Anda di halaman 1dari 10

SRI MULYANI

No Lingkar Pinggang Frekuensi Persentase

1. Tidak Obesitas 7 22,6%

2. Obesitas Sentral 24 77,4%

Jumlah 31 100%
No Nilai Kreatinin Frekuensi Persentase

1. Kreatinin Normal 8 25,8%

2. Kreatinin tidak 23 74,2%


Normal
Jumlah 31 100%
Lingkar Nilai Kreatinin Total P-value OR
Pinggang Tidak Normal CI 95%
Normal
N % N % N % 0,002 4,057
Tidak 2 28,6 5 71,4 7 100 1,007-5,438
obesitas
Obesitas 21 87,5 3 12,5 24 100
sentral
Total 23 74,2 8 25,8 31 100

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui dari 7 responden yang tidak obesitas terdapat 2
orang (28,6%) yang memiliki kadar kreatinin tidak normal dan 5 orang (71,4%) yang
memiliki kadar kreatinin normal. Dari 24 responden yang memiliki obesitas sentral
terdapat 21 orang (87,5%) memiliki kadar kreatinin tidak normal dan 3 orang (12,5%)
yang memiliki kadar kreatinin normal.
Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh p-value = 0,002 yang berarti ada
Hubungan Obesitas Sentral Dengan Nilai Kreatinin Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik di
Ruang Hemodialisa RSUD Dr. H . Abdul Moeloek Bandar Lampung. Dengan nilai OR
4,507 berarti responden yang mengalami obesitas sentral memiliki risiko 4 kali lebih
besar untuk memiliki kadar kreatinin tidak normal dibandingkan dengan responden
yang memiliki lingkar pinggang normal (tidak obesitas sentral).
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang
dikemukakan oleh Wahba (2007) Penebalan lemak
para-dan perirenal berpotensi memberikan tekanan
terhadap struktur pembuluh darah dan limfe di
daerah hilus karena pada daerah tersebut tidak
dilindungi oleh kapsula fibrosa sehingga lemak para-
dan perirenal yang menebal dapat berpenestrasi ke
dalam sinus ginjal yang kemudian dapat
meningkatkan tekanan hidrostatis cairan interstisial
ginjal, meningkatkan resistensi aliran darah dan
mengganggu kecepatan aliran di tubulus ginjal, yang
pada akhirnya akan menimbulkan gangguan eksresi
kreatinin melalui urin.21
Obesitas merupakan salah satu prediktor dari PGK dan telah
diteliti dalam penelitian Framingham dan didukung oleh
penelitian Ishizaka dkk di Jepang dan penelitian Fok dkk. Lingkar
pinggang dan rasio pinggang-pinggul yang mengidentifikasikan
adanya obesitas visceral, merupakan prediktor yang lebih sensitif
dibandingkan IMT. Mekanisme dari fungsi ginjal yang abnormal
pada obesitas adalah :
1. Aktifasi dari system saraf simpatis,
2. Aktifasi dari system rennin angiotensin (RAS),
3. Adypocyte-derived sitokin, misalnya leptin,
4. Kompresi secara fisik pada ginjal karena akumulasi dari lemak
intrarenal dan matrix ekstraselular,
5. Perubahan hemodinamik-hiperfiltrasi, karena peningkatan
tekanan intraglomerular.
6. Gangguan dari renal-pressure natriuresis ( tekanan tinggi
diperlukan untuk ekskresi dari sodium ) ( Naumik dan Mysliwiec ,
2010 ).14
Menurut pendapat peneliti masih terdapat
responden yang tidak mengalami obesitas sentral
tapi memiliki nilai kreatinin tidak normal hal ini
bisa disebabkan faktor lain seperti aktivitas fisik
dan pola konsumsi harian yang tinggi
mengandung protein.
Sedangkan terdapat responden yang mengalami
obesitas sentral tetapi memiliki kadar kreatinin
normal hal ini juga dipengaruhi oleh pola hidup
yang sehat seperti rajin berolahraga dan menjaga
pola makan.
Diketahui bahwa sebagian besar responden di Ruang
Hemodialisa RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar
Lampung memiliki lingkar pinggang kategori obesitas
sentral yaitu sebanyak 24 orang (77,4%).
Diketahui bahwa sebagian besar responden di Ruang
Hemodialisa RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar
Lampung memiliki nilai kreatinin kategori tidak
normal yaitu sebanyak 23 orang (74,2%).
Ada hubungan obesitas sentral dengan nilai kreatinin
pada pasien gagal ginjal kronik di Ruang Hemodialisa
RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dengan
nilai p-value = 0,002

Diperlukan upaya pencegahan dan pengelolaan


obesitas sentral. Bagi masyarakat, sebaiknya
melakukan aktivitas fisik berat yang cukup,
menghindari gangguan mental emosional, dan
mengatur pola makan yang sehat seperti
mengurangi konsumsi makanan berlemak.
Bagi pemerintah, sebaiknya dilakukan promosi
kesehatan mengenai faktor risiko obesitas
sentral dan dampaknya terhadap kesehatan.
Mengingat keterbatasan dalam penelitian ini
diharapkan dapat dilakukan penelitian dengan
variabel lain seperti hubungan aktivitas fisik dan
pola makan dengan nilai kreatinin.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai