Anda di halaman 1dari 13

Moral & Profesionalisme

Keperawatan
Agnes Brillian P.G. (151289)
Fransiska Novitasari (151302)
Nofera Leonora (151315)
Nyoman Cahya S.B. (151316)
Pintan Fang Y. (151317)
Rosida (151321)
Kasus :
Makassar, Perawat RS Bunda menjadi tersangka karena menyebabkan By. F
meninggal yang diduga pertama kali karena incubator yang rusak sehingga By. F
terpanggang dan mengalami luka bakar sampai meninggal. Tetapi setelah dilakukan
pemeriksaan oleh Tim Forensik RS Bhayangkara hasil autopsy bahwa By. F
meninggal bukan karena terbakar oleh alat incubator melainkan karena gangguan
dan kegagalan pernafasan (factor bayi premature). By. F terpapar bakteri pada
kulitnya yang mengakibatkan kelainan kuliy yang disebut Dermatitis Scald yakni
peradangan kulit yang menyerupai luka bakar. Penyebabnya popok, baju, kain
pengalas, bayi yang kurang bersih dan atau kurang diganti secara teratur. Akibat
kelalaiannya, perawat tersebut diancam Pasal 360 ayat (2) KUHP tentang kelalaian
yang membuat seseorang luka berat dengan ancaman hukuman Sembilan bulan
penjara.
Kelolahan kasus menurut kelompok dari sudut
pandang Credential :
Syarat credentialiting adalah harus memiliki profesi.yang digunakan untuk
mendapatkan otonomi sebagai profesi sebagai bentuk pertanggungjawaban atas
kepercayaan masyarakat.credentialiting bukan hanya pekerjaan saja tetapi harus
memerlukan.
Keahlian: keahlian bisa didapat ketika mendapatkan ilmu dalam
pendidikan,dengan memperhatikan SOP .jadi setiap tindakan harus sesuai
SOP, dalam kasus ini perawat kurang memperhatikan SOP dalam perawatan
inkubator sehinggah membuat si bayi celaka.
Next
Tanggung jawab: dalam kondisi ini tanggung jawab perawat sangat kurang
memperhatikan keaadan fisik bayi ( kurang memperhatikan kebersihan diri)
padahal perawat harus memenuhi kebutuhan dasar manusia baik secara
bio,psiko,sosio,spiritual.

Kebersamaan: menurut kasus ini kurang memperhatikan kesejahwatan antar


perawat, dalam melakukan "operan antar perawat" yang dilakukan setiap shift
untuk mengetahui keadaan si bayi.
Kelolahan kasus menurut kelompok dari sudut
pandang Lisensi dan Sertifikasi :
Menurut kelompok kami, perawat yang bekerja di rumah sakit tersebut sudah
memiliki lisensi dan atau sudah melalui proses pemberian ijin untuk
melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan berdasarkan kompetensi minimal
yang dipersyaratkan. Perawat yang bertugas di ruangan itu juga mempunyai
sertifikasi atau bukti pengakuan atas kemampuan yang dicapai seseorang
sesuai dengan jenjang atau kualifikasi tertentu. Seseorang bisa dikatakan
sebagai perawat salah satunya adalah sudah memiliki lisensi dan sertifikat.
Next
Tetapi dalam kasus ini, perawat yang mempunyai syarat tersebut tidak bisa
memberikan pelayanan yang optimal, melindungi dan memenuhi kebutuhan
kesehatan serta menghormati hak individu sebagai klien. Perawat ini
melakukan banyak pelanggaran. Antara lain, pelanggaran kewajiban,
penyimpangan kewajiban dan kegagalan proses keperawatan.
Kelolahan kasus menurut kelompok dari sudut
pandang Oragnisasi PPNI :
Menurut kelompok kami, dalam kasus tersebut perawat sudah lulus
pendidikan, memiliki STR dan masuk dalam anggota PPNI. salah satu peran
PPNI adalah legislasi berperan sebagai dasar hukum untuk melindungi
masyarakat dan anggota profesi dari praktek keperawatan yang tidak
berkualitas. Dalam kasus tersebut perawat telah melakukan kelalaian terhadap
pasien dan mendapatkan gugatan dari pihak yang dirugikan maka
mewajibkan PPNI sebagai pelindungan hukum dari perawat tersebut sampai
membuktikian adanya keputusan dari pengadilan.
Kelolahan kasus menurut kelompok dari sudut
pandang Standart Praktik Keperawatan :
Menurut kelompok kami standar praktik keperawatan salah satu perangkat yang
diperlukan oleh setiap tenaga profesional. Standar praktik keperawatan adalah
ekspektasi/harapan-harapan minimal dalam memberikan asuhan keperawatan dalam
melindungi masyarakat terhadap praktik yang dilakukan oleh anggota profesi. Jadi
perawat RS bunda tersebut belum memenuhi standar praktik keperawatan yang
aman dan tidak memenuhi komitmen profesi keperawatan dalam melindungi
masyarakat karena perawat tersebut tidak memberikan pelayanan yang aman dan
melindungi bagi bayi dibuktikan pada perawat yang memberikan popok, baju, kain
pengalas bayi yang kurang bersih dan atau kurang diganti secara teratur sehingga
membuat kelainan kulit bayi yang disebut dermatitis Scald yaitu peradangan kulit
yang menyerupai luka bakar.
Kelolahan kasus menurut kelompok dari sudut pandang
Undang Undang kesehatan (sumber dan jenis hukum) :

Perawat lalai dalam menjalankan tugas yang sampai menghilangkan nyawa


klien nya diancam Pasal 360 ayat (2) KUHP tentang kelalaian yang membuat
seseorang luka berat dengan ancaman hukuman Sembilan bulan penjara.
Menurut kelompok hal ini sangat tidak cocok dengan isi pasal tersebut,
karena disini klien meninggal bukan luka-luka ataupun cacat.
Next
Dalam UU No. 38 Tahun 2014 tentang Keperawatan, UU No. 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan dan UU No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
dan UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran, tak ada satu pasal
pun yang menyebutkan bahwa karena kelalaian seorang tenaga kesehatan
tidak bisa di pidana. Dibagian terakir dari UU tersebut itu mengatur berbagai
jenis dan sanksi pidana bagi siapa saja khususnya tenaga kesehatan dan
dokter yang dengan sengaja melakukan tindakan pidana di bidang kesehatan.
Next
Antara kasus dan UU yang berlaku, kelompok masih berdiskusi apakah perawat
tersebut bisa dipidana? karena dalam UU Keperawatan, UU Kesehatan, UU Rumah
Sakit dan UU Praktik Kedokteran tak ada satu pasal pun yang menyebutkan
kelalaian seorang tenaga kesehatan tidak bisa di pidana kecuali jika dilakukan secara
sadar/sengaja berbanding terbalik dengan pasal 359 KUHP yang berisi Barangsiapa
karena kesalahannya menyebabkan matinya orang dihukum penjara selama-lamanya lima tahun
atau kurungan selama-lamanya satu tahun Kematian dalam konteks pasal 359 KUHP
tidak dimaksudkan sama sekali oleh pelaku.
Sumber hukum yang kelompok ambil dalam kasus ini adalah Undang Undang
Kelolahan kasus menurut kelompok dari sudut
pandang Kode Etik Keperawatan :

Dalam kasus ini jelas, perawat ini sudah mengesampingkan tugasnya sebagai
pemberi asuhan keperawatan secara komprehensif kepada kliennya.
Tanggung jawab terhadap tugasnya tidak dijalankan sebagaimana mestinya.
Perawat ini tidak menjalankan tugasnya sesuai SOP serta aturan pelayanan
kesehatan yang berlaku membuat mutu pelayanan keperawatan yang tinggi
disertai kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta
ketrampilan keperawatan dalam tanggung jawab kode etik keperawatan tidak
terlaksanakan.
Next
Oleh sebab itu, banyak perawat dimata masyarakat dianggap kurang
berpotensi dalam memberikan asuhan keperawatan yang pada akhirnya
berdampak pada persepsi masyarakat pada seluruh tenaga keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai