Anda di halaman 1dari 14

Forum PRB dan Tantangan-

Tantangannya
Syamsul Ardiansyah
Platform Nasional Pengurangan Risiko Bencana
Palembang, 16 November 2016
Forum Pengurangan Risiko Bencana

Forum Pengurangan Risiko BencanaForum PRB


adalah wadah kerjasama multi-pihak, untuk melakukan
advokasi pengurangan risiko bencana di berbagai
tingkat dan wadah untuk koordinasi, penguatan
analisis, dan perumusan saran-saran untuk kebijakan
pengurangan risiko bencana.

Dalam kondisi darurat-bencana atau kemanusiaan, Forum


PRB dapat berfungsi sebagai mekanisme koordinasi
penanganan darurat, yakni forum yang memfasilitasi
upaya-upaya kerjasama antar pihak dalam pemenuhan
kebutuhan darurat bencana atau kemanusiaan.
Tantangan Pertama

Bagaimana Mengelola Harapan?


Kerangka Sendai untuk Pengurangan Risiko Bencana

Para 35; Peran Para Pihak


Meski negara bertanggungjawab secara keseluruhan
untuk mengurangi risiko bencana, namun hal ini juga
adalah tanggungjawab bersama antara pemerintah
dan pemangku kepentingan terkait. Khususnya,
pemangku kepentingan non-negara memainkan peran
penting sebagai pemberdaya dalam memberikan
dukungan kepada negara, sesuai dengan kebijakan
nasional, regional, dan global. Komitmen, niat baik,
pengetahuan, pengalaman dan sumberdaya mereka
sangat diperlukan.
Deklarasi New Delhi 2016

Commit to the principle of a people-centred


and whole-of-society approach and the need
to strengthen national and local multi-
stakeholder platform, enhance participation
and partnership of the major group and
stakeholder groups, and further support the
coordination role of UNISDR.
Outcome Document dari AMCDRR VI New Delhi
Nawa Cita: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik

Internalisasi
PRB dalam
kerangka
pembangunan

GEMPA TSUNAMI
BUMI
LETUSAN
BANJIR GUNUNG
BANDANG API
SASARAN RPJMN
PENANGGULANGAN
BENCANA: GELOMBAN
LONGSOR G EKSTRIM
Menurunkan Indeks Ris iko
Bencana pada pusat-pusat & ABRASI
pertumbuhan berisiko tinggi
KEKERINGAN CUACA
KAWASAN :
EKSTRIM
120 kab/kota berisiko tinggi
16 kab/kota berisiko sedang
KARHUTLA KEGAGALAN Penurunan
Peningkatan TEKNOLOGI
EPIDEMI & tingkat
kapasitas BANJIR WABAH kerentanan
dalam PENYAKIT
terhadap
penanggulang
bencana
an bencana
Nawa Cita: Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik

Pembentukkan Kerjasama pemerintah dan


Forum PRB lembaga non-pemerintah

Harmonisasi kebijakan
dan peraturan
pemerintah pusat dan
daerah Internalisasi
PRB dalam
kerangka
pembangunan

GEMPA TSUNAMI
BUMI
LETUSAN
BANJIR GUNUNG
BANDANG API
SASARAN RPJMN
PENANGGULANGAN
BENCANA: GELOMBAN
LONGSOR G EKSTRIM
Menurunkan Indeks Ris iko
Bencana pada pusat-pusat & ABRASI
pertumbuhan berisiko tinggi
KEKERINGAN CUACA
KAWASAN :
EKSTRIM
120 kab/kota berisiko tinggi
16 kab/kota berisiko sedang
KARHUTLA KEGAGALAN Penurunan
Peningkatan TEKNOLOGI
EPIDEMI & tingkat
kapasitas BANJIR WABAH kerentanan
dalam PENYAKIT
terhadap
penanggulang
bencana
an bencana
Tantangan Kedua

Bagaimana Mengelola Keadaan?


Priority 4: Pengurangan
Kemajuan Indonesia dalam PRB Faktor Risiko Mendasar
2007-09 2009-11 2011-13 2013-15

Priority for Action 2007-09 2009-11 2011-13 2013-15

1 Policy and Institution 3.25 3.5 3.5 3.5


Environmental
and nat-res
2. Understanding Risk and EWS 3 4 3.75 4
management
4
3 Use of knowledge and education 2.5 3 4 4 3.5 social and
risk impact 3
2.5 economic
procedure on 2
4 Reducing underlying risk factors 3.16 3.5 3.33 3.33 1.5 development
infrastructure
1 practices
0.5
5 Preparedness 3.25 2.75 3.5 3.5 0
Risk reduction
Average 3.03 3.35 3.61 3.66 post disaster
on economic
recovery
activities

Settlement
Kesimpulan umum berdasarkan HFA adalah : Institutional commitment and building
attained, but achievement are neither comprehensive nor substantial code

Avr: 2.5
Trend kejadian Bencana di Indonesia 2002-2015
Disaster Events, Fatality, and
Affected People in 2015
1.967
1.941 600 1000000
2,000
1.811 500 800000
400 600000
1,800 300
1.674 400000
1.63 200
3 1.58 100 200000
1,600 2 0 0

1,400
1.246

1,200 1.07
3 Number of Events Fatality Affected

1,000
81
775 740 6
800
599 More-than 95% of it was caused by
600 hydro-meteorological hazards and
400
403
human-induced disaster, dominated
by extreme weather, landslide, and
200 143
floods. Landslide still be the most
-
deadly type of disaster.
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Tsunami Gempabumi dan Tsunami Gempabumi
Letusan Gunungapi Gelombang Pasang / Abrasi Kebakaran Hutan dan Lahan
Kekeringan Banjir dan Tanah Longsor Tanah Longsor
Puting Beliung Banjir

Update: 14-12-2015
Source: BNPB
Five Provinces Most Affected by Disaster in 2015

Jawa Tengah 363 4.6


13.5 dari 28
80.66% Wilayah
juta
Jawa Timur 291 4.7 Rakyat yang berada
GDP berasal dari Jawa
dalam kemiskinan
dua wilayah yang 58.3%
absolut bertempat
paling rentan Jawa Barat 209 4.2
tinggal di 3 provinsi
terhadap paling rentan
bencana Wilayah Sumatra Barat 93 terhadap bencana.
Sumatra
22.31%
Aceh 85

Years 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013


Gini Ratio 0.35 0.35 0.37 0.38 0.41 0.41 0.41

Data: BNPB, BPS


Kecamatan Air Sugihan, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan
Sumber: TRC BNPB

Kebakaran Hutan dan Lahan 2015

24 people died, more than 600,000 people suffer from respiratory infection; More than 60
million people are exposed to the haze..
2.61 million hectares of forest were burned (compare to 1997 = 9.2 million hectares);
Economic losses of Rp 221 trillion. It's beyond the health sector and education (1997 loss of Rp
60 trillion) or 1.5% of Gross Domestic Product. Losses germplasm, carbon and other emissions.
BNPB spent Rp 720 billion; these costs outside of the funds expended by KLHK, Ministry of Public
Works, Ministry of Health, and other stakeholders.
2015 National Budget Allocation on Disaster Management

Rp 1.68
triliun in
DIPA BNPB
Rp 15 triliun

2015 Budget Alocated


tersebar di Rp 19 dan Rp 13.32
triliun in
DIPA 27 K/L.
28
kementerian triliun
dan lembaga
Post Disaster Untuk PB di Rp 4 triliun
tahun 2015 dana siap
pakai di
Rp 2.5 triliun kementerian
untuk keuangan
penanganan
During Disaster darurat dan Rp
1.5 trillion untuk
kesiapsiagaan
dan rehabilitasi

Pre-Disaster
Di daerah, anggaran rata-rata untuk
penanggulangan bencana hanya 0.02-
0 5E+12 1E+13 1.5E+13
0.07% dari APBD.
Tantangan Ketiga

Bagaimana Mengelola Pekerjaan?

Anda mungkin juga menyukai