Anda di halaman 1dari 62

Karakteristik Bencana di

Indonesia
Syamsul Ardiansyah
Disaster Management Center-Dompet Dhuafa
2016
Jenis-Jenis Bencana di Indonesia

Hidro-
Geologi Biologi Teknologi Sosial
meteorologi

Erupsi gunung
Banjir Epidemi Gagal konstruksi Konflik social
api

Penyakit
Gempa bumi Badai Transportasi terorisme
tanaman

Tsunami Banjir Bandang Penyakit Hewan Industri

Longsor Kekeringan Pertambangan


Bagian I.
Ancaman Bencana Geologi
Bencana Geologi adalah kejadian bencana yang
diakibatkan oleh ancaman-ancaman yang berasal dari
pergerakan bumi
Lempeng Bumi
Cincin Api Pasifik
Sumber: Teori Pergerakan Lempeng
Pergerakan
Lempeng-
Lempeng
Bumi di
Indonesia
Gunung Api Aktif di Indonesia
22 Gunung Api yang Meningkat Aktivitasnya
Gempa Utama 1900-2009
Earthquake Map Hazards
Patahan-Patahan di Pulau Jawa

Simak Patahan-patahan yang membelah Pulau Jawa


Tiga Zona Gempa Pulau Sumatera
Tsunami Map Hazards
Bagian II
Mengenali Ancaman
Bencana Hidrometerologi
Ancaman Hidrometerologi atau Klimatologi adalah
ancaman-ancaman bencana yang disebabkan oleh
parameter-parameter hidrometeorologi atau
klimatologi.
Banjir
Penyebab:
Kondisi alam yang statis (seperti geografis, topografis,
dan geometri alur sungai),
Peristiwa alam yang dinamis (seperti curah hujan yang
tinggi, pembendungan dari laut/pasang pada sungai
induk, amblesan tanah dan pendangkalan akibat
sedimentasi), serta
aktivitas manusia yang dinamis seperti adanya tata guna
di lahan dataran banjir yang tidak sesuai (mendirikan
pemukiman di bantaran sungai, kurangnya prasarana
pengendalian banjir, amblesan permukaan tanah dan
kenaikan muka air laut akibat pemanasan global).
Peta Risiko Banjir
Banjir Jakarta: 2013 dan 2014

16 Januari 2013 19 Januari 2014


Struktur Permukaan Tanah Jakarta
Bagian III
Ancaman Bencana Longsor
Landslide: Trigger, Susceptibility,
Elements at risk
Ancaman Ancaman
Geologi Hidrometeorologi
Landslide Spacial Distribution
Jawa Barat
Longsor yang dipicu curah hujan
Longsor yang dipicu gempa bumi
Dari total 332 kejadian longsor, telah menyebabkan
262 orang meninggal dunia,

Kepala Pusat Data Informasi dan Hubungan Masyarakat


BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
Bagian IV
Risk Drivers
Perubahan Iklim, Kerusakan Lingkungan, dan Gaya
Hidup yang tidak sensitive Risiko
Bencana-Bencana akibat Pemanasan Global
Meningkatkan Frekuensi
dan Intensitas Cuaca
Dampak Pemanasan Global Ekstrem

Meningkatkan suhu
permukaan tanah.

Meningkatkan suhu
permukaan laut

Meningkatkan tinggi muka


laut (TML)

Mengubah trend Curah


hujan
Hilangnya Hutan Hujan Tropis
Sumatera
Alih Fungsi Hutan Hujan Tropis
Kalimantan
Rusaknya Daerah Aliran Sungai
Dari 458 Daerah Aliran
Sungai (DAS) di
Indonesia, 60 di
antaranya dalam
kondisi kritis berat, 222
kritis, dan 176 lainnya
berpotensi krisis akibat
alih fungsi lahan yang
membuat penyangga
lingkungan itu tidak
berfungsi optimal.
Konsentrat Karbon Monoksida
pada 27 Oktober 2015
NUMBER OF FIRE
DISTRICT ISLAND
ALERTS
OGAN KOMERING ILIR Sumatra 1396
MERAUKE Papua 230
KETAPANG Kalimantan 78
SERUYAN Kalimantan 77
KATINGAN Kalimantan 66
BOVEN DIGOEL Papua 64
TANJUNG JABUNG
Sumatra 59
TIMUR
SUKAMARA Kalimantan 57 http://fires.globalforestwatch.org
MAPPI Papua 51
KAPUAS Kalimantan 50
Total 2128
Bagian V
Menghitung Dampak
Rekapitulasi Kejadian Bencana di Indonesia
Priority 4: Pengurangan
Kemajuan Indonesia dalam PRB Faktor Risiko Mendasar
Berdasarkan Hyogo Framework for Action 2005-2015
2007-09 2009-11 2011-13 2013-15

Prioritas Aksi 2007-09 2009-11 2011-13 2013-15

1 Kebijakan dan Kelembagaan 3.25 3.5 3.5 3.5


Environmental
and nat-res
2. Pemahaman Risiko dan EWS 3 4 3.75 4
management
4
3 Pemanfaatan Ilmu Pengetahuan 2.5 3 4 4 3.5 social and
risk impact 3
2.5 economic
4 Pengurangan Faktor Risiko procedure on 2
3.16 3.5 3.33 3.33 1.5 development
Mendasar infrastructure
1 practices
0.5
5 Kesiapsiagaan 3.25 2.75 3.5 3.5 0
Risk reduction
Rata-Rata 3.03 3.35 3.61 3.66 post disaster
on economic
recovery
activities

Settlement
Kesimpulan umum berdasarkan HFA adalah : Komitmen institusi sudah and building
diperoleh, namun hasil yang diraih belum komprehensif atau signifikan code

Avr: 2.5
Trend kejadian Bencana di Indonesia 2002-2015
Disaster Events, Fatality, and
Affected People in 2015
1.967
1.941 600 1000000
2,000
1.811 500 800000
400 600000
1,800 300
1.674 400000
1.63 200
3 1.58 100 200000
1,600 2 0 0

1,400
1.246

1,200 1.07
3 Number of Events Fatality Affected

1,000
81
775 740 6
800
599 More-than 95% of it was caused by
600 hydro-meteorological hazards and
400
403
human-induced disaster, dominated
by extreme weather, landslide, and
200 143
floods. Landslide still be the most
-
deadly type of disaster.
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Tsunami Gempabumi dan Tsunami Gempabumi
Letusan Gunungapi Gelombang Pasang / Abrasi Kebakaran Hutan dan Lahan
Kekeringan Banjir dan Tanah Longsor Tanah Longsor
Puting Beliung Banjir

Update: 14-12-2015
Source: BNPB
Five Provinces Most Affected by Disaster in 2015

Jawa Tengah 363 4.6


13.5 dari 28
80.66% Wilayah
juta
Jawa Timur 291 4.7 Rakyat yang berada
GDP berasal dari Jawa
dalam kemiskinan
dua wilayah yang 58.3%
absolut bertempat
paling rentan Jawa Barat 209 4.2
tinggal di 3 provinsi
terhadap paling rentan
bencana Wilayah Sumatra Barat 93 terhadap bencana.
Sumatra
22.31%
Aceh 85

Years 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013


Gini Ratio 0.35 0.35 0.37 0.38 0.41 0.41 0.41

Data: BNPB, BPS


Kecamatan Air Sugihan, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan
Sumber: TRC BNPB

Kebakaran Hutan dan Lahan 2015

24 people died, more than 600,000 people suffer from respiratory infection; More than 60
million people are exposed to the haze..
2.61 million hectares of forest were burned (compare to 1997 = 9.2 million hectares);
Economic losses of Rp 221 trillion. It's beyond the health sector and education (1997 loss of Rp
60 trillion) or 1.5% of Gross Domestic Product. Losses germplasm, carbon and other emissions.
BNPB spent Rp 720 billion; these costs outside of the funds expended by KLHK, Ministry of Public
Works, Ministry of Health, and other stakeholders.
Alokasi Anggaran untuk Penanggulangan Bencana tahun
2015

Rp 1.68
triliun in
DIPA BNPB
Rp 15 triliun
tersebar di Rp 19 dan Rp 13.32
triliun in
DIPA 27 K/L.
28
kementerian triliun
dan lembaga
Untuk PB di Rp 4 triliun
tahun 2015 dana siap
2015 Budget Alocated pakai di
Rp 2.5 triliun kementerian
untuk keuangan
Post Disaster penanganan
darurat dan Rp
1.5 trillion untuk
kesiapsiagaan
During Disaster dan rehabilitasi
Di daerah, anggaran rata-rata untuk
penanggulangan bencana hanya 0.02-
Pre-Disaster 0.07% dari APBD.
0 5E+12 1E+13 1.5E+13
Bagian VI
Perubahan Paradigma
Penanggulangan Bencana
Pemahaman Mengenai Bencana dan
Penanggulangan Bencana
Bencana adalah Gangguan serius terhadap fungsi kehidupan masyarakat luas
yang menyebabkan kerugian pada manusia, barang atau lingkungan dan aset
kehidupan pada umumnya, yang melampaui kemampuan masyarakat terkena
dampak untuk menghadapinya dengan sumberdaya yang dimilikinya sendiri,
yang terjadi secara tiba-tiba maupun perlahan.

Penanggulangan bencana adalah pengorganisasian dan pengelolaan sumber


daya dan tanggung jawab untuk menangani semua aspek darurat kemanusiaan,
khususnya dalam hal kesiapsiagaan, respon dan pemulihan guna mengurangi
dampak bencana.

Manajemen risiko adalah identifikasi, penilaian, dan prioritas risiko diikuti oleh
aplikasi terkoordinasi dan ekonomis terhadap penggunaan sumber daya untuk
meminimalkan, memantau, dan mengendalikan kemungkinan-kemungkinan
dan/atau dampak dari peristiwa yang tidak diinginkan atau untuk
memaksimalkan realisasi peluang. Tujuan manajemen risiko adalah untuk
menjamin ketidakpastian tidak membelokkan usaha dari tujuan bisnis.
Risiko menurut ISO 31000 sebagai efek dari ketidakpastian pada tujuan.
Siklus Penanggulangan
Bencana adalah gambaran
proses berkelanjutan,
yang mana Pemerintah,
Sektor Swasta, maupun
masyarakat sipil
menyusun rencana untuk
mengurangi dampak
bencana, bereaksi segera
setelah atau selama
terjadinya ancaman
bencana, dan menyusun
dan melaksanakan
langkah-langkah tertentu
untuk memulihkan
keadaan pasca bencana.
Paradigma-Paradigma Penanggulangan
Bencana
Goal Disaster Risk
Relief 1960an Management
Reduce, or avoid,
losses from
hazards;
Mitigasi 1980an Assure prompt
assistance to
victims;
Pembangunan 1990an Achieve rapid
and effective
recovery.
Pengurangan risiko 2000an

Integrated Disaster Risk Management


Pasca 2015
Relokasi pemukiman Membangun tanggul,
dari kawasan berisiko bendungan, rumah
aman gempa, dll.

Risk
Risk
Avoidance
Retention
/Prevention

Risk
Risk Sharing
Menggunakan Reduction Meningkatkan
asuransi untuk kapasitas,
antisipasi risiko pengetahuan
Nawa Cita: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik

Internalisasi
PRB dalam
kerangka
pembangunan

GEMPA TSUNAMI
BUMI
LETUSAN
BANJIR GUNUNG
BANDANG API
SASARAN RPJMN
PENANGGULANGAN
BENCANA: GELOMBAN
LONGSOR G EKSTRIM
Menurunkan Indeks Ris iko
Bencana pada pusat-pusat & ABRASI
pertumbuhan berisiko tinggi
KEKERINGAN CUACA
KAWASAN :
EKSTRIM
120 kab/kota berisiko tinggi
16 kab/kota berisiko sedang
KARHUTLA KEGAGALAN Penurunan
Peningkatan TEKNOLOGI
EPIDEMI & tingkat
kapasitas BANJIR WABAH kerentanan
dalam PENYAKIT
terhadap
penanggulang
bencana
an bencana
Bagian VII
Kesimpulan dan Penutup
Kesimpulan (1)
Indonesia adalah supermarket bencana. Kondisi
geografis, geologi, dan klimatologi menyebabkan
Indonesia secara rutin mengalami bencana.
Bencana geologi (gempa, tsunami, longsor) menjadi
jenis bencana yang menyebabkan kehilangan jiwa
dan kerugian harta benda yang paling tinggi.
Bencana hidrometeorologi menjadi jenis bencana
yang paling sering, yang mana 80% total kejadian
bencana disebabkan oleh bencana
hidrometeorologi.
Kesimpulan (2)
Perubahan iklim dan kerusakan lingkungan
menyebabkan frekuensi dan intensitas bencana
mengalami peningkatan.
Kemiskinan dan urbanisasi menyebabkan dampak
bencana menjadi semakin berat.
Penanggulangan bencana tidak hanya sebatas
respon tanggap darurat, melainkan harus menjadi
bagian integral dari rencana pembangunan nasional
yang berkelanjutan.
Syamsul Ardiansyah
Disaster Management Centre Dompet Dhuafa
Jln. Pahlawan No. 34 Rempoa, Ciputat Timur, Tangerang
Selatan
syamsul@dompetdhuafa.org, syamsuladzic@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai