Anda di halaman 1dari 29

Bagian Anestesiologi & Terapi Intensif

FKUB/RS Syaiful Anwar Malang


Pendahuluan
Anestesia umum : Keadaan Perubahan
fisiologik yg reversibel dgn karakteristik :
hilang kesadaran
analgesia
amnesia
relaksasi otot
Obat Anestetika Intravena :
1. Golongan Benzodiazepin :
- Diazepam
- Midazolam
2. Golongan Narkotika / opioid :
- Morfin
- Petidin
- Fentanil
- Sufentanil
3. Golongan neuroleptik : Droperidol
4. Golongan barbiturat : Thiopental
5. Ketamin
6. Propofol
Peter F Dunn, Clinical Anesthesia procedures of Massachusetts General
Hospital, p : 172

Indikasi Obat Anestetika Intravena :


Premedikasi
Induksi anestesia
Pemeliharaan anestesia :
Penyuntikan berulang
Kombinasi anestetika inhalasi
Obat tunggal bedah singkat
Anestesia intravena total (TIVA)
Tambahan untuk analgesia regional
Morgan, Clinical Anesthesia, p :180

FARMAKOKINETIK
Bagaimana tubuh mempengaruhi obat
Terdiri atas : absorpsi, distribusi, biotransformasi
& ekskresi

FARMAKODINAMIK
Bagaimana obat mempengaruhi tubuh
Morgan, Clinical Anesthesia, p :187

GOLONGAN BEZODIAZEPIN
Yang termasuk golongan ini : - diazepam
- midazolam
- lorazepam
Aksi :
Membentuk ikatan dgn reseptor spesifik di
daerah korteks dan memudahkan ikatan dgn
reseptor GABA
Peter F Dunn, Clinical Anesthesia procedures of Massachusetts General
Hospital, p : 176-177
GOLONGAN BEZODIAZEPIN

FARMAKOKINETI
K
Kadar puncak pada SSP terjadi 4-8 menit setelah
penyuntikan intravena, dengan waktu paruh 20 jam
Redistribusi cepat setelah penyuntikan intravena
Metabolisme terjadi di hati
Hasil metabolisme masih aktif
Hasil metabolisme dibuang lewat urin
GOLONGAN BEZODIAZEPIN
FARMAKODINAMIK
SSP
Amnesia, anti kejang, hipnosis, sedasi, relaksasi otot
Tidak ada efek analgesia
Menurunkan aliran darah dan laju metabolisme otak
Sistem kardiovaskular
Vasodilatasi sistemik ringan, curah jantung menurun,
laju nadi tetap
Gangguan hemodinamik terjadi pada pasien hipovolemik
Sistem pernafasan
Penurunan ringan laju nafas dan volume tidal
Depresi nafas terjadi bila : kombinasi dengan narkotik,
penyakit paru berat
Morgan, Clinical Anesthesia, p :189 GOLONGAN BEZODIAZEP

PENGGUNAAN KLINIS
Peter F Dunn, Clinical Anesthesia procedures of Massachusetts General
Hospital, p : 180-184

GOLONGAN NARKOTIKA

Yang termasuk golongan ini :


Petidin
Morfin
Fentanil
Sufentanil
Aksi : NARKOTIKA

Membentuk ikatan dengan reseptor spesifik di otak & medula spinalis


Reseptor opioid :
mu
kappa
delta
sigma
Ikatan opioid reseptor menghambat tanggapan pre & possinaptik thd.
rangsang nosiseptik

ANALGESIA
NARKOTIKA
FARMAKOKINETIK
waktu paruh distribusi : 5 20 menit
morfin : kelarutan dalam lemak rendah

sukar lewat sawar darah otak

onset lambat, durasi panjang
fentanil, sufentanil : kelarutan dalam lemak tinggi
metabolisme di hati :
Petidin : metabolit aktif
Fentanyl, sufentanyl : metabolit tidak aktif
ekskresi : lewat ginjal & empedu, morfin : tanpa diubah
FARMAKODINAMIK (1) NARKOTIKA
SSP :
Sedasi dan analgesia, dosis tinggi sebabkan amnesia dan hilang
kesadaran
Menurunkan aliran darah dan laju metabolisme otak
Menurunkan MAC obat anestesia inhalasi
Sistem Kardiovaskular
Petidin :
kontraktilitas miokardium ditekan
laju jantung
pelepasan histamin TD, tahanan vaskular sistemik
morfin :
laju jantung
dilatasi vena
refleks simpatis
pelepasan histamin
fentanil, sufentanil = morfin
NARKOTIKA
FARMAKODINAMIK (2)
Sistem Pernafasan :
menekan laju nafas penekanan pusat nafas dibatang otak
Sistem Gastrointestinal
memperlambat pengosongan lambung, peristaltik
konstraksi otot sfingter Oddi nyeri kolik
Ukuran pupil
Mengecil (miosis) akibat stimulasi nukleus Edinger-Westphal
Mual dan muntah
Akibat stimulasi langsung pada chemoreceptor trigger zone di otak
Kekakuan otot
Terutama dada, perut, jalan nafas atas sehingga ventilasi terganggu
Retensi urin
Akibat stimulasi otot spingter vesika
NARKOTIKA
PENGGUNAAN KLINIS
Premedikasi :
morfin : 5 10 mg i.v.
petidin : 1 mg / kg BB i.v.

Induksi :
morfin : 1 3 mg / kg BB i.v.
petidin : 1 2 mg / kg BB i.v.
fentanil : 10 50 g / kg BB i.v.
DROPERIDOL
Disebut : Dehirobenzperidol
Neuroleptika

Aksi :
Sentral : menghambat aksi reseptor dopamin
Perifer : Blok adrenergik alfa
DROPERIDOL

FARMAKOKINETIK
Distribusi :
cepat
BM tinggi efek sedasi 3 24 jam
sulit lewat sawar darah otak

metabolisme di hati

Ekskresi : metabolit seluruhnya dibuang lewat urin


DROPERIDOL
FARMAKODINAMIK
SSP :
Vasokostriksi pembuluh darah otak, aliran darah
otak, TIK
Tidak amnesia, hilang kesadaran
Anti muntah
Sistem Kardiovaskular
TD
Vasodilatasi perifer
Sistem Pernafasan : merangsang ventilasi
DROPERIDOL

PENGGUNAAN KLINIS
Premedikasi : 0,004 0,07 mg / kg BB i.v.
Anti muntah : 0,05 mg / kg BB i.v. (1,25 2,5 mg)
Analgesia neurolep : 0,02 0,07 mg / kg BB i.v.
Kombinasi dengan narkotik (fentanil) = analgesia neurolep
Kombinasi dengan N2O : anestesia neurolep
Morgan, Clinical Anesthesia, p :184-187

GOLONGAN BARBITURAT

Yang termasuk golongan ini : thiopental


(ultra short acting)

Aksi : menekan sistem aktivasi retikular di


batang otak.
BARBITURAT
FARMAKOKINETIK
Hilang kesadaran terjadi dalam waktu 30 detik
(waktu sirkulasi ekstremitas atas ke otak)
Metabolisme di hati dengan hasil metabolit
tidak aktif
Kelarutan lemak tinggi sehingga pulih sadarnya
(5-10 menit) dan redistribusi ke otot2 dan
organ2 dgn aliran darah tinggi berlangsung
sangat cepat
BARBITURAT
FARMAKODINAMIK
SSP :
Menyebabkan hilang kesadaran dan hiperalgesia
Menurunkan metabolisme dan aliran darah otak
Sistem Kardiovaskular
Menurunkan tekanan darah dan curah jantung
Meningkatkan laju nadi akibat refleks baroreseptor
Sistem Pernafasan :
Menurunkan laju nafas dan volume tidal
Apnu dpt terjadi 30-90 dtk stlh penyuntikan dosis tidur

PEMAKAIAN KLINIS
Induksi anestesia : 3 6 mg / kg BB i.v.
Peter F Dunn, Clinical Anesthesia procedures of Massachusetts General
Hospital, p : 178

Morgan, Clinical Anesthesia, p :197-199

KETAMIN
Merupakan derivat Phencyclidine.
Aksi : - mendisosiasi daerah talamus dari korteks limbik.
- antagonisme reseptor N-methyl-D-aspartat

FARMAKOKINETIK
Hilang kesadaran terjadi 30-60 detik setelah induksi
i.v dengan durasi 15-20 menit. (bila I.M, 5 menit
setelah penyuntikan)
Suntikan berulang atau infusi menyebabkan
akumulasi
Metabolisme di hati, dengan hasil metabolit aktif
FARMAKODINAMIK KETAMIN
SSP
Menyebabkan keadaan dissosiasi disertai amnesia &
analgesia kuat
Meningkatkan aliran darah dan laju metabolisme otak,
tekanan intrakranial
Sistem kardiovaskular
Meningkatkan tekanan darah, laju jantung, curah jantung
Sering digunakan pada pasien dengan hemodinamik
terganggu
Indikasi kontra : penyakit jantung koroner, hipertensi
Sistem Pernafasan
Bronkodilator
Refleks jalan nafas utuh
hipersalivasi
PENGGUNAAN KLINIS KETAMIN

Dosis i.m. : 3-5 mg / kg BB


Dosis i.v. : 1-2 mg / kg BB
Morgan, Clinical Anesthesia, p :200-202

PROPOFOL
Aksi : Menghambat transmisi neuron yang dihantar GABA

FARMAKOKINETIK
Kelarutan lemak tinggi mengakibatkan hilang
kesadaran cepat (30 45 detik) diikuti pulih sadar cepat
karena redistribusi
Metabolisme di hati dengan metabolit tidak aktif
PROPOFOL
FARMAKODINAMIK
SSP
Dosis induksi mengakibatkan hilang kesadaran, dosis
kecil menyebabkan sedasi
Tidak ada efek analgesia
Sistem Kardiovaskular
Menurunkan tekanan darah dan curah jantung
Laju jantung tidak berubah
Sistem Pernafasan
menurunkan laju nafas dan volume tidal
PROPOFOL
PENGGUNAAN KLINIS

Induksi : 1 2,5 mg / kg BB i.v.

Pemeliharaan : 50 200 g / kg BB / menit, infusi

Sedasi : 25 100 g / kg BB / menit, infusi


SELESAI

Anda mungkin juga menyukai