990 sampai tahun 2001.

Abrams tahun 1972 dan Taylor tahun 1973 membuktikan


bahwa metode unilateral tidak se-efektif dengan cara bilateral
dalam hasil terapeutiknya, maka dengan ini sampai sekarang
dilakukan secara bilateral.

Pada 1976, Dr Blatchey mendemonstrasikan keberhaslan


menggunakan ECT dengan arus listruk yang searah dapat
mengurangi efeksamping kognitif yang ditimbulkan, tetapi
beberapa klinik di AS masih menggunakan arus listrik bolak
baik
MEKANISME KERJA

Mekanisme kerja ECT tidak diketahui. Berbagai perubahan selama


perjalanan ECT yang berperan mencakup perubahan reseptor dan
neurotransmitter pusat, pelepasan hormon dan perubahan ambang
kejang

Beberapa penelitian telah menunjukan bahwa selama kejang aliran


darah serebral, pemakaian glukosa dan oksigen, dan permeabilitas
sawar darah otak meningkat.
Setelah kejang, aliran darah dan metabolisme glukosa menurun,
kemungkinan paling jelas pada lobus frontalis. Beberapa penelitian
menyatakan bahwa derajat penurunan metabolisme serebral adalah
berhubungan dengan respon terapeutik.
Hampir setiap sistem neurotransmitter dipengaruhi oleh ECT.
Tetapi, urutan sesion ECT menyebabkan regulasi turun reseptor
adrenergik- pascasinaptik, reseptor yang sama dan terlihat pada
hampir semua terapi antidepresan.
INDIKASI
ECT melibatkan induksi kejang oleh rangsang listrik singkat
pada otak. Indikasi utamanya adalah:
1. Gangguan/episode depresif
2. Penyakit Depresi masa nifat
3. Mania
4. Skizofrenia katatonik
5. Gangguan skizoafektif
KONTRAINDIKASI
1. Pasien dengan lesi saraf pusat
2. Serebrovaskular dan aneurisma
3. Infark miokard
4. Hipertensi
5. Penyakit tulang dan fraktur

Kehamilan bukan merupakan kontraindikasi untuk ECT, ECT


relatif aman untuk semua trimester tetapi harus ada pemberian
obat-obat farmakologis menurut Ferril(1922),Miller (1994) Walker
(1994)
dan pemantauan janin umumnya dianggap tidak perlu kecuali pada
kehamilan risiko tinggi atau rumit.
PROSEDUR KERJA

1. Informed Consent
2. Persiapan Psien
3. Persiapan Alat
4. Pelaksanaan
5. Pengawasan pasca ECT
PENEMPATAN ELKTRODA

ECT Bilateral
ECT Unilateral
OBAT-OBAT DALAM PROSES
ECT

1. Antikolinergik Muskarinik
2. Anasthesia
3. Muscle Relaxant
EFEK SAMPING ECT

1. Efek terhadap SSP


2. Memori

Anda mungkin juga menyukai