Anda di halaman 1dari 37

TUBERKULOSIS PARU

Oleh:
dr. Maria T
LATAR BELAKANG
Tuberkulosis salah satu dari 10 penyebab kematian
terbanyak di dunia (WHO, 2017)
Enam negara di dunia, mewakili total 60%
penderita TB di dunia dengan Indonesia berada
pada urutan kedua
Di Indonesia, jumlah kasus TB yang ternotifikasi
dibandingkan estimasi insidens TB pada tahun 2013-
2014 sebesar 32% (Waworuntu, 2017).
Teori H.L. Blum -> derajat kesehatan masyarakat
dipengaruhi oleh 4 faktor :
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, genetik.
ETIOLOGI
Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis

Sumber penularan : pasien TB melalui percik renik dahak


yang dikeluarkan. Sekali batuk dapat menghasilkan
sekitar 3000 percikan dahak
Tingkat penularan pasien TB BTA positif = 65%.
Pasien TB BTA negatif, kultur positif = 26%
Pasien TB BTA negatif, kultur negatif, Thoraks positif
= 17%
TUBERKULOSIS
Penyakit TB sudah dikenal sejak lama
Leannec (1819) infeksi kronis, dan Koch (1882)
identifikasi kuman
Menyerang paru-paru. Sepertiga organ lain
Dapat di sembuhkan, fatal dalam 5 tahun
CHEST X-RAY OF A PATIENT WITH
ADVANCED PULMONARY
TUBERCULOSIS
Perjalanan Alamiah TB yang Tidak
diobati :
-Tanpa pengobatan, setelah 5 tahun:
50 % dari penderita TB meninggal,
25 % akan sembuh sendiri dengan daya
tahan tubuh tinggi,
25 % sebagai kasus Kronik yang tetap
menular
(WHO 1996).
PATOGENESIS
Dibagi menjadi 2 :
I. Infeksi primer
Terjadi saat seseorang terpapar
pertama kali dengan kuman TB
II. Infeksi post primer (TB pasca pimer)
Biasanya terjadi setelah beberapa
bulan atau tahun sesudah infeksi
primer. Dapat juga terjadi karena
imunitas menurun .
I. INFEKSI PRIMER
Pasien TB+ batuk / bersin

Terhisap oleh orang sehat

Menempel pada saluran nafas

Menetap di jaringan paru

Membentuk sarang primer (sarang Ghon)

Timbul peradangan limfangitis lokal dan limfadenitis regional

Kompleks Ghon (kompleks primer)


CONT.
Lesi Primer
Sarang Ghon
Kompleks Ghon

sembuh dengan Penyebaran ke


Sembuh total
sarang Ghon organ lain
II. INFEKSI POST PRIMER
Kuman dormant muncul kembali

Infeksi post primer

Diresorbsi kembali Sarang meluas Sembuh dengan


atau sembuh jaringan fibrotik

Membentuk kavitas

Memadat dan
Menembus pleura Bersih dan
membungkus diri
(efusi pleura) sembuh
(tuberkuloma)
GEJALA

Gejala
Gejala
Lain
Umum
(sering)

BATUK Dahak campur Batuk Sesak nafas


> 3minggu darah Darah Nyeri dada 1. Lemah
2. Nafsu makan
3. BB
4. Malaise
5. Keringat malam
tanpa kegiatan
6. Meriang > 1 bln
PENATALAKSANAAN
PENGOBATAN TUBERKULOSIS

Obat Antituberkulosis (OAT)


First-line
First-line essential obat antituberkulosis paling efektif, komponen
terpenting regimen terapi jangka pendek. (rifampisin, isoniazid dan
pirazinamid )
First-line supplemental obat-obat ini pun mempunyai efektivitas yang
tinggi (streptomisin dan etambutol )

Second line efektivitasnya lebih rendah


RIFAMPISIN
Mekanisme kerja:
Bersifat bakterisidal dengan cara menghambat sintesa
RNA
Farmakokinetik:
Per oral kadar puncak 2-4 jam. Metabolisme dihati dan
diekskresi melalui empedu. Waktu paruh 1,5-5 jam.
Didistribusi keseluruh tubuh
Efek samping obat:
Jarang menimbulkan efek yang tidak diinginkan. <4%
mengalami efek toksis. Yang paling sering kulit
kemerahan, demam, mual dan muntah, gangguan fungsi
hati dan flu like syndrome.
Kontra indikasi :
Riwayat hipersensitif
ISONIAZID

Mekanisme kerja:
Bersifat tuberkulostatik dan tuberkulosid. Kerja
paling utama menghambat biosintesis asam
mikolat.
Farmakokinetik:
Per oral kadar puncak dicapai dalam 1-2 jam. Di
hepar mengalami asetilasi, terdifusi kedalam
cairan dan jaringan tubuh, ekskresi melalui urin
Efek samping:
Hepatitis, periperal neuritis, neuritis optik dan keluhan ini
dapat di cegah dengan pemberian piridoksin.
Kontra indikasi:
Riwayat hipersensitif dan terjadinya gangguan hepar
serta reaksi berat lainnya.
PIRAZINAMID

Mekanisme Kerja:
Bersifat bakterisidal atau bakteriostatik
tergantung konsentrasi. Mekanismenya belum
jelas.
Farmakokinetik:
Mudah diserap pada pemberian per oral.
Mengalami hidrolisis dan hidroksilasi menjadi
asam hidropirazinoat. Ekskresi melalui filtrasi
glomerolus
Efek samping :
Paling sering kelainan hati.
Kontra indikasi
Riwayat hipersensitif, gangguan hepar berat, gout aktif.
ETAMBUTOL

Mekanisme Kerja:
Bersifat bakteriostatik. Menghambat
arabinosyltransferases .
Farmakokinetik:
75-80% diserap melalui sal. Cerna, waktu paruh
3-4 jam, terdistribusi keseluruh tubuh kecuali CSF ,
ekskresi melalui urin
Efek samping:
Dosis 15 mg/kg/hari efek toksik minimal. Neuritis
optika, peninggian asam urat pada 50% penderita
Kontra Indikasi
Riwayat hipersensitif, neuritis optika.
STREPTOMISIN
Mekanisme kerja:
Bersifat bakterisidal. Bekerja menghambat
sintesa protein dengan cara mengganggu fungsi
ribosom
Farmakokinetik:
Per oral bioaviabilitas kurang <1%. Absorbsi
baik dan cepat secara IM. Waktu paruh 2-3 jam,
ekskresi melalui urin
Efek samping:
Ototoksik dan renal toksik
Kontra indikasi:
Riwayat hipersensitif, gangguan ginjal
MANTOUX
TUBERCULIN SKIN
TEST
Pengobatan TB pada keadaan khusus
1) Kehamilan
2) Ibu menyusui dan bayinya
3) Pasien TB pengguna kontrasepsi
4) Pasien TB dengan kelainan hati
5) Pasien TB dengan gangguan fungsi ginjal
6) Pasien TB dengan Diabetes Melitus (DM)
7) Pasien TB dengan HIV
EFEK SAMPING OBAT TB :
MUAL, SAKIT PERUT
NYERI SENDI
KESEMUTAN DI KAKI &
TANGAN
KENCING BERWARNA
MERAH
KULIT GATAL & KEMERAHAN
VERTIGO
GANGGUAN PENDENGARAN
GANGGUAN PENGLIHATAN

Anda mungkin juga menyukai