Anda di halaman 1dari 15

Niken Purbowati

Team Kesehatan Masyarakat


Jurusan Kebidanan Poltekkes Jakarta III
SKDN
KMS suatu pencatatan lengkap tentang kesehatan
seorang anak. KMS harus dibawa ibu setiap kali ibu
menimbang anaknya / memeriksa kesehatan anak dgn
demikian pada tingkat keluarga KMS merupakan laporan
lengkap bagi anak yg bersangkutan.
Pada lingkungan kelurahan, bentuk pelaporan tsbt
dikenal sebagai SKDN.
S jumlah balita yg ada diwilayah posyandu
K jumlah balita yg terdaftar dan yang memiliki KMS
D jumlah balita yg datang ditimbang bulan ini
N jumlah balita yg naik berat badannya
SKDN
Pencatatan & pelaporan data SKDN untuk melihat cakupan
kegiatan penimbangan, kesinambungan kegiatan
penimbangan posyandu, tingkat partisipasi masyarakat
dalam kegiatan, kecenderungan status gizi, efektifitas
kegiatan. (Suhardjo. 1996).

K/S Pencatatan dan pelaporan data SKDN untuk melihat


cakupan kegiatan penimbangan
D/K kesinambungan kegiatan penimbangan posyandu
D/S tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan
N/D kecenderungan status gizi
N/S efektifitas kegiatan
Perhitungan SKDN

Pemantauan status gizi dilakukan dgn memanfaatkan


data hasil penimbangan bulanan posyandu yg
didasarkan pada indikator SKDN tersebut.
Indikator yg dipakai N/D (jumlah anak yg berat
badannya naik dibandingkan dgn jumlah anak yg
ditimbang dalam %).
Peramalan dilakukan dgn mengamati kecenderungan
N/D & D/S setiap bulan pada wilayah masing-masing
wilayah kecamatan.
Pematauan status gizi dilaporkan setiap bulan dgn
mempergunakan format laporan yg telah ada.
Balita yg datang dan ditimbang (D/S)
Perhitungan SKDN

D Balita yang datang semua balita yang datang dan ditimbang berat
& ditimbang badannya (D) di posyandu maupun di luar
posyandu satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.

N/D Balita yang naik balita yang ditimbang (D) di posyandu maupun di
berat badannya. luar posyandu yang berat badannya naik &
mengikuti garis pertumbuhan pada KMS di satu
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Pengolahan SKDN
Tingkat / Cakupan partisipasi Masyarakat dalam
Penimbangan Balita yaitu jumlah balita yg ditimbang dibagi
dengan jumlah balita yg ada di wilayah kerja Posyandu atau
dgn menggunakan rumus: (D/S x 100%)
Hasilnya minimal harus mencapai 80%, apabila dibawah 80% maka
dikatakan partisipasi masyarakat untuk kegiatan pemantauan
pertumbuhan & perkembangan berat badan sangatlah rendah.

Tingkat Liputan / Cakupan ProgramYaitu jumlah balita yg


mempunyai KMS dibagi dgn jumlah seluruh balita yg ada
diwilayah Posyandu / dgn menggunakan rumus: (K/S x 100%).
Hasil yang didapat harus 100%. Apabila tidak digunakan / tidak dapat
KMS maka pada dasarnya program POSYANDU tersebut mempunyai
liputan yg sangat rendah
Pengolahan SKDN

Cakupan Kelangsungan Penimbangan (D/K)


adalah Jumlah Balita yg ditimbang di
Posyandu dibagi dgn jumlah balita yg telah
memiliki KMS kemudian dikali 100%. Rumus :
D/K x 100%.
Persentase D/K disini, menggambarkan berapa
besar kelangsungan penimbangan di daerah
tersebut yg telah tercapai.
Pengolahan SKDN

Tingkat Kehilangan Kesempatan ini menggunakan rumus:


(S-K)/S x 100%), yaitu jumlah balita yg ada diwilayah
Posyandu dikurangi Jumlah balita yg mempunyai KMS,
hasilnya dibagi dgn jumlah balita yg ada diwilayah Posyandu
tsbt.
Semakin tinggi Presentasi Kehilangan kesempatan maka
semakin rendah kemauan orang tua balita untk dapat
memanfaatkan KMS. Padahal KMS sangat baik untk memantau
pertumbuhan BB balita / juga pola pertumbuhan BB balita.

(N/D x 100%) yaitu jumlah balita yg naik berat badannya


dibandingkan dgn jumlah seluruh balita yg ditimbang.
Sebaiknya semua balita yg ditimbang harus mengalami
peningkatan BB.
Indikator Drop Out

Indikator lainnya dalam SKDN indicator Drop-


Out, yaitu balita yg sudah mempunyai KMS &
pernah datang menimbang berat badannya,
tetapi kemudian tidak pernah datang lagi di
Posyandu untuk selalu mendapatkan pelayanan
kesehatan.
Rumusnya yaitu jumlah balita yg telah
mendapatkan KMS dikurangi dgn jumlah balita yg
ditimbang, & hasilnya dibagi dgn balita yg
mempunyai KMS: ((K-D)/K x 100%).
Contoh Kasus:

Dari laporan kegiatan Gebyar Posyandu pada


tanggal 27 Desember 2016, didapat data:
(DKI Jakarta) tercatat jumlah seluruh Balita yg
ada sebesar 553.775 Balita, & sebanyak
425.946 diantaranya telah memiliki Kartu
Menuju Sehat (KMS), sementara itu, sebanyak
279.371 balita ditimbang berat badannya,
sedangkan balita yg naik berat badannya
adalah sebanyak 148.642 anak.
Contoh Kasus:

Hitunglah :
1. Cakupan balita yg memiliki KMS (K/S)
2. Cakupan balita yg ditimbang (D/K)
3. Cakupan balita yg timbangannya naik (N/D)
Jawaban Contoh Kasus:

1. Cakupan balita yang memiliki KMS (K/S) :


= 425.946/553.775 X 100% = 76,92%

2. Cakupan balita yang ditimbang (D/K) :


= (279.371)/(425.946) X 100% = 65,58% dari
553.775 balita

3. Cakupan balita yang timbangannya naik (N/D) :


= 148.642/553.775 X 100% = 53,21% dari
279.371 balita yang ditimbang
TUGAS
per kelompok

Dari laporan kegiatan Gebyar Posyandu pada


tanggal 25 Januari 2016, didapat data:
(Prov. Jawa Tengah) tercatat jumlah seluruh
Balita yg ada sebesar 832.456 Balita, &
sebanyak 725.936 diantaranya telah memiliki
Kartu Menuju Sehat (KMS), sementara itu,
sebanyak 579.584 balita ditimbang berat
badannya, sedangkan balita yg naik berat
badannya adalah sebanyak 348.842 anak.
HITUNGLAH & ANALISA, sbb:

1. Cakupan balita yg memiliki KMS (K/S)


2. Cakupan balita yg ditimbang (D/K)
3. Cakupan balita yg timbangannya naik (N/D)
4. Cakupan partipasi masyarakat (D/S)
5. Indikator balita yg drop out
6. Buat analisa dari hasil tersebut
Referensi

Depkes RI. 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu.


Jakarta : Depkes RI.
Direktorat Gizi KIA. 2012. Penghitungan Balok SKDN Posyandu.
Jakarta : Kemenkes RI

Anda mungkin juga menyukai